25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Sutan Merasa Klop dengan RE

JAKARTA – Hingga akhir pekan ini, Majelis Tinggi Partai Demokrat belum memutuskan satu dari dua nama balon gubsu yang disodorkan DPP Demokrat, yakni Sutan Bathoegana Siregar dan Amri Tambunan. Kendati belum memastikan dirinya yang dipasang sebagai cagubsu sesuai hasil survei internal partai, dia mengaku memilih DR RE Nainggolan sebagai wakilnya.

‘’Saya tak ada beban. Pertimbangan saya maju kan hanya dua. Pertama memperbaiki Sumut, kedua supaya tidak ada penumpang gelap (bukan kader Demokrat, Red) maju dengan perahu Demokrat. Kalau toh bukan saya yang ditunjuk, berarti itu tak baik buat saya. Terserah Allah saja,’’ ujar Sutan Bathoegana, kepada koran ini di Jakarta, Jumat (26/10).

Siapa kandidat cawagub yang cocok sebagai pendamping? Sutan masih enggan bicara lantaran belum ada kepastian apakah dirinya yang bakal ditetapkan sebagai cagub dari Demokrat. Hanya saja setelah didesak, dia mengatakan, soal pasangan bukan dia yang berhak menentukan. Identik dengan penetapan cagub, pemilihan cawagub juga otoritas Majelis Tinggi dengan masukan dari DPP.

Sutan menyebutkan dirinya merasa cocok dipasangkan dengan siapa saja yang menjadi keputusan partai. Dia yakin keputusan partai adalah yang terbaik dan melewati pertimbangan yang matang karena berpedoman pada hasil survei.
Disinggung pentingnya latar belakang calon wakil agar saling melengkapi dalam kemenangan nanti, Sutan tak membantah. Hanya saja, menurut dia, seorang gubernur dan wakil tak perlu kemampuan teknis dalam bidang tertentu.
‘’Kerjaannya toh tak begitu-begitu susah. Yang kerja kan orang lain. Kami kan ibarat  manajer dan wakilnya. Bila dikelola dengan bagus, ya mainlah barang itu,’’ kata Sutan dengan gaya khasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Jhonny Allen Marbun, pernah menyebut dua nama yang pantas menjadi cawagubsu yakni mantan Sekdaprovsu DR RE Nainggolan dan Wakil Bupati Serdangbedagai, Soekirman.
Saat dipancing dua nama itu, Sutan mengaku RE Nainggolan sebagai pilihan pertama. Pasalnya, RE Nainggolan adalah mantan pamong yang sudah malang-melintang  dengan ragam jabatan strategis di pemerintahan. Alasan kedua adalah komposisi keagamaan yang lebih ideal, yakni Islam-Kristen.

‘’Jadi biar enak kalau kami memimpin. Kalau ada acara dari saudara-saudara umat Kristen, beliau yang berangkat. Biar mantap barang itu,’’ kata Ketua Komisi VII DPR itu.

Begitupun Sutan mengaku dirinya belum pernah bertemu empat mata dengan RE Nainggolan soal keinginan berduet tersebut. Dia menilai inisiatif seperti itu masih terlalu prematur dilakukan saat ini. “Bukan saya yang bicara dengan RE. Nanti ditertawakan orang lain. Belum jadi kok bicara-bicara. Urusan DPP lah itu,” ujar Sutan.

Di lain pihak, kendati tak lolos verifikasi KPU, Partai Damai Sejahtera (PDS) tak akan mengubah komitmen partai memperjuangkan dan mengusung RE Nainggolan sebagai cagubsu.
“PDS tak akan berubah pilihan. Sejak awal kami sudah tetapkan RE Nainggolan sebagai calon kami. Pilihan ini akan terus diperjuangkan. Meskipun saat ini kami mengalami cobaan karena KPU menyatakan kami tak lolos administrasi,” katanya di Jakarta, Senin (29/10).

Menurut Sahat, pilihan terhadap RE Nainggolan lantaran sosoknya yang akan membawa perubahan. Bukan saja karena mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut ini orang yang rendah hati, melainkan punya kemampuan dalam menjalankan birokrasi. “Kami tak akan  lari dari komitmen yang  dibangun,’’ katanya. (sam/gir)

JAKARTA – Hingga akhir pekan ini, Majelis Tinggi Partai Demokrat belum memutuskan satu dari dua nama balon gubsu yang disodorkan DPP Demokrat, yakni Sutan Bathoegana Siregar dan Amri Tambunan. Kendati belum memastikan dirinya yang dipasang sebagai cagubsu sesuai hasil survei internal partai, dia mengaku memilih DR RE Nainggolan sebagai wakilnya.

‘’Saya tak ada beban. Pertimbangan saya maju kan hanya dua. Pertama memperbaiki Sumut, kedua supaya tidak ada penumpang gelap (bukan kader Demokrat, Red) maju dengan perahu Demokrat. Kalau toh bukan saya yang ditunjuk, berarti itu tak baik buat saya. Terserah Allah saja,’’ ujar Sutan Bathoegana, kepada koran ini di Jakarta, Jumat (26/10).

Siapa kandidat cawagub yang cocok sebagai pendamping? Sutan masih enggan bicara lantaran belum ada kepastian apakah dirinya yang bakal ditetapkan sebagai cagub dari Demokrat. Hanya saja setelah didesak, dia mengatakan, soal pasangan bukan dia yang berhak menentukan. Identik dengan penetapan cagub, pemilihan cawagub juga otoritas Majelis Tinggi dengan masukan dari DPP.

Sutan menyebutkan dirinya merasa cocok dipasangkan dengan siapa saja yang menjadi keputusan partai. Dia yakin keputusan partai adalah yang terbaik dan melewati pertimbangan yang matang karena berpedoman pada hasil survei.
Disinggung pentingnya latar belakang calon wakil agar saling melengkapi dalam kemenangan nanti, Sutan tak membantah. Hanya saja, menurut dia, seorang gubernur dan wakil tak perlu kemampuan teknis dalam bidang tertentu.
‘’Kerjaannya toh tak begitu-begitu susah. Yang kerja kan orang lain. Kami kan ibarat  manajer dan wakilnya. Bila dikelola dengan bagus, ya mainlah barang itu,’’ kata Sutan dengan gaya khasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Jhonny Allen Marbun, pernah menyebut dua nama yang pantas menjadi cawagubsu yakni mantan Sekdaprovsu DR RE Nainggolan dan Wakil Bupati Serdangbedagai, Soekirman.
Saat dipancing dua nama itu, Sutan mengaku RE Nainggolan sebagai pilihan pertama. Pasalnya, RE Nainggolan adalah mantan pamong yang sudah malang-melintang  dengan ragam jabatan strategis di pemerintahan. Alasan kedua adalah komposisi keagamaan yang lebih ideal, yakni Islam-Kristen.

‘’Jadi biar enak kalau kami memimpin. Kalau ada acara dari saudara-saudara umat Kristen, beliau yang berangkat. Biar mantap barang itu,’’ kata Ketua Komisi VII DPR itu.

Begitupun Sutan mengaku dirinya belum pernah bertemu empat mata dengan RE Nainggolan soal keinginan berduet tersebut. Dia menilai inisiatif seperti itu masih terlalu prematur dilakukan saat ini. “Bukan saya yang bicara dengan RE. Nanti ditertawakan orang lain. Belum jadi kok bicara-bicara. Urusan DPP lah itu,” ujar Sutan.

Di lain pihak, kendati tak lolos verifikasi KPU, Partai Damai Sejahtera (PDS) tak akan mengubah komitmen partai memperjuangkan dan mengusung RE Nainggolan sebagai cagubsu.
“PDS tak akan berubah pilihan. Sejak awal kami sudah tetapkan RE Nainggolan sebagai calon kami. Pilihan ini akan terus diperjuangkan. Meskipun saat ini kami mengalami cobaan karena KPU menyatakan kami tak lolos administrasi,” katanya di Jakarta, Senin (29/10).

Menurut Sahat, pilihan terhadap RE Nainggolan lantaran sosoknya yang akan membawa perubahan. Bukan saja karena mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut ini orang yang rendah hati, melainkan punya kemampuan dalam menjalankan birokrasi. “Kami tak akan  lari dari komitmen yang  dibangun,’’ katanya. (sam/gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/