26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Masyarakat Terbantu Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni

SALAH satu program penanganan masyarakat kurang mampu di Jawa Tengah adalah bantuan renovasi rumah tidak layak huni (RTLH). Di masa kepemimpinannya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah meningkatkan target RTLH dari 11.417 unit rumah pada 2022, menjadi 15.000 unit rumah pada 2023 ini.
Selain untuk membantu renovasi rumah masyarakat kurang mampu, lewat program RTLH tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga berupaya membangkitkan ekonomi masyarakat melalui dana padat karya. Karena itu, nilai bantuan RTLH pun dinaikkan menjadi total Rp 20 juta per unit. Rinciannya, Rp 18 juta untuk material dan Rp 2 juta untuk padat karya.
Sudah banyak masyarakat kurang mampu yang menerima manfaat dari program bantuan tersebut. Untung Supriyadi, warga RT 2 RW 4 Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, menjadi salah satu penerima bantuan renovasi RTLH. Pria yang bekerja sebagai pekerja bangunan ini bahagia karena tidak lagi khawatir rumahnya akan roboh.
Untung tidak pernah membayangkan jika tidak mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari Ganjar Pranowo. Pasalnya, jika harus mengandalkan upah sebagai pekerja bangunan sebesar Rp 600 ribu per minggu, sangat sulit untuknya merenovasi rumah hingga nyaman dihuni.”Dulu kalau hujan, air masuk dan kalau cuaca panas jadi panas sekali. Kalau angin kencang saya takut rumah roboh,” kenangnya.
Dia bersyukur, rumahnya didatangi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada 2019 silam. Kini rumah Untung tampak jauh lebih nyaman. Dindingnya kokoh dengan susunan batako terpasang di sekeliling rumah. Lantainya juga telah diplester semen, dan kerangka atap diperkuat. Kusen pintu dan jendela menggunakan jenis bahan berkualitas yakni kayu jati lokal.
Selain Untung, banyak masyarakat Jawa Tengah lainnya yang telah mendapatkan bantuan RTLH. Seperti dua warga kurang mampu di Desa Selanegara Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jemisah (75), dan Sumarno (49). Bantuan tersebut langsung diberikan Ganjar Pranowo saat melakukan kunjungan kerja di desa tersebut.
“Rumah saya dulu sangat memprihatinkan. Tiang-tiang penyangga rawan ambrol karena konstruksi lama, tidurpun jadi nggak tenang. Sekarang rumah jadi baik karena bantuan Pak Ganjar di tahun 2022. Terima kasih Pak Ganjar,” ungkapnya.
Mengenai program RTLH, Ganjar Pranowo mengaku hal itu terwujud juga berkat bantuan berbagai pihak.”Segala daya upaya kami kerahkan, baik dari kabupaten, provinsi hingga pusat. Namun itu semua belum cukup, kami dapat kekuatan lain seperti Baznas, CSR atau para filantropi untuk keroyokan sehinga masyarakat bisa tinggal di rumah yang sehat, layak huni, dan hidup bahagia,” ungkap Ganjar.

Menanggapi program bantuan renovasi rumah tidak layak huni ini, Pengamat Sosial dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi mengatakan program RTLH memang sangat dibutuhkan untuk membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu.

Agus mengungkapkan bahwa untuk RTLH ini, memang harus ada kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan stimulan. Apa-apa yang harus dilakukan terhadap rumah tidak layak huni itu.

Rumah layak huni, sambungnya juga sebagai penekanan angka stunting. Dua hal ini, ada kolerasi yang erat. Antara stunting dan kemiskinan ekstrim. Salah satu indikator adalah rumah layak huni.
Karena itu Agus berharap, pemimpin daerah dapat berkolaborasi dalam memberikan bantuan RTLH dan menekan kemiskinan ekstrim. (rel/gus/sih)

SALAH satu program penanganan masyarakat kurang mampu di Jawa Tengah adalah bantuan renovasi rumah tidak layak huni (RTLH). Di masa kepemimpinannya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah meningkatkan target RTLH dari 11.417 unit rumah pada 2022, menjadi 15.000 unit rumah pada 2023 ini.
Selain untuk membantu renovasi rumah masyarakat kurang mampu, lewat program RTLH tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga berupaya membangkitkan ekonomi masyarakat melalui dana padat karya. Karena itu, nilai bantuan RTLH pun dinaikkan menjadi total Rp 20 juta per unit. Rinciannya, Rp 18 juta untuk material dan Rp 2 juta untuk padat karya.
Sudah banyak masyarakat kurang mampu yang menerima manfaat dari program bantuan tersebut. Untung Supriyadi, warga RT 2 RW 4 Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, menjadi salah satu penerima bantuan renovasi RTLH. Pria yang bekerja sebagai pekerja bangunan ini bahagia karena tidak lagi khawatir rumahnya akan roboh.
Untung tidak pernah membayangkan jika tidak mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari Ganjar Pranowo. Pasalnya, jika harus mengandalkan upah sebagai pekerja bangunan sebesar Rp 600 ribu per minggu, sangat sulit untuknya merenovasi rumah hingga nyaman dihuni.”Dulu kalau hujan, air masuk dan kalau cuaca panas jadi panas sekali. Kalau angin kencang saya takut rumah roboh,” kenangnya.
Dia bersyukur, rumahnya didatangi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada 2019 silam. Kini rumah Untung tampak jauh lebih nyaman. Dindingnya kokoh dengan susunan batako terpasang di sekeliling rumah. Lantainya juga telah diplester semen, dan kerangka atap diperkuat. Kusen pintu dan jendela menggunakan jenis bahan berkualitas yakni kayu jati lokal.
Selain Untung, banyak masyarakat Jawa Tengah lainnya yang telah mendapatkan bantuan RTLH. Seperti dua warga kurang mampu di Desa Selanegara Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jemisah (75), dan Sumarno (49). Bantuan tersebut langsung diberikan Ganjar Pranowo saat melakukan kunjungan kerja di desa tersebut.
“Rumah saya dulu sangat memprihatinkan. Tiang-tiang penyangga rawan ambrol karena konstruksi lama, tidurpun jadi nggak tenang. Sekarang rumah jadi baik karena bantuan Pak Ganjar di tahun 2022. Terima kasih Pak Ganjar,” ungkapnya.
Mengenai program RTLH, Ganjar Pranowo mengaku hal itu terwujud juga berkat bantuan berbagai pihak.”Segala daya upaya kami kerahkan, baik dari kabupaten, provinsi hingga pusat. Namun itu semua belum cukup, kami dapat kekuatan lain seperti Baznas, CSR atau para filantropi untuk keroyokan sehinga masyarakat bisa tinggal di rumah yang sehat, layak huni, dan hidup bahagia,” ungkap Ganjar.

Menanggapi program bantuan renovasi rumah tidak layak huni ini, Pengamat Sosial dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi mengatakan program RTLH memang sangat dibutuhkan untuk membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu.

Agus mengungkapkan bahwa untuk RTLH ini, memang harus ada kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan stimulan. Apa-apa yang harus dilakukan terhadap rumah tidak layak huni itu.

Rumah layak huni, sambungnya juga sebagai penekanan angka stunting. Dua hal ini, ada kolerasi yang erat. Antara stunting dan kemiskinan ekstrim. Salah satu indikator adalah rumah layak huni.
Karena itu Agus berharap, pemimpin daerah dapat berkolaborasi dalam memberikan bantuan RTLH dan menekan kemiskinan ekstrim. (rel/gus/sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/