25 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 13950

TB Silalahi Minta Ruhut Sitompul Berhenti Berkoar

JAKARTA- Setelah dilantik sebagai Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat yang baru, TB Silalahi mulai bersuara keras. Tidak saja terhadap para kader yang selama ini berkoar di media, namun juga terhadap pihak lain di luar partai dalam memberikan komentar menyangkut Partai Demokrat.
“Eksternal silahkan beri saran bagi kami, tapi jangan sampai terlalu jauh. Kami mohon pengamat jangan terus perbesar masalah,” kata TB Silalahi usai serah terima jabatan dari Sekretaris Dewan Kehormatan DK sebelumnya, Amir Syamsuddin di Jakarta, Rabu (8/2).

Saat ini menurutnya, Partai Demokrat tengah di sorot sejumlah media secara terus-menerus. Meski mengakui hal tersebut merupakan hal yang wajar, namun justru belakangan semakin berkembang dengan berbagai macam isu. Untuk itu, guna mengatasi persoalan yang ada, begitu diminta sebagai sekretaris, Silalahi secara langsung menelepon sejumlah kader partai yang selama ini banyak memberikan statement kepada media.

“Saya menanyakan langsung apa benar ada ini-itu. Lalu saya tanya, apakah kita sepakat untuk memperbaiki partai ini? Kalau kita sepakat, saya minta semua berhenti ngomong hal-hal yang tidak penting. Jadi semua sepakat mau memperbaiki partai ini,” ungkap TB Silalahi yang menegaskan sanksi sangat jelas diatur dalam kode etik partai.

“Jadi kalau tidak, Dewan Kehormatan akan membuat langkah keras kepada mereka. Karena kita sudah sama-sama ngomong ingin memperbaiki partai,” ungkapnya.

Saat ditanya, apakah sanksi tersebut juga berlaku bagi anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul? Dengan tegas TB Silalahi mengatakan, “terutama kepada yang rajin bicara pada media elektronik.”

Sementara terhadap Angelina Sondakh ia menyatakan, Angelina adalah perbuatan yang diduga melanggar hukum dan sudah ditetapkan tersangka.
“Itu otomatis sudah ada sanksinya, dia diberhentikan dari jabatannya. Tapi untuk keanggotaan di DPR, ada UU nya, ada aturannya. Jadi tugas kami sebagai Dewan Kehormatan dan komisi pengawas sudah selesai. Dan sudah kami sampaikan ke DPP. Tujuh hari paling lambat DPP harus segera keluarkan keputusan soal rekomendasi DK itu,” ungkapnya.(san)

Massa Pemekaran Berastagi Datangi Kantor Bupati

KARO- Panitia Pemerintahan Kota (Pemko) Berastagi, beserta puluhan warga 4 kecamatan, mendatangi Kantor Bupati Karo, meminta penambahan satu kecamatan di Berastagi untuk pemenuhan persyaratan pemekaran, Rabu (8/2).

Rombongan panitia Pemko Berastagi, didampingi puluhan warga perwakilan dari Kecamatan Berastagi, Dolat Rakyat, Merdeka dan Naman Teran, diterima Wakil Bupati Karo, Terkelin Berahmana SH, Sekretaris Daerah Ir Makmur Ginting dan Asisten I Pemerintahan Pemkab Karo K Terkelin Purba, diruang lobi lantai I Kantor Bupati Karo.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Panitia Pemko Berastagi, Iwan Depari, meminta Bupati Karo, DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, agar segera mengeluarkan surat pernyataan persetujuan penambahan satu kecamatan, yang tergabung dalam rencana pembentukan Pemerintahan Kota Berastagi. Kecamatan yang dimaksud adalah kecamatan Naman Teran.

Permintaan penambahan satu kecamatan, sesuai keterangan Iwan Depari, merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) No 78 Tahun 2007, Pasal 8 butir C. Di mana dalam pembentukan kota, paling sedikit 4 (empat) kecamatan. Karena sebelumnya dalam pengusulan Panitia Pemko 11 tahun lalu, masih merujuk pada PP No 129 tahun 2000. Ketika itu, masih diperbolehkan 3 kecamatan.

Dalam rangka percepatan realisasi pembentukan Pemko Berastagi, sesuai paparan Iwan Depari, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan DPR-RI. Dari hasil audensinya dengan DPRD-RI, diketahui kalau surat pernyataan persetujuan dari Pemkab Karo, yang dalam hal ini oleh Buaptai Karo, merupakan satu-satunya ganjalan perwujudan pemekaran.

Oleh karenanya, Iwan Depari mewakili masyarakat kecamatan yang tergabung dalam cakupan Pemko Berastagi, meminta pihak eksekutif agar segera membuat dan memberikan kelengkapan berkas yang dibutuhkan itu. Karena perwujudan Pemko Berastagi, menurut pandangan Iwan Depari, bukan semata-mata guna kepentingan warga Berastagi sekitar, namun untuk kemajuan dan pembangunan Karo secara luas.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Bupati Karo Terkelin Berahmana, berjanji akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Bupati Karo.

“Bupati berhalangan dan tidak masuk hari ini. Beri waktu untuk pembahasan lebih lanjut. Mari kita satukan persepsi dan jangan saling menyalahkan, apalagi curiga,” ujar wakil bupati, sambil memberikan kesempatan kepada warga yang hadir untuk menyampaikan aspirasinya .

Terpisah, Plt Asisten I Pemerintahan, Drs Terkelin Purba kepada wartawan menjelaskan, pengajuan Pemko Berastagi dimulai pada era pemerintahan Bupati Karo Sinar Perangin-angin (sekitar 11 tahun lalu,red). Perubahan perundang-undangan dan peraturan pemerintah merupakan salah satu faktor penyebab perubahan.

“ Pada tahun 2004, Pemkab Karo menerima moratorium, terkait pemekaran daerah otonomi baru ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan, sehubungan Pileg dan Pilpres. Hingga saat ini tidak ada pencabutan, namun turun PP No 78 Tahun 2007. Pada pasal 36 dinyatakan, pada saat berlakunya PP ini, maka PP No 129 tahun 2000 tentang pembentukan dan kriteria pemerkaran, penghapusan, dan penggabungan daerah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,” ujar Terkelin Purba.

Terkait tuntutan pihak Panitia Pemko dan perwakilan massa, Terkelin menjelaskan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pimpinan. Dan jika diperlukan, maka tidak tertutup kemungkinan akan melakukan pembahasan lebih lanjut dengan Panitia Pemko Berastagi, guna merumuskan hal-hal yang masih dianggap perlu dirinci lebih detail.

Keterangan Foto : Ketua Panitia Pemko Berastagi, Iwan Depari, SH memberikan paparan kepada wakil Bupati Karo, Terkelin Berahmana, SH di ruang lobi Kantor Bupati Karo.

Hanya Modal Kesabaran (Luar Biasa)

ADA beberapa penyebab bunda berada dalam kondisi berhenti memberi ASI untuk sementara waktu. Misalnya, harus bepergian dalam waktu lama atau menderita penyakit tertentu. Infeksi payudara serta penyakit lain yang mengharuskan bunda bed rest total adalah gangguan fisik yang paling sering membuat bunda berhenti menyusui.

Lantas, bagaimana jika bunda ingin kembali memberikan ASI kepada si kecil? Apakah mungkin kelenjar susu yang sudah berhenti kembali mengeluarkan ASI? Itu mungkin saja, yakni dengan prosedur relaktasi.

Menurut dr Astri Pramarini IBCLC, prinsip relaktasi adalah memaksimalkan kembali produksi ASI bunda meski sudah berhenti beberapa lama. Kecuali penyakit berat yang tidak memungkinkan kelenjar susu bekerja lagi, semua bunda bisa kembali menyusui. Pun, tidak ada batas waktu berapa lama dia berhenti memberi ASI. Artinya, saat pernah jeda beberapa tahun pun, jika dilakukan relaktasi, ASI akan kembali keluar.

”Bahkan, misalnya terjadi skenario terburuk bunda meninggal. Nenek atau tante yang sudah lama tidak menyusui pun bisa menjadi ibu susu sambungan. Meskipun, katakanlah, nenek terakhir menyusui puluhan tahun lalu,” papar Astri. ”Asal dia pernah menyusui, kelenjar susu yang pernah berproduksi bisa berproduksi lagi,” dia.

Jika ingin memulai relaktasi, menurut Astri, tidak ada persiapan yang ribet. Justru yang harus disiapkan secara khusus adalah mental dan kondisi psikologis bunda. Sebab, mulai menyusui kembali memerlukan komitmen tinggi. Selain itu, pada awal-awal relaktasi, ASI tidak bisa langsung lancar sehingga butuh kesabaran luar biasa.

Untuk memancing kelenjar susu berproduksi lagi, hanya ada satu cara. Yakni, dengan stimulasi dari si kecil. Buah hati harus dilatih untuk minum ASI dari payudara bunda lagi dengan mengisap puting dan payudaranya. Perlekatan si kecil dengan payudara bunda serta gerakan mulut menyusu ke payudara adalah hal-hal yang merangsang kelenjar susu berproduksi kembali. ”Selama bunda istirahat menyusui, si kecil hampir pasti minum susu dari botol. Nah, itu biasanya membuat bayi tidak mau lagi minum dari payudara bunda. Soalnya, karakter mengisapnya beda,” papar Astri.

Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) wilayah Sumut Nina Miranda Amalia  menambahkan dukungan dari keluarga sangat mempengaruhi agar relaktasi dapat tercapai. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan berhasil,” jelasnya.

Memulai suatu relaktasi dapat dilakukan dengan menghentikan penggunaan dot atau pemberian susu formula pada bayi. “Karena si bayi sudah terbiasa dengan penggunaan dot, jadi penggunaan ini harus dihentikan dengan cara memberi susu dengan menggunakan sendok agar bayi lupa pada dot nya,” terangnya.

Selanjutnya, dekatkan bayi pada payudara ibu agar terjadi kontak antara kulit ibu dan bayi nya. “Perlu dirangsang, karena waktunya yang tidak cepat. Memang tidak mudah, untuk itu, si ibu harus mendekatkan bayi ke dada agar terjadi keakraban antara ibu dan bayi nya. Tapi itu tadi, si ibu harus komitmen melakukannya, jangan langsung menyerah,” ucapnya lagi.

Sehari dua hari relaktasi, ASI mungkin tidak langsung keluar, yang membuat si kecil frustrasi. Jangan tergoda memberinya makan dari botol karena dia akan semakin malas menyusu. Sebagai pendukung, bunda bisa memakai alat bantu relaktasi berupa lactation aid. Bentuknya macam-macam. Bisa berupa botol dan selang. Jadi, air susu formula atau ASI donor dialirkan ke mulut si kecil di dekat puting payudara bunda. Atau, kalau ingin lebih sederhana lagi, susu cukup ditaruh di sendok, lalu diteteskan ke puting bunda. Dengan demikian, si kecil bisa minum seolah-olah dari bunda. Yang penting adalah pelekatan (skin to skin contact) bunda dengan si kecil. Disamping itu, bunda wajib memiliki pendamping. Bisa nenek, tante, atau jika perlu konselor ASI profesional. Selain untuk mendampingi secara psikologis, bisa membantu tekniknya.

Momen adaptasi si kecil serta stimulasi produksi ASI itu berbeda tiap bunda. Ada yang baru tiga hari ASI langsung lancar lagi, sementara pada bunda lain membutuhkan waktu lebih panjang. Namun, Astri menyebut, rata-rata proses awal relaktasi membutuhkan waktu dua hingga tiga pekan. Selama masa-masa itu, usahakan perlekatan bunda dan bayi maksimal. Dekatkan si kecil ke payudara sesering mungkin. (mag-11/jpnn)

Puluhan Pelajar Kesurupan

LANGKAT- Puluhan pelajar Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan SMK di Yaspen Tarbiah Islamiyah, Kelurahan Hinai Kiri, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, mengalami kesurupan masal.

Peristiwa ini pertama kali terjadi Senin (6/2) pagi sekitar pukul 08.00 WIB disaat siswa/siswi melaksanakan upacara. Selajutnya, kesurupan kembali terjadi pada hari berikutnya Selasa (7/2), ketika para pelajar sedang mengikuti apel pagi.

Dan terahir Rabu (8/2) kemarin, kesurupan juga terjadi meski jumlah pelajar yang kerasukan tidak sebanyak dua hari lalu. Peristiwa yang tak lazim tersebut membuat gempar masyarakat sekitarnya.

Menurut pengakuan seorang warga, hari ini pelajar yang kesurupan hanya dua orang. “Yang banyak hari Senin dan Selasa, kalau hari ini cuma dua orang, makanya udah tiga hari ini sekolah diliburkan, guru-gurunya sibuk mengurusi anak didiknya yang kesurupan,” ujar warga yang tinggal tak jauh dari sekolah ini.

Saat POSMETRO (grup Sumut Pos) menyambangi sekolah yang bersebelahan dengan tempat pemakaman umum (TPU) tersebut, tak terlihat ada aktivitas belajar maupun mengajar di sekolah. Pintu pagar besi sekolah tampak tertutup rapat dan tergembok.  “Libur lagi sekolahnya hari ini,” sahut Wak Usuf (48) seorang pedagang di dinding sekolah saat melihat wartawan menghampiri sekolah. (wis/smg)

Dendam Lama, Tikam Tetangga Sampai Tewas

BINJAI- Dahlan Sembiring (55) warga Dusun V, Desa Durian Lingga Namutrasi, Kecamatan Sei Bingai, Langkat, tewas bersimbah darah akibat luka tikam di rusuk kirinya, Selasa (7/2) sekira pukul 22.30 WIB.

Korban tewas ditikam Satria Sembiring (40),  merupakan tetangga korban. Penikaman yang menimpa Dahlan Sembiring diduga karena dendam lama yang dipendam Satria.

Di mana, dendam itu muncul saat Dahlan menghidupkan musik yang membuat Satria tidak senang. Lalu, Satria memanggilnya dan langsung terjadi perang mulut antara keduanya hingga berujung perkelahian.

Selanjutnya, Satria yang sudah menyediakan sebilah pisau langsung menusukkan pisau tersebut ke arahnya. Tak ingin mati konyol, Dahlan mencoba memberikan perlawanan dan mengakibatkan tangannya mengalami luka gores. Naas, disaat perkelahian tersebut, Satria berhasil menusukkan ujung pisaunya ke rusuk kiri Dahlan. Seketika Dahlan lemas dan terkapar bersimbah darah, sementara Satria melarikan diri.

Menurut Daniel, seorang warga yang mengantar korban ke RSU dr Djoelham Binjai, kepada Sumut Pos mengatakan, ia tidak tahu pasti seperti apa kejadian yang menimpa korban.

“Saya tidak tahu pasti. Soalnya, begitu kami lihat, korban sudah terkapar bersimbah darah, dengan merintih kesakitan. Karena masih hidup, kami bawa langsung ke Klinik terdekat,” kata Daniel.

Namun lanjutnya, bidan yang merawatnnya tidak sanggup untuk mengatasi luka yang dideritan korban. Sehingga, korban terpaksa dilarikan ke RSU Dr Djoelham Binjai. Hanya saja, nyawa Dahlan tidak tertolong. Korban menghembuskan nafas terakhirnnya saat menuju ke rumah sakit dengan menggunakan mobil kijang.

Di RSU dr Djoelham Binjai, sejumlah keluarga yang datang terlihat panik. Bahkan, sejumlah keluarga tak menyangka kalau korban akan berpulang dengan mengenaskan.

“Kasian kali dia (korban-red). Padahal baik kalilah dia. Kebetulan, istrinya tidak ada disini, karena pulang kampung ke Kabanjahe,” kata seorang keluarga korban dengan rasa panik.

Kapolsek Sei Bingai AKP M Sihombing saat dikonfirmmasi mengatakan, untuk saat ini tersangka sudah diamankan. Dan kini tersangka sedang diperiksa untuk mengetahui motif pembunuhan tersebut.
“Tersangka menyerahkan diri. Kini, kita masih memintai keterangan. Menurut keterangan tersangka dan beberapa saksi yang diperiksa, tersangka sudah menaruh dendam oleh korban dan selama ini hubungan mereka memang sudah tidak harmonis,” terang AKP M Sihombing. (dan)

Zamzami Targetkan Masuk Tiga Besar di PON XVIII

MEDAN- Atlet aletik Sumatera Utara,  Muhammad Usni Zamzami Hasibuan menargetkan masuk tiga besar dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke- XVIII di Pekanbaru, Riau, Desember 2012 nanti.

Atlet yang dipercayakan pada kategori nomor tolak peluru itu telah menyiapkan diri dengan berbagai  rangkaian metode latihan rutin.
Kini Zamzami latihan rutinlatihan  setiap Senin, Selasa, Rabu dan Jumat mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
Dia mengatakan, materi latihan yang dipelajari meliputi latihan fisik beban dan lempar.

Dalam latihan fisik ini biasanya dia melakukan dengan cara naik turun tangga Stadion Sepak bola  Unimed selama 30 menit.
Tujuannya untuk membentuk kekuatan otot tungkai. Selain itu, Zam- Zami juga melakukan latihan angkat beban.

“Latihan angkat beban ini dilakukan untuk membuat otot kencang,” sebut  Zamzami, di sela-sela latihan Selasa (7/2).
Tak hanya itu, dibutuhkan juga latihan lempar yakni latihan Flexibility (membelakangi) diri.
Gunanya supaya memudahkan penolakan peluru sampai jarak jauh.

“Bila tidak ditambah dengan dukungan latihan Flexibilty. Maka, jarak tolak peluru dilakukan akan tidak sesuai harapan,”ungkapnya.
Lalu latihan yang digelar Kamis dan Minggu, dijelaskan pria Medan, 2 Desember 1987 yakni berenang di kolam.
“Pada umumnya latihan renang dilakukan di Unimed. Dimana latihan renang untuk mengatur otot supaya berimbang saat latihan persiapan umum,” ujarnya. (omi)

20.880 Botol Jamu Diamankan BBPOM

MEDAN- Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan, mengamankan 20.880 botol jamu tradisional Jawa asli anti loyo tanpa izin edar, dari salah satu ruko di kawasan Jalan Industri Tanjung Morawa, Rabu (8/2).

Jamu yang diperkirakan senilai Rp105 juta itu, dipasok oleh UD Sari Alam, Banyuwangi, Jawa Timur.

Selanjutnya, jamu anti loyo itu dibawa petugas ke kantor BBPOM di Jalan Williem Iskandar untuk dilakukan uji laboratorium, apakah jamu tersebut mengandung bahan kimia obat (BKO) ataupun zat berbahaya lainnya.

“Dari informasi yang kita terima dan telah kita kembangkan, tim dari BBPOM yang terdiri dari lima orang berhasil mengamankan jamu produksi UD Sari Alam-Banyuwangi Jawa Timur, karena tidak memiliki izin edar dari BBPOM dan diduga mengandung bahan kimia obat. Dari bentuk tulisan di labelnya, kita perkirakan ada indikasi BKO, pun begitu kita akan tetap lakukan uji laboratorium,” ungkap Kepala BBPOM Medan Agus Prabowo didampingi Kabid Sertifikasi dan Layanan Informasi BBPOM Medan Sacramento, saat memberikan keterangan, Rabu (8/2).

Masih menurut Agus, masuknya produk jamu tersebut di Sumut, diduga belum cukup lama atau sekitar dua bulan belakangan, dan diperkirakan jamu tersebut belum beredar luas di luar Sumut.

Untuk perincian produk jamu yang ditahan, kata Agus, diantaranya yakni botol kemasan 150 ml sebanyak 366 kotak berisi 50 botol seharga Rp4 ribu per botol, botol ukuran 600 ml sebanyak 215 kotak seharga Rp12 ribu per botolnya, dengan nilai total sekitar Rp105 juta.

Disinggung mengenai BKO,  menurut Agus jika dikonsumsi orang dengan takaran yang tepat dan digunakan untuk tujuan kesehatan tertentu tidak begitu berbahaya, namun jika digunakan tidak tepat sasaran maka akan sangat beresiko bagi kesehatan.

“Yang pertama kita lakukan adalah mengamankan produknya, sedangkan orangnya tidak ditahan dan hanya melewati pemeriksaan saja. Namun jika nantinya menjadi pemasok, maka BBPOM minta bantuan kepolisian,” tandas Agus.(uma)

Perda Retribusi Kedaluarsa

Sejak Januari 2012 perda yang mengatur pengutipan retribusi sudah tidak berlaku lagi karena sudah kadaluarsa. Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Adlansyah Nasution dengan Anggota Komisi D DPRD Medan  Godfried Effendi Lubis

Bagaimana perda soal retribusi untuk tahun ini?

Pemerintah sudah tidak memilikin payung hukum untuk menarik retribusi kepada masyarakat. Jika Pemko tetap mengutip retribusi  berarti penarikan tersebut illegal. Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 28 tahun 2009, tentang pajak dan retribusi daerah pasal 180 menyatakan batas waktu pajak perda adalah 31 Desember 2011. Setelah itu, aturan tersebut tidak berlaku lagi hingga ada aturan yang disahkan berikutnya.

Apa yang harus dilakukan masyarakat?
Masyarakat bisa menolak membayar retribusi. Jika Pemko tetap menarik retribusi, masyarakat bisa melakukan class action. Masyarakat bisa mengajukan gugatan hukum karena dalam hal ini jelas Pemko yang lalai. Adapun retribusi yang sudah tidak bisa lagi dikutip Pemko diantaranya retribusi izin mendirikan bangunan (IMB), retribusi pelayanan kebersihan, retribusi pemakaman dan pengabuan mayat, retribusi pelayanan tera ulang, retribusi pengendalian menara, retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil, retribusi izin gangguan (Ho), izin sarana perhubungan, retribusi pemotongan hewan, retribusi tempat pelelangan ikan (TPI), retribusi pemakaian kekayaan daerah dan lainnya.

Apakah sudah dilakukan revisi?
Saat ini seluruh retribusi tersebut sudah diajukan Pemko untuk dibahas oleh DPRD Medan dalam bentuk rancangan peraturan daerah (ranperda). Namun hingga Februari ini masih dalam tahap pengajuan, belum ada masuk paripurna. Diperkirakan proses pembahasan ranperda akan memakan waktu hingga enam bulan kedepan. Jadi sampai enam bulan ke depan, Pemko Medan tidak dibenarkan mengutip retribusi kepada masyarakat. Proses pembahasan akan memakan waktu hingga enam bulan karena harus melapor lagi ke gubernur kemudian revisi lagi hingga akhirnya disahkan menjadi perda.

Apakah itu akan akan mengganggu PAD?
Potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang hilang dari seluruh retribusi tersebut mencapai Rp450 miliar dari total target sebesar Rp1,4 triliun. Sementara perhitungan retribusi yang sudah dikutip selama dua bulan ini diperkirakan mencapai Rp80 miliar. Sedangkan Pemko mengatakan sampai sekarang memang belum ada peraturan terkait retribusi yang berlaku. Namun untuk pajak, pihaknya sudah mengajukan ke DPRD sejak akhir tahun lalu. Dari 26 yang diajukan, 10 sudah disahkan dalam bentuk perda. Sedangkan untuk retribusi memang belum ada.(*)

POBSI-Sumut Targetkan Dua Emas

MEDAN- Persatuan Olahraga Billiard Seluruh Indonesia (POBSI-Sumut) memasang target dua emas untuk PON Riau September mendatang.
“Delapan dari 18 atlet billiard yang lolos pra PON itu sedang menjalani pelatda berjalan,” tutur Achmad Fadli Nasution, Pelatih POBSI Sumut di sekretariat POBSI kepada wartawan, Rabu (8/2).

Setelah pelatda berjalan yang diadakan dari Oktober 2011, maka selanjutnya mereka menunggu pemberitahuan dari KONI Sumut untuk Training Camp (TC).
Achmad mengatakan, kuota atlet yang lolos pra PON adalah tim pebilliard Sumut yang diketuai Salomo Tr Pardede. “Oleh sebab itu kita dapat menargetkan minimal dua medali emas,” katanya.

Keseluruhan atlet yang lolos itu terdiri dari tiga divisi. Mereka adalah M Fadli yang turun di nomor bola delapan tunggal putra, Stanza Purba turun di nomor bola sepuluh tunggal putra, Harry Sitanggang di nomor bola sembilan ganda putra.

Kemudian, Rini Nasution di nomor bola sembilan tunggal putri,  Lionnie Watinewa di nomor bola sepuluh ganda campuran.
Lalu Jaka Ginting di nomor English billiard single, dan Marlando Sihombing di nomor English billiard single.
Terakhir Hotmauli Simarmata turun di nomor tiga ban.(mag-10)

AIMI Sumut Terbentuk Mendorong Kesadaran Ibu Menyusui

MEDAN – ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sangat penting diberikan kepada bayi hingga usia 6 bulan. Secara nasional, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sangat rendah hanya mencapai 15,6 persen saja. Sebagai wadah yang memberikan informasi mengenai pemberian ASI yang baik, maka dibentuklah Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) wilayah Sumut.

“AIMI ini dibentuk karena jumlah ibu-ibu muda yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sangat rendah. Padahal pemberian ASI ini sangat penting bagi keluarga. Saat ini membernya sudah mencapai ribuan orang. Jika ingin bergabung, maka kepesertaannya kita ajukan ke pusat, bukan di Medan,” kata Ketua AIMI wilayah Sumut, Nina Miranda Amalia, Selasa (7/2) saat ditemui di Sekretariat AIMI Sumut Jalan Dr Mansyur Pintu 1 USU Nomor 2.

Menurut Nina, AIMI sudah dibentuk di 5 kota besar Indonesia diantaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Makassar. Di Sumut sendiri, AIMI yang diprakarsai 12 orang pengurus dibentuk pada 20 November 2011 lalu. “Awalnya kita nggak saling kenal, kita dipertemukan di milis dan dunia maya. Karena memiliki tujuan yang sama, maka kami sepakat dan mengajukan kepusat agar membentuk AIMI ini,” jelasnya.

Seorang suami, kata Nina, sangat berperan penting terhadap pemberian ASI dari ibu kepada bayinya. Bahkan hampir 50 persen seorang ibu gagal menyusui karena tidak didukung oleh suami. Untuk itu, AIMI tidak hanya terbatas untuk kaum wanita saja, dalam waktu dekat akan dibentuk Ayah ASI. “Pengurus AIMI cabang Sumut ada laki-laki. Kita nggak ada membatasi pengurus dan member hanya diisi oleh kaum wanita saja. Kaum laki-laki juga harus ikut mendukung,” terang Nina.

Ditambahkannya, AIMI cabang Sumut dibentuk sebagai naungan bagi ibu-ibu untuk lebih mendapatkan informasi mengenai cara menyusui yang benar. Bahkan AIMI cabang Sumut sudah gencar melakukan sosialisasi, konseling dan pelatihan secara langsung kepada ibu-ibu di Sumut. “Dalam kegiatan yang kerap kita adakan, para peserta akan mendapatkan informasi dan dukungan penuh untuk memberi ASI eksklusif. Kita sharing bagaimana cara menyusui yang baik,” jelas perempuan berkulit putih ini.

Memberikan ASI eksklusif, lanjutnya, tidak hanya penting terhadap bayi, tapi juga si ibu. “Karena ibu yang memberikan bayinya ASI secara benar dapat mencegah terjadinya pendarahan setelah melahirkan, mencegah kanker payudara, kanker serviks dan banyak lagi keuntungannya. Terutama bagi suami dapat mengirit pengeluaran untuk membeli susu formula,” terangnya.

Sambungnya, tidak ada  seorang ibu yang tidak dapat memberikan bayinya ASI. Untuk itu, ibu hamil harus mengetahui laktasi secara tepat. “Tidak benar jika dikatakan ASI nya nggak bisa keluar. ASI tidak keluar karena diawali dengan cara yang salah. Jadi si ibu harus berusaha, jangan sampai bayi nya jadi malas menyusui, ibunya juga nggak semangat dan mengakibatkan keluarnya ASI menjadi terganggu karena ASI nggak keluar secara spontan,” ucapnya seraya menambahkan pada 11 Februari mendatang akan diadakan kelas edukasi persiapan menyusui. (mag-11)