ANCAMAN sanksi berupa denda atau larangan bermain kini menghantui 11 pemain PSMS versi PT Liga Indonesia pasca menggelar aksi menuntut gaji di Kantor PSSI pertengahan Juni. Ibarat pepatah “Sudah jatuh tertimpa tangga” kini menggambarkan keadaan skuad besutan Suharto itu.
Saat ini pelanggaran yang dimaksudkan Komisi Disiplin PSSI adalah pasal 58 tentang tingkah laku buruk dan tidak fair play dengan ancaman denda Rp25 juta. Serta pasal 61 yang berisi sanksi bertingkah buruk dan diancam denda Rp50 juta. Pelatih kepala PSMS, Suharto AD tidak habis pikir jika Komdis nantinya akan menjatuhkan sanksi.
“Kecewa sekali kalau itu sampai terjadi. Anak-anak ke Jakarta itu awalnya bukan mau demo. Tapi mengadukan nasib atas gaji yang tidak dibayar berbulan-bulan. Juga PSSI diharapkan bisa memediasi pertemuan dengan Indra Sakti (Ketua umum PSMS LI). Jadi saya harap PSSI bijaksana menanggapi kasus ini,” ujar Suharto kemarin.
Nantinya Suharto siap memberi keterangan bersama pemain jika dipanggil Komdis ke Jakarta. Sebelumnya Komdis hanya memanggil Indra Sakti ke Jakarta, Rabu (3/7) lalu sehingga muncul kekhawatiran hanya keterangan sepihak saja.
“Enaknya memang kedua belah pihak dipertemukan duduk satu meja. Jadi tidak keterangan sepihak. Bagus kalau nanti kami dipanggil termasuk soal WO di Bengkulu dan jual beli pertandingan yang kami gagalkan karena menjunjung semangat fair play. Tapi terserah PSSI seperti apa formatnya, intinya kalau kami ke Jakarta tidak mungkin biaya sendiri, karena tidak ada dana,” bebernya.
Sementara kiper PSMS, Irwin Ramadhana mengatakan masalah kini berbelit buntut dari penolakan Ketua Komdis, Hinca Panjaitan saat dirinya dan rekan-rekannya berjuang di Jakarta. Karena itu Irwin berharap Komdis tak hanya mendengar keterangan sepihak. Karena dirinya juga masih bingung jika dipanggil ke Jakarta dengan kondisi finansial yang pelik seperti saat ini.
“Ya, seandainya pas kami di Jakarta mau ketemu Pak Hinca dia terima kami, pasti sudah bisa lebih cepat ini selesai. Tapi, saat itu dia enggak mau terima kami, ini sekarang dia dengar hanya dari Indra Sakti. Dan, katanya mau dengar dari pihak kami juga. Ya kalau mau diongkosin ke Jakarta lagi enggak apa-apa. Tapi kalau berharap kami yang ke sana dengan dana pribadi, ya darimana. Pulang ke Medan saja dari aksi yang di Jakarta kemarin diongkosi orang kok,” jelasnya.
Sejauh ini Irwin yakin pemain mendapat banyak dukungan. Termasuk dari Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Menpora, Roy Suryo kabarnya juga ikut mengecam jika sampai Komdis memberi sanksi pemain.
Senada dengan Irwin, pemain muda PSMS, Muhammad Irfan mengatakan sanksi denda puluhan juta tidak masuk akal mengingat kondisi kantong pemain saat ini.
“Kok bisalah kami yang jadi kena sanksi. Peningpun, hasilnya enggak ada malah kena sanksi pula. Aneh. Gaji kami saja entah kapan mau dibayar, eh malah mau terancam sanksi denda duit segitu. Ini namanya nambah pikiran pemain saja. Ibarat jatuh, tertimpa tangga,” beber Irfan.
Soal kepastian hukuman itu belum dapat dipatikan. Namun hingga kini Komdis sudah memasukkan aksi pemain PSMS tersebut sebagai sebuah kesalahan. Tak hanya Komdis, CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono juga sempat menyatakan aksi itu tak pantas. (don)