25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Paripurna Ricuh DPR Kampungan!

Sidang paripurna DPR RI yang dilangsungkan Jumat (30/3) hingga Sabtu (31/3) dinihari, berlangsung ricuh. Puluhan anggota DPR maju ke depan menghampiri pimpinan sidang yang juga Ketua DPR RI, Marzuki Alie.

Setelah lebih dari enam jam diskors, akhirnya sidang paripurna yang membahas Rencana APBN-P 2012 kembali dilanjutkan pada pukul 22.18 WIB.
Pimpinan sidang Marzuki Alie dari Partai Demokrat memohon maaf karena sidang harus diskors begitu lama selagi pimpinan fraksi anggota koalisi pendukung pemerintah harus melakukan pembicaraan mengenai berbagai opsi dalam pembahasan RAPBN-P 2012 itu.
“Kami mohon ijin untuk memperpanjang waktu rapat kita sampai pukul 12 tengah malam,” sambungnya.

Namun tak berapa lama, Marzuki Alie kembali menskors sidang karena ternyata anggota dua fraksi, yakni PDI Perjuangan dan Gerindra, belum memasuki ruang Sidang Paripurna. Seperti kelompok pendukung pemerintah, kedua fraksi ini pun memilih untuk menggelar rapat konsolidasi masing-masing.
Setelah anggota kedua fraksi hadir di tengah ruang Sidang Paripurna, Marzuki Alie kembali mencabut skors. Jarum jam menunjukkan pukul 22.41 WIB.
“Mengenai forum lobi, saya laporkan, belum mendapatkan formulasi yang bulat. Untuk itu saya berikan kesempatan kepada anggota fraksi untuk menyampaikan pandangannya dan menggunakan haknya,” ujar Marzuki.

Nah, selama sidang diskors tadi, Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos) sempat mencatat sejumlah celoteh anggota dewan yang menggunakan microphone tempat duduk mereka masing-masing. Terkadang terdengar serius. Terkadang terdengar lucu dan tak bermutu.

Ada yang mengeluhkan persoalan pendingin ruangan di gedung DPR. Menurut anggota yang tak terlihat wajahnya ini, mereka lebih bagus berada di ruang Sidang Paripurna selama berjam-jam. Sebabnya pendingin ruangan di tempat itu tidak terlalu ekstrem.

“Daripada kita di bawah kedinginan mending kita disini, yang AC nya tidak terlalu besar,” demikian ucap sang anggota dewan.
“Pak pimpinan, ayo kapan dimulai. Sudah jam segini,” celetuk yang lainnya.
“Iya, ayo kapan? Rakyat sudah menanti,” sambar anggota lain.
“Rapat ini bukan milik Setgab,” seseorang berteriak lagi lewat pengeras suara.
“Mari segera tinggalkan rapat,” kali ini ada yang coba-coba mengompori.

Ada juga yang berusaha mengajak kawan-kawannya yang sedang dengan pembicaraan masing-masing berdoa agar demonstran yang tengah bentrok dengan polisi di luar Gedung DPR dapat kembali ke rumah mereka dengan selamat.

Disisi lain, Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Arif Wibowo, Dewi Aryani, Ahmad Basarah, dan Aria Bima, Maruara Sirait meminta Marzuki Alie tak melakukan voting atas dua opsi tentang asumsi dasar harga minyak mentah sebagai komponen APBN Perubahan 2012 yang telah disepakati sebelumnya.
Ke dua opsi itu, pertama, tidak ada perubahan pada pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 yang diputuskan tahun lalu yang berarti tidak ada kenaikan harga BBM. kedua, pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 itu diubah dengan menambahkan ayat A, yang berarti mengizinkan kenaikan harga BBM dalam kondisi tertentu.
“Tidak ada voting pasal 7, yang ada voting 6A,” teriak Puan Maharani dengan mikrophone.

“Yang ada 2 opsi voting, opsi pilih 6 dan 6a,” teriak politisi Golkar Azis Syamsuddin, menyambung.
“Ketua sidang tolong tegas!” pinta Maruarar Sirait.

“Bisa duduk gak, kampungan!” teriak seorang anggota dari Fraksi Demokrat ditengah hingar bingar di ruang sidang.(RM/jpnn)

Sidang paripurna DPR RI yang dilangsungkan Jumat (30/3) hingga Sabtu (31/3) dinihari, berlangsung ricuh. Puluhan anggota DPR maju ke depan menghampiri pimpinan sidang yang juga Ketua DPR RI, Marzuki Alie.

Setelah lebih dari enam jam diskors, akhirnya sidang paripurna yang membahas Rencana APBN-P 2012 kembali dilanjutkan pada pukul 22.18 WIB.
Pimpinan sidang Marzuki Alie dari Partai Demokrat memohon maaf karena sidang harus diskors begitu lama selagi pimpinan fraksi anggota koalisi pendukung pemerintah harus melakukan pembicaraan mengenai berbagai opsi dalam pembahasan RAPBN-P 2012 itu.
“Kami mohon ijin untuk memperpanjang waktu rapat kita sampai pukul 12 tengah malam,” sambungnya.

Namun tak berapa lama, Marzuki Alie kembali menskors sidang karena ternyata anggota dua fraksi, yakni PDI Perjuangan dan Gerindra, belum memasuki ruang Sidang Paripurna. Seperti kelompok pendukung pemerintah, kedua fraksi ini pun memilih untuk menggelar rapat konsolidasi masing-masing.
Setelah anggota kedua fraksi hadir di tengah ruang Sidang Paripurna, Marzuki Alie kembali mencabut skors. Jarum jam menunjukkan pukul 22.41 WIB.
“Mengenai forum lobi, saya laporkan, belum mendapatkan formulasi yang bulat. Untuk itu saya berikan kesempatan kepada anggota fraksi untuk menyampaikan pandangannya dan menggunakan haknya,” ujar Marzuki.

Nah, selama sidang diskors tadi, Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos) sempat mencatat sejumlah celoteh anggota dewan yang menggunakan microphone tempat duduk mereka masing-masing. Terkadang terdengar serius. Terkadang terdengar lucu dan tak bermutu.

Ada yang mengeluhkan persoalan pendingin ruangan di gedung DPR. Menurut anggota yang tak terlihat wajahnya ini, mereka lebih bagus berada di ruang Sidang Paripurna selama berjam-jam. Sebabnya pendingin ruangan di tempat itu tidak terlalu ekstrem.

“Daripada kita di bawah kedinginan mending kita disini, yang AC nya tidak terlalu besar,” demikian ucap sang anggota dewan.
“Pak pimpinan, ayo kapan dimulai. Sudah jam segini,” celetuk yang lainnya.
“Iya, ayo kapan? Rakyat sudah menanti,” sambar anggota lain.
“Rapat ini bukan milik Setgab,” seseorang berteriak lagi lewat pengeras suara.
“Mari segera tinggalkan rapat,” kali ini ada yang coba-coba mengompori.

Ada juga yang berusaha mengajak kawan-kawannya yang sedang dengan pembicaraan masing-masing berdoa agar demonstran yang tengah bentrok dengan polisi di luar Gedung DPR dapat kembali ke rumah mereka dengan selamat.

Disisi lain, Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Arif Wibowo, Dewi Aryani, Ahmad Basarah, dan Aria Bima, Maruara Sirait meminta Marzuki Alie tak melakukan voting atas dua opsi tentang asumsi dasar harga minyak mentah sebagai komponen APBN Perubahan 2012 yang telah disepakati sebelumnya.
Ke dua opsi itu, pertama, tidak ada perubahan pada pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 yang diputuskan tahun lalu yang berarti tidak ada kenaikan harga BBM. kedua, pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 itu diubah dengan menambahkan ayat A, yang berarti mengizinkan kenaikan harga BBM dalam kondisi tertentu.
“Tidak ada voting pasal 7, yang ada voting 6A,” teriak Puan Maharani dengan mikrophone.

“Yang ada 2 opsi voting, opsi pilih 6 dan 6a,” teriak politisi Golkar Azis Syamsuddin, menyambung.
“Ketua sidang tolong tegas!” pinta Maruarar Sirait.

“Bisa duduk gak, kampungan!” teriak seorang anggota dari Fraksi Demokrat ditengah hingar bingar di ruang sidang.(RM/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/