26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mantan Anggota GAM Dicurigai Terlibat

KETERLIBATAN ISIS MASIH ASUMSI

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menilai dugaan keterlibatan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada penculikan dan penembakan dua anggota Intel Kodim 01013 Aceh Utara, masih berupa asumsi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Anton Charliyan, pihaknya masih harus melakukan penyelidikan secara mendalam terlebih dahulu, sebelum dapat menyimpulkan latarbelakang penembakan Sertu Hendrianto dan Serda Indra, yang ditemukan tewas di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Selasa (24/3) kemarin, Pukul 08.30 WIB. “Ada yang nanya, jangan-jangan yang menculik ISIS. Itu kan cuma asumsi, belum jelas. Nanti kalau sudah ditangkap baru jelas, kita bikin terang benerang,” ujarnya di Jakarta, Rabu (25/3).

Meski belum dapat memastikan, namun Anton menegaskan investigasi atas kasus penembakan tersebut akan dipimpin kepolisian. Mengingat perbuatan pembunuhan masuk kategori pidana umum. Sebagaimana diatur dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). “Karena ini pidana umum yakni pembunuhan terkait Pasal 338 KUHP, otomatis Polri sebagai leading sectornya. Namun kita berharap bantuan informasi intelijen TNI. Karena TNI punya kemampuan intelijen yang luar biasa,” katanya.

Sebagaimana diberitakan, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wuryanto mengatakan, dua dua anggota TNI ditemukan tewas di Desa Batikpilah, Kecamatan Nisam, Aceh Utara, Selasa (24/3).

“Tadi pagi pukul 8.30 anggota Polres Lhokseumawe menemukan kedua jenazah di Desa Batikpilah, Kecamatan Nisam, Aceh Utara,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wuryanto saat dihubungi wartawan, Selasa (24/3) kemarin.

Kedua korban sebelumnya dilaporkan hilang. Kodim, Korem maupun Kodam di Aceh berkoordinasi dengan aparat kepolisian melakukan pencarian. Mereka akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Kondisi kedua korban saat ditemukan terikat ke belakang dengan kain warna merah, berdekatan satu sama lain, hanya mengenakan celana dalam dan ada luka tembakan. Namun, Wuryanto masih belum memastikan berapa luka tembak yang dialami korban. “Ini masih diotopsi di RSUD Kesrem, Lhokseumawe. Yang jelas ditemukan 12 butir selongsong AK 47 dan tiga selongsong M 16,” katanya. (gir/bbs/deo)

 

KETERLIBATAN ISIS MASIH ASUMSI

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menilai dugaan keterlibatan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada penculikan dan penembakan dua anggota Intel Kodim 01013 Aceh Utara, masih berupa asumsi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Anton Charliyan, pihaknya masih harus melakukan penyelidikan secara mendalam terlebih dahulu, sebelum dapat menyimpulkan latarbelakang penembakan Sertu Hendrianto dan Serda Indra, yang ditemukan tewas di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Selasa (24/3) kemarin, Pukul 08.30 WIB. “Ada yang nanya, jangan-jangan yang menculik ISIS. Itu kan cuma asumsi, belum jelas. Nanti kalau sudah ditangkap baru jelas, kita bikin terang benerang,” ujarnya di Jakarta, Rabu (25/3).

Meski belum dapat memastikan, namun Anton menegaskan investigasi atas kasus penembakan tersebut akan dipimpin kepolisian. Mengingat perbuatan pembunuhan masuk kategori pidana umum. Sebagaimana diatur dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). “Karena ini pidana umum yakni pembunuhan terkait Pasal 338 KUHP, otomatis Polri sebagai leading sectornya. Namun kita berharap bantuan informasi intelijen TNI. Karena TNI punya kemampuan intelijen yang luar biasa,” katanya.

Sebagaimana diberitakan, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wuryanto mengatakan, dua dua anggota TNI ditemukan tewas di Desa Batikpilah, Kecamatan Nisam, Aceh Utara, Selasa (24/3).

“Tadi pagi pukul 8.30 anggota Polres Lhokseumawe menemukan kedua jenazah di Desa Batikpilah, Kecamatan Nisam, Aceh Utara,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wuryanto saat dihubungi wartawan, Selasa (24/3) kemarin.

Kedua korban sebelumnya dilaporkan hilang. Kodim, Korem maupun Kodam di Aceh berkoordinasi dengan aparat kepolisian melakukan pencarian. Mereka akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Kondisi kedua korban saat ditemukan terikat ke belakang dengan kain warna merah, berdekatan satu sama lain, hanya mengenakan celana dalam dan ada luka tembakan. Namun, Wuryanto masih belum memastikan berapa luka tembak yang dialami korban. “Ini masih diotopsi di RSUD Kesrem, Lhokseumawe. Yang jelas ditemukan 12 butir selongsong AK 47 dan tiga selongsong M 16,” katanya. (gir/bbs/deo)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/