27 C
Medan
Wednesday, December 31, 2025
Home Blog Page 13934

Scherzinger-Hamilton Balikan Lagi

MESKI nasibnya sebagai juri X-FACTOR harus berakhir menyakitkan, namun setidaknya masih ada kebahagiaan untuk Nicole Scherzinger. Pasalnya, mantan personil Pussycat Dolls tersebut terlihat kembali mesra dengan mantan kekasihnya, Lewis Hamilton.

Dilansir dari Contactmusic, Hollywood.tv merekam pasangan tersebut saat sedang dalam perjalanan makan malam bersama.

Tidak hanya jalan bersama, Nicole dan pembalap Formula 1 tersebut tampak bergandengan tangan mesra dan menunjukkan wajah yang sangat berseri-seri.

Walaupun tidak memberikan komentar tentang status hubungan mereka saat ini, ekspresi wajah dan gelagat mereka sudah cukup membuktikan bahwa pasangan tersebut telah kembali akur. Memang, pasca hubungan mereka putus pada akhir Desember 2011 lalu, Nicole sempat mengaku masih mencintai Lewis, walaupun saat itu dirinya kerap digosipkan dengan banyak lelaki.

“Aku masih mencintainya. Ini masih terlalu dini dan sulit bagiku untuk mengatakannya. Tapi kami tetap berteman baik. Kami teman yang sangat baik,” ungkap Nicole saat itu.

Ketika dimintai pendapat soal pemecatan dirinya dari X-FACTOR, Nicole menolak untuk berkomentar.

Dia lebih memilih untuk tersenyum dingin dan diam seribu bahasa. Saat itu, justru Lewis yang melayani komentar dan pertanyaan wartawan tentang hal itu. (bbs/jpnn)

Jeremy Lin Permalukan Kobe

NEW YORK – Pebasket New York Knicks berdarah Taiwan Jeremy Lin tampil spektakuler saat timnya menang 92-85 atas LA Lakers. Lin menjadi pencetak angka terbanyak di pertandingan itu, bahkan lebih banyak dari Kobe Bryant, dengan 38 angka.

Dalam laga di Madison Square Garden pada Jumat (10/2) malam waktu setempat, Kobe sebenarnya tampil impresif karena mencetak double-double dengan 34 angka dan 10 rebound. Pau Gasol juga membuat double-double dengan 16 poin dan 10 rebound. Namun, penampilan bagus dari kedua bintang Lakers tersebut tertutupi oleh performa gemilang Lin.

Saat Lin berhasil melesakkan dua free throw ketika kuarter keempat tinggal 52 detik lagi, sekitar 20 ribu penonton yang memadati Madison Square Garden sontak meneriakkan “MVP! MVP!”.

Lin mendadak jadi idola baru di Kota New York.

Penampilan hebatnya saat mengalahkan Lakers seolah menjadi puncak dari pekan yang luar biasa baginya. Sebelumnya, Lin mencetak 28 poin plus delapan assist saat melawan Utah pada Senin (6/2) dan 23 poin plus 10 rebound saat menghadapi Washington Wizards pada Rabu (8/2) lalu.

Padahal laga melawan Jazz dan Wizards itu merupakan merupakan dua laga pertamanya sebagai starter. Hanya ada enam pemain saja sejak 1970 yang berhasil mencetak setidaknya 20 poin dan delapan assist dalam dua laga starter pertamanya. Lin juga menjadi pebasket pertama yang berhasil melakukannya sejak LeBron James pada 2003 silam.

Siapa Lin sebenarnya? Lin merupakan pebasket kelahiran Palo Alto 23 tahun silam dan memiliki nama asli Jeremy Shu-How Lin. Dia berposisi sebagai point guard. Lin mengawali kariernya di NBA pada musim lalu bersama Golden State Warriors setelah didraft dari Harvard University. Lin bertinggi badan 191 cm. Kedua orang tua Lin bermigrasi ke Negeri Paman Sam dari Taiwan pada 1970an.

Dengan kemenangan ini, Knicks berhasil mencatat kemenangannya yang keempat berturut-turut dan perlahan-lahan mendekati zona playoffs Wilayah Timur. (net/jpnn)

Rossi tak Takut Stoner dan Lorenzo

BOLOGNA – Casey Stoner dan Jorge Lorenzo menjadi pembalap yang tangguh di mata Valentino Rossi. Kendati demikian, pembalap Ducati itu mengaku tidak gentar melawan kedua pembalap muda itu untuk naik podium, pada MotoGP tahun ini.

Hal itu diakuinya setelah melihat hasil tes pembuka MotoGP 2012 di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam tes tersebut, Rossi harus puas menempati peringkat kelima dengan menunggangi motor baru GP12.

Rossi, yang pada musim lalu hanya mampu satu kali naik podium saat melakukan debut di Ducati, tertinggal 1.2 detik dari Stoner. Namun, mantan pembalap Honda itu tidak tertinggalterlalujauhdariDaniPedrosa, penguasa peringkat ketiga.

Di antara kedua pembalapHondaituadaJorge Lorenzo, yang menempati peringkat kedua. Sedangkan Ben Spies finis di peringkat empat. Melihat hasil itu, Rossi sadar peluang untuk finis di peringkat ketiga lebih terbuka.

“Saya setuju peringkat ketiga lebih terbuka untuk diraih. Bagi saya sekarang, Lorenzo dan Stoner adalah pembalap yang lebih baik dari saya. Tapi, mungkin saya masih bisa bersaing dengan Pedrosa dan Spies,” kata Rossi.

“Bisa langsung bertarung dalam perebutan podium tentu akan sangat menyenangkan buat kami dan itu akan menjadi sebuah awal yang sangat baik sekali,” tandas pembalap asal Italia tersebut dilansir Crash.net, Sabtu (11/2).

Sementara itu, tes kedua akan berlangsung di Sirkuit Sepang, 28 Febuari mendatang. Setelah itu, tes ketiga akan dilaksanakan di Sirkuit Jerez, Spanyol, sebelum balapan perdana bergulir di Qatar, 8 April nanti. (net/jpnn)

Isner Jinakkan Ferderer

FRIBOURG – Mantan petenis nomor 1 dunia Roger Federer secara mengejutkan ditaklukan oleh John Isner sehingga membuat tuan rumah Swiss untuk sementara tertinggal 0-2 dari Amerika Serikat dalam babak pertama Grup Dunia Davis Cup.

Sebelumnya, petenis Swiss lainnya Stanislas Wawrinka juga ditekuk Mardy Fish 2-6 6-4 6-4 1-6 7-9. Usaha Swiss untuk melaju ke babak perempat final Davis Cup untuk pertama kalinya sejak 2004 pun terancam kandas.

Dalam laga yang berlangsung di lapangan tanah liat di Fribourg, Swiss itu Federer terlihat kesulitan meladeni servis-servis keras yang menjadi ciri khas dari Isner dan akhirnya harus menyerah empat set 6-4 3-6 6-7 2-6.

Isneryangmenempatiperingkat17duniaitu pun menyebut kemenangan ini sebagai kemenangan terbesar sepanjang hidupnya. Isner mesti melalui pertarungan selama dua jam 39 menit untuk menorehkan kemenangannya yang fenomenal tersebut.

“Itu merupakan salahsatukemenan- gan terbesar sepanjang hidup saya, bukan yang benar, itu merupakan kemenangan terbesar sepanjang hidup saya,” tandas Isner seperti dikutip dari Eurosport, Sabtu (11/2). (net/jpnn)

Ferrari Target Barcelona

JEREZ – Fernando Alonso berjanji Ferarri akan tiba di tes pramusim berikutnya di Barcelona dengan kondisi yang lebih baik dibanding tes pertama di Jerez. Tes di Barcelona akan dilangsungkan pada 21 hingga 24 Februari mendatang.

Sekalipun Alonso berhasil mencatat waktu tercepat di hari keempat atau hari terakhir tes di Jerez pada Jumat (10/2) kemarin tetapi direktur teknis Ferrari Pat Fry mengakui sebelumnya di awal pekan ini bahwa dirinya tidak puas dengan kemajuan yang dicatat F2012.

Di tengah segudang keraguan soal performa F2012, di mana Alonso mengungkapkan kekhawatiran terbesarnya adalah reliability atau daya tahan, tetapi juara dunia 2005 dan 2006 itu tetap yakin tim akan segera menemukan solusi atas problem tersebut.

“Saya masih berpikir masih jauh perjalanan menuju Australia dalam konteks berapa banyak hari dan tes yang masih bisa kami lakukan,” kata Alonso seperti dikutip Autosport, Sabtu (11/2). (net/jpnn)

PSMS Kalah, Beni Puas

SIGLI- PSMS Medan menguasai jalannya pertandingan babak pertama saat menghadapi PSAP Sigli di Stadion Kuta Asan, kemarin (11/2). Tapi sayang di akhir babak pertandingan Ayam Kinantan- julukan PSMS harus rela menerima kekalahan dengan skor 1-2.

Di babak pertama PSMS tampil garang. Beberapa kali gawang PSAP yang dikawal Fakhrurrazi nyaris bobol dari serangan Osas Saha dan kawan-kawan. Seolah-olah PSAP tidak memiliki stamina sehingga serangan Sayuti dan kawan-kawan dapat dipatahkan tim ayam kinantan yang digalang Sasa Zecevik.

Bermain dengan kondisi panas sedikit menguras tenaga pemain ke dua tim. 20 menit berjalannya pertandingan gawang PSAP nyaris bobol karena tendangan keras Osas Saha dapat ditepis Fakhrurrazi.

Pemain PSAP Sigli sering melakukan kesalahan sehingga umpan-umpan pendek yang diperagakan PSAP Sigli membuat bola mudah dicuri PSMS.

Kemudian menit 40 Wook Jin Yuo tinggal berhadapan dengan penjaga gawang PSMS Markus Harison, tendangan lemah Wook Jin You dapat diselamatkan Novi Handriawan sehingga selamat gawang PSMS Medan.

Babak kedua anak-anak PSAP mulai bangkit dan meneror gawang PSMS yang dikawal Markus Harison. Serangan Sayuti dan kawan-kawan selalu kandas di kaki pemain lawan namun nasib sial menimpa PSAP Sigli, dimana pada menit 55 Osas Saha mampu menciptakan gol simata wayang untuk PSMS Medan.

Gol itu terjadi akibat kesalah fahamanan antara Arifin dan Stembiso karena dianggap ada pelanggaran.

Selang lima menit Wook Jin You mampu menyamakan kedudukan 1-1. Gol itu terjadi dari aksilerasi Sukman Sueb masuk ke kotak finalti lawan umpannya mampu diteruskan Wook Jin You dan langsung menyambung tendangannya dan membuat Markus harus memungut bola dijalanya.

Kedudukan berubah 1-1 dan tempo permainan semakin tinggi serangan demi serangan terus dilancarkan tim laskar aneuk nanggroe namun tidak berhasil.

Masuknya Skou Camara menggantikan Sayuti membuat permianan PSAP semakin hidup. Bahkan Camara kerap mengancam gawangnya Markus, aksi Wook Jin You pada babak kedua membuat 6000 lebih penonton di Stadion Kuta Asan memberi dukungan terhadap Feri Komol. Masuknya M Ali mengantikan Arifin Geuninu juga semakin kokohnya pertahanan PSAP.

Menit ke 80 aksi Skou Camara membuat 6000 penonton yang memadati Stadion Kuta Asan Sigli dibuat terpana ketika sundulan kepala Skou Camara tak mampu dijangkau penjaga gawangPSMS Medan Markus Horison dan akhirnya kedudukan 2-1 untuk PSAP Sigli.

Menejer PSMS Medan Beni Tomasoa kepada Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) Sabtu (11/2), mengaku kemenangan PSAP Sigli bersih dan tidak ada main mata. Kemudian pihaknya puas dengan penampilan pemainnya. PSMS hanya kurang beruntung, bahkan anak-anak terlalu lelah dalam menjalankan pertandingan karena cuaca panas.

Asisten Pelatih PSAP Sigli Noviar mengaku pemain di babak pertama terlalu terbebani sehingga sulit bangkit dan pada babak kedua PSAP bermain gemilang dan tampil bagus sehingga mampu mengalahkan PSMS , 2-1. (saz/mir/jpnn)

PSDS Mantapkan Posisi

LUBUK PAKAM- Berbekal tiga kali menang dalam tiga pertandingan dengan nilai 9, PSDS mantapkan posisi sebagai pemuncak di klasemen sementara kompetisi PSSI Divisi Satu Grup II Liga Indonesia 2011-2012.

PSDS Deliserdang berhasil menaklukkan PSPP Padang Panjang dengan skor 3-1 yang berlangsung di Stadion Baharoeddin Siregar, Sabtu (11/ 2) sekitar pukul 14. 00 WIB.

Ketiga gol yang dihasilkan PSDS itu masing masing disumbangkan Agung Surya Wardhana di menit ke-28, Ronal Sinaga menit ke-32 serta Renny Mustafa menit ke-62. Sedangkan gol balasan PSPP Padang Panjang tercipta pada menit ke-40 oleh Yasril.

Semenjak peluit pertama ditiup oleh wasit Muchlis, pemain dikuasai anak anak traktor kuning. Beberapa peluang di menit menit pertama nyaris menggetarkan gawang PSPP Padang Panjang yang dikawal oleh Reza Sargianus.

Namun, upaya yang dilakukan pungawa PSDS tercipta melalui sontekan kaki kanan Agung Surya Wardhana.

Agung Surya Wardhana memaksimalkan bola munta yang tidak berhasil diantisipasi kiper PSPP Padang Panjang, Reza Sargianus. Skor berubah 1-0 keunggulan PSDS.

Kemudian di menit 32, kesalahan yang sama dilakukan kiper PSPP Padang Panjang. Tendangang keras yang dilepaskan oleh Ridho Kurniawan tidak berhasil secara maksimal dikuasai Reza Sargianus.

Sementara Ronal Sinaga yang berdiri di sana, menendang kearah gawang yang tidak dibendung. Skor berubah 2-0 keunggulan PSDS.

Mengetahui timnya tertinggal 0- 2, Pelatih PSPP Padang Panjang Drs Erizon Cristiar dari luar lapangan mengintruksikan agar timnya, menyerang.

Instruksi itu tidak sia- sia.

Pada menit ke-40, striker PSPP Padang Panjang Yasril menciptakan gol buat timnya. Skor berubah menjadi 2-1, bahkan sampai babak pertama berakhir.

PSDS menambah golnya melalui pemain penganti Renny Mustafa di menit ke 62. Padahal Renny Mustafa mengantikanVickyYulizarpadamenit 56. Atas kemenangan ini, pelatih PSDS Deli Serdang Dosman Sagala, senang.

Namun, lanjut pria berkulit warna sawo matang itu, posisi teratas klasemen sementara .(btr)

Padang Makin Gemilang

Tahun Kedua, 3500 Penonton Meriahkan Opening Party

PADANG- Kompetisi basket pelajar terbesar di tanah air Honda Development Basketball League (DBL) 2012 kemarin (11/2) resmi dimulai di kota Padang. Menginjak tahun kedua penyelenggaraan, antuasiasme pelajar Padang untuk menyambut event tersebut semakin besar.

Tercatat sebanyak 3500 penonton memenuhi tribun dari GOR Prayoga yang hanya memiliki kapasitas 2000 orang. Mereka bergantian menyaksikan empat pertandingan yang diselenggarakan.

”Di tahun pertama, potensi yang dimiliki pelajar di kota Padang tak kalah menjanjikan jika dibandingkan kota-kota lain yang pernah disinggahi Honda DBL. Semua itu membuat saya makin optimis kalau Padang bisa menyamai kota-kota besar lain yang telah dikenal gila basket,” ucap Masany Audry, general manager PT.DBL Indonesia.

Optimisme akan pertumbuhan Honda DBL 2012 seri Sumatera Barat juga dirasakan oleh Doni Hendra, marketing manager CV Hayati, main dealer Honda di kota Padang. Menurutnya, event tersebut memberikan banyak dampak positif bagi para pelajar Padang.

”Kompetisi ini tak sekedar menjadi wadah kreativitas bagi para pelajar.

Namun juga mengarahkan para pelajar untuk melakukan berbagai kegiatan yang positif. Tahun ini, saya optimis animo pelajar Padang untuk menyambut kompetisi ini bakal semakin dahsyat,” terang Doni.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Taufik Ardiansyah, CSCTelkomselbranchPadang.

Kompetisi tersebut dia nilai akan semakin meningkatkan gairah para pelajar di Sumatera Barat terhadap olahraga basket.

”Kami selalu mendukung segala bentuk kegiatan positif yang diselenggarakan untuk para pelajar. Lewat kompetisi ini, akan lahir atlet-atlet basket potensial yang bisa membawa nama Sumatera Barat,” terang Taufik.

Opening party Honda DBL 2012 West Sumatera Series memang mendapat sambutan positif dari pelajar di ranah minang.

Rombongan supporter dengan jumlah besar datang dari SMAN 3 Padang. Mereka memboyong lebih dari 500 suporter ke GOR Prayoga. Tim putri SMAN 3 Padang bertanding di laga pembuka melawan SMA Xaverius Padang. (jpnn)

Rebutan Main, Posisi Pertandingan Dibatalkan

MALANG- Hingga pukul 16.51, Sabtu (11/2), pertandingan antara Arema Indonesia dengan melawan Bontang FC, di Stadion Gajayana, Kota Malang, tak kunjung dimulai. Akhirnya, pertandingan pun dibatalkan karena ada dua tim yang tetap ngotot akan bermain. Dua tim Arema sama-sama datang ke Stadion Gajayana.

Dari pantauan Kompas.com di stadion, pembesar kedua kubu tetap sama-sama ngotot bermain. Namun, pihak PSSI yang diwakili Bernhard Limbong, serta musyawarah pelaksana pertandingan memutuskan pertandingan dibatalkan. Menurut Wakapolresta Malang, Kompol Irwan Susanto, selama ada dua tim dan dua panpel, kepolisian tak bisa memberikan izin.

“Panpel ada dua. Sama- sama bawa pemain. Jadinya polisi bingung mau menentukan tim yang mana yang boleh main,” katanya ketika ditemui di dalam Stadion Gajayana.

Jauh hari sebelumnya, pihak kepolisian mengaku sudah proaktif memberikan tawaran agar segera berdamai.

Namun, solusi tak kunjung diperoleh. Jika tak kunjung menemukan jalan keluar, pihaknya akan menunda pertandingan hingga dengan waktu yang tidak ditentukan.

“Kita ingin aman. Karena tak ada solusi, pertandingan dibatalkan. Itu juga hasil musyawarah dari pelaksana pertandingan dan kedua pihak serta kepolisian.

Hasilnya dibatalkan,” tambahnya.

Sementara itu pelatih Bontang FC, Edy Simon, mengaku, sangat kecewa dengan dibatalkannya pertandingan.

Namun, karena kondisi tak bisa dikompromi, dia menerimanya. “Jelas kami kecewa karena dibatalkan.

Tapi kita tunggu keputusannya nanti. Apakah tim lawan WO. Harapan kita begitu. Karena tim kami sudah siap tanding,” ungkapnya.(net/jpnn)

Calon Kuat

Cerpen: T Agus Khaidir dan Khairul Ikhwan Damanik

Setelah entah berapa kali dinyatakan tak layak, berita yang kutulis akhirnya naik cetak juga. Dua kolom di bagian kiri atas, dilengkapi foto. Hmmm. Agaknya, mau tak mau aku memang harus berkompromi dengan Marwan Hidayat, editor desk politik kami.

Untuk berita-berita yang bersifat informatif dan tak memiliki pretensi kepentingan apapun selain potensi memuaskan sidang pembaca, kami wartawan memang memiliki hak bertanya apabila berita yang kami tulis itu tak dimuat. Tapi akan halnya berita kecap macam begini, tentu pulalah jadi hak editor untuk mengobrak- abrik, menahan, bahkan mengelimasi.

Seperti dilakukan Marwan terhadap berita-beritaku menyangkut Zainuddin, politisi muda yang beberapa bulan jadi ketua DPD partai berkuasa.

Kemarin tepat 10 tahun kulakoni profesi wartawan. Setelah melewati masa magang yang mendebarkan, selama kurang lebih tiga tahun aku berkutat di desk olahraga. Khususnya sepakbola. Mengasyikkan, karena cukup berbekal ilmu kira-kira, aku bebas menuliskan prediksi dan analisis tanpa harus mencemaskan delik.

Kemudian kucecap pula nikmat desk hiburan, sebelum entah karena pertimbangan apa, redaktur pelaksana memindahkan aku ke desk hukum.

Disinilah pertama kali aku bersinggungan dengan Zainuddin. Sebagai lawyer pendatang baru, ia terkenal karena garang dan sangat licin. Kalimat- kalimat jebakannya, sering membikin para terdakwa, saksi, jaksa, bahkan hakim, terbata hilang kata-kata.

Tapi sering pula ia nekat. Main tuding seenak perut, meyakini analisis sendiri walau nyata-nyata tak punya amunisi bukti kuat. Sikap terakhir ini beberapa kali hampir membuatnya celaka.

Ia pernah berpekan terkapar di rumah sakit setelah dadanya diterjang peluru penembak gelap.

Begitulah, meski tak selalu berhasil memenangkan perkara, publik senang mengikuti berita kasus-kasusnya, melulu karena merasa terhibur.

Betapa hukum ternyata bisa berjalan seperti serial bikinan Rowan Atkinson: penuh humor mengejutkan! Kejutan ini pulalah yang menyergapku, kira-kira tiga tahun lalu, ketika pagi-pagi buta ia meneleponku dan menyatakan niatnya mencalonkan diri menjadi anggota DPR. Saat itu aku memang sudah digeser lagi ke desk politik.

“Tak salah dengar aku, Bang?” tanyaku waktu itu, setelah tuntas derai tawaku. “Kuakui abang pengacara hebat.

Tapi jujur, bang, soal politik, abang tahu apa.” Ia ikut tertawa. Tapi pada kalimat berikutnya, suaranya berubah serius.

“Tak main-main aku, Rul. Kenapa rupanya? Kau pikir aku tak pantas jadi anggota dewan? “Pantas. Pantaslah. Siapa bilang tidak. Jadi berhentilah abang jadi pengacara, ya?” “Untuk sementara saja, Rul. Kalau nyatanya nanti politik tak cocok untukku, ya aku balik lagi. Gampanglah itu. Perkara taik burung. Tapi sekarang begini sajalah. Kau mau bantu aku atau tidak?” Tentu saja aku bersedia membantunya.

Dalam kapasitasku sebagai wartawan, sebisa mungkin kuberitakan seluruh kegiatan sosialisasi yang ia lakukan. Hasilnya seperti kami harap bersama. Dalam pemilu legislatif, Zainuddin meraup banyak suara.

Tadinya aku berpikir sepakterjang politiknya tak lagi riuh-rendah. Toh punggungnya sudah nyaman bersandar di kursi empuk gedung dewan yang berhawa sejuk itu. Aku keliru.

Mengadopsi kelihaiannya di ruang pengadilan, Zainuddin melakukan berbagai manuver canggih yang mengantarkannya ke kursi orang nomor satu di tubuh partai penguasa. Secara aklamasi, ia juga terpilih sebagai ketua dewan.

Lagi-lagi aku berasumsi ia akan mereda dan –apa boleh buat– lagi-lagi harus kecele tempe. Ambisinya justru kian menjadi-jadi. Kasus korupsi yang menjerat orang nomor satu di propinsi ini dipandangnya sebagai celah untuk merangsek lebih jauh. Terus terang, langkahnya kali ini membikin aku bergidik.

“Ah, begitu saja kau pening. Sudah, nanti dananya kutambahi.

Kau bagilah sama bos kau itu.” Iyalah.

Cara lama, kuno, yang akan ternyata masih saja tetap jitu. Hanya bohong besar jika dikatakan politik bisa mulus berjalan tanpa uang. Buktinya beritaku ini.

Dukungan untuk Zainuddin Menguat.

Medan (Wahana Fantasi) – Dukungan terhadap Zainuddin sebagai calon gubernur terus menguat. Sabtu kemarin, Paguyuban Latteung menyampaikan surat dukungan atas pencalonan tersebut dan berjanji mengerahkan 1.500 anggotanya untuk memilih Zainuddin dalam Pemilukada mendatang.

“Pak Zainuddin ini kami lihat sebagai sosok yang paling pantas untuk menjadi gubernur berikutnya. Pak Zainuddin selama ini dikenal sebagai sosok yang berani, tanpa kompromi.

Kami percaya di bawah kepemimpinannya, provinsi kita ini akan semakin maju,” kata Ketua Paguyuban Latteung, Julpikar Chalis, saat ditemui di kantor Paguyuban, Jl Sawo Matang, kemarin.

Zainuddin sendiri menyatakan sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan. Ia berjanji, akan memperhatikan segenap aspirasi segenap anggota Paguyuban Latteung apabila terpilih sebagai gubernur.(rul)

****

DEBAR di dadaku masih terpacu kencang. Busyet! Si Khairul selangkah mendahuluiku. Hampir saja kuraih ponsel, bermaksud mengirimkan sms, jika saja koordinator liputan tak menyemprotku. Rupanya sejak tadi ia memperhatikan aku serius membaca koran Wahana Fantasi. Padahal akulah yang sedang jadi sasaran tembaknya.

Sebuah berita penting telah terlewatkan: Komisi Pemilihan Umum akan dituntut seorang calon Panitia Pengawas Kecamatan yang merasa diperlakukan tidak adil lantaran gagal dalam ujian.

“Bobol kita. Semua koran dapat.

Apa saja kerja kau di luar sana?!” Aku pasrah. Memang salahku. Pada koordinator liputan aku berjanji tak mengulang keteledoran. Tapi dalam kepalaku yang ada sebenarnya cuma pikiran bagaimana melakukan counter terhadap berita Si Khairul.

Aku baru saja akan mengirimkan beberapa usulan melalui sms ketika ponselku bergetar. Di layar tertera sebaris nama. Aih! Dia lebih dulu menelepon.

Debar di dadaku kian kencang.

“Ya, Bang Parlin…,” sahutku berbisik.

“Sudah kau baca berita di Wahana Fantasi?” “Sudah, Bang. Sudah.” “Aku tak mau tahu, Gus! Kau cari anggota Paguyuban Latteung yang tidak mendukung si lontong itu. Aku mau beritanya muncul besok di koran kau besok.” “Siap, Bang. Siap.” Tidak sulitlah mencari yang antipati.

Selama ada pohon yang tinggi sendiri, setidaknya angin bisa bertiup dari empat penjuru angin. Kudapatkan pernyataan salah seorang di antaranya.

Kemudian kuolah menjadi berita singkat. Saat kusodorkan pada Bang Samsul Purnama, editor desk politik merangkap editor plus wartawan desk kebudayaan itu menyengitkan kening.

“Apa untungnya untuk koran kita kalau memuat berita seperti ini, Gus?” “Sedang kujajaki, Bang. Sedang kujajaki.” Samsul Purnama mengangguk, lantas mengibaskan tangan. Isyarat jelas agar aku keluar dari ruangannya. Esoknya, berita itu dimuat. Dua kolom di kanan atas, dalam kotak hairline tipis yang diraster 20 persen. Meski kecil tetap menyolok mata. Lumayan.

Dukungan Terhadap Zainuddin Pernyataan Sepihak Medan

(Alam Nyata) – Sejumlah anggota Paguyuban Latteung menyayangkan pernyataan segelintir oknum pengurus yang mendukung calon gubernur Zainuddin yang mengatasnamakan paguyuban.

“Sudah jelas dia (Zainuddin) selama ini tidak pernah peduli terhadap kita.

Kenapa pula kami harus dukung dia? Dukungan itu tak pernah dimusyawarahkan.

Itu adalah dukungan liar, dan kami menduga ada unsur money politic dalam masalah ini,” sebut Hengki Amin, Sekretaris Jenderal Paguyuban Latteung, di kantornya, Jl Kuning Langsat, kemarin.

Dikemukakannya lebih lanjut, Julpikar Chalis bukan ketua sah.

“Yang terpilih dalam Musda dua bulan lalu adalah Hendrik Candra. Zulpikar tak terima dan membuat Musda tandingan. Ia mengangkat diri sendiri sebagai ketua, juga membuka kantor sendiri. Karenanya Zulpikar Charis, tak dapat bicara mengatasnamakan Paguyuban Latteung, apalagi sampai menyatakan dukungan. Tindakannya kebablasan,” ujar Hengki.

Zainuddin sendiri, yang coba dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon, tidak berhasil dihubungi.

Ponselnya terus bernada sibuk.(gus)

****

PRO dan kontra dalam berita itu biasa.

Jamak pula sedikit-sedikit saling melontar sindir, bahkan melempar hina. Tapi apa yang dilakukan Si Agus kupikir kelewatan. Membantainya tak kira-kira. Sering apa yang ditulisnya melenceng jauh dari fakta. Pernah kuusulkan pada Bang Awang, kenapa tak disomasi saja koran Alam Nyata itu.

Awang ini tangan kanan Zainuddin.

Dialah penghubungku sekarang.

Sudah sangat jarang aku ketemu Zainnudin secara langsung. Paling-paling berkomunikasi lewat ponsel. Aku maklum-maklum saja. Ia tentu perlu lebih rajin bergerilya, mendatangi tokoh-tokoh partai politik untuk mendapatkan perahu.

Hari itu, aku lupa, sudah untuk kali keberapa usulku ditolaknya. “Biarkanlah.

Ibaratnya, anjing menggonggong kafilah berlalu,” katanya.

“Kalau gonggongan itu makin keras, apa tak perlu kita lempar batu?” Dia senyum-senyum saja. Disodorkannya cd, berisi naskah berita untuk kuolah, serta amplop tentu saja –titipan bosku untuk bosmu, katanya.

Aku mengangkat bahu. Esoknya, beritaku muncul di kaki halaman kota.

Fotonya kali ini jauh lebih bagus dari yang kemarin-kemarin karena kuminta Sayed Siregar, fotografer kantor, mengambilnya. Tak apalah jatah untukku harus kubagi dua dengan dia, yang utama Zainuddin puas.

Penarik Becak Doakan Zainuddin Medan

(Wahana Fantasi) – Puluhan penarik becak menyatakan keheranannya pada sosok Zainnudin yang bersedia duduk di warung kopi bersama mereka.

“Sosok merakyat seperti ini merupakan calon ideal sebagai gubernur.

Kami tentu saja bangga. Belum pernah ada petinggi mau minum di sini, apalagi di sebelah ada bak sampah yang kadang-kadang baunya menyengat bikin mau muntah itu. Kami minum di sini, melulu karena murah.

Tapi Pak Zainuddin minum di sini, pastinya bukan karena alasan serupa,” kata Suriadi (42), di warung kopi Tengku Iskandar, Jl Hitam Pekat, kemarin.

Penarik becak lain, Romulo (26), malah tak sungkan menyatakan kekaguman dan berharap Zainuddin terpilih pada Pemilukada mendatang.

“Walaupun masih agak lama, ya. Tapi khususnya saya berdoa supaya Bapak Zainuddin terpilih jadi gubernur,” sebutnya.

Zainuddin dalam kesempatan itu berjanji memberi perhatian lebih besar jika kelak benar-benar terpilih, khususnya menyangkut kebijakan penertiban yang akhir-akhir ini meresahkan penarik becak dan sempat membuat mereka berunjukrasa ke kantor DPR.

“Kebijakan yang menyentuh wong cilik seharusnya lebih manusiawi,” ujarnya.

Di akhir kunjungan, calon gubernur Zainuddin memberikan sekadar buah tangan berupa kaus oblong dan handuk kecil untuk menyeka keringat.(rul)

****

AKU tak punya sikap politik fanatik.

Kupastikan Khairul juga demikian.

Buktinya, dua pemilu terakhir, kami tetap golput –pilihan yang kami pelihara sejak masih mahasiswa (kami satu universitas tapi beda fakultas).

Meski hari-hari kami sekarang tak pernah tidak diwarnai isu politik, sungguh mati itu cuma lelucon keterpaksaan atas nama kewajiban yang harus ditunaikan demi secarik kertas yang akan kami tandatangani di awal bulan.

Nah! Jika belakangan kami bisa bersiteru sebegini hebat, aku percaya sebabnya semata-mata adalah “kepentingan lain”. Lantaran perkawanan, aku merasa perlu membela Zainuddin. Khairul? Entahlah. Perang berita kami, sudah berlangsung lebih dua bulan dan sejauh ini aku percaya, ada sponsor di balik sikapnya yang menjilat itu.

Pemilukada memang masih lama.

Tapi bagi partai politik dan para politisi, waktu tersisa satu tahun justru sangatlah singkat. Bakal-bakal calon potensial satu persatu dilumpuhkan lewat beragam upaya pembusukan dan konspirasi. Ada calon yang harus gugur sebelum memasuki medan tempur karena terlanjur malu skandal perselingkuhannya di masa lalu diungkap.

Ada yang diseret KPK ke balik bui setelah kasus korupsinya ramai diributi lewat rentetan demonstrasi.

Ada juga yang terpinggirkan lantaran kesahihan ijazahnya diragukan.

Pilihan yang makin ciut menempatkan Zainuddin di lingkaran calon kuat. Ia bersaing dengan empat kandidat lain: mantan preman, ustadz, akademisi, dan incumbent yang lumayan dibenci warga karena banyak menelurkan kebijakan tak populis selama menjabat.

Lantas siapa gerangan sponsor itu? Kecurigaanku mengarah pada incumbent dan mantan preman. Merekalah yang paling mungkin memainkan strategi-strategi politik kotor. Pikiran akademisi cenderung lurus tabung.

Strategi politiknya gampang ditebak lantaran semuanya bisa ditemukan di lembaran diktat. Ustadz? Oimakjang! Kiamatkan sajalah dunia kalau pemuka agama sudah menghalalkan segala cara hanya untuk memburu kursi pejabat negara.

Tapi nantilah, nanti pasti terungkap.

Sekarang bukan waktu yang tepat.

Walau tak masuk jajaran tim sukses, makin dekat ke hari pencoblosan kesibukanku bertambah. Bang Parlin mulai menyertakan aku dalam rapatrapat.

Kadang mereka meminta pendapatku. Sering pula hanya jadi pendengar setia. Pastinya, tugas utamaku tak berubah. Menuliskan berita kecap menyangkut sepak terjang Zainuddin.

Bang Parlin kembali mengundangku.

Tempat pertemuan disepakati.

Di Starbuck, selepas Maghrib. “Tentang strategi-strategi baru. Kita diskusilah.

Ada Bang Zainuddin juga nanti. Jangan telat, ya,” katanya.

Aku datang tepat waktu. Zainuddin sudah di sana, ternyata, duduk di sebelah Bang Parlin. Bersama mereka duduk sejumlah orang yang kukenal sebagai ring satu tim sukses Zainuddin.

Hanya satu orang yang tak kukenal.

Pada beberapa pertemuan yang pernah aku hadiri, tak pernah kulihat dia. Menurut Bang Parlin, dia ring satu juga. Namanya Joko Awang.

Bukan lelaki itu sebenarnya yang mengejutkanku. Dadaku berdenyut keras melihat keberadaan seorang lelaki lain yang duduk di sampingnya.

Khairul! Kenapa dia bisa ada di sini? Melihat roman mukanya, aku percaya dia tak kalah terkejut.

“Ayolah, santai saja. Sederhana alasannya.

Pencitraan, kawan-kawan.

Pencitraan. Aku perlu melakukannya karena lawan-lawanku memiliki citra dan pengalaman yang jauh lebih baik.

Ini biasa dalam politik,” kata Zainuddin.

Rupa-rupanya dia menangkap gelagat gugup dari bahasa tubuh kami. Senyum mengembang di bibirnya.

“Sekarang aku punya tawaran baru.

Strateginya sama, namun lebih variatif hingga kesannya jadi lebih alamiah, lebih jujur. Membantai dan mengangkat, dilakukan oleh kedua media, dengan porsi berimbang. Bagaimana? Perlu kalian tahu, dengan posisiku sekarang beberapa koran besar siap menjadi pendukung. Tapi lantaran aku sudah berhutang budi, program ini kutawarkan dulu pada kalian.” Zainuddin menatapku. Lalu menatap Khairul. Berganti-ganti. Aku tak tahu harus menjawab apa. Khairul juga membisu batu.

Sementara di luar plaza ini kehidupan terus mengalir. Dua mobil bersenggolan.

Perempuan muda berpenampilan mirip Mulan Jameela mencium lelaki yang mungkin kekasihnya.

Koordinator demonstran menerima amplop bayaran unjukrasa tadi siang.

Polantas menyetop pengendara sepeda motor. Seorang nenek berteriak-teriak usai dirampok. Pedagang sate padang merokok. Spesialis maling sandal di masjid kepergok lalu digebuki sampai nyaris mampus. Chicharito mencocor bola yang gagal diantisipasi Petr Cech. Gol!!! Para penunggu warung kopi berteriak sahut menyahut.

Chelsea 3 – MU 3. Taksi Blue Bird menurunkan penumpang. Cherry Bell menari-nari lupa menyanyi.

Pengemis buntung menadahkan tangan.

Ada intel menyaru tukang parkir.

Headline news membawa perkembangan kabar korupsi Wisma Atlet. Anas senyum-senyum. Ruhut senyum-senyum. Kemana Angie? Tiga butir telur masuk penggorengan.

Angin bertiup. Hujan rintik-rintik.

Jarum jam bergeser dari detik ke detik.

“Bagaimana?” Aku menatap Khairul. Khairul menatapku.

Sampai entah betapa lama, tak satu patah katapun keluar dari mulut kami.

Medan, Januari 2010-Januari 2011