Perudungan di media sosial kembali memakan korban. Kali ini adalah Hana Kimura, pegulat dan bintang reality show televisi asal Jepang. Kimura meninggal pada 23 Mei lalu karena bunuh diri.
Sebelum melakukan bunuh diri, Kimura diduga mendapatkan perudungan siber. Kimura meninggal pada usia sangat muda, 22 tahun.
Kematian Kimura mendapat kecaman dari petarung bela diri (MMA) asal Singapura, Angela Lee. Lee, yang merupakan pemegang gelar juara kelas atom di One Championship, mengatakan berharap bisa membantu Kimura.
Kematian Kimura memicu tuntutan serius agar pemerintah Jepang mengambil tindakan lebih keras terhadap perundungan siber. “Berada di mata publik secara konstan akan memberikan tekanan yang sangat besar kepada siapapun,” tulis Lee melalui akun Instagram.
“Sekarang tambahkan dengan penghakiman dari orang-orang, kritik, komentar-komentar bodoh, komentar-komentar penuh kebencian… Itu cukup untuk mendorong siapapun melewati batasnya,” imbuhnya.
Lee, yang memiliki darah Korea Selatan, memperingatkan bahwa kata-kata kasar dapat menghancurkan hidup orang lain. Dia menambahkan bahwa semua orang harus berhati-hati saat mengunggah komentar di dunia maya.
“Saya tidak paham mengapa orang-orang merasa perlu menyebarkan hal negatif dan mendoakan yang buruk bagi orang lain, yang tidak pernah mereka temui,” ucapnya.
“Kata-kata Anda dapat mengangkat dan menyembuhkan seseorang, namun itu juga dapat menjatuhkan dan merusak seseorang. Mohon, berpikirlah dua kali sebelum berbicara. Hal itu dapat menyelamatkan nyawa seseorang,” jelasnya.
Unggahan terakhir Kimura di Instagram adalah foto dirinya bersama seekor kucing, dengan tulisan “Saya mencintai kamu, hiduplah panjang umur dengan bahagia. Saya minta maaf.”
Di Korea Selatan, perundungan siber menarik perhatian banyak pihak pada tahun lalu. Yakni ketika dua bintang K-Pop melakukan bunuh diri usai dibully di dunia maya. (bbs/azw)