Memasuki babak kedua, coach Aji Santoso memasukkan pergantian lima pemain sekaligus, termasuk dua pilar eks timnas, Beni Wahyudi dan Ahmad Bustomi. Alhasil, babak kedua baru berjalan satu menit, Arema sudah unggul 1-0. Berawal dari tendangan sudut yang dieksekusi Ahmad Bustomi umpan lambungnya disambut sundulan pemain asing Jad Noureddin yang tidak mampu diantisipasi penjaga gawang Rohim.
Tertinggal satu gol, PSMS mencoba menyamakan skor. Menit 59, usaha Legimin dkk hampir saja berhasil. Tapi, Frets yang sudah berdiri bebas di kotak penalti membuang peluang setelah tendangan melambung jauh diatas mistar. Pasca peluang itu, Arema harus kehilangan Benny Wahyudi karena cedera engkel.
Gawang PSMS malah kembali bobol menit ke-77. Serangan balik Arema membuat Rohim keluar dari sarangnya untuk menyapu bola. Namun sapuannya tak sempurna dan jatuh di kaki bek PSMS. Bola jatuh ke kaki pemain Arema, Andrianto di luar kotak penalti yang menuntaskannya dengan tenang karena gawang sudah kosong.
Masuknya Willyando sempat menimbulkan asa untuk PSMS. Tapi peluang emasnya di injury time gagal berbuah gol. Skor 2-0 bertahan hingga akhir laga.
Usai laga, pelatih Arema FC Aji Santoso mengatakan meski dari awal ia tidak menargetkan hasil laga, namun kemenangan ini dinilai mampu meningkatkan mental pemain khususnya menatap laga perdana Liga 1 menghadapi Persib Bandung pada 15 April mendatang. ” Memang saya tekankan pada pemain ujicoba ini penting, tapi menghindari jangan sampai cidera. Jadi, anak – anak bermain lebih berhati – hati, apalagi permukaan tanah tidak rata ya. Tapi, alhamdulillah tidak ada pemain yang cidera, hanya Beni Wahyudi yang mengalami masalah di tumit ya,” ucap mantan pelatih timnas U-23 ini.
Meski begitu, disatu sisi pihaknya memuji skuad tim PSMS yang banyak diperkuat pemain muda bertalenta bagus, hanya saja yang perlu dikedepankan adalah PSMS harus sudah bisa meninggalkan gaya sepak bola konvensional.
” Kalau zaman 90 an bolehlah PSMS punya gaya rap-rap. Tapi sekarang tidak bisa sepakbola seperti itu. Hanya mengandalkan keras. Saya sebagai mantan pemain juga menginginkan dalam waktu cepat bagaimana PSMS bisa bermain di liga 1. Jika tim – tim seperti PSMS, Persija, Persebaya, Arema dan tim legendaris lainnya tampil di Liga 1, maka atmosfer pertandingan akan lebih menarik,” pungkas Aji. (don/adz)