31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Dahlan Berpeluang Menangi Konvensi Capres Demokrat

JAKARTA – Lembaga Survey Jakarta (LSJ) menilai Menteri BUMN Dahlan Iskan paling berpeluang menang dalam konvensi capres Partai Demokrat. Salah satu alasannya adalah karena Dahlan Iskan sangat populer dan memiliki dukungan grassroot yang sangat baik.

“Jika nantinya Dahlan Iskan resmi masuk kedalam konvensi capres Partai Demokrat maka Menteri BUMN itu akan lolos dan memenangkan konvensi capres tersebut,” kata Rendi Kurnia, Direktur Lembaga Survey Jakarta (LSJ) di Jakarta, Kamis (25/4).

Menurut Rendi, merujuk dari hasil survei LSJ, munculnya Dahlan Iskan dalam konvensi tersebut merupakan peluang bagi Partai Demokrat untuk meningkatkan elektabilitasnya. Apalagi, jika hasil konvensi langsung menetapkan Dahlan Iskan sebagai Capres tersebut.

“Dahlan Iskan ini memiliki elektabilitas yang cukup tinggi dan jika nantinya Dahlan masuk dalam konvensi Demokrat maka elektabilitas Partai Demokrat juga akan merangkak naik. Karena Dahlan Iskan ini masuk dalam kriteria pemimpin yang disukai rakyat,” katanya.

Hasil survei mengenai calon presiden (Capres) alternatif pilihan publik yang dilakukan di 33 Provinsi di Indonesia menunjukkan menunjukkan Dahlan Iskan berada diututan pertama sebagai Capres alternatif favorit pilihan publik.

“Dalam survei itu sebagian besar masyarakat memilih Dahlan Iskan di urutan pertama. Yang kedua Mahfud MD. Itu hasil survei kami,” kata Rendi Kurnia.

Survei itu dilakukan periode Maret 2013 dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden dengan margin error sebesar 2,8 persen.

Dalam survei publik itu pihaknya memasukkan nama-namanya tokoh nasional seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD, Abraham Samad, Irman Gusman, Gita Wirjawan, Rhoma Irama dan Ani Yudhoyono. “Nama-nama itu kita pilih karena tidak berpartai,” kata Rendi.

Pengamat Psikologi Politik Hamdi Muluk mengatakan tahun 2014 adalah waktu yang tepat bagi Dahlan Iskan untuk maju menjadi presiden. Ia menilai, bekas Dirut PLN itu sudah matang dan saatnya kini sudah berada di puncak pimpinan.

“Karena Dahlan Iskan sudah matang. Dan usianya puncaknya sekarang untuk memimpin. Sekarang adalah peak performance-nya,” ujar Hamdi kepada wartawan.

Lalu bagaimana jika Dahlan disandingkan dengan Gubernur DKI, Joko Widodo dalam pencapresan?  Hamdi melihat Jokowi lebih bagus menjadi presiden tahun 2019. Sebab jika maju tahun 2014, orang akan melihat Jokowi sebagai kutu loncat.

“Dia pernah bilang akan tuntaskan baktinya 5 tahun urus jakarta. Kalau dia maju 2014 orang menilai komitmen moral Jokowi jadi cacat,” katanya.

Namun demikian kalau Dahlan menjadi presiden dan Jokowi tetap menjadi Gubernur DKI itu merupakan duet maut dan bagus untuk Indonesia. Karena DKI merupakan barometer Indonesia.

Dahlan dan Jokowi merupakan duet maut khususnya dalam bidang transportasi publik. “Dahlan punya otoritas PT kereta. Gerakan perkeretaan di seluruh Indonesia, Khususnya lagi di Jabodetabek. Nah pas di bagian DKI kerjasama dengan Jokowi,” ujar Hamdi.

Selain dalam perkeretaan, Dahlan bisa membantu pembangunan monorel lewat BUMN seperti Adhi Karya. “Kerjasama bangun monorel di Jakarta sama-sama dengan Jokowi,” ucap Hamdi.

Terpisah, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida mengatakan konvensi calon presiden (Capres) Partai Demokrat (PD) hanya akan jadi semacam dagelan konyol jika menampilkan figur-figur yang tidak layak sebagai pemimpin.

“Kalau menampilkan figur-figur yang tidak layak sebagai pemimpin, pasti akan jadi bahan tertawaan banyak orang,” katanya, kemarin.

Sejauh ini, menurut Laode, konvensi yang ditawarkan memang tidak terlalu menarik. Karena produk konvensi cenderung akan kalah dengan capres yang ditampilkan berdasarkan hasil survei dari lembaga independen. “Apalagi peserta konvensi nanti  tak  punya reputasi baik,’’ ujarnya. (fuq/fas/jpnn) rekam jejak buruk,” ujar senator asal Sulawesi Tenggara itu.

Ditambakan, konvensi akan semakin menjadi bahan tertawaan jika yang ditampilkan adalah figur yang tidak memiliki pengalaman sosial, atau dari pejabat kagetan atau hanya tampil dan eksis karena memiliki banyak uang.

“Pastilah, hanya akan jadi bahan olok-olokan dan tertawaan rakyat banyak di negeri ini,” pungkas Laode. (fuz/fas/jpnn)

JAKARTA – Lembaga Survey Jakarta (LSJ) menilai Menteri BUMN Dahlan Iskan paling berpeluang menang dalam konvensi capres Partai Demokrat. Salah satu alasannya adalah karena Dahlan Iskan sangat populer dan memiliki dukungan grassroot yang sangat baik.

“Jika nantinya Dahlan Iskan resmi masuk kedalam konvensi capres Partai Demokrat maka Menteri BUMN itu akan lolos dan memenangkan konvensi capres tersebut,” kata Rendi Kurnia, Direktur Lembaga Survey Jakarta (LSJ) di Jakarta, Kamis (25/4).

Menurut Rendi, merujuk dari hasil survei LSJ, munculnya Dahlan Iskan dalam konvensi tersebut merupakan peluang bagi Partai Demokrat untuk meningkatkan elektabilitasnya. Apalagi, jika hasil konvensi langsung menetapkan Dahlan Iskan sebagai Capres tersebut.

“Dahlan Iskan ini memiliki elektabilitas yang cukup tinggi dan jika nantinya Dahlan masuk dalam konvensi Demokrat maka elektabilitas Partai Demokrat juga akan merangkak naik. Karena Dahlan Iskan ini masuk dalam kriteria pemimpin yang disukai rakyat,” katanya.

Hasil survei mengenai calon presiden (Capres) alternatif pilihan publik yang dilakukan di 33 Provinsi di Indonesia menunjukkan menunjukkan Dahlan Iskan berada diututan pertama sebagai Capres alternatif favorit pilihan publik.

“Dalam survei itu sebagian besar masyarakat memilih Dahlan Iskan di urutan pertama. Yang kedua Mahfud MD. Itu hasil survei kami,” kata Rendi Kurnia.

Survei itu dilakukan periode Maret 2013 dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden dengan margin error sebesar 2,8 persen.

Dalam survei publik itu pihaknya memasukkan nama-namanya tokoh nasional seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD, Abraham Samad, Irman Gusman, Gita Wirjawan, Rhoma Irama dan Ani Yudhoyono. “Nama-nama itu kita pilih karena tidak berpartai,” kata Rendi.

Pengamat Psikologi Politik Hamdi Muluk mengatakan tahun 2014 adalah waktu yang tepat bagi Dahlan Iskan untuk maju menjadi presiden. Ia menilai, bekas Dirut PLN itu sudah matang dan saatnya kini sudah berada di puncak pimpinan.

“Karena Dahlan Iskan sudah matang. Dan usianya puncaknya sekarang untuk memimpin. Sekarang adalah peak performance-nya,” ujar Hamdi kepada wartawan.

Lalu bagaimana jika Dahlan disandingkan dengan Gubernur DKI, Joko Widodo dalam pencapresan?  Hamdi melihat Jokowi lebih bagus menjadi presiden tahun 2019. Sebab jika maju tahun 2014, orang akan melihat Jokowi sebagai kutu loncat.

“Dia pernah bilang akan tuntaskan baktinya 5 tahun urus jakarta. Kalau dia maju 2014 orang menilai komitmen moral Jokowi jadi cacat,” katanya.

Namun demikian kalau Dahlan menjadi presiden dan Jokowi tetap menjadi Gubernur DKI itu merupakan duet maut dan bagus untuk Indonesia. Karena DKI merupakan barometer Indonesia.

Dahlan dan Jokowi merupakan duet maut khususnya dalam bidang transportasi publik. “Dahlan punya otoritas PT kereta. Gerakan perkeretaan di seluruh Indonesia, Khususnya lagi di Jabodetabek. Nah pas di bagian DKI kerjasama dengan Jokowi,” ujar Hamdi.

Selain dalam perkeretaan, Dahlan bisa membantu pembangunan monorel lewat BUMN seperti Adhi Karya. “Kerjasama bangun monorel di Jakarta sama-sama dengan Jokowi,” ucap Hamdi.

Terpisah, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida mengatakan konvensi calon presiden (Capres) Partai Demokrat (PD) hanya akan jadi semacam dagelan konyol jika menampilkan figur-figur yang tidak layak sebagai pemimpin.

“Kalau menampilkan figur-figur yang tidak layak sebagai pemimpin, pasti akan jadi bahan tertawaan banyak orang,” katanya, kemarin.

Sejauh ini, menurut Laode, konvensi yang ditawarkan memang tidak terlalu menarik. Karena produk konvensi cenderung akan kalah dengan capres yang ditampilkan berdasarkan hasil survei dari lembaga independen. “Apalagi peserta konvensi nanti  tak  punya reputasi baik,’’ ujarnya. (fuq/fas/jpnn) rekam jejak buruk,” ujar senator asal Sulawesi Tenggara itu.

Ditambakan, konvensi akan semakin menjadi bahan tertawaan jika yang ditampilkan adalah figur yang tidak memiliki pengalaman sosial, atau dari pejabat kagetan atau hanya tampil dan eksis karena memiliki banyak uang.

“Pastilah, hanya akan jadi bahan olok-olokan dan tertawaan rakyat banyak di negeri ini,” pungkas Laode. (fuz/fas/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/