26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Jam Belajar Fleksibel

Siswa SMP Terbuka Dilatih Siap Kerja

Lomba khusus keterampilan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) diyakini memberikan pengaruh baik bagi siswa SMP Terbuka. Pasalnya, dalam mengikuti ajang ini para siswa tidak hanya diberikan pelajaran reguler, tetapi mereka juga diberikan tambahan keterampilan.

Hal ini diungkapkan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas, Didik Suhardi. “Paling tidak setelah lulus mereka punya keterampilan dasar. Harapannya bisa masuk dunia kerja sudah siap latih,” ujarnya ketika ditemui usai acara pembukaan Lomojari di Kemdiknas, Jakarta, Senin (4/7).

Didik mengatakan, siswa SMP Terbuka belajar secara mandiri selama 3-5 hari di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) terdekat dengan tempat tinggalnya, didampingi guru pamong. Dia menjelaskan, bahan ajar yang digunakan menggunakan modul yang disusun dengan kalimat sederhana. Setiap satu atau dua kali dalam seminggu, mereka belajar tatap muka bersama guru bina di SMP negeri terdekat, yang menjadi sekolah induknya. “Jam belajar fleksibel dilakukan siang hingga sore hari disesuaikan kondisi peserta didik,” ujarnya.

Setelah tamat, lanjut Didik,  kebanyakan para siswa terjun ke dunia kerja atau bekerja membantu orangtua. Namun, ada sejumlah alumni SMP Terbuka melanjutkan ke sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK). Bahkan, ada yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi sampai tamat. Sekarang mereka telah sukses meniti karir menjadi guru, dosen, perawat, polisi, pengusaha, dan sebagainya.

Lebih jauh Didik menambahkan, guna memberikan bekal keterampilan yang memadai, sejak 2001 pemerintah merintis Program Pendidikan Keterampilan Pra-vokasi bagi siswa SMP Terbuka. Program ini direncanakan dilaksanakan pada semua SMP Terbuka secara bertahap. Jenis pendidikan keterampilan pra-vokasional yang dipilih dan cara melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing sekolah yang bersangkutan.
Didik menyebutkan, pemerintah hingga saat ini telah  memberikan dana bantuan sosial (block grant) secara langsung kepada SMP Terbuka. “Sampai saat ini sebanyak 5.352 TKB (73,54%) sudah melaksanakan program pendidikan keterampilan. Pada tahun ini pemerintah akan memberikan bantuan sosial bagi 500 tempat kegiatan belajar (TKB),” tukasnya.

Dijelaskan, penyelenggaraan SMP Terbuka juga melibatkan partisipasi masyarakat. Mulai tahun pelajaran 2002/2003 Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia mengumpulkan dana untuk membiayai secara mandiri guru pamong untuk mendampingi siswa belajar di TKB Mandiri. Pada saat ini jumlah TKB Mandiri di seluruh Indonesia mencapai 374 lokasi tersebar di 56 kabupaten/kota pada 15 provinsi dan melayani 15.562 siswa. (cha/jpnn)

Jangan Merasa Kelas Dua

Sebanyak 45 SMP Terbuka dari 14 provinsi menampilkan hasil-hasil karya dalam pameran dan unjuk keterampilan pada Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) Bidang Keterampilan ke-9 Tahun 2011. Kegiatan yang diselenggarakan mulai 4-8 Juli 2011 di Plaza Insan Berprestasi Kemdiknas tersebut digelar oleh Ditjen Pendidikan Dasar Kemdiknas.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas, Suyanto menyampaikan, siswa SMP Terbuka memiliki semangat luar biasa. Hal ini, kata dia, tercermin dari karya yang dihasilkan. “Harapan saya ketika anak sudah memiliki keterampilan, kepala sekolah dan guru  bisa mencarikan bapak angkat supaya karyanya laku dijual dan membuat pemberdayaan ekonomi anak dan orangtua,” katanya saat pembukaan Lomojaridi Kemdiknas, Jakarta, Senin (4/7).
Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengatakan, keberadaan bapak angkat penting untuk eksistensi SMP Terbuka dan masa depan anak-anak. SMP Terbuka, kata dia, sederajat dengan SMP reguler. “Jangan merasa SMP Terbuka adalah SMP kelas dua. Jangan rendah diri,” ujarnya.

Ia mengimbau, para guru bina yang mengajar di SMP Terbuka untuk memperkuat revitalisasi pendidikan karakter di sekolah binaannya. Dia menyebutkan, karakter yang perlu diterapkan diantaranya kejujuran, etos kerja, simpati, empati, pluralisme, dan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. “Hormat menghormati adalah karakter dan kepribadian penting untuk diintroduksikan pada siswa SMP Terbuka,” terangnya.

SMP Terbuka merupakan salah satu subsistem pendidikan formal, yang menerapkan prinsip pembelajaran secara mandiri. SMP Terbuka bertujuan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada anak-anak lulusan SD/MI atau sederajat yang tidak dapat mengikuti pendidikan di SMP reguler karena berbagai hambatan yang dihadapi.
Diketahui, pada saat ini terdapat 248.432 siswa SMP Terbuka di 2.111 sekolah. Mereka belajar  di 7.417 tempat kegiatan belajar (TKB) dilayani oleh 26.248 guru bina di sekolah induk dan 15.221 guru pamong. Selama lima tahun masa percepatan penuntasan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun pada 2003-2008 yang lalu, SMP Terbuka telah menampung sekitar 50.000 anak usia 13-15 tahun setiap tahunnya. (cha/jpnn)

Siswa SMP Terbuka Dilatih Siap Kerja

Lomba khusus keterampilan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) diyakini memberikan pengaruh baik bagi siswa SMP Terbuka. Pasalnya, dalam mengikuti ajang ini para siswa tidak hanya diberikan pelajaran reguler, tetapi mereka juga diberikan tambahan keterampilan.

Hal ini diungkapkan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas, Didik Suhardi. “Paling tidak setelah lulus mereka punya keterampilan dasar. Harapannya bisa masuk dunia kerja sudah siap latih,” ujarnya ketika ditemui usai acara pembukaan Lomojari di Kemdiknas, Jakarta, Senin (4/7).

Didik mengatakan, siswa SMP Terbuka belajar secara mandiri selama 3-5 hari di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) terdekat dengan tempat tinggalnya, didampingi guru pamong. Dia menjelaskan, bahan ajar yang digunakan menggunakan modul yang disusun dengan kalimat sederhana. Setiap satu atau dua kali dalam seminggu, mereka belajar tatap muka bersama guru bina di SMP negeri terdekat, yang menjadi sekolah induknya. “Jam belajar fleksibel dilakukan siang hingga sore hari disesuaikan kondisi peserta didik,” ujarnya.

Setelah tamat, lanjut Didik,  kebanyakan para siswa terjun ke dunia kerja atau bekerja membantu orangtua. Namun, ada sejumlah alumni SMP Terbuka melanjutkan ke sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK). Bahkan, ada yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi sampai tamat. Sekarang mereka telah sukses meniti karir menjadi guru, dosen, perawat, polisi, pengusaha, dan sebagainya.

Lebih jauh Didik menambahkan, guna memberikan bekal keterampilan yang memadai, sejak 2001 pemerintah merintis Program Pendidikan Keterampilan Pra-vokasi bagi siswa SMP Terbuka. Program ini direncanakan dilaksanakan pada semua SMP Terbuka secara bertahap. Jenis pendidikan keterampilan pra-vokasional yang dipilih dan cara melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing sekolah yang bersangkutan.
Didik menyebutkan, pemerintah hingga saat ini telah  memberikan dana bantuan sosial (block grant) secara langsung kepada SMP Terbuka. “Sampai saat ini sebanyak 5.352 TKB (73,54%) sudah melaksanakan program pendidikan keterampilan. Pada tahun ini pemerintah akan memberikan bantuan sosial bagi 500 tempat kegiatan belajar (TKB),” tukasnya.

Dijelaskan, penyelenggaraan SMP Terbuka juga melibatkan partisipasi masyarakat. Mulai tahun pelajaran 2002/2003 Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia mengumpulkan dana untuk membiayai secara mandiri guru pamong untuk mendampingi siswa belajar di TKB Mandiri. Pada saat ini jumlah TKB Mandiri di seluruh Indonesia mencapai 374 lokasi tersebar di 56 kabupaten/kota pada 15 provinsi dan melayani 15.562 siswa. (cha/jpnn)

Jangan Merasa Kelas Dua

Sebanyak 45 SMP Terbuka dari 14 provinsi menampilkan hasil-hasil karya dalam pameran dan unjuk keterampilan pada Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) Bidang Keterampilan ke-9 Tahun 2011. Kegiatan yang diselenggarakan mulai 4-8 Juli 2011 di Plaza Insan Berprestasi Kemdiknas tersebut digelar oleh Ditjen Pendidikan Dasar Kemdiknas.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas, Suyanto menyampaikan, siswa SMP Terbuka memiliki semangat luar biasa. Hal ini, kata dia, tercermin dari karya yang dihasilkan. “Harapan saya ketika anak sudah memiliki keterampilan, kepala sekolah dan guru  bisa mencarikan bapak angkat supaya karyanya laku dijual dan membuat pemberdayaan ekonomi anak dan orangtua,” katanya saat pembukaan Lomojaridi Kemdiknas, Jakarta, Senin (4/7).
Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengatakan, keberadaan bapak angkat penting untuk eksistensi SMP Terbuka dan masa depan anak-anak. SMP Terbuka, kata dia, sederajat dengan SMP reguler. “Jangan merasa SMP Terbuka adalah SMP kelas dua. Jangan rendah diri,” ujarnya.

Ia mengimbau, para guru bina yang mengajar di SMP Terbuka untuk memperkuat revitalisasi pendidikan karakter di sekolah binaannya. Dia menyebutkan, karakter yang perlu diterapkan diantaranya kejujuran, etos kerja, simpati, empati, pluralisme, dan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. “Hormat menghormati adalah karakter dan kepribadian penting untuk diintroduksikan pada siswa SMP Terbuka,” terangnya.

SMP Terbuka merupakan salah satu subsistem pendidikan formal, yang menerapkan prinsip pembelajaran secara mandiri. SMP Terbuka bertujuan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada anak-anak lulusan SD/MI atau sederajat yang tidak dapat mengikuti pendidikan di SMP reguler karena berbagai hambatan yang dihadapi.
Diketahui, pada saat ini terdapat 248.432 siswa SMP Terbuka di 2.111 sekolah. Mereka belajar  di 7.417 tempat kegiatan belajar (TKB) dilayani oleh 26.248 guru bina di sekolah induk dan 15.221 guru pamong. Selama lima tahun masa percepatan penuntasan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun pada 2003-2008 yang lalu, SMP Terbuka telah menampung sekitar 50.000 anak usia 13-15 tahun setiap tahunnya. (cha/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/