26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Merasa Dicurangi, PSMS Laporkan Wasit ke PT Liga Indonesia

MEDAN- Kekalahan 3-1 atas Mitra Kukar pada laga kedua penyisihan Grup B Babak Delapan Besar Divisi Utama, kemarin (15/5) sore berbuntut panjang. Manajemen PSMS tak terima hasil itu karena merasa dizolimi wasit Prasetya Hadi asal Surabaya yang memimpin laga itu.

Menurut kubu Ayam Kinantan seharusnya bisa memenangkan laga tersebut lantaran punya sejumlah peluang. Hanya saja kepemimpinan wasit memang sedikit diragukan kejujurannya. Atas dasar itulah manajemen PSMS sudah membuat laporan resmi ke PT Liga Indonesia (LI) untuk menyoroti kepemimpinan wasit dan hakim garis.
“Lihat saja bagaimana wasit memimpin. Saya punya bukti rekaman pertandingan yang mungkin bisa jadi pertimbangan PT LI menghukum wasit. Selain menduga ada apa-apanya, kami nilai wasit memang tak punya kemampuan yang bagus dalam peraturan memimpin pertandingan,”koar Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa, saat dihubungi wartawan koran ini, kemarin malam.

Memang di babak pertama ada indikasi wasit tak cermat melihat posisi offside terhadap tiga peluang emas PSMS. Pertama jebakan offside yang tak sempurna oleh bek Mitra Kukar berhasil dimanfaatkan Nopianto lolos ke kotak penalti, namun asisten wasit langsung angkat bendera. Padahal, dari tayang ulang di layar kaca terlihat Nopianto masih dalam posisi onside. Bahkan komentator pertandingan juga menilai Nopianto masih dalam posisi onside. Namun keputusan wasit tak bisa diganggu gugat.

Tak lama kemudian, PSMS kembali memainkan serangan sporadis dengan strategi umpan-umpan terobosan. Kalau wasit memimpin dengan baik maka seharusnya satu lagi peluang dari proses umpan terobos itu berhasil dimanfaatkan oleh Rinaldo, yang berhasil lepas dari kawalan bek Mitra Kukar. Namun lagi-lagi wasit angkat bendera tanda offside. Padahal dari reply layar kaca ANTV yang menyiarkan laga itu secara langsung, terlihat Rinaldo dalam posisi onside. Karena mendapati hal itu, komentator bahkan sampai mempertanyakan keputusan wasit.

“Bahkan bukan hanya kami yang menilai PSMS dicurangi. Semua melihat di layar kaca. Bahkan publik tuan rumah juga mendukung bahwa wasit memang kerap keliru,” tambah Benny.

Dan apa yang diutarakan Benny tampaknya ada benarnya. Seusai laga, kecaman terhadap wasit digaungkan di dunia maya. Terutama situs jejaring sosial, Facebook. Sejumlah fans fanatik PSMS ramai-ramai membuat status tentang buruknya kinerja wasit. Termasuk oleh salah satu punggawa PSMS, Donny Fernando Siregar. Donny bahkan sangat-sangat kecewa hingga memutuskan ingin segera gantung sepatu alias mundur dari sepak bola.

“Sepak bola kita hancur karena kecurangan wasit. Kenapa wasit curang pasti ada penyebabnya. Jujur saya ingin segera gantung sepatu. Sudah jenuh dengan kondisi ini,”beber Donny.

Di statusnya Donny menulis tabungan udah cukup, mulai berpikir untuk gantung sepatu, biarpun belum tua tapi rasanya bermain sepak bola di Indonesia sangat-sangat memuakkan, aktor utamanya adalah wasit, merekalah yang merusak sepak bola Indonesia. (ful)

MEDAN- Kekalahan 3-1 atas Mitra Kukar pada laga kedua penyisihan Grup B Babak Delapan Besar Divisi Utama, kemarin (15/5) sore berbuntut panjang. Manajemen PSMS tak terima hasil itu karena merasa dizolimi wasit Prasetya Hadi asal Surabaya yang memimpin laga itu.

Menurut kubu Ayam Kinantan seharusnya bisa memenangkan laga tersebut lantaran punya sejumlah peluang. Hanya saja kepemimpinan wasit memang sedikit diragukan kejujurannya. Atas dasar itulah manajemen PSMS sudah membuat laporan resmi ke PT Liga Indonesia (LI) untuk menyoroti kepemimpinan wasit dan hakim garis.
“Lihat saja bagaimana wasit memimpin. Saya punya bukti rekaman pertandingan yang mungkin bisa jadi pertimbangan PT LI menghukum wasit. Selain menduga ada apa-apanya, kami nilai wasit memang tak punya kemampuan yang bagus dalam peraturan memimpin pertandingan,”koar Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa, saat dihubungi wartawan koran ini, kemarin malam.

Memang di babak pertama ada indikasi wasit tak cermat melihat posisi offside terhadap tiga peluang emas PSMS. Pertama jebakan offside yang tak sempurna oleh bek Mitra Kukar berhasil dimanfaatkan Nopianto lolos ke kotak penalti, namun asisten wasit langsung angkat bendera. Padahal, dari tayang ulang di layar kaca terlihat Nopianto masih dalam posisi onside. Bahkan komentator pertandingan juga menilai Nopianto masih dalam posisi onside. Namun keputusan wasit tak bisa diganggu gugat.

Tak lama kemudian, PSMS kembali memainkan serangan sporadis dengan strategi umpan-umpan terobosan. Kalau wasit memimpin dengan baik maka seharusnya satu lagi peluang dari proses umpan terobos itu berhasil dimanfaatkan oleh Rinaldo, yang berhasil lepas dari kawalan bek Mitra Kukar. Namun lagi-lagi wasit angkat bendera tanda offside. Padahal dari reply layar kaca ANTV yang menyiarkan laga itu secara langsung, terlihat Rinaldo dalam posisi onside. Karena mendapati hal itu, komentator bahkan sampai mempertanyakan keputusan wasit.

“Bahkan bukan hanya kami yang menilai PSMS dicurangi. Semua melihat di layar kaca. Bahkan publik tuan rumah juga mendukung bahwa wasit memang kerap keliru,” tambah Benny.

Dan apa yang diutarakan Benny tampaknya ada benarnya. Seusai laga, kecaman terhadap wasit digaungkan di dunia maya. Terutama situs jejaring sosial, Facebook. Sejumlah fans fanatik PSMS ramai-ramai membuat status tentang buruknya kinerja wasit. Termasuk oleh salah satu punggawa PSMS, Donny Fernando Siregar. Donny bahkan sangat-sangat kecewa hingga memutuskan ingin segera gantung sepatu alias mundur dari sepak bola.

“Sepak bola kita hancur karena kecurangan wasit. Kenapa wasit curang pasti ada penyebabnya. Jujur saya ingin segera gantung sepatu. Sudah jenuh dengan kondisi ini,”beber Donny.

Di statusnya Donny menulis tabungan udah cukup, mulai berpikir untuk gantung sepatu, biarpun belum tua tapi rasanya bermain sepak bola di Indonesia sangat-sangat memuakkan, aktor utamanya adalah wasit, merekalah yang merusak sepak bola Indonesia. (ful)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/