Dalam kesempatan itu, SBY juga mengaku siap ditangkap terkait pernyataannya. Saat itu SBY juga mengungkit kekalahan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pada Pilkada DKI 2017.
Menanggapi hal itu, Komarudin menilai era politik melodramatik ala SBY sudah berakhir. Politikus yang karib disapa Bung Komar itu menilai cara melodramatik ala SBY sudah ketinggalan zaman.
Menurut Komarudin, rakyat Indonesia sudah mengetahui “politik agar dikasihani” model SBY tersebut.
“Publik sudah tahu bahwa Pak SBY lebih dihantui oleh cara berpikirnya sendiri atas dasar apa yang dilakukan selama jadi presiden,” ujar Komarudin, Minggu (24/6).
Politikus yang dikenal jujur itu juga mengungkit kebijakan SBY yang membujuk komisioner KPU dengan iming-iming tertentu. Sehingga banyak yang dijadikan pengurus teras pada Pilpres 2009 lalu.
“Siapa yang di belakang tim alfa, bravo dan delta yang dibentuk SBY? Warga sipilkah? Mengapa Antasari (mantan ketua KPK) dipenjara hanya karena mau mengusut IT pemilu? Siapa yang menggunakan dana APBN melalui bansos untuk keperluan pemilu? Siapa yang memanipulasi DPT tahun 2009?” tegas Komaruddin.
Karena itu, dirinya berharap SBY tidak menyamakan diri dengan Presiden Joko Widodo. Menurut Komarudin, SBY lebih baik menyatakan siap buka-bukaan untuk Pilpres 2004 dan 2009 daripada menyalahkan Jokowi dan aparatur negara.
“Kalau kami menggunakan alat negara, kami sudah menang mutlak di pilkada sebelumnya. Kami taat pada aturan main dan kami percaya rakyatlah yang menjadi penentu”, ujar putra Papua itu.(jar/jos/rmol/jpnn/ala)