25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14071

Bruno Gantikan Sang Paman di Williams-Renault

LONDON- Pada 1 Mei 1994, pembalap legendaris Formula 1, Ayrton Senna, tewas mengendarai mobil Williams-Renault di Sirkuit Imola. Pada 2012, Bruno Senna akan mencoba menuntaskan perjalanan sang paman, meraih sukses bersama Williams-Renault.

Selasa kemarin (17/1), kursi kompetitif terakhir di F1 2012 akhirnya terisi. Williams, yang tahun ini kembali memakai mesin Renault, mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kontrak dengan Bruno Senna. Pembalap Brazil 28 tahun itu menggeser Rubens Barrichello sebagai rekan setim Pastor Maldonado.

Sudah bukan rahasia, Senna butuh sokongan finansial mumpuni dari perusahaan-perusahaan Brazil untuk mengamankan kursi Williams ini. Tapi, bukan berarti dia datang sekadar berkat bantuan sponsor.

Menurut Williams, tim tersebut telah melakukan evaluasi menyeluruh sebelum memutuskan merekrut Senna. Apalagi, pesaingnya adalah Rubens Barrichello dan Adrian Sutil, dua pembalap yang sangat berpengalaman dan punya reputasi cepat. Frank Williams, bos tim, memberikan penjelasan panjang.

“Bruno baru mulai balapan di usai 20 tahun, tapi langsung membuktikan bakatnya di ajang F3 dan GP2. Pada musim GP2 2008 yang sangat sengit, Bruno finis di urutan kedua sekaligus meraih kemenangan di Monaco dan Silverstone. Yang kedua itu di lintasan basah,” tutur Williams.
“Dua musim pertamanya di F1 tidak memberinya kesempatan ideal untuk menunjukkan hasil konsisten. Karena itu, kami mencoba meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk memahami dan mengevaluasinya sebagai seorang pembalap,” lanjutnya.

Evaluasi itu dilakukan di lintasan (tidak dengan mobil F1) dan lewat simulator. “Dia telah membuktikan kecepatan, kemampuan teknis, dan kemampuan untuk belajar cepat sekaligus mengaplikasikan pelajaran itu secara konsisten. Sekarang, kami tak sabar melihat bakat itu berkembang bersama mobil balap kami,” tambah Williams.

Dua musim pertama Senna memang tersendat-sendat. Musim perdananya adalah bersama HRT, tim terburuk di F1. Musim lalu, dia baru tampil di tengah musim menggantikan Nick Heidfeld. Dalam delapan lomba, Senna menunjukkan tanda-tanda kehebatan, tapi tidak cukup konsisten. Total, dia hanya meraup dua poin.

Williams sendiri juga baru menjalani musim terburuk dalam sejarah tim. Mobil mereka tidak cukup cepat, hanya mampu meraih total lima poin dan finis di urutan sembilan (dari 12 tim).

Bersama Senna, Williams juga berharap bisa naik peringkat lagi. Asal tahu saja, pada 1994, dalam tiga lombanya bersama Williams, Ayrton Senna gagal menorehkan poin. Kalau Bruno Senna mampu meraih poin saja bersama Williams, dia seperti sudah menuntaskan “hutang” keluarga.
“Adalah sebuah kehormatan dapat dipilih oleh Williams. Tim ini punya sejarah luar biasa, dan semoga saya bisa menorehkan catatan baik dalam sejarah tersebut. Proses evaluasi telah saya jalani secara intensif dan tertata. Selama bersama tim, saya melihat tim ini punya orang-orang hebat dan sumber daya yang cukup untuk meraih hasil lebih baik,” papar Senna.
“Menarik sekali rasanya membalap untuk tim yang sama dengan paman saya. Apalagi, di sini ada beberapa orang yang dulu juga ikut bekerja bersama Ayrton. Semoga saya bisa memberi mereka memori indah,” tandasnya.
Dengan pengumuman ini, belum jelas apa yang akan terjadi pada Rubens Barrichello. Dia terancam tidak bisa menjalani musim ke-20-nya di F1. Sekarang, dari total 12 tim dan 24 jatah pembalap, hanya satu kokpit tersisa di HRT-Cosworth. Belum jelas, apakah Barrichello mau menjalani musim bersejarahnya (karir terpanjang di F1) bersama tim peringkat juru kunci. Lewat akun Twitter-nya, Barrichello alias Rubinho hanya bilang “Masa depan masih sangat terbuka,” katanya. (aza/jpnn)

Tangkap-Lepas Agen Narkoba di Kabanjahe

082164585xxx

Selamat Pagi Pak Kapolres. Mohon petunjuk atas penangkapan narkoba yang ada di Kabanjahe Jalan Kotacane yang ditangkap-lepas oleh anggota Bapak?

Akan Dikonfirmasi ke Kapolres

Terima kasih atas informasinya. Sesuai instruksi Kapoldasu Bapak Irjen Pol Drs Wisjnu Amat Sastro, Poldasu komit dalam pemberantasan penyakit masyarakat khususnya narkoba yang sudah merusak generasi penerus bangsa ini. Untuk itu kita sangat mengharapkan informasi terpercaya dari identitas oknum  polisi dimaksud untuk kami konfirmasi ke Kapolres terkait. Informasi masyarakat banyak berperan dalam pengungkapan kasus narkoba. Begitu juga dengan perbaikan kinerja anggota kepolisian di wilayah Sumatera Utara.

Kombes Pol Raden Heru Prakoso
Kabid Humas Polda Sumut

Lagi, Ruko Tanpa IMB Ditemukan

Juliandi: Dinas TRTB tak Beres

MEDAN-Lagi rombongan Komisi D DPRD Medan menemukan bangunan yang tidak berizin di Jalan Krakatau, Rabu (18/1) siang.
“Dinas TRTB Medan tak beres. Mereka tak pernah melihat izin bangunan yang mereka keluarkan dengan kenyataan di lapangan. Ini terungkap dari hasil peninjauan hari kedua ditemukan pembangunan rumah toko (ruko) izinnya 5 unit ternyata yang dibangun ada 13 unit,” kata Anggota Komisi D DPRD Medan, Juliandi Siregar.

DPRD Medan meminta kepada Wali Kota Medan Rahudman Harahap untuk segera mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan (TRTB) Kota Medan, Sampurno Pohan.

“Kalau satu dua okelah karena silap. Tapi kalau sudah sampai puluhan itu pasti ada permainan dari Dinas TRTB,” jelasnya.
Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangunsong meminta Dinas TRTB Medan segera menindak bangunan tersebut.
“Kita minta bangunan dibongkar, karena sudah melanggar. Kita tidak ingin masyarakat yang baik dan taat menjadi korban gara-gara bangunan seperti ini,” ungkapnya.

“Kalau soal itu tanya saja sama pemiliknya kenapa tidak mengurus izin bangunan. Padahal,  kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurus izinnya,” kata Kepala Dinas TRTB Medan, Sampurno Pohan.

Menurutnya, bila ada bangunan yang berdiri tanpa izin dari dinas TRTB akan segera ditindak dengan melakukan pembongkaran.
“Untuk itu kita akan member tindakan sesuai aturan, berarti pemilik bangunan yang tidak berizin melanggar peraturan. Sekali lagi, kita sudah ingatkan kepada masyarakat untuk mengurus izin,” bebernya.(adl)

Suami Istri jadi Bandar Narkoba

100 Pil Ekstasi dan 4 Peluru FN Disita  

MEDAN-Polisi menyita menyita 100 butir pil ekstasi dan 4 peluru aktif jenis FN, 2 linting ganja, 1 paket sabu-sabu, dari rumah kos di Jalan Kangkung simpang Jalan Gajah Mada Medan, Selasa (17/1) malam.

Polisi juga mengamankan tiga tersangka masing-masing Hendra Sahputra (34), warga Jalan Bunga Mawar, Medan Selayang, pasangan suami istri, Zulkarnaen (43) dan Sofi br Panggabean (34) warga Jalan Dr Mansyur Medan.

Keterangan yang dihimpun, penangkapan tersebut dilakukan setelah polisi mendapatlan informasi dari warga adanya pengedar yang hendak melakukan transaksi di depan rumah kos Jalan Kangkung simpang Jalan Gajah Mada Medan. Polisi langsung melakukan pengintaian. Polisi akhirnya berhasil menangkap Hendra bersama barang bukti saat hendak melakukan transaksi.

Polisi kemudian melakukan pengembangan dan menggeledah rumah pasangan suami istri, Zulkarnaen dan Sofy di Jalan dr Mansyur, Gang Sehat. Dari rumah itu, polisi menemukan barang bukti 2 linting daun ganja, 4 buah peluru aktif jenis FN dan 1 paket sabu-sabu.

Kapolsekta Medan Baru Kompol Dony Alexander mengatakan ketiga tersangka diamankan dari dua lokasi berbeda. Dari hasil pemeriksaan sementara, barang bukti dipasok dari pasangan suami istri tersebut.

Menurutnya, ketiga tersangka dijerat pasal 114 sub pasal 112 nomor 35 tahun 2009. “Ancamannya hukuman maksimal 20 tahun penjara,” pungkasnya. (gus)

Kalau Kenal, Aku Ambil Untung Tipis

Tersangka Sahputra mengaku sering membeli sabu dari Sofi.

“Ini yang ketiga kali aku ngambil sama Kak Sofi. Entah kenapa kakak itu minta pindah lokasi saat aku mau ngambil. Biasa kami ketemu di depan Kompleks Citra Garden Padang Bulan,” ujar Syahputra.

Syahputra menjelaskan dia membeli Rp110 ribu per butir dan menjual Rp120 ribu-Rp150 ribu per butir.
“Kalau yang kenal aku ambil untung tipis,” ujar Syahputra.

Dia mengaku memasarkan ekstasi ke beberapa diskotek di Kota Medan.
“Kadang aku memakai jasa waiters untuk menjualnya,” ujar Syahputra.

Sementara tersangka Zulkarnaen mengatakan, peluru yang diamankan dari rumahnya pemberian seorang oknum aparat. Namun, Zulkarnaen membantah terlibat sebagai bandar ektasi bersama istrinya.

“Aku tidak tahu masalah ekstasi, kalau pelurunya dari kawan ku oknum  TNI,” ujar Zulkarnaen yang mengaku dua anak dari Sofi. (mag-5)

9 Importir Ikan Nunggak Retribusi Rp487 Juta

MEDAN- Sepanjang tahun 2011, sebanyak 9 importir ikan di Medan menunggak retribusi sebanyak Rp487 juta. Tunggakan itu terjadi karena banyaknya importir yang baru dan belum mengetahui adanya peraturan daerah (Perda) Medan tentang retribusi impor ikan ke Medan.

“Memang ada tunggakan retribusi importir ikan tahun lalu mencapai Rp487 juta. Tapi itu tetap akan dibayarkan di tahun ini,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Medan Wahid, usai menggelar rapat tentang impor ikan di kantor Pemko Medan, Rabu (18/1).

Dikatakan Wahid, tertunggaknya retribusi itu disebabkan adanya penambahan importir ikan di Medan tahun ini. “Awalnya hanya dua importir, tapi sejak adanya kebijakan kembali membuka keran impor maka bertambahlah jumlah importir ikan di Medan,” terang Wahid.

Importir yang masih baru ini, lanjut Wahid, masih belum mengetahui adanya Perda tentang retribusi impor ikan, sehingga kesepakatan tunggakan ini baru akan dibayarkan di tahun ini dengan jumlah kutipan retribusi yang lebih murah. “Kalau dalam Perda, jumlah retribusi yang harus dibayarkan sebesar Rp100 per kilog, untuk tunggakan kali ini kita beri dispensasi Rp50 per kilo,” ucapnya.

Dispensasi yang dilakukan Pemko Medan ini nantinya akan dilakukan sesuai dengan ketentuan SK Wali Kota. Untuk itu, dalam waktu dekat, Pemko Medan akan mengeluarkan SK pengurangan retribusi impor ikan tahun 2011.  Sebab, di dalam Perda juga dinyatakan kalau Wali Kota berhak mengurangi retribusi ataupun menghapus retribusi yang telah ditetapkan.Tapi, untuk tahun 2012 biaya retribusi impor ikan ini tetap Rp100 per kilo.

Dikatakannya, untuk pengawasan impor ikan di Medan sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP), di mana kelayakan ikan akan diawasi langsung oleh Balai Karantina Ikan. (adl)

DBL Jambi Berakhir, Besok Semifinal di Sumsel

Jambi – Tidak salah Jambi dipilih sebagai kota baru penyelenggaraan Honda Development Basketball (DBL) 2012. Di tahun pertamanya, sambutan para penggemar basket di provinsi dengan julukan Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini sungguh luar biasa. Setiap hari, lebih dari 2.000 penonton memadati tribun GOR Kotabaru.

Pada partai final yang digelar kemarin (18/1), jumlah penonton lebih fantastis lagi. Lebih ari 4.000 penonton bergantian memadati GOR Kotabaru Jambi. Hingga final Honda DBL 2012 seri Jambi tadi malam, total penonton menembus angka lebih 15.000. Padahal, kompetisi yang diikuti oleh 24 tim itu hanya digelar selama lima hari.

Kembalinya ‘roh’ basket di Jambi ini disambut antusias oleh masyarakat Jambi. “Seingat saya, kali terakhir Jambi disinggahi kompetisi basket seperti ini adalah tahun 2008, saat IBL (liga basket profesional, kini NBL) All-Star terakhir digelar. Tapi, kompetisi basket pelajar ini menurut saya lebih gila. Kalau dulu GOR sudah sesak, sekarang malah lebih sesak lagi. Sudah sesak, gemuruh pula. Luar biasa,” kata Preddy Jaka Palindo, warga asli Jambi.
Tidak hanya dari kalangan pecinta basket, para pejabat di lingkungan provinsi dan kota Jambi juga memberikan sambutan hangat. “Kompetisi ini tidak hanya sangat edukatif, namun juga positif dalam membina dan mengembangkan bakat siswa di bidang olahraga. Ini perkembangan baik untuk kota Jambi,” ungkap Irmansyah, staf ahli gubernur bidang kemasyarakatan dan hubungan sosial.

“Saya berharap, tahun depan kompetisi ini ada lagi. Menurut saya, insitusi lain wajib mencontoh penyelenggaraanan kompetisi ini. Kalau bisa, kegiatan olahraga lain juga dikelola seperti ini,” tambahnya.

Dalam partai final kemarin, SMA Xaverius 1 Jambi tampil spektakuler dengan mengawinkan gelar juara. Tim putri menang 47-36 atas SMKN 1 Jambi, sementara tim putra berhasil menekuk SMAN 1 Batanghari dengan skor 33-71.

Raihan gemilang itu ditambah pula dengan terpilihnya Michael Chang dari SMA Xaverius 1 Jambi sebagai Most Valuable Player (MVP) alias pemain putra terbaik Honda DBL 2012 seri Jambi, plus League DBL First Team. Dengan demikian, Michael bersama sembilan pemain League DBL First Team lainnya akan terbang ke Surabaya, mengikuti pelatihan basket DBL Camp dari para pelatih kelas dunia.

Atas kemenangan bertubi-tubi ini, Michael merasa sangat gembira. “Siapa yang tidak senang, sekolah kami menang ganda. Apalagi, saya juga berkesempatan ke Amerika. Padahal, berangkat ke Surabaya untuk ikut DBL Camp saja rasanya sudah senang sekali,” ungkapnya.
Nantinya, mereka yang ikut DBL Camp di Surabaya itu memang akan berkesempatan pergi ke Amerika Serikat, belajar dan bertanding di kota asal basket tersebut.

“Di Surabaya, kami akan mendatangkan ratusan pemain-pemain terbaik dari setiap provinsi untuk mengikuti DBL Camp. Lalu, mereka kami seleksi. Lima pemain putra dan lima pemain putri terbaik serta dua pelatih akan kami bawa ke Amerika Serikat,” jelas Donny Rahardian, event senior manager PT DBL Indonesia selaku penyelenggara liga.

Setelah heboh di Jambi, besok (20/1) Honda DBL 2012 seri Sumsel akan memasuki babak semifinal dan diakhiri oleh partai final pada 22 Januari 2012. Rentetan domino Honda DBL 2012 akan berlanjut di seri Jawa Barat, mulai akhir Januari mendatang. (iis/jpnn)

Pembatasan BBM, Kado Getir untuk Rakyat

JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR Dewi Aryani menilai, rencana pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan BBM, merupakan kado tahun baru bagi rakyat. Hanya saja, katanya, kado itu tidak membuat rakyat gembira.  “Kebijakan pembatasan BBM merupakan kado tahun baru yang sama sekali tak membuat rakyat bertepuk tangan gembira. Sebaliknya gaung kekecewaan dimana-mana,” ujar Dewi dalam keterangannya kepada koran ini, Rabu (18/1).
Langkah pemerintah saat ini dalam upaya mengatasi bengkaknya beban pemerintah, kata Dewi, seharusnya mulai diatasi dengan beberapa cara. Diantaranya, mengatur secepatnya pos-pos penting penerimaan negara dari sektor pajak dan memaksimalkan sumber penting dari migas dan pertambangan yang selama ini tidak maksimal. “Dan kebocoran di sektor ini hingga detik ini masih terus terjadi,” sebutnya.

Kearifan dan transparansi pemerintah dalam hal ini dipertaruhkan. “Berantas segala bentuk bad governance,” cetusnya.
Penghematan belanja negara harus dilaksanakan terutama pengeluaran belanja pegawai harus dipangkas, dihemat, dengan cara melakukan perampingan di semua sektor.

Reformasi birokrasi yang telah digaungkan harus diiringi dengan kebijakan penghematan dan efisiensi, termasuk pemberlakuan e-procurement.
“Perlunya kajian alternatif solusi berupa kenaikan pajak kendaraan ber-cc besar. Daripada pembatasan lebih baik menaikkan pajak kendaraan, hasil penerimaan di-posting sebagai pengganti pengeluaran subsidi,” sarannya.

Alternatif lain, menaikkan harga BBM bersubsidi antara Rp500 hingga Rp1000 dan melakukan judisial review terhadap UU APBN Nomor 22 tahun 2011 tentang APBN tahun 2012 pada pasal 7 ayat 6 untuk memayungi kebijakan ini. “Segera dilakukan kajian dan riset mendalam dari berbagai aspek agar proses pembuatan kebijakan publik tersebut mengandung kaidah-kaidah yang seharusnya ada dalam setiap kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah,” pungkasnya.

Menyitir buku The Quality of Government karya Bo Rothstein (2011), Dewi menyebutkan, buku itu mestinya bisa menjadi rujukan bagaimana sebuah pemerintahan seharusnya berbuat. Manfaat apa yang di peroleh masyarakat, menjadi cermin kualitas suatu pemerintahan.

“Kebijakan merupakan salah satu outcome kualitas sebuah pemerintahan. Lalu bagaimana dengan kebijakan pembatasan BBM yang secara paksa akan diberlakukan pemerintah mulai tanggal 1 April 2012?” ujar Dewi.

Diuraikan Kandidat Doktor Kebijakan Energi, Universitas Indonesia (UI) itu, dalam UU APBN Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN Tahun 2012 pada pasal 7 ayat 6 yang berbunyi harga jual eceran BBM bersubsidi tidak mengalami kenaikan. Bunyi pasal itu, lanjutnya, menjadi ‘penjebak’ pemerintah menjadi seolah ‘alergi’ menaikkan harga BBM.

“Pasal dalam UU ini juga tidak pernah dibahas apalagi disetujui Komisi VII.  Di sisi lain maksud ‘pengendalian’ yang di jabarkan dalam UU tersebut ditangkap sebagai seolah-olah single solution yaitu pembatasan BBM bersubsidi,” jabarnya.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, landasan hukum lain yang digunakan pemerintah juga tak sinkron, hanya merujuk kepada rancangan Perpres Nomor 55 Tahun 2005 jo Perpres Nomor 9 Tahun 2006. “Lucunya seolah tak sadar bahwa landasan hukumnya juga ‘cacat’ karena jika pemerintah memaksakan rakyat beralih dari BBM bersubsidi ke Pertamax dan melepas fluktuasi harga sesuai harga pasar,maka pemerintah sudah melanggar keputusan MK. MK telah membatalkan pasal 28 ayat 2 UU Migas soal pelepasan harga minyak dan gas bumi untuk mengikuti harga pasar jelas melanggar hak asasi rakyat,” paparnya.

“Pemerintah harusnya sadar bahwa kebijakan harus menyeluruh. Jangan biarkan rakyat mencari sendiri solusi atas masalah publik,” imbuhnya.
Pemerintah, lanjutnya lagi, harus juga memberikan alternatif untuk memenuhi unsur public interest. Kebijakan energi bukan melulu persoalan energi tapi juga meliputi persoalan industri, transportasi, pertahanan dan lain lain. “Persoalan energi bukan hanya kebijakan saja tapi juga persoalan manajemen sektor publik dan juga budaya,” katanya.

Diuraikan, tiga hal mendasar dalam proses pembuatan kebijakan harus terpenuhi, yakni pertama, public support, yaitu legitimasi dan akseptansi masyarakat. Kedua, public value yaitu berupa nilai tambah dan benefit untuk masyarakat dan menjamin setiap warga negara terpenuhi hak hak konstitusionalnya. Ketiga, capacity to implement, kebijakan harus bisa dilaksanakan tanpa menimbulkan masalah baru pada publik.
Dalam hal pembatasan BBM, kata Dewi, harus dipahami bahwa birokrasi sektor publik pun sudah saatnya direformasi. “Sudah sangat kritis, karena fasilitas publik hingga sistem manajemen sektor publik sangat tidak kompeten dan tidak moral hazard. Leading sektor publik ini harus segera dilakukan reformasi,” desaknya. (sam)

Timnas Futsal Try Out ke Iran

JAKARTA –  Timnas Futsal Indonesia serius menatap babak kualifikasi AFC Futsal Championship 2012. Agar tim benar-benar  siap sebelum berkompetisi, timnas Futsal akan melakoni serangkaian ujicoba.

Yang terdekat  adalah akan berujicoba ke Iran. “Kami serius bidik posisi delapan besar Asia. Untuk itu kami membutuhkan lawan yang secara teknis dan permainan di atas kami. Rencana 30 Januari nanti kita bertolak ke Iran, untuk menghadapi dua tim profesional di sana dan terakhir menghadapi Timnas U-23 Iran,” ujar Justinus Laksana Wakil Ketua Bidang Teknik Badan Futsal Nasional (BFN) kepada wartawan di Jakarta kemarin. Iran adalah juara bertahan AFC Futsal Championship

Karena sifatnya untuk menggembleng kekuatan timnas, BFN tidak memedulikan bagaiamana hasil akhir serangkaian ujicoba di Iran nanti. “Tolong jangan di lihat apa hasilnya. Mereka secara kualitas jauh di atas kita. Poin terpenting kami ingin pemain mendapat pelajaran berharga di sana. Karena untuk meningkatkan kualitas tim, kita harus menghadapi tim yang secara kualitas di atas kita,” jelas Justinus.

Saat disinggung lebih detail mengenai kondisi pemusatan latihan tim nasional Futsal hingga saat ini, Justin memastikan kondisi tim sangat terjaga. Selain terus dipersiapkan secara teknis dan strategi permainan, keakraban antar pemain dan dengan pelatih juga terus terjaga.
Untuk memastikan tiket ke fase puncak AFC Futsal Championship 2012 di Uni Emirat Arab Desember mendatang pasukan Merah Putih harus mampu melewati fase kualifikasi Zona Asean. Sesuai undian Indonesia tergabung  di Grup A, bersaing dengan Filipina, Myanmar dan tuan rumah Thailand (26 November- 1 Desember) . Sementara Grup B zona ASEAN diisi Australia, Vietnam, Malaysia dan Cambodia. (ali/jpnn)

57 Juta Orang Miskin Belum Punya Rumah

Jakarta- Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesa (APERSI) mencatat masih ada 57 juta orang Indonesia yang belum bisa memiliki rumah. Angka ini merupakan akumulasi penduduk miskin dan hampir miskin.

Ketua DPP APERSI Eddy Ganefo menuturkan dengan melihat fakta itu maka aturan membangun rumah menimal tipe 36 m2 oleh pengembang sangat tidak tepat. Aturan yang diatur dalam UU No 1 Tahun 2011, tentang Perumahan dan Pemukiman itu juga dianggap merugikan pengembang skala kecil.
“Jadi total 57 juta. Setara 14 juta rumah. Ini masih masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan tidak mampu beli tipe 36. Belum lagi masyarakat miskin kota yang punya tanah warisan 30 m2. Apa mungkin bangun, bisa tapi ke atas. Dan mereka nggak mampu,” katanya dalam diskusi ‘Menggugat Pembatasan Luas Lantai Rumah’ di Gedung Waskita Karya, Jakarta, Rabu (18/1).

Ketentuan wajib rumah minimal tipe 36 pada Undang-Undang (UU) Perumahan Rakyat, secara langsung merampas hak masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki hunian. Pasalnya, harga jual tipe 36 tidak mampu diserap oleh MBR.

“Dengan UU No 1 Tahun 2011 pada pasal 22 ayat 3, meniadakan atau melarang masyarakat untuk membangun rumah dengan luas lebih kecil dari 36 m2. Padahal pada UU setiap orang bisa bertempat tinggal, dan lingkungan yang layak. Ini berarti hak MBR telah dirampas,” jelasnya.
Rencananya ketentuan wajib hunian minimal tipe 36 akan berlaku Januari 2012. Hal ini berdasarkan UU No 1 Tahun 2011 soal perumahan pasal 22 ayat 3 berbunyi Luas lantai rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran paling sedikit 36 (tiga puluh enam) meter persegi. Untuk implementasinya akan dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) pada Januari 2012.

Namun konsumen masih bisa menikmati membeli rumah dibawah 36 seperti tipe 22, tipe 27 asalkan izin mendirikan bangunan (IMB) yang dimiliki pengembang keluar sebelum lahirnya PP tersebut.

Pemerintah melalui kementerian perumahan rakyat akan mencoba mencari jalan keluar, rencananya dalam PP soal penyelenggaraan perumahan terkait batas minimal tipe 36 adalah pengembang tetap diwajibkan membangun rumah dengan luas lantai minimal 36 m2, namun luasan dindingnya bisa dibawah itu, seperti 27 m2 dan 22 m2. (net/bbs)

Secara Reguler, Kamar Hotel Berlebih di Medan

MEDAN- Saat ini di Kota Medan tercatat setidaknya ada  6 hotel berbintang empat dan tiga yang sedang dibangun. Masing-masing dua hotel bintang empat dan empat hotel bintang tiga. Bila nanti beroperasi maka diperkirakan terjadi penambahan sekitar 1.000 kamar.

Meningkatnya jumlah kamar ini mengakibatkan persaingan antar hotel semakin ketat. Bahkan sejumlah pihak mengkhawatirkan bakal lebih banyak kamar ketimbang tamu yang datang menginap. Dengan kata lain terjadi kelebihan kamar.

Mengenai hal ini, praktisi perhotelan yang juga Executive Assistant Manager Hotel Asean International, Benny Langen  mengatakan, kehadiran hotel-hotel baru biasanya di awal awal membawa pengaruh kepada hotel terdahulu.  “Hal yang lumrah orang ingin mencoba sesuatu yang baru namun setelah itu biasanya akan kembali ke hotel lama yang menjadi langganannya selama ini,” ujar Benny usai resepsi Anniversary 16 th Hotel Asean International di Jalan H Adam Malik Medan, Rabu (18/1).

Menurut Benny, masalah kelebihan dan kekurangan kamar bergantung kepada kondisi. Kalau ada event khususnya MICE (Meeting, Incentive, Convention, and E xhibition) di Medan, jumlah kamar hotel memang kurang.

Ia mencontohkan saat ini Asean Hotel bersama hotel lain telah menerima booking kamar untuk bulan Desember 2012 karena ada event akbar di Kota Medan yang bakal diikuti sebanyak 2.000 peserta.

Sebaliknya, jika secara regular, yakni di luar adanya event berskala besar, maka di Medan terjadi kelebihan kamar karena kekurangan tamu. “Umumnya tamu menginap satu malam karena transit,” paparnya.

Kelebihan kamar ini menurut Benny tidak perlu terjadi bila kegiatan MICE lebih sering ada di Kota Medan karena otomatis menyerap banyak peserta, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sayangnya, imbuh Benny, di Medan belum ada ruang EXPO yang dapat digunakan untuk kegiatan kegiatan pameran berskala besar. Jika ada, ia yakin hotel di Medan tidak akan terkesan berlebih kamar.
Hotel Asean sendiri memasuki usia ke-16  ini sedang melakukan renovasi total. (dra)