25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Sudah Sering Terjadi

Gayus Bongkar Enam Modus Mafia Pajak

Fakta baru diungkapkan Gayus Tambunan, soal mafia perpajakan di Direktorat Jendral Pajak. Gayus membongkar enam modus mafia perpajakan yang terjadi di bekas kantornya itu.

“Sesuai replik saya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, saya memasukkan ada enam modus perpajakan menurut pengamatan saya,” kata Gayus Tambunan yang didampingi Pengacaranya Hotma Sitompul di hadapan Panja Mafia Hukum, Komisi III DPR RI, Rabu (20/7).

Gayus membeberkan berbagai modus kerja mafia pajak yang diketahuinya. Pertama, terjadi negosiasi di tingkat pemeriksaan pajak. Sehingga, kata dia, keberatan pajak tidak mencerminkan nilai sebenarnya. “Ini bisa menimbulkan deal-deal tertentu dalam pemeriksaan,” ungkap Tambunan.

Kedua, terjadi negosiasi di tingkat penyidikan pajak. Misalnya, soal faktur pajak fiktif. Menurut Gayus, selain pemilik faktur pajak fiktif diimbau untuk betulkan SPT, mereka juga ditakut-takuti nanti bisa menjadi saksi atau tersangka. “Ujung-ujungnya uang sehingga pengguna faktur pajak fiktif tetap jadi saksi,” ungkapnya.

Ketiga, terjadi penyelewengan fiskal luar negeri dengan berbagai modus di bandara yang melayani rute penerbangan internasional. Dimana, setiap orang yang bekerja di luar negeri harus bayar fiskal Rp2,5 juta. “Tapi, setelah ada peraturan cukup menunjukkan NPWP, maka itu hilang dengan sendirinya” jelasnya.

Keempat, lanjut Gayus, adalah penghilangan bekas surat permohonan keberatan wajib pajak. “Sehingga ketika jatuh tempo atau 12 bulan, belum bisa diproses,” ungkap Gayus.

Kelima, kata Gayus, modusnya adalah penggunaan perusahaan di luar negeri khususnya Belanda, dimana terdapat celah hukum pembayaran bunga kepada perusahaan asing di Belanda. “Keenam adalah kerugian investasi dalam SPT tahunan,” jelas Gayus.

Menjawab pertanyaan Anggota Komisi III, Nudirman Munir, Gayus mengaku modus itu sudah sering terjadi di Dirjen Pajak. “Modus sudah sering terjadi di Dirjen Pajak, tapi tidak diangkat penyidik maupun pihak yang berkepentingan,” kata Gayus.

Jawaban Gayus tersebut memancing Nudirman Munir kembali menanyakan kenapa hanya Gayus Tambunan yang terkena. “Kenapa 24 orang tidak kena, kenapa hanya kamu yang kena? “ kata Nudirman.

Nudirman juga mendesak agar Gayus membongkar semuanya. Bila perlu, Nudirman meminta agar Dirjen Pajak ditemukan dengan Gayus di Panja Mafia Pajak Komisi III DPR RI. “Biar bisa buka-bukaan,” kata Wakil Ketua BK DPR RI itu.

Nudirman mengatakan, kerugian menakutkan bagi negara ini adalah restitusi pajak. “Karena besarnya luar biasa, apalagi kita banyak ekspor CPO luar negeri. Bagaimana mereka bermain? Ini sangat merugikan apalagi jumlahnya rata-rata Rp1 triliun,” jelas Nudirman. (boy/jpnn)

Disuruh Denny Kabur ke Singapura

Gayus Tambunan membeberkan fakta baru. Terpidana mafia pajak itu membeberkan bahwa Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana yang menyuruhnya lari ke Singapura pada awal-awal muncul kasus yang menimpa dirinya. “Setelah Andi Kosasih ditangkap, Denny sarankan saya berangkat ke Singapura, nunggu Haposan dan lain-lain ditangkap,” kata Gayus di hadapan Panja Mafia Hukum Komisi III DPR RI, Rabu (20/7).

Gayus juga menegaskan, sebelum ke Bali dia juga sudah pernah ke luar negeri.  Menurut dia, Denny Indrayana sudah membicarakan soal perlindungan bagi dirinya sebelum disuruh berangkat ke Singapura. Tapi Gayus kecewa ternyata janji itu hanya bohong, bahkan hingga dia kembali ke tanah air janji tak pernah ditepati Denny.

“Dari awal sebelum ke Singapura saya sudah dijanjikan jadi whistel blower oleh Denny Indrayana. Nanti Denny bilang akan dilindungi dan kawal kasusnya. Denny juga telepon Ketua LPSK di depan saya. Pembicaraan ini sudah dilakukan sebelum saya disuruh Denny berangkat ke Singapura,” kata Gayus.

Kemudian, kata Gayus, Denny juga akan melakukan media champaign karena merasa dekat dengan media. Menurut dia, Denny akan membantu mengkampanyekan lewat media, bahwa Gayus sudah mengungkap kasus itu.

“Saya heran namanya Satgas Mafia Hukum, tapi saya perhatikan selama ini yang diberantas cuma saya,” kata Gayus lagi. Dia mengaku bukan orang hebat, tapi hanya sebagai pegawai kelas bawah yang tidak punya power mengatur-ngatur. Soal kenapa tidak ditahan Gayus pun mengaku semua sudah ada yang mengurus. Termasuk masalah mendapatkan paspor dari orang asing, begitu juga saat di Mako Brimob.

“Di imigrasi Bandara juga, padahal hasil sidang menyatakan, saya tidak boleh lewat, tapi imigrasi lewatkan saja. Pasti ada yang men-setting ini semua,” ujar Gayus. Lebih jauh Gayus mengaku siap bila keterangannya itu dikonfrontir dengan Denny Indrayana. “Saya siap,” tegas Gayus. (boy/jpnn)

Gayus Bongkar Enam Modus Mafia Pajak

Fakta baru diungkapkan Gayus Tambunan, soal mafia perpajakan di Direktorat Jendral Pajak. Gayus membongkar enam modus mafia perpajakan yang terjadi di bekas kantornya itu.

“Sesuai replik saya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, saya memasukkan ada enam modus perpajakan menurut pengamatan saya,” kata Gayus Tambunan yang didampingi Pengacaranya Hotma Sitompul di hadapan Panja Mafia Hukum, Komisi III DPR RI, Rabu (20/7).

Gayus membeberkan berbagai modus kerja mafia pajak yang diketahuinya. Pertama, terjadi negosiasi di tingkat pemeriksaan pajak. Sehingga, kata dia, keberatan pajak tidak mencerminkan nilai sebenarnya. “Ini bisa menimbulkan deal-deal tertentu dalam pemeriksaan,” ungkap Tambunan.

Kedua, terjadi negosiasi di tingkat penyidikan pajak. Misalnya, soal faktur pajak fiktif. Menurut Gayus, selain pemilik faktur pajak fiktif diimbau untuk betulkan SPT, mereka juga ditakut-takuti nanti bisa menjadi saksi atau tersangka. “Ujung-ujungnya uang sehingga pengguna faktur pajak fiktif tetap jadi saksi,” ungkapnya.

Ketiga, terjadi penyelewengan fiskal luar negeri dengan berbagai modus di bandara yang melayani rute penerbangan internasional. Dimana, setiap orang yang bekerja di luar negeri harus bayar fiskal Rp2,5 juta. “Tapi, setelah ada peraturan cukup menunjukkan NPWP, maka itu hilang dengan sendirinya” jelasnya.

Keempat, lanjut Gayus, adalah penghilangan bekas surat permohonan keberatan wajib pajak. “Sehingga ketika jatuh tempo atau 12 bulan, belum bisa diproses,” ungkap Gayus.

Kelima, kata Gayus, modusnya adalah penggunaan perusahaan di luar negeri khususnya Belanda, dimana terdapat celah hukum pembayaran bunga kepada perusahaan asing di Belanda. “Keenam adalah kerugian investasi dalam SPT tahunan,” jelas Gayus.

Menjawab pertanyaan Anggota Komisi III, Nudirman Munir, Gayus mengaku modus itu sudah sering terjadi di Dirjen Pajak. “Modus sudah sering terjadi di Dirjen Pajak, tapi tidak diangkat penyidik maupun pihak yang berkepentingan,” kata Gayus.

Jawaban Gayus tersebut memancing Nudirman Munir kembali menanyakan kenapa hanya Gayus Tambunan yang terkena. “Kenapa 24 orang tidak kena, kenapa hanya kamu yang kena? “ kata Nudirman.

Nudirman juga mendesak agar Gayus membongkar semuanya. Bila perlu, Nudirman meminta agar Dirjen Pajak ditemukan dengan Gayus di Panja Mafia Pajak Komisi III DPR RI. “Biar bisa buka-bukaan,” kata Wakil Ketua BK DPR RI itu.

Nudirman mengatakan, kerugian menakutkan bagi negara ini adalah restitusi pajak. “Karena besarnya luar biasa, apalagi kita banyak ekspor CPO luar negeri. Bagaimana mereka bermain? Ini sangat merugikan apalagi jumlahnya rata-rata Rp1 triliun,” jelas Nudirman. (boy/jpnn)

Disuruh Denny Kabur ke Singapura

Gayus Tambunan membeberkan fakta baru. Terpidana mafia pajak itu membeberkan bahwa Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana yang menyuruhnya lari ke Singapura pada awal-awal muncul kasus yang menimpa dirinya. “Setelah Andi Kosasih ditangkap, Denny sarankan saya berangkat ke Singapura, nunggu Haposan dan lain-lain ditangkap,” kata Gayus di hadapan Panja Mafia Hukum Komisi III DPR RI, Rabu (20/7).

Gayus juga menegaskan, sebelum ke Bali dia juga sudah pernah ke luar negeri.  Menurut dia, Denny Indrayana sudah membicarakan soal perlindungan bagi dirinya sebelum disuruh berangkat ke Singapura. Tapi Gayus kecewa ternyata janji itu hanya bohong, bahkan hingga dia kembali ke tanah air janji tak pernah ditepati Denny.

“Dari awal sebelum ke Singapura saya sudah dijanjikan jadi whistel blower oleh Denny Indrayana. Nanti Denny bilang akan dilindungi dan kawal kasusnya. Denny juga telepon Ketua LPSK di depan saya. Pembicaraan ini sudah dilakukan sebelum saya disuruh Denny berangkat ke Singapura,” kata Gayus.

Kemudian, kata Gayus, Denny juga akan melakukan media champaign karena merasa dekat dengan media. Menurut dia, Denny akan membantu mengkampanyekan lewat media, bahwa Gayus sudah mengungkap kasus itu.

“Saya heran namanya Satgas Mafia Hukum, tapi saya perhatikan selama ini yang diberantas cuma saya,” kata Gayus lagi. Dia mengaku bukan orang hebat, tapi hanya sebagai pegawai kelas bawah yang tidak punya power mengatur-ngatur. Soal kenapa tidak ditahan Gayus pun mengaku semua sudah ada yang mengurus. Termasuk masalah mendapatkan paspor dari orang asing, begitu juga saat di Mako Brimob.

“Di imigrasi Bandara juga, padahal hasil sidang menyatakan, saya tidak boleh lewat, tapi imigrasi lewatkan saja. Pasti ada yang men-setting ini semua,” ujar Gayus. Lebih jauh Gayus mengaku siap bila keterangannya itu dikonfrontir dengan Denny Indrayana. “Saya siap,” tegas Gayus. (boy/jpnn)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/