26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

112.886 Jiwa Terkena Banjir Rob

Foto: Sumut Pos/Fachrul Rozi
Tergenang : Sejumlah warga berada di sekitar genangan banjir rob di Belawan, Minggu (14/5) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banjir rob atau gelombang pasang air laut melanda wilayah pesisir utara Kota Medan. Selain merendam ribuan rumah, air laut turut menggenangi badan jalan hingga ke kawasan Pelabuhan Belawan, Minggu (14/5) sore.

Kepala BPBD Kota Medan, Arjuna Sembiring sebelumnya mencatat ada sebanyak 157 lingkungan di Utara Medan terdampak banjir rob. Dengan rincian 124 lingkungan di Medan Belawan, 22 lingkungan di Medan Labuhan dan 10 lingungan di Medan Marelan. “Sesuai data, keseluruhan ada 27.903 KK dari 112.886 jiwa terdampak rob,” paparnya.

Dia menambahkan, banjir pasang di wilayah ini merupakan siklus tahunan, dan bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Tingkat penurunan air yang lambat, membuat sebagian lokasi masih tergenang banjir walaupun air laut telah surut.

“Aktivitas warga tetap berjalan, mereka juga memilih tetap bertahan di rumah masing-masing,” katanya.

Berdasarkan pengamatan, air laut naik ke darat mengakibatkan puluhan warga pengendara sepeda motor di Kelurahan Sicanang, Medan Belawan terjebak banjir. Akibatnya para pengendara mereka terpaksa memarkirkan kendaraannya di atas jembatan. “Mesin kendaraan bisa mogok Kalau dipaksakan melewati banjir. Mau tak mau berhenti di jembatan ini dululah,” ujar, Azmi (39) buruh pabrik PT Canang Indah.

Selain jalan raya, banjir rob juga menggenangi ribuan rumah penduduk dan sejumlah pertokoan setinggi 40 hingga 60 sentimeter di sepuluh kelurahan meliputi wilayah Medan Belawan, Medan Labuhan serta Medan Marelan. Bahkan, kawasan obyek vital pelabuhan di Medan Belawan turut kebanjiran.

Seorang warga, Syofian (51) warga Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia menuturkan, satu bulan belakangan ini sudah dua kali banjir rob. Jika sebelumnya gelombang pasang air laut naik pada siang sampai sore. Tapi kali ini, rob mulai sore hingga malam hari.

Dia mengatakan, banjir rob yang ada saat ini sangat mengganggu aktivitas warga, bahkan banyak warga sulit beraktifitas di sekitar rumahnya ataupun menyulitkan pengendara. “Sekarang pasang laut terjadi dari jam 3 sore, dan malam baru surut. Maunya pemerintah segera memberikan solusi seperti apa yang pernah direncanakan membangun proyek dam di pinggir pantai Belawan,” pintanya.

Syofian menyebutkan, banjir rob yang saat ini terjadi, sebenarnya bukan hanya dikarenakan fenomena alam. Tapi diakibatkan oleh pendangkalan laut dan semakin minim lahan resapan air. Kondisi inilah yang menyebabkan air laut mudah naik ke darat dan merendam perumahan masyarakat.

“Maraknya penimbunan lahan untuk pembangunan perkantoran maupun lapangan penumpukan petikemas menjadi satu penyebab banjir rob ini terjadi,” ungkapnya.

7 Kecematan Terendam

Di Asahan, memasuki musin hujan yang dimulai dari awal bulan Mei 2017 mengakibatkan sejumlah aliran sungai meluap dan merendam sebanyak 400 kepala keluarga (KK) dan satu SD Negeri di wilayah Kelurahan Bunut, Kecamatan Kisaran Barat dan SMPN4 Kisaran Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Minggu (14/5).

Asisten II Jhon Ardi dan Kepala BPBD Asahan, Syafruddin yang didampingi serta Camat Kisaran Barat, Agus Jaka Putra Ginting mengatakan banjir kiriman hingga saat ini terus meluas dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Asahan, salah satunya di Kecamatan Kisaran Barat ini.

“Kalau hujan terus, kondisi banjir bisa semakin membuat warga resah. Jadi, diharapkan curah hujan tidak tinggi. Sehingga, genangan air yang merendam rumah warga bias surut. Lalu, warga bisa beraktifitas kembali seperti biasanya di rumah,”katanya.

Dia menyebutkan, adapun penyebab banjir merupakan air kiriman dari wilayah Simalungun, Tanah Jawa, Bandar Pasir Mandoge hingga berimbas sampai ke Kabupaten Asahan. “Jadi, air yang merendam rumah warga ini merupakan air kiriman dari wilayah Simalungun,” terangnya.

Syafruddin menyampaikan, adapun kecamatan di kabupaten Asahan dan berbatasan dengan Simalungun yang terendam diantaranya Kecamatan Tinggi Raja di Desa Terusan Tengah, Piasaulu, Sidomulyo. Lalu, untuk Kecamatan Pulau Bandring, Desa Bunut Sebrangan, Taman Sari, dan Tanah Rakyat. Selanjutnya, di Kecamatan Rawang Panca Arga di Desa Rawang IV, Rawang Lama, Rawang Baru, dan Pondok Bungur. Kemudian, di Kecamatan Kisaran Barat banjir merendam rumah warga yang berada di Desa Sei Renggas, Kelurahan Bunut, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Sidomulyo. Terakhir banjir merendam rumah warga di Kecamatan Kisaran Timur, Kelurahan Siumbut Baru, Siumbut Umbut, Karang Anyer. Kecamatan Sei Dadap beberapa Desa dan Kecamatan Aek Ledong di beberapa Desa.

Foto: Sumut Pos/Fachrul Rozi
Tergenang : Sejumlah warga berada di sekitar genangan banjir rob di Belawan, Minggu (14/5) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banjir rob atau gelombang pasang air laut melanda wilayah pesisir utara Kota Medan. Selain merendam ribuan rumah, air laut turut menggenangi badan jalan hingga ke kawasan Pelabuhan Belawan, Minggu (14/5) sore.

Kepala BPBD Kota Medan, Arjuna Sembiring sebelumnya mencatat ada sebanyak 157 lingkungan di Utara Medan terdampak banjir rob. Dengan rincian 124 lingkungan di Medan Belawan, 22 lingkungan di Medan Labuhan dan 10 lingungan di Medan Marelan. “Sesuai data, keseluruhan ada 27.903 KK dari 112.886 jiwa terdampak rob,” paparnya.

Dia menambahkan, banjir pasang di wilayah ini merupakan siklus tahunan, dan bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Tingkat penurunan air yang lambat, membuat sebagian lokasi masih tergenang banjir walaupun air laut telah surut.

“Aktivitas warga tetap berjalan, mereka juga memilih tetap bertahan di rumah masing-masing,” katanya.

Berdasarkan pengamatan, air laut naik ke darat mengakibatkan puluhan warga pengendara sepeda motor di Kelurahan Sicanang, Medan Belawan terjebak banjir. Akibatnya para pengendara mereka terpaksa memarkirkan kendaraannya di atas jembatan. “Mesin kendaraan bisa mogok Kalau dipaksakan melewati banjir. Mau tak mau berhenti di jembatan ini dululah,” ujar, Azmi (39) buruh pabrik PT Canang Indah.

Selain jalan raya, banjir rob juga menggenangi ribuan rumah penduduk dan sejumlah pertokoan setinggi 40 hingga 60 sentimeter di sepuluh kelurahan meliputi wilayah Medan Belawan, Medan Labuhan serta Medan Marelan. Bahkan, kawasan obyek vital pelabuhan di Medan Belawan turut kebanjiran.

Seorang warga, Syofian (51) warga Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia menuturkan, satu bulan belakangan ini sudah dua kali banjir rob. Jika sebelumnya gelombang pasang air laut naik pada siang sampai sore. Tapi kali ini, rob mulai sore hingga malam hari.

Dia mengatakan, banjir rob yang ada saat ini sangat mengganggu aktivitas warga, bahkan banyak warga sulit beraktifitas di sekitar rumahnya ataupun menyulitkan pengendara. “Sekarang pasang laut terjadi dari jam 3 sore, dan malam baru surut. Maunya pemerintah segera memberikan solusi seperti apa yang pernah direncanakan membangun proyek dam di pinggir pantai Belawan,” pintanya.

Syofian menyebutkan, banjir rob yang saat ini terjadi, sebenarnya bukan hanya dikarenakan fenomena alam. Tapi diakibatkan oleh pendangkalan laut dan semakin minim lahan resapan air. Kondisi inilah yang menyebabkan air laut mudah naik ke darat dan merendam perumahan masyarakat.

“Maraknya penimbunan lahan untuk pembangunan perkantoran maupun lapangan penumpukan petikemas menjadi satu penyebab banjir rob ini terjadi,” ungkapnya.

7 Kecematan Terendam

Di Asahan, memasuki musin hujan yang dimulai dari awal bulan Mei 2017 mengakibatkan sejumlah aliran sungai meluap dan merendam sebanyak 400 kepala keluarga (KK) dan satu SD Negeri di wilayah Kelurahan Bunut, Kecamatan Kisaran Barat dan SMPN4 Kisaran Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Minggu (14/5).

Asisten II Jhon Ardi dan Kepala BPBD Asahan, Syafruddin yang didampingi serta Camat Kisaran Barat, Agus Jaka Putra Ginting mengatakan banjir kiriman hingga saat ini terus meluas dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Asahan, salah satunya di Kecamatan Kisaran Barat ini.

“Kalau hujan terus, kondisi banjir bisa semakin membuat warga resah. Jadi, diharapkan curah hujan tidak tinggi. Sehingga, genangan air yang merendam rumah warga bias surut. Lalu, warga bisa beraktifitas kembali seperti biasanya di rumah,”katanya.

Dia menyebutkan, adapun penyebab banjir merupakan air kiriman dari wilayah Simalungun, Tanah Jawa, Bandar Pasir Mandoge hingga berimbas sampai ke Kabupaten Asahan. “Jadi, air yang merendam rumah warga ini merupakan air kiriman dari wilayah Simalungun,” terangnya.

Syafruddin menyampaikan, adapun kecamatan di kabupaten Asahan dan berbatasan dengan Simalungun yang terendam diantaranya Kecamatan Tinggi Raja di Desa Terusan Tengah, Piasaulu, Sidomulyo. Lalu, untuk Kecamatan Pulau Bandring, Desa Bunut Sebrangan, Taman Sari, dan Tanah Rakyat. Selanjutnya, di Kecamatan Rawang Panca Arga di Desa Rawang IV, Rawang Lama, Rawang Baru, dan Pondok Bungur. Kemudian, di Kecamatan Kisaran Barat banjir merendam rumah warga yang berada di Desa Sei Renggas, Kelurahan Bunut, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Sidomulyo. Terakhir banjir merendam rumah warga di Kecamatan Kisaran Timur, Kelurahan Siumbut Baru, Siumbut Umbut, Karang Anyer. Kecamatan Sei Dadap beberapa Desa dan Kecamatan Aek Ledong di beberapa Desa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/