30 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

APLAUS Ditegah Pelik

MEDAN- PSMS meraih kemenangan ketiganya secara beruntun di putaran kedua Divisi Utama PT Liga Indonesia 2012/2013 setelah Sabtu (25/5) kemarin di Stadion Teladan menumpangkan PSAP Sigli 3-2.
Tiga angka ini membuat PSMS mengkudeta posisi PS Bangka di peringkat dua klasemen. Pantas saja Hardiantono dkk mendapat aplaus dari seisi stadion karena tetap fight di tengah kondisi pelik.

Betapa tidak PSMS seperti berjalan tanpa induk di putaran kedua. Tak ada kepedulian pengurus termasuk Ketua umumya, Indra Sakti Harahap yang terkesan tak peduli menanggapi masalah gaji ini. Dengan konsumsi yang kembali tersendat, para pemain akhirnya memutuskan untuk tetap bertarung hingga sisa kompetisi.

Namun yang tersaji di Stadion Teladan kemarin menggambarkan tekad kuat untuk melaju ke fase 12 besar dengan tujuan akhir tiket Indonesian Super League (ISL). Tanpa dua pilar senior di lini tengah Alamsyah dan Ade Chandra, Suharto mempercayakan dua jangkar kepada Tri Hardiansyah dan Aidun Sastra. Hasilnya dua pemain belia itu menjalankan kepercayaan dengan baik.
PSMS sempat tersentak dengan gol cepat PSAP di menit 15 setelah Irfan Dani mampu menanduk bola yang gagal dipotong dengan sempurna oleh kiper Zulham Syahputra. Tapi hanya butuh lima menit bagi PSMS untuk menyamakan kedudukan. Pergerakan Riko Simanjuntak dari sayap kiri terpaksa dijatuhkan di kotak terlarang. Safrial Irfandi dengan tenang menundukkan Eks kiper PSMS, Sabani. Skor 1-1 menuju ruang ganti.

Di babak kedua, dominasi PSMS kembali berbuah manis. Tujuh menit babak kedua berjalan, lagi-lagi Riko mengancam dari sisi kanan pertahanan lawan. Tendangan lemahnya mampu diblok Sabani. Namun bola muntah mampu dikuasi Tri Hardiansyah dan melepaskan tembakan ke sudut sempit.
Duel Irfandi dan Heri Saputra berujung tamparan ke wajah Irfandi. Wasit yang melihat langsung mengusir Heri, tapi Irfandi juga tak luput dari usiran karena wasit mengganjar kartu kuning kedua kepadanya. Kedua pemain harus bermain dengan 10 orang.
Riko sore itu benar-benar menjadi momok bagi pertahanan tuan rumah. Meski tidak mencetak gol, namun pergerakannya di kotak 16 pada menit 62 berbuah ancaman dan pemain belakang PSAP mengganjalnya dari belakang. Penalti lagi, dan kali ini Tambun yang sukses mengeksekusi.

Petaka buat PSMS kembali terjadi. Di menit 76, Kiper ZulhamSyahputra coba menghadang laju Sayuti yang berlari sendirian menembus kotak penalti. Dua ganjaran untuk PSMS, kartu merah Syahputra dan penalti. Gol penalti Zulfikar membuat skor kembali ketat. PSMS pun harus berjuang dengan sembilan orang di sisa waktu. Syukur, skor itu mampu diciptakan.
Pelatih kepala PSMS, Suharto AD memuji perjuangan anak asuhnya di tengah kondisi krisis ini. “Alhamdulillah kami dapat memenangkan pertandingan. Walaupun banyak kerugian yang kami dapatkan dengan kartu merah pemain kami. Kami sudah melakukan kewajiban kami. Sekarang kami tuntut kepedulian pengurus ke tim ini. Mereka masih muda dan penuh semangat,” jelas Suharto.

Sementara perihal pertandingan yang berlangsung keras dan kasar dengan keluarnya 3 kartu merah dan 3 penalti tersebut, Suharto mengomentari bahwa banyak keputusan wasit Masril yang tidak jeli sehingga mengeluarkan keputusan kontroversial.
“Soal kartu merah jelas kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Tapi saya menilai wasit juga harus jeli karena keputusan kartu merah khususnya bagi Safrial Irfandi jelas salah. Karena dia yang dipukul kok dia kena kartu,” sesal Suharto.
Di kubu berbeda, Pelatih PSAP, Rudi Saari menyesalkan laga yang akhirnya berakhir dengan tiga kartu merah dan banyak kartu kuning.
“Tidak ada yang menduga pertandingan tadi sampai tiga kartu merah. Yang saya sesali tercoreng pertandingan ini. Peluang kami sudah habis menuju 12 besar. Yang jelas PSMS memang lebih baik hari ini. Faktor lucky mereka dapat,” jelasnya. (don)

MEDAN- PSMS meraih kemenangan ketiganya secara beruntun di putaran kedua Divisi Utama PT Liga Indonesia 2012/2013 setelah Sabtu (25/5) kemarin di Stadion Teladan menumpangkan PSAP Sigli 3-2.
Tiga angka ini membuat PSMS mengkudeta posisi PS Bangka di peringkat dua klasemen. Pantas saja Hardiantono dkk mendapat aplaus dari seisi stadion karena tetap fight di tengah kondisi pelik.

Betapa tidak PSMS seperti berjalan tanpa induk di putaran kedua. Tak ada kepedulian pengurus termasuk Ketua umumya, Indra Sakti Harahap yang terkesan tak peduli menanggapi masalah gaji ini. Dengan konsumsi yang kembali tersendat, para pemain akhirnya memutuskan untuk tetap bertarung hingga sisa kompetisi.

Namun yang tersaji di Stadion Teladan kemarin menggambarkan tekad kuat untuk melaju ke fase 12 besar dengan tujuan akhir tiket Indonesian Super League (ISL). Tanpa dua pilar senior di lini tengah Alamsyah dan Ade Chandra, Suharto mempercayakan dua jangkar kepada Tri Hardiansyah dan Aidun Sastra. Hasilnya dua pemain belia itu menjalankan kepercayaan dengan baik.
PSMS sempat tersentak dengan gol cepat PSAP di menit 15 setelah Irfan Dani mampu menanduk bola yang gagal dipotong dengan sempurna oleh kiper Zulham Syahputra. Tapi hanya butuh lima menit bagi PSMS untuk menyamakan kedudukan. Pergerakan Riko Simanjuntak dari sayap kiri terpaksa dijatuhkan di kotak terlarang. Safrial Irfandi dengan tenang menundukkan Eks kiper PSMS, Sabani. Skor 1-1 menuju ruang ganti.

Di babak kedua, dominasi PSMS kembali berbuah manis. Tujuh menit babak kedua berjalan, lagi-lagi Riko mengancam dari sisi kanan pertahanan lawan. Tendangan lemahnya mampu diblok Sabani. Namun bola muntah mampu dikuasi Tri Hardiansyah dan melepaskan tembakan ke sudut sempit.
Duel Irfandi dan Heri Saputra berujung tamparan ke wajah Irfandi. Wasit yang melihat langsung mengusir Heri, tapi Irfandi juga tak luput dari usiran karena wasit mengganjar kartu kuning kedua kepadanya. Kedua pemain harus bermain dengan 10 orang.
Riko sore itu benar-benar menjadi momok bagi pertahanan tuan rumah. Meski tidak mencetak gol, namun pergerakannya di kotak 16 pada menit 62 berbuah ancaman dan pemain belakang PSAP mengganjalnya dari belakang. Penalti lagi, dan kali ini Tambun yang sukses mengeksekusi.

Petaka buat PSMS kembali terjadi. Di menit 76, Kiper ZulhamSyahputra coba menghadang laju Sayuti yang berlari sendirian menembus kotak penalti. Dua ganjaran untuk PSMS, kartu merah Syahputra dan penalti. Gol penalti Zulfikar membuat skor kembali ketat. PSMS pun harus berjuang dengan sembilan orang di sisa waktu. Syukur, skor itu mampu diciptakan.
Pelatih kepala PSMS, Suharto AD memuji perjuangan anak asuhnya di tengah kondisi krisis ini. “Alhamdulillah kami dapat memenangkan pertandingan. Walaupun banyak kerugian yang kami dapatkan dengan kartu merah pemain kami. Kami sudah melakukan kewajiban kami. Sekarang kami tuntut kepedulian pengurus ke tim ini. Mereka masih muda dan penuh semangat,” jelas Suharto.

Sementara perihal pertandingan yang berlangsung keras dan kasar dengan keluarnya 3 kartu merah dan 3 penalti tersebut, Suharto mengomentari bahwa banyak keputusan wasit Masril yang tidak jeli sehingga mengeluarkan keputusan kontroversial.
“Soal kartu merah jelas kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Tapi saya menilai wasit juga harus jeli karena keputusan kartu merah khususnya bagi Safrial Irfandi jelas salah. Karena dia yang dipukul kok dia kena kartu,” sesal Suharto.
Di kubu berbeda, Pelatih PSAP, Rudi Saari menyesalkan laga yang akhirnya berakhir dengan tiga kartu merah dan banyak kartu kuning.
“Tidak ada yang menduga pertandingan tadi sampai tiga kartu merah. Yang saya sesali tercoreng pertandingan ini. Peluang kami sudah habis menuju 12 besar. Yang jelas PSMS memang lebih baik hari ini. Faktor lucky mereka dapat,” jelasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/