Edy yang pensiunan jenderal bintang tiga itu menyatakan kecintaannya kepada PSSI. Sejak dia memimpin PSSI barulah ada “kitab suci” yang menentukan arah persepakbolaan nasional dalam jangka panjang. Hingga 2045. Termasuk soal rencana pembinaan agar posisi Indonesia di kancah sepakbola dunia terangkat tinggi. “Jadi siapapun pengganti saya kelak sebagai Ketua Umum PSSI sudah ada panduannya akan melakukan apa dan sudah berada di posisi bagaimana,” tegas Edy.
Sekjend PSSI Ratu Tisha yang turut mendampingi Edy menyatakan, tidak benar kalau organisasinya tersebut tidak memiliki arah pengembangan ke depan. Termasuk soal capaian-capaian prestasi yang hendak dikejar.
Oleh berbagai pihak pemerhati sepakbola nasional Edy sempat didesak agar mengundurkan diri dari jabatan Ketum PSSI. Penyebabnya adalah prestasi tim Garuda yang terus-menerus mengalami kekalahan di pertandingan internasional. Seperti di kejuaraan AFC tingkat Asia Tenggara belum lama ini. Ditambah adanya skandal pengaturan skor pertandingan di Liga 2, korban meninggal dunia saat menonton pertandingan dan sebagainya.
Rangkap jabatan Edy sebagai Gubernur Sumut disebutkan sebagai alasan bahwa dia tidak fokus memberi perhatian kepada PSSI. Oleh sebab itu diminta meletakkan jabatannya.(pra/jpc/bbs)