35 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Pesimis, Tenis Hanya Pertisipan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) pesimistis menghadapi Asian Games 2018. Mereka puas sebagai partisipan.

Kendati berstatus sebagai tuan rumah, Indonesia tak yakin mampu berbicara banyak pada Asian Games pada Agustus nanti. Hasil di Piala Davis, dengan dikalahkan Filipina 1-4 menjadi gambaran kekuatan tenis Indonesia.

Di ajang yang berlangsung 3-4 Februari di lapangan tenis Gelora Bung Karno, Senayan, itu satu-satunya kemenangan didapatkan David Agung Susanto, itu pun dengan susah payah.

“Berat untuk Asian Games. Jadi paling realistis kita partisipasi saja. Prestasi no comment,” kata Pelatih Timnas Deddy Prasetyo yang juga Wakil Bidang Pembinaan Prestasi Pelti kepada wartawan, beberapa hari lalu.

“Tapi ya peluang tetap masih ada seperti drawnya bagus, yang top-top gak dateng. Ya, kami mengharapkan yang tidak ilmiah. Ya adanya seperti itu. Katanya ilmiah, ilmiah kan perencanaan, belajar, studi, dan periodisasi. Tapi untuk peringkat atlet kami kan seribuan dua ribu, dikirim ke luar negeri saja tidak bisa masuk,” ujarnya lagi.

“Makanya mau tak mau kami harus buat turnamen dalam negeri untuk angkat mereka. Jika masih tak cukup peringkatnya ya buat terus,” imbuhnya.

Selain membuat turnamen, hal yang paling mungkin untuk mengejar kualitas atlet adalah dengan menggelar simulasi pertandingan.

“Kami akan tingkatkan terus kualitas pemainnya. Kalau di dalam negeri, di antara mereka ya buat simulasi. Memang tidak akan sempurna. Jadi paling mungkin di dalam negeri saja,” dia mengungkapkan.

Di Asian Games 2018, Pelti menyiapkan sekitar 7 atlet. Mereka adalah Christopher Rungkat, David Agung Susanto, Justin Barki, M Althaf Dhaifullah, Anthony Susanto, M.Rifqi Fitriadi, dan Iqbal Bilal Saputra.

Dari nama-nama itu, beberapa di antaranya merupakan pemain junior yang baru naik ke level senior. Seperti Althaf yang baru pertama kali turun di event beregu seperti Davis Cup. (bbs/azw)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) pesimistis menghadapi Asian Games 2018. Mereka puas sebagai partisipan.

Kendati berstatus sebagai tuan rumah, Indonesia tak yakin mampu berbicara banyak pada Asian Games pada Agustus nanti. Hasil di Piala Davis, dengan dikalahkan Filipina 1-4 menjadi gambaran kekuatan tenis Indonesia.

Di ajang yang berlangsung 3-4 Februari di lapangan tenis Gelora Bung Karno, Senayan, itu satu-satunya kemenangan didapatkan David Agung Susanto, itu pun dengan susah payah.

“Berat untuk Asian Games. Jadi paling realistis kita partisipasi saja. Prestasi no comment,” kata Pelatih Timnas Deddy Prasetyo yang juga Wakil Bidang Pembinaan Prestasi Pelti kepada wartawan, beberapa hari lalu.

“Tapi ya peluang tetap masih ada seperti drawnya bagus, yang top-top gak dateng. Ya, kami mengharapkan yang tidak ilmiah. Ya adanya seperti itu. Katanya ilmiah, ilmiah kan perencanaan, belajar, studi, dan periodisasi. Tapi untuk peringkat atlet kami kan seribuan dua ribu, dikirim ke luar negeri saja tidak bisa masuk,” ujarnya lagi.

“Makanya mau tak mau kami harus buat turnamen dalam negeri untuk angkat mereka. Jika masih tak cukup peringkatnya ya buat terus,” imbuhnya.

Selain membuat turnamen, hal yang paling mungkin untuk mengejar kualitas atlet adalah dengan menggelar simulasi pertandingan.

“Kami akan tingkatkan terus kualitas pemainnya. Kalau di dalam negeri, di antara mereka ya buat simulasi. Memang tidak akan sempurna. Jadi paling mungkin di dalam negeri saja,” dia mengungkapkan.

Di Asian Games 2018, Pelti menyiapkan sekitar 7 atlet. Mereka adalah Christopher Rungkat, David Agung Susanto, Justin Barki, M Althaf Dhaifullah, Anthony Susanto, M.Rifqi Fitriadi, dan Iqbal Bilal Saputra.

Dari nama-nama itu, beberapa di antaranya merupakan pemain junior yang baru naik ke level senior. Seperti Althaf yang baru pertama kali turun di event beregu seperti Davis Cup. (bbs/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/