28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Gandeng Publik dan Media, Kemenparekraf Sosialisasikan CHSE untuk Bangkitkan Industri Event di Yogyakarta

SUMUTPOS.CO – Menurunnya kasus Covid-19 yang diiringi dengan penurunan level PPKM di sejumlah daerah, menjadi angin segar bagi sektor usaha. Termasuk  sektor pariwisata dan bisnis event. Kondisi ini menjadi awal yang baik untuk kembali mendorong pertumbuhan bisnis yang  selama ini cukup terguncang akibat pandemi. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan terkini.

Sosialisasi CHSE yang diadakan lewat format media gathering. (ist).

Sebagai salah satu destinasi wisata favorit,  Yogyakarta juga bersiap untuk kembali membangkitkan industri ekonomi kreatif, pariwisata dan bisnis event. Para promotor dan penyelenggara acara di Yogyakarta  sudah siap untuk memulai kembali usahanya. Hal ini seperti disampaikan para profesional asal Yogyakarta yang bekerja di industri kreatif pada kesempatan sosialisasi kampanye Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) melalui Cerita Protokol CHSE Event (CERPEN) untuk publik dan media lokal yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia di Yogyakarta, 21 Oktober 2021.

Yogyakarta saat ini menjadi salah satu prioritas utama Kemenparekraf untuk program sosialisasi protokol CHSE melalui CERPEN. Program CERPEN dirancang untuk mendorong pariwisata dan industri kreatif sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam menyelenggarakan acara, dengan mengadopsi protokol kenormalan baru di tengah pandemi COVID-19.

“Di Yogyakarta, acara-acara kreatif sudah mulai digelar kembali dengan mengikuti protokol kesehatan dan tatanan kenormalan baru. Dengan demikian, berbagai event tetap dapat diselenggarakan seusai dengan situasi dan aturan terkini yang telah ditetapkan pemerintah  daerah,” ujar Hafiz Agung Rifai, Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah Kemenparekraf.

Pada sosialisasi CHSE, para profesional asal Yogyakarta yang bekerja di industri kreatif turut berbagi pengalaman dalam menyelenggarakan acara di tengah tatanan kenormalan baru. (ist).

Protokol CHSE Kemenparekraf memberikan panduan mengenai tiga aspek penyelenggaraan acara yaitu sebelum (pre), selama (during), dan setelah (post) acara, yang harus diikuti oleh penyelenggara, penonton, dan pengisi acara. Aturan tersebut mencakup protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak.

 “Fokus utama kami adalah memudahkan promotor dan penyelenggara acara dalam membangun kembali bisnis mereka. Dari sisi kami, protokol CHSE memiliki standar yang baik dan diharapkan dapat membuka jalan ke berbagai penyelenggaraan acara lainnya. Misi Kemenparekraf ialah menghidupkan kembali semua acara yang pernah diadakan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi,” tambah Hafiz.

Sosialisasi CHSE ke berbagai daerah ini bertujuan memberikan pamahaman kepada pelaku event daerah terkait protokol CHSE, khususnya dalam penyelenggaraan event dengan tatanan kenormalan baru.  Sosialisasi CHSE yang diadakan lewat format media gathering ini juga mengundang para profesional asal Yogyakarta yang bekerja di industri kreatif untuk berbagi pandangan dan pengalamannya dalam menyelenggarakan acara di tengah tatanan kenormalan baru. Hadir sebagai pembicara, di antaranya Hafiz Agung Rifai; Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival; dan Gading Narendra Paksi, Direktur Program Artjog.

Anas mengatakan para promotor dan penyelenggara acara di Yogyakarta sudah siap untuk memulai kembali usahanya. Sejak tahun lalu, mereka telah berkumpul dengan para pemangku kepentingan penyelenggara acara untuk menyusun beberapa standar operasional prosedur (SOP), sambil menunggu protokol kesehatan dan keselamatan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Ia berharap dapat menggelar “JogjaRockarta”, sebuah festival musik rock, di akhir tahun. Ia juga berharap seluruh pekerja kreatif semakin percaya diri dalam menyelenggarakan berbagai acara, tentunya dengan mematuhi protokol CHSE dan tatanan kenormalan baru yang disosialiasikan Kemenparekraf.

Dalam media gathering ini, Gading mengungkapkan bahwa acara tahunan Artjog 2021 telah diselenggarakan mulai 8 Juli hingga 31 Agustus 2021 dengan menyesuaikan protokol kenormalan baru, seperti menghindari kerumunan, pengaturan jam berkunjung, dan pembatasan jumlah penonton. Ia menambahkan bahwa pameran seni rupa relatif lebih mudah beradaptasi dan berinovasi karena merupakan acara yang tenang dan privat, tidak seperti pertunjukan seni dan budaya lainnya. “Aturan protokol CHSE ini merupakan berita baik bagi bisnis penyelenggara acara, karena saat ini kami memiliki panduan resmi untuk mulai melakukan bisnis lagi,” ujar Gading.

Setelah Medan dan Yogyakarta, Kemenparekraf akan menggelar acara CERPEN di Surabaya, Makassar, dan Lombok, untuk mensosialisasikan protokol CHSE yang diselenggarakan dalam tiga tahap, mulai Agustus hingga November 2021. Informasi lebih lanjut tentang kampanye CHSE, dapat diakses melalui chse.kemenparekraf.go.id. (*/sih)

SUMUTPOS.CO – Menurunnya kasus Covid-19 yang diiringi dengan penurunan level PPKM di sejumlah daerah, menjadi angin segar bagi sektor usaha. Termasuk  sektor pariwisata dan bisnis event. Kondisi ini menjadi awal yang baik untuk kembali mendorong pertumbuhan bisnis yang  selama ini cukup terguncang akibat pandemi. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan terkini.

Sosialisasi CHSE yang diadakan lewat format media gathering. (ist).

Sebagai salah satu destinasi wisata favorit,  Yogyakarta juga bersiap untuk kembali membangkitkan industri ekonomi kreatif, pariwisata dan bisnis event. Para promotor dan penyelenggara acara di Yogyakarta  sudah siap untuk memulai kembali usahanya. Hal ini seperti disampaikan para profesional asal Yogyakarta yang bekerja di industri kreatif pada kesempatan sosialisasi kampanye Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) melalui Cerita Protokol CHSE Event (CERPEN) untuk publik dan media lokal yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia di Yogyakarta, 21 Oktober 2021.

Yogyakarta saat ini menjadi salah satu prioritas utama Kemenparekraf untuk program sosialisasi protokol CHSE melalui CERPEN. Program CERPEN dirancang untuk mendorong pariwisata dan industri kreatif sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam menyelenggarakan acara, dengan mengadopsi protokol kenormalan baru di tengah pandemi COVID-19.

“Di Yogyakarta, acara-acara kreatif sudah mulai digelar kembali dengan mengikuti protokol kesehatan dan tatanan kenormalan baru. Dengan demikian, berbagai event tetap dapat diselenggarakan seusai dengan situasi dan aturan terkini yang telah ditetapkan pemerintah  daerah,” ujar Hafiz Agung Rifai, Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah Kemenparekraf.

Pada sosialisasi CHSE, para profesional asal Yogyakarta yang bekerja di industri kreatif turut berbagi pengalaman dalam menyelenggarakan acara di tengah tatanan kenormalan baru. (ist).

Protokol CHSE Kemenparekraf memberikan panduan mengenai tiga aspek penyelenggaraan acara yaitu sebelum (pre), selama (during), dan setelah (post) acara, yang harus diikuti oleh penyelenggara, penonton, dan pengisi acara. Aturan tersebut mencakup protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak.

 “Fokus utama kami adalah memudahkan promotor dan penyelenggara acara dalam membangun kembali bisnis mereka. Dari sisi kami, protokol CHSE memiliki standar yang baik dan diharapkan dapat membuka jalan ke berbagai penyelenggaraan acara lainnya. Misi Kemenparekraf ialah menghidupkan kembali semua acara yang pernah diadakan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi,” tambah Hafiz.

Sosialisasi CHSE ke berbagai daerah ini bertujuan memberikan pamahaman kepada pelaku event daerah terkait protokol CHSE, khususnya dalam penyelenggaraan event dengan tatanan kenormalan baru.  Sosialisasi CHSE yang diadakan lewat format media gathering ini juga mengundang para profesional asal Yogyakarta yang bekerja di industri kreatif untuk berbagi pandangan dan pengalamannya dalam menyelenggarakan acara di tengah tatanan kenormalan baru. Hadir sebagai pembicara, di antaranya Hafiz Agung Rifai; Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival; dan Gading Narendra Paksi, Direktur Program Artjog.

Anas mengatakan para promotor dan penyelenggara acara di Yogyakarta sudah siap untuk memulai kembali usahanya. Sejak tahun lalu, mereka telah berkumpul dengan para pemangku kepentingan penyelenggara acara untuk menyusun beberapa standar operasional prosedur (SOP), sambil menunggu protokol kesehatan dan keselamatan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Ia berharap dapat menggelar “JogjaRockarta”, sebuah festival musik rock, di akhir tahun. Ia juga berharap seluruh pekerja kreatif semakin percaya diri dalam menyelenggarakan berbagai acara, tentunya dengan mematuhi protokol CHSE dan tatanan kenormalan baru yang disosialiasikan Kemenparekraf.

Dalam media gathering ini, Gading mengungkapkan bahwa acara tahunan Artjog 2021 telah diselenggarakan mulai 8 Juli hingga 31 Agustus 2021 dengan menyesuaikan protokol kenormalan baru, seperti menghindari kerumunan, pengaturan jam berkunjung, dan pembatasan jumlah penonton. Ia menambahkan bahwa pameran seni rupa relatif lebih mudah beradaptasi dan berinovasi karena merupakan acara yang tenang dan privat, tidak seperti pertunjukan seni dan budaya lainnya. “Aturan protokol CHSE ini merupakan berita baik bagi bisnis penyelenggara acara, karena saat ini kami memiliki panduan resmi untuk mulai melakukan bisnis lagi,” ujar Gading.

Setelah Medan dan Yogyakarta, Kemenparekraf akan menggelar acara CERPEN di Surabaya, Makassar, dan Lombok, untuk mensosialisasikan protokol CHSE yang diselenggarakan dalam tiga tahap, mulai Agustus hingga November 2021. Informasi lebih lanjut tentang kampanye CHSE, dapat diakses melalui chse.kemenparekraf.go.id. (*/sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/