27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14083

Segera Diluncurkan Perda Kemudahan Usaha

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Medan, Zulkarnain Lubis mengatakan Pemko Medan tak hanya menggratiskan tiga izin usaha, bahkan sebagai upaya untuk merangsang peningkatan investasi baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri di Medan, Pemko Medan segera menggagas rancangan peraturan daerah (ranperda) tentang fasilitas kemudahan dan insentif penanaman modal daerah.
“Tahun depan kami akan menggagas Ranperda tentang fasilitas kemudahan dan insentif penanaman modal daerah. Itu kita lakukan agar kota Medan bisa lebih banyak menarik investasi langsung (Direct Investment),” katanya.

Dia menerangkan, Ranperda yang akan digagas nantinya, diharapkan kiblat investasi di tahun depan harus lebih banyak ke Medan baik dari sektor primer seperti perdagangan dan industri, sektor sekunder teknologi tinggi ataupun sektor tertier yakni jasa dan keuangan.

Dalam Ranperda sebutnya, akan dilakukan peningkatan pelayanan perizinan. Untuk menunjang hal itu akan dilakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi terutama terhadap jenis-jenis perizinan tertentu untuk kemudahan persyaratan perizinan.

“Kami ingin ke depan persetujuan prinsip lebih dimudahkan, sehingga pembangunan investasi bisa lebih cepat,” terangnya.
Selain itu, tambahnya Ranperda juga diatur insentif serta pertimbangan-pertimbangan seperti penundaan pajak retribusi tertentu yang tidak mengganggu target dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).  (adl)

Kakak Beradik Ngaku Kehilangan Ibu

Pasca ditemukannya mayat wanita di kebun tebu tanpa mengenakan busana, membuat keluarga Jamilah, warga Dusun X, Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, menjadi panik. Pasalnya, mereka mengaku kehilangan seorang anggota keluarganya sejak enam bulan lalu, yang hingga kini tidak kunjung ditemukan.

Jamilah, mengaku kehilangan adiknya bernama Sri Juanti (35), sejak enam bulan lalu. “Adik saya itu pergi tak lama setelah Lebaran. Setelah kepergiannya itu, sampai saat ini ia tidak ada terlihat lagi. Kalau menurut tetangga saya, Sri kerap terlihat di seputaran Binjai dan Langkat. Tapi, saya sendiri sampai saat ini belum menemukannya,” ujar Jamilah ketika ditemui di rumahnya, Senin (16/1).

Lebih jauh diungkapkannya, adiknya itu memiliki empat orang anak. Sementara suaminya merantau ke Kalimantan. “Adik saya ini tidak punya rumah. Ia selalu menumpang di tempat saudaranya yang ada di kawasan Langkat. Karena adik saya ini jarang pulang, akhirnya suaminya pergi ke Kalimantan,” ungkapnya.

Setelah suaminya pergi, Sri tak kunjung kembali. Jamilapun tak pernah lagi melihat adiknya itu. “Ketika ditemukan mayat di kebun tebu itu. Saya sangat panik. Bersama anaknya, saya langsung pergi melihat. Tapi, sampai di lokasi penemuan mayat, saya tidak dapat mengenali wajahnya karena sudah rusak dan membusuk,” ungkapnya.

Jamilah lantas menyarankan agar Sumut Pos menemui anak Sri  di Desa Karang Rejo, Stabat, Langkat. Setibanya di lokasi yang dimaksud, Sumut Pos bertemu dengan Vani, anak tertua Sri Juanti yang tinggal bersama pamannya. Menurut Vani, awalnya ia sangat yakin kalau mayat wanita yang ditemukan di perkebunan tebu itu ibunya yang hilang sejak enam bulan lalu. “Iya Bang, aku awalnya yakin, sampai-sampai aku panik dan bersedih saat mendengar penemuan mayat itu,” kata wanita berkulit putih itu.

Penasaran, Vani pergi ke RSU Pringadi Medan guna memastikan apakah mayat wanita itu benar ibunya atau tidak. “Begitu saya lihat mayatnya di kamar jenazah, saya langsung melihat kakinya. Karena di kaki ibu saya ada benjolan. Tapi, waktu saya lihat benjolan itu tidak ada. Tapi, yang terlihat bekas benjolan seakan sudah dioperasi,” ungkapnya.

Meski begitu, Vani yakin kalau mayat itu bukan ibunya. Karena menurut Vani, postur tubuh dan wajah mayat itu sangat berbeda dengan ibunya. “Meski saya masih khawatir mayat itu adalah ibu saya. Tapi saya yakin, kalau itu bukanlah ibu saya. Karena, postur dan wajahnya sudah berbeda,” ujarnya.
Sebelumnya, lanjut Vani, sekitar tiga hari sebelum ditemukan mayat itu, rasa ingin bertemu ibunya sangat besar. Ia mengira kalau ibunya di tempat kelahirannya, Kota Datar. Tapi, setelah dia pergi ke Kota Datar, ibunya tidak ada.(dan)

Identitas Korban Masih Kabur

Penemuan Mayat Wanita Hamil Membusuk di Kebun Tebu

BINJAI- Hingga kini, kasus penemuan mayat berjenis kelamin wanita di lokasi perkebunan PTPN 2 Kampung Lama, Tanjung Anom, Tandem Hilir I, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Sejauh ini pihak kepolisian belum mengetahui identitas, motif, hingga titik terang pelaku pembunuhan terhadap korban.

Menurut Kapolsek Tandam AKP Zakaria, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (16/1), untuk mengetahui berapa lama keberadaan korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP),  pihaknya masih menunggu hasil otopsi dari RSU dr Pringadi Medan. “Kita tidak dapat menduga seberapa lama korban berada di TKP. Yang jelas, saat ditemukan, kondisi korban dalam keadaan terlentang, dan sudah sulit untuk dikenali karena membusuk,” ujar Zakaria.

Di tubuh korban, sambungnya, juga didapati baju kemeja warna hitam yang terlipat hingga menutupi mulutnya. Sementara, untuk bagian dada hingga ke kaki tidak ada penutup, hanya pakian dalam untuk dada berwarna hitam. “Setelah kita olah TKP, berjarak sekitar satu meter, kita temukan celana panjang warna hitam. Saya tidak tahu pasti, celana jenis apa, yang jelas warna hitam,” ungkapnya.

AKP Zakaria juga mengakui, kalau pihaknya tetap berkoordinasi dengan Polres Binjai guna mencari tahu siapa pelakunya, motif, hingga mencari tahu dimana keluarga korban. “Upaya pencarian keluarga korban, motif hingga pelaku sudah kita lakukan. Sejauh ini, kita juga menunggu hasil otopsi, dan kita tetap berkoordinasi dengan Polres Binjai, agar kasus ini dapat terungkap secepatnya,” kata Zakaria.

Keterangan yang berhasil dihimpun Sumut Pos di TKP menyebutkan, lokasi penemuan mayat wanita itu jauh dari perkampungan penduduk. Ditaksir jarak perkampungan dari perkebunan tempat mayat ditemukan berkisar 10 Km. Bahkan, pantawan wartawan Sumut Pos di lokasi kejadian, suasana tampak sepi dan jarang dijamah warga sekitar yang biasa mengembala ternak.

Seorang warga yang mengaku bernama Supiyah, saat ditemui di areal perkebunan tebu tak jauh dari TKP mengatakan, kalau warga setempat juga takut melintas di lokasi penemuan mayat wanita itu. “Kalau tebunya sudah tinggi seperti itu, kami juga takut. Soalnya jalan di lokasi itu sangat kecil dan sepi. Pokoknya seramlah,” ungkap Supiyah.

Tak hanya itu, Supiyah juga mengungkapkan, kalau di areal perkebunan itu, sudah sering ditemukan mayat manusia. “Yang saya tahu sudah ada tiga kali mayat ditemukan di areal perkebunan ini. Waktu itu ditemukan sudah jadi tengkorak, dan ada juga anak orang Cina yang sudah membusuk,” ungkapnya, seraya menambahkan, tindak kriminal seperti perampokan, juga kerap terjadi di areal penemuan mayat tersebut.

Supiyah juga mengakui, kalau dirinya dan warga sekitar tidak ada yang kehilangan keluarga. Selain itu, kondisi korban sangat sulit untuk dilihat. “Saya sendiri waktu melihat sudah tidak tahu bagaimana wajahnya. Sudah itu, saya tidak tahan lama-lama melihat, karena sudah terlalu busuk,” ucapnya sembari menujukan TKP penemuan mayat itu.(dan)

APV Tabrak Pohon di Jalan Tol, 1 Tewas

MEDAN- Tujuh orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan berangkat ke Malaysia, mengalami kecelakaan di Jalan Tol Medan-Belawan kawasan Menteng Km 25.200, Kecamatan Medan Denai, Senin (16/1) dini hari pukul 05.00 WIB. Ketujuh TKI yang mengendarai mobil rental jenis Suzuki AVP warna Silver BK 1490 JR yang dikendarai seorang supir bernama Iswandi (31) asal Lhoksumawe ini, menabrak pohon mahoni yang berada di pinggir jalan tol tersebut.

Akibatnya, seorang TKW bernama Muliani alias Ani (56), warga Jalan Yong Panah Hijau, Lingkungan IV, Medan Marelan, yang saat itu berada persis di samping supir tewas terhimpit dengan kondisi kaki kiri patah tiga dan dada serta wajah mengalami benturan.

Sedangkan keenam TKI lainnya yang berasal dari Aceh yakni Maimun (26), Mardi (31), Junaidi (32), Muhammad alias Bambang (29), Josandi Akbar (30) dan Muniruddin (29) mengalami luka-luka di bagian kepala, kedua kaki dan tangannya.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari Masruli (36), anak kedua korban yang ditemui di ruang instalasi jenazah Pirngadi Medan mengatakan, ibunya sudah 20 tahun kerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga dan pada Desember lalu baru pulang ke Medan.

Sementara Ita (48), adik kandung korban mengaku ada firasat buruk. “Sore kemarin, saat di rumahnya kami sekeluarga makan bersama. Di situ saya sempat mengatakan, mungkin ini makan terakhir kakak sama kami, maksudnya karena kakak kami ini kan lama baru balik lagi ke Medan, namun ternyata takdir berkata lain,” ujarnya sedih.

Kanit Lantas Percut Sei Tuan AKP Maju Harahap mengatakan, kalau kecelakaan tersebut terjadi akibat supir mengantuk hingga menabrak pohon mahoni di pinggir jalan tersebut. Karena ada yang meninggal dunia, Iswandi terpaksa ditahan di kantor Satlantas Polresta Medan guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.(cr-2/smg)

Weleh, Profesi Tukang Gigi Dicabut

Peraturan Menteri hanya Perbolehkan Dokter yang Urus Gigi

Tukang gigi yang selama ini mewarnai pelayanan kesehatan gigi dan mulut di tanah air, kini dilarang beroperasi. Sebagai gantinya, pelayanan soal kesehatan gigi dan mulut hanya boleh ditangani tenaga berwenang yakni dokter gigi.

Peraturan ini tertuang dalam Permenkes RI Nomor 1871/MENKES/PER/IX/2011 yang telah ditetapkan Menteri Kesehatan RI tanggal 5 September 2011. “Dengan begitu, pekerjaan tukang gigi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi hingga batas waktu yang ditentukan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dr Candra Syafei SpOG, Senin (16/1).

Dikatakan Candra, semua praktik yang menyangkut pelayanan kesehatan kepada masyarakat atau yang berhubungan dengan manusia harus sudah melalui uji kompetensi dengan dikeluarkannya Surat Tanda Registrasi (STR) seperti dokter. “Makanya, untuk itu diperlukan STR. Dokter saja harus uji kompetensi dulu, baru dapat STR dan memiliki izin praktik. Jadi menyangkut pelayanan gigi itu dilakukan oleh dokter gigi ,” kata Candra.

Untuk itu, sebut Candra, dalam waktu dekat pihaknya akan membuat surat edaran kepada kabupaten/kota untuk melakukan sosialisasi kepada tukang gigi di daerahnya masing-masing. “Diharapkan ada sosialisasi soal Permenkes ini. Jika telah diberlakukannya Permenkes, tapi masih ada yang membandel, kita hanya peneguran dulu karena ini ‘kan masih baru,” jelasnya.

Terpisah, seorang dokter gigi, drg Susyanto meminta agar Permenkes tersebut sebaiknya segera diberlakukan untuk penertiban para tukang gigi.  Ini dikarenakan tukang gigi, tidak melalui jalur pendidikan edukatif dan berpraktik hanya berdasarkan pengalaman kerja. “Kalau izinnya sudah habis, jangan lagi diperpanjang,” ungkapnya.

Jika begitu, bukankah akan menguntungkan dokter gigi saja? Setidaknya, dokter praktik akan menaikkan tarif.
Menyikapi hal itu, Susyanto menyatakan hal ini untuk menertibkan agar masyarakat berobat di jalur yang resmi. “Tujuannya untuk membuat yang terbaik, yang berkompeten yang mempunyai pendidikan yang melakukan pelayanan. Gak ada untuk menaikkan tarif karena ini melalui jalur edukatif,” urainya.

Sementara itu, Gunawan salah seorang tukang gigi di Jalan Rahayu Medan mengatakan dirinya tidak mengetahui adanya Permenkes tersebut. Gunawan mengaku usaha tersebut dirintis sejak 1988 dan turun temurun dari keluarganya.

“Saya nggak tahu soal aturan itu. Tempat saya hanya membuat gigi palsu namun bukan untuk memasang atau menempel. Kalau memang diberlakukan, mau bagaimana lagi. Karena ini usaha cari makan juga. Saya membuka usaha ini berdasarkan pengalaman dari paman saya,” bebernya. (mag-11)

Lagi, Ijazah Unimed Dipalsukan

MEDAN- Bermaksud membantu temannya melegalisir ijazah Akta IV Fakultas Ilmu Pendidikan yang dikeluarkan oleh Universitas Negeri Medan (Unimed), JH Manalu (32), pegawai Unimed malah mengetahui ijazah tersebut ternyata palsu. Selanjutnya, JH Manalu melaporkan tenemuan tersebut ke Polsek Percut Seituan, Senin (16/1) siang.

Kepada petugas Polsek Percut Seituan, JH Manalu menerangkan, ijazah palsu tersebut merupakan milik temannya bernama Katijah yang bertugas sebagai guru sekolah dasar di Provinsi Aceh. Katijah minta tolong kepadanya untuk melegalisir ijazah Akta IV Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed tersebut. Namun, saat diperiksa petugas biro Adminstrasi Unimed, ternyata ijazah yang dikeluarkan pada 2004 dan ditandatangani Rektor Unimed Prof Djanius Djamin SH itu tidak terdaftar alias palsu. Takut dirinya terjerat hukum, JH Manalu pun melaporkan ijazah milik temannya itu ke Polsek Percut Seituan.

Sementara Kapolsek Percut Setuan Kompol Maringan Simanjuntak melalui Kepala Unit (Kanit) Reksrim Polsek Percut Seituan AKP Faidir Chan menjelaskan, status JH Manalu yang melaporkan adanya ijazah palsu tersebut hanya sebagai saksi karena dimintai tolong oleh temannya untuk melegalisir ijazah tersebut.

“Setelah dicek di Biro Administrasi Unimed, ternyata ijazah tersebut asli tapi palsu. Ijazah tersebut akan diperiksa di laboratorium forensik (Labfor) akan dibandingkan dengan ijazah asli,” terang AKP Faidir Chan.(gus)

Siswi SMP Dicabuli di Warnet

MEDAN- Jejaring sosial Facebook kembali menelan korban. Seorang pelajar SMP, sebut saja namanya Bunga (15), warga Pasar 1, Kelurahan Tanah 600, Medan Marelan, menjadi korban pencabulan setelah berkenalan dengan RC (17), warga Pasar 2, Marelan, lewat jejaring sosial tersebut.

RC yang masih duduk di Kelas I SMA swasta di kawasan Helvetia itu akhirnya diciduk personel Polres Pelabuhan Belawan, ketika sedang asyik bermain internet di salah satu warnet di kawasan Marelan.

Informasi diterima di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pelabuhan Belawan, Senin (16/1) menyebutkan, RC dan Bunga telah menjalin hubungan selama empat bulan. Perkenalan mereka terjalin lewat Facebook, lalu berlanjut ke pertemuan. Sejak itu, mereka sering bertemu di Warnet PW.

Pengakuan korban di Mapolres Pelabuhan Belawan, dia telah disetubuhi sebanyak satu kali dan tiga kali dicabuli hingga kemaluannya mengeluarkan darah. Perbuatan mesum itu mereka lakukan di Warnet PW, Pasar 3 Marelan, sekira awal September 2011 lalu.

Menurut Bunga, saat melakukan perbuatan mesum itu, pelaku beberapa kali mempertontonkan situs porno kepada Bunga.(yod/smg)

Tiga Siswi SMK Kesurupan

LUBUK PAKAM-Tiga pelajar SMK Swasta Tunas Karya Batangkuis di Jalan Batangkuis-Tanjung Morawa, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang, mengalami kesurupan saat jam istirahat, Senin (16/1) siang. Ketiga siswi tersebut yakni Pipi, Rindu dan Ira yang saat ini duduk di Kelas III.

Untuk menyadarkan ketiga pelajar itu, pihak sekolah terpaksa mendatangkan paranormal. Namun paranormal itu sempat kewalahan, karena ketiga pelajar itu kesurupan secara bergantian.

Peristiwa itu sempat membuat para guru dan sejumlah siswa lainnya ketakutan dan panik. Yang pertama sekali kesurupan adalah Pipi. Dia menjerit-jerit tak karuan. Tak kemudian, dia sadar. Namun saat dibopong ke ruang kelas, ternyata dia kumat lagi dan jatuh pingsan.

Demikian halnya dengan Rindu dan Ira. Keduanya sudah terlihat tenang dan bersedia minum. Namun, mendadak kumat lagi dengan menjerit histeris. Para siswi dan guru berusaha menenangkan mereka. Tetapi tetap saja, berulang kali mereka jatuh bangun.

Kepala SMK Swasta Tunas Karya Endang Purwanto menyatakan, para siswa itu kesurupan diduga karena kelelahan dan kemungkinan pikirannya sedang “kosong”.(btr)

PAD Pemko Medan Terbuang Rp4,4 Miliar

Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Medan, Wirya Al Rahman mengatakan dari tiga izin yang digratiskan tersebut,  sebenarnya Pemko bisa memperoleh pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp4,4 miliar dari total target yang ditetapkan awal tahun sebesar Rp15 miliar.
“Jadi retribusi dari BPPT akan berkurang. Meski begitu kami yakin akan ada keuntungan lain yang bisa diperoleh Pemko dengan penggratisan izin tersebut,” katanya, kemarin.

Menurut Wirya, penggratisan izin tersebut akan membuat geliat perekonomian di kota ini meningkat karena tiga izin tersebut, khususnya untuk mendirikan satu usaha. “Terlebih lagi untuk usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) yang butuh kemudahan dalam hal pengurusan izin. Jadi kalau dihitung-hitung secara ekonomi, efek selanjutnya yang lebih besar bisa diperoleh karena penggratisan ini,” ujarnya.

Selain dari sisi biaya, paparnya Pemko Medan memudahkan pelayanan dari segi waktu pengurusan izin. Wirya menegaskan sesuai standar operasional prosedur (SOP), waktu pengurusan izin paling lama hanya tujuh hari.

“Untuk pengurusan paling lama hanya tujuh hari. Selambat-lambatnya berkas akan diterima pengusaha sekitar 14 hari. Jadi semuanya sudah dibuat sesuai SOP,” ucapnya.

Dia menerangkan, untuk pengurusan SIUP prosesnya lima hari kerja, untuk mengurus TDP, prosesnya tiga hari kerja dan untuk pengutusan izin industri tujuh hari kerja.

“Kalau ada waktu yang berlebih dari SOP pengurusan maka BPPT pasti akan bertanggung jawab. Kalau berkasnya lengkap pasti sesuai prosesnya dengan SOP, tapi kalau berkas tidak lengkap itu memang bisa lebih dari SOP tapi biasanya kami akan mengirimkan surat kepada pemohon agar dapat melengkapi berkasnya,” cetusnya.

Karenanya, lanjutnya, pengusaha harus mengurus langsung izin usahanya sehingga pengusaha juga dapat langsung merasakan bagaimana pelayanan dari BPPT. Apalagi pihaknya sudah membuat di sertifikat izin bahwa biaya retribusi itu gratis.

“Sehingga kalaupun ada calo yang mau menguruskan izin SIUP, TDP ataupun izin usaha industri, maka ketika dia minta bayar sekian, pengusaha sudah tahu dari sertifikat yang kita terbitkan kalau izin itu gratis, sehingga ke depan pengusaha tidak lagi dirugikan,” tegasnya.(adl)

Tertibkan Aksi Geng Motor

08576078xxx

Kepada yang terhormat Bapak Kapolda Sumut di Medan. Kami masyarakat Kota Medan memohon kepada Bapak untuk dapat menangkap para  geng motor yang kembali beraksi di Kota Medan. Masyarakat Kota Medan sangat tidak menginginkan keberadaan geng motor itu. Kami memohon kepada Bapak Kapolda dan Bapak Kapolresta Medan untuk memberantas dan menangkap aksi geng motor yang telah banyak menimbulkan kejahatan, seperti merampok, membunuh dan merusak sarana umum.

Ditertibkan

Terima kasih, kami tetap fokus untuk menertibkan aksi geng motor yang ada di Kota Medan. Selanjutnya, kami juga sudah menurunkan sejumlah petugas di beberapa pos penjagaan yang ada di Kota Medan seperti di sejumlah wilayah Jalan Ring Road.
Kami juga sangat berharap kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada pos polisi atau Polsek setempat tentang tindak kejahatan yang ada di sekitar wilayahnya.

Kombes Pol Tagam Sinaga
Kapolresta Medan

Polisi Harus Gencar

Polisi harus bertindak cepat dan tegas, jangan beri ruang geng motor tumbuh di Kota Medan. Keresahan warga atas aksi geng motor memang terus meningkat, apalagi sampai kepada masalah pengrusakan atau mengancam dengan sejumlah benda tajam. Sebaiknya, aparat kepolisian lebih intens lagi melakukan patroli jalanan pada jam tengah malam di tempat-tempat rawan. Selanjutnya, aparat kepolisian kami minta untuk terus mengawasi sejumlah kelompok pengendara yang sering mangkal di titik-titik keramaian. Mereka umumnya masih pelajar berusia di bawah umur, tentunya belum mempunyai penghasilan yang cukup untuk membeli sepeda motor. Tentu peran orangtua sangat berpengaruh dalam membimbing dan mengarahkan anaknya.

Ilhamsyah
Ketua Komisi A DPRD Medan