JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Kesehatan menyebut, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan disetop apabila status kedaruratan Covid-19 di Indonesia dicabut.
“Tentu saja pencabutan (PPKM) ini apabila status kegawatdaruratan ini dicabut di Indonesia, maka nanti ini sebagai suatu dasar mencabut PPKM,” kata Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril dalam konferensi pers, Jumat (23/9).
Status gawat darurat itu termaktub dalam Keppres Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 dan Keppres Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional.
Terkait pencabutan status pandemi Covid-19, Syahril mengatakan, pemerintah menunggu arahan lanjutan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kemenkes saat ini tetap menjalankan enam ringkasan dari kebijakan singkat WHO untuk mengakhiri pandemi Covid-19 antara lain vaksinasi, testing, sistem kesehatan yang terintegrasi, mitigasi lonjakan kasus, pencegahan dan pengendalian, serta penyampaian informasi ke publik.
“Pandemi belum berakhir, walaupun kita sudah bisa melihat akhir dari pandemi. Dapat melihat akhir dari pandemi bukan berarti pandemi sudah berakhir. Kita berada di posisi yang baik dengan laporan kasus yang terus menurun,” ujarnya.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menjelaskan alasan pemerintah belum berencana mencabut PPKM. Salah satunya karena rendahnya capaian vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster.
Kabid Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting merinci per 21 September, total capaian vaksinasi dosis satu mencapai 204.388.537 orang. Sementara vaksin dosis kedua 170.997.002 orang, dan dosis ketiga baru 62.879.386 orang atau 26,8 persen dari total sasaran 234.666.020 orang di Indonesia. “Inilah masalah dalam negeri kita yang berbeda dengan negara luar. Jadi kita tidak terburu-buru untuk menutup PPKM dan pembebasan dari protokol kesehatan Covid-19,” kata Alex.
Dia melanjutkan, hingga saat ini baru tiga provinsi yang mencatatkan capaian booster di atas 50 persen, yakni DKI Jakarta, Bali, dan Kepulauan Riau. Dengan demikian ia meminta agar pemerintah daerah berupaya menggenjot capaian vaksinasi dengan bekerja sama dengan stakeholder lainnya.
Alex mengimbau kepada masyarakat yang belum melakukan vaksinasi booster di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera booster guna meningkatkan kekebalan atau antibodi tubuh terhadap paparan Covid-19. Ia juga meminta agar para tenaga kesehatan (nakes) segera mengakses booster dosis kedua atau vaksin dosis keempat. “Kendati kita sudah di PPKM level 1 tapi masih ada kewaspadaan dalam pengawasan dan pengendalian Covid-19, mulai dari level desa kelurahan sampai ke kabupaten kota, dengan penekanan salah satunya pencapaian vaksinasi booster dan booster kedua di nakes,” ujarnya.
Sementara itu, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan, pemerintah dapat menghentikan PPKM dalam waktu dekat karena perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia sudah terkendali. Ia mengatakan, kegawatdaruratan atas wabah nasional dapat berakhir apabila Presiden Joko Widodo mencabut Keppres soal Covid-19. “Bisa saja Indonesia lebih dulu dari WHO bisa saja, gimana supaya kita bisa sama paling tidak, atau lebih cepat. Ya tadi persyaratan yang harus dipenuhi benar-benar tercapai,” ujar Pandu. “Jadi kita harus percaya diri lah, dan kita harus optimis untuk saat ini,” imbuhnya.
Kasus Aktif 22.310
Sementara, konfirmasi positif Covid-19 bertambah 1.904 kasus pada Jumat (23/9). Dengan demikian, total kasus Covid-19 sejak awal pandemi hingga kini mencapai 6.419.394 kasus. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 3.077 kasus, sehingga total menjadi 6.239.098 orang. Sedangkan kematian akibat Covid-19 bertambah 20 orang. Dengan demikian total meninggal menjadi 157.986 orang.
Kasus aktif Covid-19 menjadi 22.310 orang atau turun 1.193 kasus dari Kamis (22/9). Sedangkan kasus suspek Covid sebanyak 3.916 orang dan spesimen yang diperiksa 59.576 sampel. Jumlah masyarakat yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama yaitu 204.421.993 orang, dosis kedua 171.040.441 orang, dan dosis ketiga atau booster sebanyak 63.049.617 orang. (cnni/adz)