28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Pemain PSMS Tolak Tali Asih

MEDAN- Kisruh soal gaji pemain PSMS Medan musim lalu hingga kini belum menemui titik terang. Para pemain dengan tegas menolak niat pengurus PSMS yang ingin memberikan uang tali asih sebagai bentuk pelunasan gaji mereka yang tertunggak musim lalu. Akibatnya, pertemuan antara pengurus PSMS dengan pemain yang digelar di Kebun Bunga Medan, Rabu (15/1) pagi tidak menemukan solusi.

MENOLAK: Aun Carbiny menolak tali asih dari PSMS Medan.
MENOLAK: Aun Carbiny menolak tali asih dari PSMS Medan.

Dalam rapat ini, pengurus PSMS diwakili oleh Direktur PT PeSeMeS Medan Syukri Wardi, Sekretaris Umum Julius Raja dan Mantan Manajer Tim PSMS Medan versi LI Fityan Hamdy. Sedangkan, dari pihak pelatih dan pemain hadir Suharto AD (pelatih PSMS LI), Edy Syahputra (PSMS IPL), Aun Carbiny, M Afan Lubis, Erwin, Hardiantono, Wiganda Pradita, Alamsyah, Herman Batak, Riko Simanjuntak, Syaiful Ramadhan, Ahmad Afandi Lubis, Irfan Midin dan Andi.

Rapat yang memakan waktu sekitar satu jam tersebut berjalan alot dan tidak menemukan solusi. Para pemain menolak tawaran pengurus yang ingin hanya memberikan tali adih sebagai pengganti gaji mereka musim lalu. Jelas saja para pemain menolak, karena jumlahnya jauh dari kata sesuai. “Ini tidak logika, karena tali asih ini jauh dibawah jumlah gaji kami yang tertunggak. Ini masalah gaji, bukan tali asih. Tali asih itu berbeda dengan gaji,” kata perwakilan pemain, Aun Carbiny.

Para pemain pun meninggalkan ruang rapat dengan tertunduk lesu, karena tidak ada titik temu. Pengurus tetap ngotot bahwa mereka hanya sanggup memberikan sekedar tali asih sebagai pengganti gaji para pemain yang tertunggak musim lalu. Dengan tidak adanya solusi, maka PSMS Medan juga terancam tidak bisa ikut Divisi Utama, karena persyaratan dari PSSI bahwa setiap klub wajib menyelesaikan tunggakan gaji bila ikut ikut kompetisi.

Menurut Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja, penolakan pemain tersebut dinilai karena adanya kesalahpahaman informasi, dimana pemain menduga bahwa bila mereka telah menerima tali asih itu, maka persoalan tunggakan gaji sudah selesai. “Kita sudah jelaskan bahwa ini hanya sebatas tali asih agar proses administrasi PSMS kepada PSSI bisa lancar. Namun, bila pemain menolak, maka kita akan mengalami kendala,” kata Julius.

Dijelaskan, pemberitan tali asih ini tak ada kaitannya dengan guguatan pemain terhadap Indra Sakti Harahap sebagai Ketua Umum PSMS versi LI lalu. Proses gugatan pemain karena gaji tertunggak masih berjalan secara hukum. “Pemberian tali asih ini tidak ada kaitannya dengan gugatan pemain tersebut. Gugatan itu masih terus berjalan secara hukum. Jadi, meskipun mereka menerima tali asih ini, gugatan itu tetap berjalan. Tali asih ini hanya sekedar persyaratan yang disuruh PSSI agar PSMS Medan bisa ikut kompetisi Divisi Utama nanti,” jelasnya.

Pria yang akrab dipanggil King tersebut menambahkan, dalam rapat itu, pemain mengungkapkan bahwa Indra Sakti memiliki hutang gaji kepada pemain dan pelatih sebesar Rp2,8 miliar. Para pemain meminta agar pengurus baru ini bisa membayar sekitar Rp1,4 miliar atau setengah. “Kalau dengan jumlah yang diminta pemain itu, kita tidak sanggup karena tidak punya dana sebanyak itu. Kita paling sanggup memberikan sekitar Rp1 juta hingga Rp5 juta kepada pemain,” tegasnya.

King mengakui, dengan penolakan pemain itu, maka PSMS Medan mengalami kerugian, karena bakal tidak bisa ikut kompetisi Divisi Utama musim ini. Keinginan pengurus untuk membali membenahi Ayam Kinantan juga bakal gagal. “Mungkin kami akan lakukan pendekatan lagi melalui Bang Suharto, jika gagal, dengan terpaksa kami meminta PSSI sebagai jembatan untuk menyelesaikan masalah ini. Kami tegaskan, soal gaji itu bukan tanggung jawab pengurus baru,” ungkapnya.

Mantan Manajer Tim PSMS versi LI, Fityan Hamdy ketika dikonfirmasi menilai tidak terjalinnya komunikasi pada pertemuan itu, akibat pemain menggap niat pengurus itu hanya sebetas tali asih. “Ini karena adanya miskomunikasi, karena pemain tidak mengerti. Nanti akan kita lakukan komunikasi lagi. Saya akan menjelaskan kepada pemain, mudah-mudahan mereka bisa mengerti,” kata Fityan. (ban/dek)

MEDAN- Kisruh soal gaji pemain PSMS Medan musim lalu hingga kini belum menemui titik terang. Para pemain dengan tegas menolak niat pengurus PSMS yang ingin memberikan uang tali asih sebagai bentuk pelunasan gaji mereka yang tertunggak musim lalu. Akibatnya, pertemuan antara pengurus PSMS dengan pemain yang digelar di Kebun Bunga Medan, Rabu (15/1) pagi tidak menemukan solusi.

MENOLAK: Aun Carbiny menolak tali asih dari PSMS Medan.
MENOLAK: Aun Carbiny menolak tali asih dari PSMS Medan.

Dalam rapat ini, pengurus PSMS diwakili oleh Direktur PT PeSeMeS Medan Syukri Wardi, Sekretaris Umum Julius Raja dan Mantan Manajer Tim PSMS Medan versi LI Fityan Hamdy. Sedangkan, dari pihak pelatih dan pemain hadir Suharto AD (pelatih PSMS LI), Edy Syahputra (PSMS IPL), Aun Carbiny, M Afan Lubis, Erwin, Hardiantono, Wiganda Pradita, Alamsyah, Herman Batak, Riko Simanjuntak, Syaiful Ramadhan, Ahmad Afandi Lubis, Irfan Midin dan Andi.

Rapat yang memakan waktu sekitar satu jam tersebut berjalan alot dan tidak menemukan solusi. Para pemain menolak tawaran pengurus yang ingin hanya memberikan tali adih sebagai pengganti gaji mereka musim lalu. Jelas saja para pemain menolak, karena jumlahnya jauh dari kata sesuai. “Ini tidak logika, karena tali asih ini jauh dibawah jumlah gaji kami yang tertunggak. Ini masalah gaji, bukan tali asih. Tali asih itu berbeda dengan gaji,” kata perwakilan pemain, Aun Carbiny.

Para pemain pun meninggalkan ruang rapat dengan tertunduk lesu, karena tidak ada titik temu. Pengurus tetap ngotot bahwa mereka hanya sanggup memberikan sekedar tali asih sebagai pengganti gaji para pemain yang tertunggak musim lalu. Dengan tidak adanya solusi, maka PSMS Medan juga terancam tidak bisa ikut Divisi Utama, karena persyaratan dari PSSI bahwa setiap klub wajib menyelesaikan tunggakan gaji bila ikut ikut kompetisi.

Menurut Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja, penolakan pemain tersebut dinilai karena adanya kesalahpahaman informasi, dimana pemain menduga bahwa bila mereka telah menerima tali asih itu, maka persoalan tunggakan gaji sudah selesai. “Kita sudah jelaskan bahwa ini hanya sebatas tali asih agar proses administrasi PSMS kepada PSSI bisa lancar. Namun, bila pemain menolak, maka kita akan mengalami kendala,” kata Julius.

Dijelaskan, pemberitan tali asih ini tak ada kaitannya dengan guguatan pemain terhadap Indra Sakti Harahap sebagai Ketua Umum PSMS versi LI lalu. Proses gugatan pemain karena gaji tertunggak masih berjalan secara hukum. “Pemberian tali asih ini tidak ada kaitannya dengan gugatan pemain tersebut. Gugatan itu masih terus berjalan secara hukum. Jadi, meskipun mereka menerima tali asih ini, gugatan itu tetap berjalan. Tali asih ini hanya sekedar persyaratan yang disuruh PSSI agar PSMS Medan bisa ikut kompetisi Divisi Utama nanti,” jelasnya.

Pria yang akrab dipanggil King tersebut menambahkan, dalam rapat itu, pemain mengungkapkan bahwa Indra Sakti memiliki hutang gaji kepada pemain dan pelatih sebesar Rp2,8 miliar. Para pemain meminta agar pengurus baru ini bisa membayar sekitar Rp1,4 miliar atau setengah. “Kalau dengan jumlah yang diminta pemain itu, kita tidak sanggup karena tidak punya dana sebanyak itu. Kita paling sanggup memberikan sekitar Rp1 juta hingga Rp5 juta kepada pemain,” tegasnya.

King mengakui, dengan penolakan pemain itu, maka PSMS Medan mengalami kerugian, karena bakal tidak bisa ikut kompetisi Divisi Utama musim ini. Keinginan pengurus untuk membali membenahi Ayam Kinantan juga bakal gagal. “Mungkin kami akan lakukan pendekatan lagi melalui Bang Suharto, jika gagal, dengan terpaksa kami meminta PSSI sebagai jembatan untuk menyelesaikan masalah ini. Kami tegaskan, soal gaji itu bukan tanggung jawab pengurus baru,” ungkapnya.

Mantan Manajer Tim PSMS versi LI, Fityan Hamdy ketika dikonfirmasi menilai tidak terjalinnya komunikasi pada pertemuan itu, akibat pemain menggap niat pengurus itu hanya sebetas tali asih. “Ini karena adanya miskomunikasi, karena pemain tidak mengerti. Nanti akan kita lakukan komunikasi lagi. Saya akan menjelaskan kepada pemain, mudah-mudahan mereka bisa mengerti,” kata Fityan. (ban/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/