30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Indonesia vs Vietnam: Hati-hati Provokasi Lawan

FINAL SEA Games 2019 baru berjalan 19 menit saat Evan Dimas Darmono mengerang kesakitan. Kapten Indonesia itu pun harus ditarik keluar dan bahkan menepi lumayan lama sesudahnya.

Evan ditendang dari belakang bek Vietnam Doan Van Dau. Parahnya lagi, insiden yang layak berbuntut kartu merah karena terjadi saat off the ball itu lolos dari amatan wasit Majed Mohammed Alshamrani dari Arab Saudi dan asisten wasit. Indonesia pun akhirnya takluk 0-3.

Di kawasan Asia Tenggara, baik di SEA Games maupun Piala AFF, Vietnam memang dikenal selalu menerapkan permainan intensitas tinggi dengan bumbu provokasi di sana-sini. “Saya pribadi harus bisa mengontrol emosi,” ucap Rizky Ridho yang akan mengomandoi sektor pertahanan Timnas Indoensai U-22, kemarin (12/5).

Bek Indonesia lainnya, Ilham Rio Fahmi menambahkan, Vietnam lawan yang kuat. Karena itu, mereka harus diantisipasi secara kolektif. “Kami mewaspadai seluruh lini,” ujar pesepak bola asal Banjarnegara, Jawa Tengah, itu.

Rio mengaku sama sekali tidak gentar. Nyalinya bahkan berlipat ganda. “Kami akan bermain seperti biasa. Mengikuti arahan pelatih. Insya Allah kami bisa meraih kemenangan,” tegasnya.

Yanto Basna, mantan penggawa Garuda, menambahkan, duel melawan Vietnam akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Indonesia di SEA Games kali ini. Dia pernah merasakan sendiri bagaimana sulitnya melawan The Golden Star Warriors. Tepatnya dalam kualifikasi Piala Dunia pada 2019 lalu.

Beberapa tahun terakhir Vietnam memang jadi momok Indonesia. ’’Perkembangan mereka konsisten. Kembali lagi itu karena pembinaan, infrastruktur, dan kompetisi yang baik,’’ paparnya.

Plus, yang paling penting adalah soal mindset atau pola pikir. Menurut mantan pemain Persib Bandung itu, Vietnam sudah tidak lagi berpikir untuk jadi yang terbaik di Asia Tenggara. “Mereka sudah berpikir yang terbaik di Asia. Sama dengan Thailand. Karena itu, semua hal untuk menuju ke sana dibenahi,” katanya.

Mindset itu berpengaruh pada mental bertanding. “Mereka percaya dengan kemampuan karena memang persiapan matang,” ujar pemain yang pernah bermain di Liga 1 Thailand bersama PT Prachuap tersebut.

Ketangguhan mental itu yang seharusnya jadi perhatian khusus Indonesia di semifinal hari ini. Karena soal skill, dia menyebut anak asuh Indra Sjafri setara dengan para pemain Vietnam. ’’Apalagi main di Kamboja, tempat netral. Fokus pada target dan bisa mengontrol diri selama pertandingan,’’ paparnya.

Kontrol diri ini yang juga jadi kunci untuk mengalahkan Vietnam. Yanto merasakan sendiri pada 2019 lalu, bagaimana para pemain Vietnam selalu berusaha memancing emosi. “Jangan terpengaruh. Permainan kasar serahkan saja kepada wasit,” ujarnya.

Pelatih Tim Nasional U-22 Indonesia, Indra Sjafri optimistis bisa memberikan perlawanan ketat saat timnya bertemu Vietnam dalam pertandingan babak semifinal SEA Games 2023 Kamboja yang digelar sore ini di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, sore ini. Pelatih asal Sumatera Barat itu sudah mempelajari permainan terkini Vietnam. Analisisnya semakin kuat karena langsung mengamati permainan Vietnam saat bertanding melawan Thailand di Prince Stadium, Phnom Penh, pada Kamis (11/5) malam.

Dalam mengamati langsung permainan Vietnam, Indra tidak datang sendiri. Dia ditemani Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dan Manajer Tim Nasional U-22 Indonesia Kombespol Sumardji. Selain itu, Indra didampingi para asistennya seperti Bima Sakti Tukiman, Kurniawan Dwi Yulianto, Eko Purjianto, serta video analyst Yeyen Tumena.

Indra sangat memanfaatkan momen itu. Apalagi, dalam pertandingan tersebut, gawang Vietnam bisa dibobol oleh Thailand lewat aksi Achitpol Keereerom. Selain mempelajari cara bertahan Vietnam, pelatih yang pernah menukangi Bali United itu mengamati sistem menyerang Vietnam. Sebab, Vietnam juga bisa menyamakan kedudukan lewat gol Quoc Nham.

Indra tidak menjabarkan hasil analisisnya terhadap permainan Vietnam. Setelah menyaksikan langsung pertandingan tim berjuluk The Golden Star Warriors itu, Indra hanya menegaskan Indonesia siap tempur habis-habisan di semifinal. ’’Kami siap menghadapi Vietnam. Kondisi pemain tidak ada masalah. Semua siap bermain. Dan, kami akan mempersiapkan tim dengan baik,’’ ucap pelatih yang sukses mempersembahkan gelar juara AFF Cup U-19 edisi 2013 itu kemarin.

Indra menilai pertandingan semifinal akan menarik. Empat tim yang bertanding sama-sama memiliki ambisi besar untuk meraih medali emas SEA Games 2023 Kamboja. ’’Keempat tim ini memiliki peluang yang sama untuk melaju ke babak final,’’ ungkap direktur teknik PSSI tersebut.

Garuda Muda tampil superior di babak penyisihan grup A. Empat pertandingan disapu bersih dengan kemenangan. Total 13 gol dilesakkan Marselino Ferdinan dan kawan-kawan. Dan gawang timnas U-22 hanya bobol sekali. Yaitu, saat menang 2-1 atas tuan rumah Kamboja di pertandingan terakhir grup. (fiq/rid/c17/ttg/ali/jpg)

FINAL SEA Games 2019 baru berjalan 19 menit saat Evan Dimas Darmono mengerang kesakitan. Kapten Indonesia itu pun harus ditarik keluar dan bahkan menepi lumayan lama sesudahnya.

Evan ditendang dari belakang bek Vietnam Doan Van Dau. Parahnya lagi, insiden yang layak berbuntut kartu merah karena terjadi saat off the ball itu lolos dari amatan wasit Majed Mohammed Alshamrani dari Arab Saudi dan asisten wasit. Indonesia pun akhirnya takluk 0-3.

Di kawasan Asia Tenggara, baik di SEA Games maupun Piala AFF, Vietnam memang dikenal selalu menerapkan permainan intensitas tinggi dengan bumbu provokasi di sana-sini. “Saya pribadi harus bisa mengontrol emosi,” ucap Rizky Ridho yang akan mengomandoi sektor pertahanan Timnas Indoensai U-22, kemarin (12/5).

Bek Indonesia lainnya, Ilham Rio Fahmi menambahkan, Vietnam lawan yang kuat. Karena itu, mereka harus diantisipasi secara kolektif. “Kami mewaspadai seluruh lini,” ujar pesepak bola asal Banjarnegara, Jawa Tengah, itu.

Rio mengaku sama sekali tidak gentar. Nyalinya bahkan berlipat ganda. “Kami akan bermain seperti biasa. Mengikuti arahan pelatih. Insya Allah kami bisa meraih kemenangan,” tegasnya.

Yanto Basna, mantan penggawa Garuda, menambahkan, duel melawan Vietnam akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Indonesia di SEA Games kali ini. Dia pernah merasakan sendiri bagaimana sulitnya melawan The Golden Star Warriors. Tepatnya dalam kualifikasi Piala Dunia pada 2019 lalu.

Beberapa tahun terakhir Vietnam memang jadi momok Indonesia. ’’Perkembangan mereka konsisten. Kembali lagi itu karena pembinaan, infrastruktur, dan kompetisi yang baik,’’ paparnya.

Plus, yang paling penting adalah soal mindset atau pola pikir. Menurut mantan pemain Persib Bandung itu, Vietnam sudah tidak lagi berpikir untuk jadi yang terbaik di Asia Tenggara. “Mereka sudah berpikir yang terbaik di Asia. Sama dengan Thailand. Karena itu, semua hal untuk menuju ke sana dibenahi,” katanya.

Mindset itu berpengaruh pada mental bertanding. “Mereka percaya dengan kemampuan karena memang persiapan matang,” ujar pemain yang pernah bermain di Liga 1 Thailand bersama PT Prachuap tersebut.

Ketangguhan mental itu yang seharusnya jadi perhatian khusus Indonesia di semifinal hari ini. Karena soal skill, dia menyebut anak asuh Indra Sjafri setara dengan para pemain Vietnam. ’’Apalagi main di Kamboja, tempat netral. Fokus pada target dan bisa mengontrol diri selama pertandingan,’’ paparnya.

Kontrol diri ini yang juga jadi kunci untuk mengalahkan Vietnam. Yanto merasakan sendiri pada 2019 lalu, bagaimana para pemain Vietnam selalu berusaha memancing emosi. “Jangan terpengaruh. Permainan kasar serahkan saja kepada wasit,” ujarnya.

Pelatih Tim Nasional U-22 Indonesia, Indra Sjafri optimistis bisa memberikan perlawanan ketat saat timnya bertemu Vietnam dalam pertandingan babak semifinal SEA Games 2023 Kamboja yang digelar sore ini di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, sore ini. Pelatih asal Sumatera Barat itu sudah mempelajari permainan terkini Vietnam. Analisisnya semakin kuat karena langsung mengamati permainan Vietnam saat bertanding melawan Thailand di Prince Stadium, Phnom Penh, pada Kamis (11/5) malam.

Dalam mengamati langsung permainan Vietnam, Indra tidak datang sendiri. Dia ditemani Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dan Manajer Tim Nasional U-22 Indonesia Kombespol Sumardji. Selain itu, Indra didampingi para asistennya seperti Bima Sakti Tukiman, Kurniawan Dwi Yulianto, Eko Purjianto, serta video analyst Yeyen Tumena.

Indra sangat memanfaatkan momen itu. Apalagi, dalam pertandingan tersebut, gawang Vietnam bisa dibobol oleh Thailand lewat aksi Achitpol Keereerom. Selain mempelajari cara bertahan Vietnam, pelatih yang pernah menukangi Bali United itu mengamati sistem menyerang Vietnam. Sebab, Vietnam juga bisa menyamakan kedudukan lewat gol Quoc Nham.

Indra tidak menjabarkan hasil analisisnya terhadap permainan Vietnam. Setelah menyaksikan langsung pertandingan tim berjuluk The Golden Star Warriors itu, Indra hanya menegaskan Indonesia siap tempur habis-habisan di semifinal. ’’Kami siap menghadapi Vietnam. Kondisi pemain tidak ada masalah. Semua siap bermain. Dan, kami akan mempersiapkan tim dengan baik,’’ ucap pelatih yang sukses mempersembahkan gelar juara AFF Cup U-19 edisi 2013 itu kemarin.

Indra menilai pertandingan semifinal akan menarik. Empat tim yang bertanding sama-sama memiliki ambisi besar untuk meraih medali emas SEA Games 2023 Kamboja. ’’Keempat tim ini memiliki peluang yang sama untuk melaju ke babak final,’’ ungkap direktur teknik PSSI tersebut.

Garuda Muda tampil superior di babak penyisihan grup A. Empat pertandingan disapu bersih dengan kemenangan. Total 13 gol dilesakkan Marselino Ferdinan dan kawan-kawan. Dan gawang timnas U-22 hanya bobol sekali. Yaitu, saat menang 2-1 atas tuan rumah Kamboja di pertandingan terakhir grup. (fiq/rid/c17/ttg/ali/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/