27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Sembilan Jenazah Terapung di Laut

AFP PHOTO / MOHD RASFAN Tim SAR Malaysia menggotong jenazah korban kapal tongkang pembawa TKI ilegal, yang tenggelam di Kelanang Jetty, dekat Banting, 19 Juni 2014.  Pemerintah Malaysia masih mencari 35 penumpang yang hilang dalam peristiwa tersebut.
AFP PHOTO / MOHD RASFAN
Tim SAR Malaysia menggotong jenazah korban kapal tongkang pembawa TKI ilegal, yang tenggelam di Kelanang Jetty, dekat Banting, 19 Juni 2014. Pemerintah Malaysia masih mencari 35 penumpang yang hilang dalam peristiwa tersebut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus tenggelamnya kapal yang ditumpangi puluhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal masih terus diselidiki pihak kepolisian Malaysia. Sang nakhoda kapal diketahui kabur dan dalam proses pencarian.

“Nakhodanya kabur, katanya orang Indonesia juga,” kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno, saat dihubungi wartawan, Kamis (19/6).

Sementara itu, katanya, lima jenazah yang ditemukan sebelumnya sudah dikirim ke rumah sakit. “Kemudian, dilaporkan juga ada lima orang yang meninggal dikirim ke rumah sakit di Kuala Lumpur untuk diotopsi,” kata Herman Prayitno Herman kepada BBC Indonesia.

Pihak otoritas Malaysia berjanji untuk menemukan para korban.

“Malaysia, dalam hal ini otoritas kelautan sana, mereka berjanji akan mencari terus korban yang masih hilang. Kalau benar jumlahnya 97 ini, berarti masih ada 30-an orang lagi, tidak ada data valid,” kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.

Hingga Rabu (18/6) malam, sebanyak 61 dari perkiraan total 97 penumpang sudah ditemukan. “Sebanyak 61 korban selamat saat ini terbagi menjadi dua, 31 orang berada di kantor Bea Cukai, sementara 30 lainnya di kantor polisi, mereka masih diperiksa oleh otoritas kepolisian Malaysia,” ungkap Herman.

Hasil pencarian kemarin, regu penyelamat kembali menemukan sembilan jenazah terapung di laut. Dengan penemuan sembilan jenazah berarti korban tewas menjadi 15 orang setelah sebelumnya ditemukan 5 orang. Sedangkan jumlah yang hilang tinggal 27 orang lagi. Sementara ketika kecelakaan berlangsung kapal jenis pum-pum (tongkang) itu dipenuhi oleh 97 penumpang.

Menurut Wakil Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan SAR Selangor, Sani Harul mengaku, sembilan jenazah itu terdiri dari tujuh pria dan dua wanita.

“Jasad mereka ditemukan terapung di dekat pantai di mana 61 orang berhasil diselamatkan. Operasi akan terus dilakukan mengingat 27 orang masih belum ditemukan,” ujar Sani, seperti dikutip Bernama, Rabu (18/6).

“Kemungkinan besar, jumlah korban tewas akan bertambah atau berkurang. Ini disebabkan tidak adanya catatan pasti mengenai mereka yang berada di dalam kapal,” lanjutnya.

Sani menjelaskan bahwa proses pencarian dimungkinkan berlanjut pada malam hari. Tetapi dengan catatan kondisi cuaca tidak buruk dan tidak menyulitkan tim pencari.

Kapal nahas tersebut tenggelam di wilayah perairan Sungai Air Hitam, Kuara Langat, Selangor. Tim SAR Malaysia masih terus berupaya melakukan pencarian dengan mengerahkan kapal KM 15, KM 32, dan KM Danga.

 

BERANGKAT PAKAI VISA TURIS

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak, dalam keterangan tertulis mengatakan mereka adalah pendatang asing tanpa izin alias ilegal yang berangkat dari Kampung Air Hitam, Pulau Carey. Menurut wartawan BBC di Kuala Lumpur, kapal yang tenggelam itu terbuat dari kayu.

“Kita akan cross-check ke sana nanti ya. Biasanya memang begini, menjelang Ramadan, biasanya mereka (pendatang tanpa izin) akan memakai jalan pintas, memakai perahu-perahu yang mungkin sebenarnya tidak muat begitu atau ada accident di lautan jika mereka kena ombak atau bagaimana, nanti kita akan tahu jika sudah ketemu korban-korban yang terselamatkan,” kata Herman Prayitno, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.

Menurut Herman, para TKI akan bertolak ke Tanjung Balai Asahan dari Pulau Carey di Selangor, Malaysia. Sayangnya kapal yang mereka tumpangi karam di tengah jalan.

“Jadi ada tekong-tekong yang gelap yang membujuk mereka pulang secara gelap juga. Mereka ada yang kerja di restauran, pabrik, biasanya mereka perginya (ke Malaysia) pakai visa turis dengan masa berlaku satu bulan, tapi kemudian sampai 8 bulan atau lebih tidak diperpanjang,” jelas Herman.

 

MENJELANG PUASA, TKI BANYAK YANG PULANG

Guna mencegah terjadinya hal serupa, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI bersama Pemerintah Malaysia akan membuat program pemulangan WNI dan TKI dengan biaya murah.

“Untuk mengantisipasi agar musibah ini tidak terjadi lagi, pemerintah Malaysia atas permintaan Duta Besar RI telah menyetujui program khusus untuk pemulangan WNI/TKI dengan biaya murah,” tulis siaran pers Kemlu, Kamis (19/6).

Kemlu memang tidak secara gamblang menyebutkan berapa biaya murah program tersebut. Program ini akan segera dioperasikan pada di akhir Juni 2014.

“Program pemulangan ini telah disepakati dan akan dibuka pada 24 Juni 2014,” ucapnya.

Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno mengimbau agar WNI dan TKI mengikuti program ini. Diperkirakan volume pulangnya WNI dari Malaysia ke tanah air akan meningkat pada bulan Ramadan ini.

“Agar para masyarakat dapat mengikuti program pemulang Kementerian,” ucapnya. (net/bbs/fal)

AFP PHOTO / MOHD RASFAN Tim SAR Malaysia menggotong jenazah korban kapal tongkang pembawa TKI ilegal, yang tenggelam di Kelanang Jetty, dekat Banting, 19 Juni 2014.  Pemerintah Malaysia masih mencari 35 penumpang yang hilang dalam peristiwa tersebut.
AFP PHOTO / MOHD RASFAN
Tim SAR Malaysia menggotong jenazah korban kapal tongkang pembawa TKI ilegal, yang tenggelam di Kelanang Jetty, dekat Banting, 19 Juni 2014. Pemerintah Malaysia masih mencari 35 penumpang yang hilang dalam peristiwa tersebut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus tenggelamnya kapal yang ditumpangi puluhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal masih terus diselidiki pihak kepolisian Malaysia. Sang nakhoda kapal diketahui kabur dan dalam proses pencarian.

“Nakhodanya kabur, katanya orang Indonesia juga,” kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno, saat dihubungi wartawan, Kamis (19/6).

Sementara itu, katanya, lima jenazah yang ditemukan sebelumnya sudah dikirim ke rumah sakit. “Kemudian, dilaporkan juga ada lima orang yang meninggal dikirim ke rumah sakit di Kuala Lumpur untuk diotopsi,” kata Herman Prayitno Herman kepada BBC Indonesia.

Pihak otoritas Malaysia berjanji untuk menemukan para korban.

“Malaysia, dalam hal ini otoritas kelautan sana, mereka berjanji akan mencari terus korban yang masih hilang. Kalau benar jumlahnya 97 ini, berarti masih ada 30-an orang lagi, tidak ada data valid,” kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.

Hingga Rabu (18/6) malam, sebanyak 61 dari perkiraan total 97 penumpang sudah ditemukan. “Sebanyak 61 korban selamat saat ini terbagi menjadi dua, 31 orang berada di kantor Bea Cukai, sementara 30 lainnya di kantor polisi, mereka masih diperiksa oleh otoritas kepolisian Malaysia,” ungkap Herman.

Hasil pencarian kemarin, regu penyelamat kembali menemukan sembilan jenazah terapung di laut. Dengan penemuan sembilan jenazah berarti korban tewas menjadi 15 orang setelah sebelumnya ditemukan 5 orang. Sedangkan jumlah yang hilang tinggal 27 orang lagi. Sementara ketika kecelakaan berlangsung kapal jenis pum-pum (tongkang) itu dipenuhi oleh 97 penumpang.

Menurut Wakil Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan SAR Selangor, Sani Harul mengaku, sembilan jenazah itu terdiri dari tujuh pria dan dua wanita.

“Jasad mereka ditemukan terapung di dekat pantai di mana 61 orang berhasil diselamatkan. Operasi akan terus dilakukan mengingat 27 orang masih belum ditemukan,” ujar Sani, seperti dikutip Bernama, Rabu (18/6).

“Kemungkinan besar, jumlah korban tewas akan bertambah atau berkurang. Ini disebabkan tidak adanya catatan pasti mengenai mereka yang berada di dalam kapal,” lanjutnya.

Sani menjelaskan bahwa proses pencarian dimungkinkan berlanjut pada malam hari. Tetapi dengan catatan kondisi cuaca tidak buruk dan tidak menyulitkan tim pencari.

Kapal nahas tersebut tenggelam di wilayah perairan Sungai Air Hitam, Kuara Langat, Selangor. Tim SAR Malaysia masih terus berupaya melakukan pencarian dengan mengerahkan kapal KM 15, KM 32, dan KM Danga.

 

BERANGKAT PAKAI VISA TURIS

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak, dalam keterangan tertulis mengatakan mereka adalah pendatang asing tanpa izin alias ilegal yang berangkat dari Kampung Air Hitam, Pulau Carey. Menurut wartawan BBC di Kuala Lumpur, kapal yang tenggelam itu terbuat dari kayu.

“Kita akan cross-check ke sana nanti ya. Biasanya memang begini, menjelang Ramadan, biasanya mereka (pendatang tanpa izin) akan memakai jalan pintas, memakai perahu-perahu yang mungkin sebenarnya tidak muat begitu atau ada accident di lautan jika mereka kena ombak atau bagaimana, nanti kita akan tahu jika sudah ketemu korban-korban yang terselamatkan,” kata Herman Prayitno, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.

Menurut Herman, para TKI akan bertolak ke Tanjung Balai Asahan dari Pulau Carey di Selangor, Malaysia. Sayangnya kapal yang mereka tumpangi karam di tengah jalan.

“Jadi ada tekong-tekong yang gelap yang membujuk mereka pulang secara gelap juga. Mereka ada yang kerja di restauran, pabrik, biasanya mereka perginya (ke Malaysia) pakai visa turis dengan masa berlaku satu bulan, tapi kemudian sampai 8 bulan atau lebih tidak diperpanjang,” jelas Herman.

 

MENJELANG PUASA, TKI BANYAK YANG PULANG

Guna mencegah terjadinya hal serupa, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI bersama Pemerintah Malaysia akan membuat program pemulangan WNI dan TKI dengan biaya murah.

“Untuk mengantisipasi agar musibah ini tidak terjadi lagi, pemerintah Malaysia atas permintaan Duta Besar RI telah menyetujui program khusus untuk pemulangan WNI/TKI dengan biaya murah,” tulis siaran pers Kemlu, Kamis (19/6).

Kemlu memang tidak secara gamblang menyebutkan berapa biaya murah program tersebut. Program ini akan segera dioperasikan pada di akhir Juni 2014.

“Program pemulangan ini telah disepakati dan akan dibuka pada 24 Juni 2014,” ucapnya.

Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno mengimbau agar WNI dan TKI mengikuti program ini. Diperkirakan volume pulangnya WNI dari Malaysia ke tanah air akan meningkat pada bulan Ramadan ini.

“Agar para masyarakat dapat mengikuti program pemulang Kementerian,” ucapnya. (net/bbs/fal)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/