25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pinjam Sana-sini Demi Anak Istri

Cerita miris soal kesulitan menghadapi bulan Ramadan tidak hanya diderita pemain. Tim pelatih juga punya beban tak kalah berat menjalankan ibadah puasa dengan kondisi finansial yang porak poranda.

DONI HERMAWAN, Medan

SUHARTO AD sebagai pelatih kepala dan dua asistennya Coly Misrun dan Mardianto harus menanggung beban yang kian berat. Selain tanggungan keluarganya sebagai pelatih, merekalah yang berperan sebagai bapak bagi Hardiantono dkk. Tempat berkeluh kesah yang juga dalam kondisi layak berkeluh.

Suharto contohnya. Ia seperti mengalami dejavu. Tahun lalu di kursi kepelatihan yang masih sama, Suharto mengalami nasib kian miris. Sejak melatih dari awal pembentukan tim sampai saat ini tak sepeserpun uang mengalir ke koceknya.

“Tahun ini kalau saya bilang yang paling parah. Menghadapi Ramadan tanpa ada dibayar gaji. Bahkan pelatih sejak awal. Sementara dibulan puasa kebutuhannya tambah banyak.

Belum lagi Idul Fitri nanti,” ujarnya.

Suharto tak punya figur lain untuk disalahkan selain Ketua Umum Indra Sakti Harahap. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab, Indra tak memberikan sepeserpun hak. “Saya gak ngerti ketua umum macem apa dia. Tak punya hati nurani. Tega membiarkan kami dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.

Pria plontos ini sebenarnya masih bisa berharap pada uang gaji sebagai anggotaTNI AD.

Namun tak mencukupi untuk membiayai enam orang anaknya. “Saya masih bisa berharap gaji dari tempat lain. Tapi itupun tidak cukup bagaimana dengan yang lain hanya berharap dari sepak bola,” katanya.

Bagaimana mungkin cukup apalagi dua anaknya masuk sekolah tepat sebelum Ramadan ini di tingkat berbeda. “Satunya yang paling kecil masuk SD. Sementara yang kakaknya masuk SMA. Kebutuhannya tentu besar, untuk biaya masuk sekolah dan kebutuhansehari- hari. Apalagi saat Ramadan,” jelasnya.

Sementara Coly misrun tengah berjuang mencari pinjaman sana-sini untuk kebutuhan menjelang Idul Fitri. “Ini masih hutang sana sini.Yang penting. Anak istri bisa lebaran. Malah disuruh berangkat ke sidang komdis lagi. Mana punya uang,” pungkasnya. (bersambung)

Cerita miris soal kesulitan menghadapi bulan Ramadan tidak hanya diderita pemain. Tim pelatih juga punya beban tak kalah berat menjalankan ibadah puasa dengan kondisi finansial yang porak poranda.

DONI HERMAWAN, Medan

SUHARTO AD sebagai pelatih kepala dan dua asistennya Coly Misrun dan Mardianto harus menanggung beban yang kian berat. Selain tanggungan keluarganya sebagai pelatih, merekalah yang berperan sebagai bapak bagi Hardiantono dkk. Tempat berkeluh kesah yang juga dalam kondisi layak berkeluh.

Suharto contohnya. Ia seperti mengalami dejavu. Tahun lalu di kursi kepelatihan yang masih sama, Suharto mengalami nasib kian miris. Sejak melatih dari awal pembentukan tim sampai saat ini tak sepeserpun uang mengalir ke koceknya.

“Tahun ini kalau saya bilang yang paling parah. Menghadapi Ramadan tanpa ada dibayar gaji. Bahkan pelatih sejak awal. Sementara dibulan puasa kebutuhannya tambah banyak.

Belum lagi Idul Fitri nanti,” ujarnya.

Suharto tak punya figur lain untuk disalahkan selain Ketua Umum Indra Sakti Harahap. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab, Indra tak memberikan sepeserpun hak. “Saya gak ngerti ketua umum macem apa dia. Tak punya hati nurani. Tega membiarkan kami dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.

Pria plontos ini sebenarnya masih bisa berharap pada uang gaji sebagai anggotaTNI AD.

Namun tak mencukupi untuk membiayai enam orang anaknya. “Saya masih bisa berharap gaji dari tempat lain. Tapi itupun tidak cukup bagaimana dengan yang lain hanya berharap dari sepak bola,” katanya.

Bagaimana mungkin cukup apalagi dua anaknya masuk sekolah tepat sebelum Ramadan ini di tingkat berbeda. “Satunya yang paling kecil masuk SD. Sementara yang kakaknya masuk SMA. Kebutuhannya tentu besar, untuk biaya masuk sekolah dan kebutuhansehari- hari. Apalagi saat Ramadan,” jelasnya.

Sementara Coly misrun tengah berjuang mencari pinjaman sana-sini untuk kebutuhan menjelang Idul Fitri. “Ini masih hutang sana sini.Yang penting. Anak istri bisa lebaran. Malah disuruh berangkat ke sidang komdis lagi. Mana punya uang,” pungkasnya. (bersambung)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/