31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Hanya Rp15 Miliar untuk 310 Atlet

Uang. Foto ilustrasi. AFP
Uang. Foto ilustrasi. AFP

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini KONI Sumut hanya fokus untuk mematangkan kesiapan atlet demi prestasi. Namun, Ketua Harian KONI Sumut John Ismadi dan Sekum Chairul Azmi Hutasuhut tak menafikkan kemampuan finansial yang dimiliki Sumut dalam membiayai pembinaan atlet.

Menurut Jhon, KONI Sumut hanya mendapat jatah Rp15 miliar untuk pembinaan 310 atlet jelang PON di Parijs van Java mendatang. Jumlah pembinaan juga bervariasi sesuai potensi atlet masing-masing. Untuk medali emas misalnya mendapatkan pembinaan Rp4 juta sebulan, perak Rp 3juta dan perunggu Rp2 juta. Lain untuk beregu Rp3 juta untuk emas dan seterusnya,” terang Jhon.

Jumlah ini sangat jauh dari 3 daerah besar lain seperti DKI Jakarta, Jatim dan Jabar. Misalnya, DKI Jakarta mendapat jatah Rp299,9 miliar, Jatim Rp 221 miliar, dan Jawa Barat sebagai tuan rumah sekitar Rp 350 miliar untuk mengejar target juara umum.

Setidaknya jumlah yang dimiliki Sumut hanya berbanding sedikit dengan Kaltim sebagai penghuni lima besar klasemen PON sebelumnya. Mereka mendapatkan alokasi uang pembinaan sebesar Rp25 miliar.

Wajar saja jika jumlah alokasi pembinaan yang sangat besar dimiliki ketiga daerah ini memudahkan mereka untuk membajak atlet lain secara instan.

Ironisnya, pembajakan tak hanya dialami daerah yang mendapatkan alokasi uang pembinaan yang kecil. Sekelas Jabar dengan alokasi uang pembinaan yang terbilang besar pun ternyata turut jadi korban.

Bayangkan, sejumlah atlet andalan mereka dikabarkan akan mutasi ke Jatim. Di antaranya cabang bowling Tannya Roumimper, Putri Astari, Billy M. Islam, Oscar, Fachry Askari, serta Glenn Vicktor dan Ressa Kania Dewi dari cabor berenang. Terbaru, kabarnya Jawa Timur juga mengincar andalan Jabar Triady Fauzi Sidiq.

Belum lagi berita mutasi yang merebak dan menghantui Riau. Tiga atlet andalan mereka dikabarkan akan pindah ke provinsi lain, sebut saja I Gede Siman (renang) ke DKI Jakarta. Asmaul Husna (Karate) dan Anang Yulianto (menembak) akan pindah ke Jawa Barat. Melihat geliat pembajakan yang makin menjadi tiap perhelatan PON dari tahun ke tahun membuat KONI Sumut harus mencari formula tepat dalam usaha memagari para atletnya.

Ke depan sambung Jhon, pihaknya berupaya memberikan materi tambahan dalam pembinaan para atlet dengan menanamkan rasa cinta akan kedaerahaan. Mungkin, hal ini menurut Jhon dianggap lebih mujarab dibandingkan janji-janji bonus yang justru ditakutkan akan menjadi boomerang di balik minimnya biaya pembinaan. (mek/rbb)

Uang. Foto ilustrasi. AFP
Uang. Foto ilustrasi. AFP

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini KONI Sumut hanya fokus untuk mematangkan kesiapan atlet demi prestasi. Namun, Ketua Harian KONI Sumut John Ismadi dan Sekum Chairul Azmi Hutasuhut tak menafikkan kemampuan finansial yang dimiliki Sumut dalam membiayai pembinaan atlet.

Menurut Jhon, KONI Sumut hanya mendapat jatah Rp15 miliar untuk pembinaan 310 atlet jelang PON di Parijs van Java mendatang. Jumlah pembinaan juga bervariasi sesuai potensi atlet masing-masing. Untuk medali emas misalnya mendapatkan pembinaan Rp4 juta sebulan, perak Rp 3juta dan perunggu Rp2 juta. Lain untuk beregu Rp3 juta untuk emas dan seterusnya,” terang Jhon.

Jumlah ini sangat jauh dari 3 daerah besar lain seperti DKI Jakarta, Jatim dan Jabar. Misalnya, DKI Jakarta mendapat jatah Rp299,9 miliar, Jatim Rp 221 miliar, dan Jawa Barat sebagai tuan rumah sekitar Rp 350 miliar untuk mengejar target juara umum.

Setidaknya jumlah yang dimiliki Sumut hanya berbanding sedikit dengan Kaltim sebagai penghuni lima besar klasemen PON sebelumnya. Mereka mendapatkan alokasi uang pembinaan sebesar Rp25 miliar.

Wajar saja jika jumlah alokasi pembinaan yang sangat besar dimiliki ketiga daerah ini memudahkan mereka untuk membajak atlet lain secara instan.

Ironisnya, pembajakan tak hanya dialami daerah yang mendapatkan alokasi uang pembinaan yang kecil. Sekelas Jabar dengan alokasi uang pembinaan yang terbilang besar pun ternyata turut jadi korban.

Bayangkan, sejumlah atlet andalan mereka dikabarkan akan mutasi ke Jatim. Di antaranya cabang bowling Tannya Roumimper, Putri Astari, Billy M. Islam, Oscar, Fachry Askari, serta Glenn Vicktor dan Ressa Kania Dewi dari cabor berenang. Terbaru, kabarnya Jawa Timur juga mengincar andalan Jabar Triady Fauzi Sidiq.

Belum lagi berita mutasi yang merebak dan menghantui Riau. Tiga atlet andalan mereka dikabarkan akan pindah ke provinsi lain, sebut saja I Gede Siman (renang) ke DKI Jakarta. Asmaul Husna (Karate) dan Anang Yulianto (menembak) akan pindah ke Jawa Barat. Melihat geliat pembajakan yang makin menjadi tiap perhelatan PON dari tahun ke tahun membuat KONI Sumut harus mencari formula tepat dalam usaha memagari para atletnya.

Ke depan sambung Jhon, pihaknya berupaya memberikan materi tambahan dalam pembinaan para atlet dengan menanamkan rasa cinta akan kedaerahaan. Mungkin, hal ini menurut Jhon dianggap lebih mujarab dibandingkan janji-janji bonus yang justru ditakutkan akan menjadi boomerang di balik minimnya biaya pembinaan. (mek/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/