28.9 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Masak Minta Gaji Dikasih Terasi

APPI Kecam Konsorsium Liga

JAKARTA – Penyelesaian tunggakan gaji dengan sistem terminasi oleh konsorsium terhadap para pemain IPL yang gajinya belum terbayarkan berbulan-bulan mendapat tanggapan dari APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia).

“Itu sangat tidak bisa diterima,” cetus Ponaryo Astaman, Presiden APPI kepada koran ini. “Masa minta gaji dikasih terasi,” sambungnya.
CEO APPI, Valentino Simanjuntak menilai terminasi bisa menjadi preseden buruk. “Dilihat dari dari esensi kontrak dan ke depannya  tentu ini menjadi jadi preseden buruk. APPI memberikan kebebasan membuat keputusan bagi anggotanyamengenai hal ini,” kata Valentino.

Akan tetapi Valentino masih melihat adanya sisi positif dari terminasi. Menurutnya kalau dari niat menyelesaikan masalah  secara serempak, terminasi cukup menandakan adanya itikat baik.

“Yang lebih gelap malah di ISL. Coba tanyakan kepada teman-teman pemain Persidafon, PSPS Deltras atau PSMS. Di sana  lebih tidak ada solusi sampai saat ini. Jadi ini masalah global dua liga yang tidak punya business plan matang. Kita fair saja LPIS dan LI (Liga Indonesia) banyak kekurangannya,” sambungnya.
Terkait terminasi tersebut Valentino mengaku jika APPI sudah menerima banyak pengaduan dari para anggotanya. Terminasi lanjut Valentino bisa menjadi titik terang untuk negosiasi. “Tentu saja sudah ada yang mengadukan kasus ini. Justru ini berarti ada titik terang ruang negosiasi,” bebernya.
Sementara itu, satu pemain yang klubnya diklaim sudah menerima keputusan terminasi dari konsorsium dengan tegas mengaku tidak terima dengan keputusan itu. “Enak saja konsorsium hanya membayar gaji kami dua bulan. Padahal tunggakannya lebih dari itu. Berarti selama ini kami dianggap kerja paksa tanpa bayaran. Begini kok mau disebut professional,” ujar pemain yang saat ini bergabung dengan timnas proyeksi Piala AFF 2012.

Beberapa klub IPL dikabarkan bisa menerima sistem terminasi yang ditawarkan konsorsium. Yang terbaru ofisial klub Persiraja Banda berteriak karena  haknya selama lima bulan belum dibayarkan.  Saat dikonfirmasi, CEO PT Atjeh Sportinda Mandiri, pengelola Persiraja, Akmal Marhali memberikan penjelasan terkait opsi pembayaran dari konsorsium. Dia menyebut bahwa kondisi ini juga dialami oleh klub-klub IPL.

Akmal tidak menampik jika pihaknya hanya mampu membayar pemain dalam beberapa bulan terakhir baru 20 persen. Itu karena kemampuan keuangan klubnya hanya begitu. Menurut mantan jurnalis ini, konsorsium saat ini sedang bokek alias tidak ada uang. Tapi niat melunasi tetap ada.
Menurut Akmal, ada tawaran terminasi dari konsorsium kepada pemain atau klub jika memang tidak sabar, Konsorsium siap membayar dua bulan gaji plus 20 persen untuk pemain sebagai salah satu solusi kekeluargaan. Untuk kasus Persiraja, dengan terminasi, pemain akan mendapatkan gaji tiga bulan.  “Kemampuan uang yang ada hanya segitu. Kalau ingin cepat, opsi terminasi,” tandasnya.  (ali/jpnn)

APPI Kecam Konsorsium Liga

JAKARTA – Penyelesaian tunggakan gaji dengan sistem terminasi oleh konsorsium terhadap para pemain IPL yang gajinya belum terbayarkan berbulan-bulan mendapat tanggapan dari APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia).

“Itu sangat tidak bisa diterima,” cetus Ponaryo Astaman, Presiden APPI kepada koran ini. “Masa minta gaji dikasih terasi,” sambungnya.
CEO APPI, Valentino Simanjuntak menilai terminasi bisa menjadi preseden buruk. “Dilihat dari dari esensi kontrak dan ke depannya  tentu ini menjadi jadi preseden buruk. APPI memberikan kebebasan membuat keputusan bagi anggotanyamengenai hal ini,” kata Valentino.

Akan tetapi Valentino masih melihat adanya sisi positif dari terminasi. Menurutnya kalau dari niat menyelesaikan masalah  secara serempak, terminasi cukup menandakan adanya itikat baik.

“Yang lebih gelap malah di ISL. Coba tanyakan kepada teman-teman pemain Persidafon, PSPS Deltras atau PSMS. Di sana  lebih tidak ada solusi sampai saat ini. Jadi ini masalah global dua liga yang tidak punya business plan matang. Kita fair saja LPIS dan LI (Liga Indonesia) banyak kekurangannya,” sambungnya.
Terkait terminasi tersebut Valentino mengaku jika APPI sudah menerima banyak pengaduan dari para anggotanya. Terminasi lanjut Valentino bisa menjadi titik terang untuk negosiasi. “Tentu saja sudah ada yang mengadukan kasus ini. Justru ini berarti ada titik terang ruang negosiasi,” bebernya.
Sementara itu, satu pemain yang klubnya diklaim sudah menerima keputusan terminasi dari konsorsium dengan tegas mengaku tidak terima dengan keputusan itu. “Enak saja konsorsium hanya membayar gaji kami dua bulan. Padahal tunggakannya lebih dari itu. Berarti selama ini kami dianggap kerja paksa tanpa bayaran. Begini kok mau disebut professional,” ujar pemain yang saat ini bergabung dengan timnas proyeksi Piala AFF 2012.

Beberapa klub IPL dikabarkan bisa menerima sistem terminasi yang ditawarkan konsorsium. Yang terbaru ofisial klub Persiraja Banda berteriak karena  haknya selama lima bulan belum dibayarkan.  Saat dikonfirmasi, CEO PT Atjeh Sportinda Mandiri, pengelola Persiraja, Akmal Marhali memberikan penjelasan terkait opsi pembayaran dari konsorsium. Dia menyebut bahwa kondisi ini juga dialami oleh klub-klub IPL.

Akmal tidak menampik jika pihaknya hanya mampu membayar pemain dalam beberapa bulan terakhir baru 20 persen. Itu karena kemampuan keuangan klubnya hanya begitu. Menurut mantan jurnalis ini, konsorsium saat ini sedang bokek alias tidak ada uang. Tapi niat melunasi tetap ada.
Menurut Akmal, ada tawaran terminasi dari konsorsium kepada pemain atau klub jika memang tidak sabar, Konsorsium siap membayar dua bulan gaji plus 20 persen untuk pemain sebagai salah satu solusi kekeluargaan. Untuk kasus Persiraja, dengan terminasi, pemain akan mendapatkan gaji tiga bulan.  “Kemampuan uang yang ada hanya segitu. Kalau ingin cepat, opsi terminasi,” tandasnya.  (ali/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/