27.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Panpel Butuh Rp58 Juta

Hasil Tiket Hanya Rp14 juta

Lanjutan partai PSMS kontra PS Bangka Kamis (14/2) besok di Divisi Utama PT Liga Indonesia terancam tak digelar. Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan mengaku tak punya uang untuk menggelar laga kandang di Stadion Baharoeddin Siregar yang butuh setidaknya Rp58 juta sekali tanding.
Hingga Selasa (12/2) kemarin, tidak ada kepastian apakah laga akan digelar atau tidak.  Hal itu diungkapkan langsung ketua Panpel, H Saryono. Sampai saat ini kas panitia tak mencukupi untuk menggelar laga kandang kedua tersebut. Saryono bahkan menjelaskan pihaknya masih punya utang sebesar Rp25.675.000 dari laga perdana kontra PS Bengkulu. Ironisnya, duit masuk dari penjualan tiket hanya Rp14 jutaan.

“Pendapatan hanya 14 jutaan sementara dana yang dibutuhkan untuk sekali pertandingan itu mencapai 58 juta. Kemarin saja kami terutang 25.675.000 baik itu biaya keamanan, hotel dan lainnya. Kami bingung seperti apa yang mau dibuat,” katanya.

Dirincikan Saryono, total Rp58 juta untuk pengeluaran itu di antaranya untuk biaya Stadion Baharoeddin Siregar yang mencapai 20.175.000. Jumlah itu sudah termasuk perangkat keamanan stadion, sound system, ambulance, dan fasilitas mobil pemadam kebakaran.
Sisanya, dana banyak dibutuhkan untuk biaya hotel perangkat pertandingan, biaya jemput tim, biaya kemanan dari pihak kepolisian dan militer, cetak tiket dan sejumlah biaya lainnya.

“Sebagai panitia saya tetap urus izin lapangan. Siapa tahu ada muzizat. Tapi sampai saat ini tiket belum dicetak,” katanya.
Untuk pembiayaan sementara ini, Panpel hanya pegang uang tiket senilai Rp7 juta. Sisanya Rp7juta lagi ironisnya dipegang oleh Ketua Umum, Indra Sakti Harahap.

“Rp14 juta pemasukan itu tidak utuh sampai ke saya. Dana tiket dari suporter SMeCK justru diberikan langsung ke Indra. Dia hanya memberi uang sebesar Rp526 ribu ke saya,”  papar Saryono.

Kondisi ini jelas sangat ironis. Apalagi biaya operasional pertandingan kandang justru menggunakan uang pribadi ketua Panpel, bukannya dana dari kepengurusan. “Kalau seperti ini terus siapa yang sanggup?” lanjut Saryono.

Sementara Ketua Umum Indra Sakti Harahap mengakui kendala dana menjadi faktor utama permasalahan. “Kita kan sedang fokus menghadapi Bangka besok. Segala persiapan yang tidak sempurna kami harapkan untuk bisa dimaklumi. Karena sejak awal kondisi PSMS jauh dari kata siap,” kata Indra.
Intinya, melawan PS Bangka apakah jadi digelar? Indra pun hanya bisa memberikan jawaban mengambang. “Ini masih terus kita usahakan. Yang pasti ada banyak kerugian yang akan kita hadapi jika nantinya pertandingan tidak digelar. Sanksi dan sebagainya,” pungkasnya. (don)

Hasil Tiket Hanya Rp14 juta

Lanjutan partai PSMS kontra PS Bangka Kamis (14/2) besok di Divisi Utama PT Liga Indonesia terancam tak digelar. Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan mengaku tak punya uang untuk menggelar laga kandang di Stadion Baharoeddin Siregar yang butuh setidaknya Rp58 juta sekali tanding.
Hingga Selasa (12/2) kemarin, tidak ada kepastian apakah laga akan digelar atau tidak.  Hal itu diungkapkan langsung ketua Panpel, H Saryono. Sampai saat ini kas panitia tak mencukupi untuk menggelar laga kandang kedua tersebut. Saryono bahkan menjelaskan pihaknya masih punya utang sebesar Rp25.675.000 dari laga perdana kontra PS Bengkulu. Ironisnya, duit masuk dari penjualan tiket hanya Rp14 jutaan.

“Pendapatan hanya 14 jutaan sementara dana yang dibutuhkan untuk sekali pertandingan itu mencapai 58 juta. Kemarin saja kami terutang 25.675.000 baik itu biaya keamanan, hotel dan lainnya. Kami bingung seperti apa yang mau dibuat,” katanya.

Dirincikan Saryono, total Rp58 juta untuk pengeluaran itu di antaranya untuk biaya Stadion Baharoeddin Siregar yang mencapai 20.175.000. Jumlah itu sudah termasuk perangkat keamanan stadion, sound system, ambulance, dan fasilitas mobil pemadam kebakaran.
Sisanya, dana banyak dibutuhkan untuk biaya hotel perangkat pertandingan, biaya jemput tim, biaya kemanan dari pihak kepolisian dan militer, cetak tiket dan sejumlah biaya lainnya.

“Sebagai panitia saya tetap urus izin lapangan. Siapa tahu ada muzizat. Tapi sampai saat ini tiket belum dicetak,” katanya.
Untuk pembiayaan sementara ini, Panpel hanya pegang uang tiket senilai Rp7 juta. Sisanya Rp7juta lagi ironisnya dipegang oleh Ketua Umum, Indra Sakti Harahap.

“Rp14 juta pemasukan itu tidak utuh sampai ke saya. Dana tiket dari suporter SMeCK justru diberikan langsung ke Indra. Dia hanya memberi uang sebesar Rp526 ribu ke saya,”  papar Saryono.

Kondisi ini jelas sangat ironis. Apalagi biaya operasional pertandingan kandang justru menggunakan uang pribadi ketua Panpel, bukannya dana dari kepengurusan. “Kalau seperti ini terus siapa yang sanggup?” lanjut Saryono.

Sementara Ketua Umum Indra Sakti Harahap mengakui kendala dana menjadi faktor utama permasalahan. “Kita kan sedang fokus menghadapi Bangka besok. Segala persiapan yang tidak sempurna kami harapkan untuk bisa dimaklumi. Karena sejak awal kondisi PSMS jauh dari kata siap,” kata Indra.
Intinya, melawan PS Bangka apakah jadi digelar? Indra pun hanya bisa memberikan jawaban mengambang. “Ini masih terus kita usahakan. Yang pasti ada banyak kerugian yang akan kita hadapi jika nantinya pertandingan tidak digelar. Sanksi dan sebagainya,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/