31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Gagal di Piala Sudirman, Susunan Pemain Jadi Sorotan

Achmad Budiharto

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Kegagalan Indonesia pada Piala Sudirman 2017, menuai perhatian tegas dari pemerintah. Untuk pertama kalinya, langkah Indonesia harus terhenti di fase grup. Padahal, pada edisi-edisi sebelumnya, Indonesia selalu lolos dari babak penyisihan.

Setelah sempat tertunda satu minggu, PP PBSI akhirnya memenuhi panggilan Kemenpora untuk mengevaluasi prestasi mereka usai gagal di turnamen beregu campuran itu. Bertempat di kantor Kemenpora, pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Menpora Imam Nahrawi.

Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan bahwa pihaknya telah mengungkapkan alasan kegagalan mereka di ajang tersebut.–sapaannya- juga sudah meminta maaf dan berjanji untuk segera melakukan evaluasi internal di tubuh PP PBSI.

Dirinya mengatakan, sesungguhnya PBSI sudah melakukan persiapan maksimal sebagaimana di event-event internasional lainnya. Terlebih, Indonesia memiliki misi besar tersendiri yaitu memboyong kembali Piala Sudirman.

“Intinya, hasil kemarin benar-benar diluar ekspektasi kami. Pemain-pemain yang diandalkan untuk bisa mencuri poin malah meleset dan kalah. Padahal, kami sudah memperhitungkan kondisi pemain, trek rekor mereka, dan peringkat pemain. Dan mereka itulah yang kami anggap paling siap terjun,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kabidbinpres PP PBSI Susy Susanti menjelaskan bahwa setelah takluk 1-4 oleh India, tim pelatih pun sempat mengubah strategi saat menghadapi Denmark. Strategi itu pun berhasil. Indonesia unggul atas Denmark 3-2. Namun, hasil itu belum bisa membuat Indonesia berhak lolos ke babak selanjutnya.

“Saya bisa mengerti, tekanan anak-anak di sana sangatlah besar. Terbukti saat pemain kita banyak yang membuat kesalahan sendiri. Maklum saja, kami juga sedang masa tahap transisi regenerasi. Semua kan butuh proses,” ujar peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.

Ia mengatakan, Piala Sudirman hanyalah salah satu jembatan Indonesia menuju kejuaraan yang menjadi fokus utama skuad Merah Putih saat ini, yaitu SEA Games dan Asian Games. Ia juga sudah menegaskan kepada tim pelatih dan para pemain agar melupakan kekalahan lalu.

“Yang sudah ya sudah. Masih ada turnamen-turnamen lain seperti Indonesia Open, Thomas-Uber, dan SEA Games. Puncak kita memang di Asian Games karena Indonesia menjadi tuan rumah. Kami tentu tidak ingin malu di rumah sendiri,” tegas Susy.

Evaluasi kegagalan Indonesia tersebut ditanggapi oleh legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata. Peraih emas All England 1972 itu mengatakan bahwa kunci kekalahan Indonesia terletak pada kesalahan susunan pemain.

Achmad Budiharto

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Kegagalan Indonesia pada Piala Sudirman 2017, menuai perhatian tegas dari pemerintah. Untuk pertama kalinya, langkah Indonesia harus terhenti di fase grup. Padahal, pada edisi-edisi sebelumnya, Indonesia selalu lolos dari babak penyisihan.

Setelah sempat tertunda satu minggu, PP PBSI akhirnya memenuhi panggilan Kemenpora untuk mengevaluasi prestasi mereka usai gagal di turnamen beregu campuran itu. Bertempat di kantor Kemenpora, pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Menpora Imam Nahrawi.

Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan bahwa pihaknya telah mengungkapkan alasan kegagalan mereka di ajang tersebut.–sapaannya- juga sudah meminta maaf dan berjanji untuk segera melakukan evaluasi internal di tubuh PP PBSI.

Dirinya mengatakan, sesungguhnya PBSI sudah melakukan persiapan maksimal sebagaimana di event-event internasional lainnya. Terlebih, Indonesia memiliki misi besar tersendiri yaitu memboyong kembali Piala Sudirman.

“Intinya, hasil kemarin benar-benar diluar ekspektasi kami. Pemain-pemain yang diandalkan untuk bisa mencuri poin malah meleset dan kalah. Padahal, kami sudah memperhitungkan kondisi pemain, trek rekor mereka, dan peringkat pemain. Dan mereka itulah yang kami anggap paling siap terjun,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kabidbinpres PP PBSI Susy Susanti menjelaskan bahwa setelah takluk 1-4 oleh India, tim pelatih pun sempat mengubah strategi saat menghadapi Denmark. Strategi itu pun berhasil. Indonesia unggul atas Denmark 3-2. Namun, hasil itu belum bisa membuat Indonesia berhak lolos ke babak selanjutnya.

“Saya bisa mengerti, tekanan anak-anak di sana sangatlah besar. Terbukti saat pemain kita banyak yang membuat kesalahan sendiri. Maklum saja, kami juga sedang masa tahap transisi regenerasi. Semua kan butuh proses,” ujar peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.

Ia mengatakan, Piala Sudirman hanyalah salah satu jembatan Indonesia menuju kejuaraan yang menjadi fokus utama skuad Merah Putih saat ini, yaitu SEA Games dan Asian Games. Ia juga sudah menegaskan kepada tim pelatih dan para pemain agar melupakan kekalahan lalu.

“Yang sudah ya sudah. Masih ada turnamen-turnamen lain seperti Indonesia Open, Thomas-Uber, dan SEA Games. Puncak kita memang di Asian Games karena Indonesia menjadi tuan rumah. Kami tentu tidak ingin malu di rumah sendiri,” tegas Susy.

Evaluasi kegagalan Indonesia tersebut ditanggapi oleh legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata. Peraih emas All England 1972 itu mengatakan bahwa kunci kekalahan Indonesia terletak pada kesalahan susunan pemain.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/