26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PSMS v Persebaya: Ayo Juara!

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Dimas Drajad (tengah), pemain PSMS Medan melakukan selebrasi setelah berhasil menjebol gawang PSIS Semarang pada babak semifinal Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (25/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Target sudah tercapai dengan lolos ke Liga 1 musim depan. Namun sudah kepalang tanggung, PSMS punya kesempatan untuk sekalian meraih gelar juara Liga 2 saat bentrok dengan Persebaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Selasa (28/11) malam.

Kemenangan atas PSIS 2-0 di semifinal Liga 2 memang sudah cukup membuat PSMS puas, karena mereka sudah mengakhiri penantian lolos ke kasta tertinggi. Namun menghadapi Persebaya, PSMS punya misi tersendiri. Selain gelar juara, juga ada gengsi yang dipertaruhkan. Apalagi duel klasik ini sudah lama tak tersaji. Terakhir kali di kompetisi resmi terjadi tahun 2009.

Bahkan, pertemuan kala itu cukup menyakitkan bagi PSMS. Persebaya memastikan tiket promosi ke ISL dengan memaksa PSMS turun kasta saat playoff. Kala itu PSMS bermain imbang 1-1 dengan Persebaya di waktu normal. Unggul lewat penalti Leonardo Martins Zada, Persebaya menyamakan skor menit ke-86 lewat penalti Jairon Feliciano. Pemenang harus ditentukan lewat adu penalti.

Hasilnya saat adu penalti, gagalnya tendangan penalti Okto Maniani memastikan PSMS turun kasta. “Waktu itu tak terbayang betapa sedihnya kami. Terutama yang anak Medan. Suporter juga menangis. Alhamdulillah sekarang PSMS sudah promosi kembali. Saya turut senang,” kata eks bek PSMS,Aun Carbiny yang turut bermain kala itu.

Persebaya memang gemar menyakiti PSMS lewat proses adu penalti. Jauh sebelum itu, tepatnya di Liga Indonesia 1999, PSMS lebih dulu disakiti Bajul Ijo. Kala itu PSMS kandas di semifinal. Persebaya yang unggul lebih dulu pada menit 70 melalui kaki Aji Santoso harus disamakan oleh Joan Michel Boboaken di menit 83. Pertandingan yang sangat sengit memaksa pertandingan harus diakhiri melalui drama adu pinalti yang dimenangkan Persebaya dengan skor 4-2 dan membawa Persebaya melaju ke final menghadapi PSIS Semarang.

Selain itu, Bandung biasanya menjadi tempat yang kurang bersahabat bagi PSMS di masa lalu. Play off 2009 itu digelar di Siwilangi, Bandung. Begitu juga kala PSMS harus menangis di final Liga Indonesia 2007 di Stadion si Jalak Harupat Bandung. Namun tahun ini ada harapan PSMS memperbaiki rekor di Bandung.

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Dimas Drajad (tengah), pemain PSMS Medan melakukan selebrasi setelah berhasil menjebol gawang PSIS Semarang pada babak semifinal Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (25/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Target sudah tercapai dengan lolos ke Liga 1 musim depan. Namun sudah kepalang tanggung, PSMS punya kesempatan untuk sekalian meraih gelar juara Liga 2 saat bentrok dengan Persebaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Selasa (28/11) malam.

Kemenangan atas PSIS 2-0 di semifinal Liga 2 memang sudah cukup membuat PSMS puas, karena mereka sudah mengakhiri penantian lolos ke kasta tertinggi. Namun menghadapi Persebaya, PSMS punya misi tersendiri. Selain gelar juara, juga ada gengsi yang dipertaruhkan. Apalagi duel klasik ini sudah lama tak tersaji. Terakhir kali di kompetisi resmi terjadi tahun 2009.

Bahkan, pertemuan kala itu cukup menyakitkan bagi PSMS. Persebaya memastikan tiket promosi ke ISL dengan memaksa PSMS turun kasta saat playoff. Kala itu PSMS bermain imbang 1-1 dengan Persebaya di waktu normal. Unggul lewat penalti Leonardo Martins Zada, Persebaya menyamakan skor menit ke-86 lewat penalti Jairon Feliciano. Pemenang harus ditentukan lewat adu penalti.

Hasilnya saat adu penalti, gagalnya tendangan penalti Okto Maniani memastikan PSMS turun kasta. “Waktu itu tak terbayang betapa sedihnya kami. Terutama yang anak Medan. Suporter juga menangis. Alhamdulillah sekarang PSMS sudah promosi kembali. Saya turut senang,” kata eks bek PSMS,Aun Carbiny yang turut bermain kala itu.

Persebaya memang gemar menyakiti PSMS lewat proses adu penalti. Jauh sebelum itu, tepatnya di Liga Indonesia 1999, PSMS lebih dulu disakiti Bajul Ijo. Kala itu PSMS kandas di semifinal. Persebaya yang unggul lebih dulu pada menit 70 melalui kaki Aji Santoso harus disamakan oleh Joan Michel Boboaken di menit 83. Pertandingan yang sangat sengit memaksa pertandingan harus diakhiri melalui drama adu pinalti yang dimenangkan Persebaya dengan skor 4-2 dan membawa Persebaya melaju ke final menghadapi PSIS Semarang.

Selain itu, Bandung biasanya menjadi tempat yang kurang bersahabat bagi PSMS di masa lalu. Play off 2009 itu digelar di Siwilangi, Bandung. Begitu juga kala PSMS harus menangis di final Liga Indonesia 2007 di Stadion si Jalak Harupat Bandung. Namun tahun ini ada harapan PSMS memperbaiki rekor di Bandung.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/