28 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14084

Tiga Siswi SMK Kesurupan

LUBUK PAKAM-Tiga pelajar SMK Swasta Tunas Karya Batangkuis di Jalan Batangkuis-Tanjung Morawa, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang, mengalami kesurupan saat jam istirahat, Senin (16/1) siang. Ketiga siswi tersebut yakni Pipi, Rindu dan Ira yang saat ini duduk di Kelas III.

Untuk menyadarkan ketiga pelajar itu, pihak sekolah terpaksa mendatangkan paranormal. Namun paranormal itu sempat kewalahan, karena ketiga pelajar itu kesurupan secara bergantian.

Peristiwa itu sempat membuat para guru dan sejumlah siswa lainnya ketakutan dan panik. Yang pertama sekali kesurupan adalah Pipi. Dia menjerit-jerit tak karuan. Tak kemudian, dia sadar. Namun saat dibopong ke ruang kelas, ternyata dia kumat lagi dan jatuh pingsan.

Demikian halnya dengan Rindu dan Ira. Keduanya sudah terlihat tenang dan bersedia minum. Namun, mendadak kumat lagi dengan menjerit histeris. Para siswi dan guru berusaha menenangkan mereka. Tetapi tetap saja, berulang kali mereka jatuh bangun.

Kepala SMK Swasta Tunas Karya Endang Purwanto menyatakan, para siswa itu kesurupan diduga karena kelelahan dan kemungkinan pikirannya sedang “kosong”.(btr)

PAD Pemko Medan Terbuang Rp4,4 Miliar

Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Medan, Wirya Al Rahman mengatakan dari tiga izin yang digratiskan tersebut,  sebenarnya Pemko bisa memperoleh pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp4,4 miliar dari total target yang ditetapkan awal tahun sebesar Rp15 miliar.
“Jadi retribusi dari BPPT akan berkurang. Meski begitu kami yakin akan ada keuntungan lain yang bisa diperoleh Pemko dengan penggratisan izin tersebut,” katanya, kemarin.

Menurut Wirya, penggratisan izin tersebut akan membuat geliat perekonomian di kota ini meningkat karena tiga izin tersebut, khususnya untuk mendirikan satu usaha. “Terlebih lagi untuk usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) yang butuh kemudahan dalam hal pengurusan izin. Jadi kalau dihitung-hitung secara ekonomi, efek selanjutnya yang lebih besar bisa diperoleh karena penggratisan ini,” ujarnya.

Selain dari sisi biaya, paparnya Pemko Medan memudahkan pelayanan dari segi waktu pengurusan izin. Wirya menegaskan sesuai standar operasional prosedur (SOP), waktu pengurusan izin paling lama hanya tujuh hari.

“Untuk pengurusan paling lama hanya tujuh hari. Selambat-lambatnya berkas akan diterima pengusaha sekitar 14 hari. Jadi semuanya sudah dibuat sesuai SOP,” ucapnya.

Dia menerangkan, untuk pengurusan SIUP prosesnya lima hari kerja, untuk mengurus TDP, prosesnya tiga hari kerja dan untuk pengutusan izin industri tujuh hari kerja.

“Kalau ada waktu yang berlebih dari SOP pengurusan maka BPPT pasti akan bertanggung jawab. Kalau berkasnya lengkap pasti sesuai prosesnya dengan SOP, tapi kalau berkas tidak lengkap itu memang bisa lebih dari SOP tapi biasanya kami akan mengirimkan surat kepada pemohon agar dapat melengkapi berkasnya,” cetusnya.

Karenanya, lanjutnya, pengusaha harus mengurus langsung izin usahanya sehingga pengusaha juga dapat langsung merasakan bagaimana pelayanan dari BPPT. Apalagi pihaknya sudah membuat di sertifikat izin bahwa biaya retribusi itu gratis.

“Sehingga kalaupun ada calo yang mau menguruskan izin SIUP, TDP ataupun izin usaha industri, maka ketika dia minta bayar sekian, pengusaha sudah tahu dari sertifikat yang kita terbitkan kalau izin itu gratis, sehingga ke depan pengusaha tidak lagi dirugikan,” tegasnya.(adl)

Tertibkan Aksi Geng Motor

08576078xxx

Kepada yang terhormat Bapak Kapolda Sumut di Medan. Kami masyarakat Kota Medan memohon kepada Bapak untuk dapat menangkap para  geng motor yang kembali beraksi di Kota Medan. Masyarakat Kota Medan sangat tidak menginginkan keberadaan geng motor itu. Kami memohon kepada Bapak Kapolda dan Bapak Kapolresta Medan untuk memberantas dan menangkap aksi geng motor yang telah banyak menimbulkan kejahatan, seperti merampok, membunuh dan merusak sarana umum.

Ditertibkan

Terima kasih, kami tetap fokus untuk menertibkan aksi geng motor yang ada di Kota Medan. Selanjutnya, kami juga sudah menurunkan sejumlah petugas di beberapa pos penjagaan yang ada di Kota Medan seperti di sejumlah wilayah Jalan Ring Road.
Kami juga sangat berharap kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada pos polisi atau Polsek setempat tentang tindak kejahatan yang ada di sekitar wilayahnya.

Kombes Pol Tagam Sinaga
Kapolresta Medan

Polisi Harus Gencar

Polisi harus bertindak cepat dan tegas, jangan beri ruang geng motor tumbuh di Kota Medan. Keresahan warga atas aksi geng motor memang terus meningkat, apalagi sampai kepada masalah pengrusakan atau mengancam dengan sejumlah benda tajam. Sebaiknya, aparat kepolisian lebih intens lagi melakukan patroli jalanan pada jam tengah malam di tempat-tempat rawan. Selanjutnya, aparat kepolisian kami minta untuk terus mengawasi sejumlah kelompok pengendara yang sering mangkal di titik-titik keramaian. Mereka umumnya masih pelajar berusia di bawah umur, tentunya belum mempunyai penghasilan yang cukup untuk membeli sepeda motor. Tentu peran orangtua sangat berpengaruh dalam membimbing dan mengarahkan anaknya.

Ilhamsyah
Ketua Komisi A DPRD Medan

Pembelian Tanah Kuburan Bermasalah

Kejatisu Periksa Sekda Madina

MEDAN- Lahan kuburan di Padangsidimpuan diduga fiktif dan anggarannya diselewengkan senilai Rp4,9 miliar. Untuk membuktikannya, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) memeriksa abang kandung Bupati Mandailing Natal (Madina), M Daud Batubara.

Dalam pemeriksaannya, Senin (16/1) M Daud Batubara dipanggil karena pernah menjalan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Pemko Padangsidimpuan. M Daud yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Madina diperiksa di lantai III gedung Kejatisu mulai pukul 11.00 WIB hingga sore hari.
Kasi Penerangan Hukum Kejatisu, Marcos Simare-mare SH membenarkan pemeriksaan Sekda Madina tersebut. “Memang benar kami telah memanggil M Daud Batubara dalam pemeriksaan lanjutan dugaan korupsi APBD Kabupaten Madina 2007 sebesar Rp 4,9 miliar,” ujarnya.

Pemeriksaan itu, paparnya, dalam rangka klarifikasi soal dugaan pengadaan proyek lahan kuburan yang diduga fiktif.  Klarifikasi yang dilakukan tersebut untuk melihat kesamaan dokumen yang ada di Kejatisu.

“Iya benar, ada dilakukan klarifikasi terhadap  Sekda Madina MD (Muhammad Daud, Red) dengan perkara dugaan korupsi tahun anggaran 2007,” tegasnya.
Marcos menegaskan setelah adanya pemeriksaan, penyidik belum mendapatkan kesimpulan terkait barang bukti yang sudah diambil.
Kasus yang menimpa Sekda Madina M Daud Batubara masih menjabat Kabag Tapem di Pemko Padangsidimpuan yakni belanja modal tanah di Pemko Padangsidimpuan tahun anggaran 2006, belanja bantuan kepada desa/kelurahan di Pemko Padangsidimpuan 2007.

Dalam rinciannya, belanja modal tanah perkampungan kuburan dengan anggaran Rp 400 juta serta belanja modal tanah untuk bangunan bukan gedung, yang diuraikan tanah lapangan parkir dengan anggaran Rp770 juta.

Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun, Muhammad Daud diperiksa di lantai 3 gedung Kejatisu. Pemeriksaan berlangsung selama enam jam mulai tengah hari hingga sore. (rud)

Digiring ke Sel, Terdakwa Pingsan

Hakim yang Menyidang Kasus Pembunuhan Teller BRI Diteriaki Pengunjung

MEDAN-Setelah sempat tertunda sidang pembunuhan karyawati BRI Syariah Cabang S Parman digelar di Pengadilan Negeri Medan, Senin (16/1).
Sidang yang dipimpin hakim Muhammad SH, Muhammad Sabir SH, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Pardomuan Siburian, menghadirkan tiga saksi masing-masing Anisyahaba (24) karyawati BRI Syariah, Hainidar (56), orangtua korban warga Kisaran dan adiknya Rosiana Simangunsong.

Dalam persidangan itu terdakwa Brigadir Erwin Panjaitan, oknum anggota Samapta Polresta Medan, tidak hadir dengan alasan masih dibantarkan di rumah sakit.

Sidang tetap digelar dengan menghadirkan ketiga terdakwa lainnya di antaranya istri terdakwa Erwin Panjaitan yakni Ria Hutabarat, Eva Lestari bersama suaminya Embot.

Dalam persidangan, hakim M Sabir sempat diteriaki massa dari keluarga almarhumah Sri Wahyuni Simangunsong dan massa FPI, karena menilai pertanyaan hakim M Sabir terhadap saksi Anisyahaba, mengarah pada pertanyaan masalah pribadi almarhumah Sri Wahyuni Simangunsong
“Huu..!” teriak pengunjung sidang. “Pertanyaan itu tidak pantas,” teriak pengunjung sidang. Mendapatkan teriakan itu M Sabir menyuruh pengunjung sidang diam. “Penonton diam. Saya hanya menanyakan sejauh mana pergaulan korban sehari-hari agar kami mengetahui duduk masalahnya,” tegas M Sabir, selaku hakim anggota.

“Saya kenal dengan korban, Sri Wahyuni Simangungsong di BRI Syariah di Jalan S Parman tahun 2009 sejak saya bekerja di BRI Syariah. Berdasarkan data dari kantor korban tinggal di komplek Waikiki Medan Sunggal,” ucap saksi.

Dalam kesaksiannya, wanita berjilbab itu mengaku tidak tahu kalau korban naik apa ke kantor. “Tapi terkadang saya lihat korban naik sepeda motor dan mobil Kijang Innova BK 1358 JH,” tegas saksi.

“Kami hanya sebatas teman kerja. Jadi saya tidak tahu apakah korban punya pacar atau tunangan. Saya tidak melihat korban ada berjalan dengan laki-laki. Korban sudah meninggal. Kami tahu ketika jenazah korban sudah ditemukan ini berdasarkan informasi teman sekantor,” ujar saksi.
Saksi juga mengaku bahwa dirinya dimintai keterangan oleh polisi pada hari ke 5 Ramadan. “Saya melihat, ketika hendak disalatkan, saya tidak melihat dari dekat, saya hanya melihat muka korban. Saya tidak tahu penyebab korban meninggal, tapi sepengetahuan saya korban tewas karena dibunuh, tapi saya tidak tahulah,” ujar saksi.

Saksi juga tidak pernah kenal dengan terdakwa.

“Saya tidak tahu terdakwa dan tidak kenal. Saya terakhir melihat korban pada bulan Agustus. Kami kenal dan komunikasi sebatas teman kerja. Kalau bulan Ramadan jam kerja lebih cepat. Waktu itu ketemu tidak ada komunikasi. Memang komunitas di Bank Syariah sering Blackberry Massenger (BBM).
“Ada saya BBM sama korban. Saya SMS malam hari, tapi dibalas korban lama. Pernah Blackberrynya rusak, tapi udah ganti. Korban membalas berkisar satu jam lebih. Saya tanya kenapa karena statusnya di BBM minta tolong, aku butuh pertolongan,” katanya.

Malam harinya, katanya, status yang diposting sore hari ditanyakan lagi habis magrib melalui SMS. “Tapi, korban menjawab tidak apa-apa. Dia mengatakan tidak apa-apa, aku menemani teman ku masuk rumah sakit,” kata saksi.

“SMS kedua dia mengatakan ada di rumah sakit. Lantas dibalas lagi, ngantuk aku. Saya balas, sudahlah kakak istirahat jangan lupa makan sahur. Ketikan SMS itu juga lain kali. Karena dia SMS tidak seperti itu, status korban itu kan semua dibaca oleh teman komunitas BBM-nya,” ujar saksi.
“Kita tahu korban tidak pulang dari adiknya bernama Rosi. Kita juga coba-coba mencari informasi. Al Fatah teman kita minta nomor korban, saya kirim lantas saya tidur lagi,” katanya.

Sementara itu saksi Hanidar ibu korban mengatakan bahwa pembunuh Sri Wahyuni, adalah Erwin Panjaitan bersama istrinya.

“Saya tahu dari polisi. Mayat korban ditemukan di bawah jembatan dan ini berdasarkan laporan dari polisi. Saya sendiri melihat di rumah sakit. Saya melihat adanya tanda-tanda bekas luka di wajah, telinganya keluar darah. Menurut saya almarhumah menerima pukulan,” kata dia.
“Saya tidak kenal dengan terdakwa. Apalagi korban, tidak kenal dengan terdakwa,” tegas ibu korban.

Sementara itu saksi lainnya yakni Rosi adik korban mengatakan malam itu kakaknya tidak pulang ke rumah, ia mengira  kakaknya itu pulang ke Kisaran.
“Selasa malam pukul 19.00 WIB saya melaporkan ke Polresta Medan, bahkan saya menelepon keluarga di Kisaran. Bahkan saya juga mengecek sepeda motornya di bengkel, juga pada pimpinan Bank BRI. SMS terakhir mengatakan, kalau SMS di internet USU itu cepat. Itu menanyatakan kalau dia di USU. Dia juga tidak memberikan kabar,” lanjut saksi.

Saksi juga mengatakan kalau kakaknya ingin membawa sepeda motor ke Kisaran. “Saya juga dapat informasi dari teman kakak bernama Tri, bahwa tabungan korban ditarik sebesar Rp700 ribu di ATM Brastagi. Saat terakhir tersebut, saat ditilang polisi, kakak saya meminta nomor temannya yang bernama Al Fatah, yang anggota polisi dari temanya,” katanya.

Sidangan sempat ditunda untuk makan siang, ketiga terdakwa saat diboyong keluar dari dalam ruang sidang sempat mendapatkan pukulan dari pengunjung sidang.

Aparat kepolisian yang melakukan penjagaan yang ketat, terpaksa memboyong ketiga terdakwa ke dalam ruang sel tahanan PN Medan. Namun, karena situasi yang padat sempat membuat salah serang terdakwa Eva Lestari, pingsan dan langsung diboyong ke Rumah Sakit Malayahati yang tidak jauh dari PN Medan. Karena persidangan tidak memungkinkan untuk dilanjutkan, akhirnya persidangan ditunda hingga minggu depan. (rud)

Kejatisu juga Diminta Usut Anggaran Traffic Light

MEDAN-Anggota Komisi D DPRD Medan, Irwan Sihombing, mendesak Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) serius mengusut dugaan korupsi retribusi parkir di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan.

Dia meminta Kejatisu berkerja ekstra sehingga bisa segera menentukan siapa tersangka kasus dugaan korupsi sebasar Rp24 miliar tersebut. “Kami minta Kejatisu berkerja ekstra sehingga bisa segera menentukan siapa tersangkanya,” katanya kepada wartawan koran ini, Senin (16/1).

Irwan juga meminta Wali Kota Medan segera mencari pengganti pejabat di Dishub Medan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi seandainya Kejatisu segera menuntaskan kasus ini. “Bila tersangka sudah ditetapkan, wali kota harus segera mengambil langkah-langkah selanjutnya untuk jabatan Kadishub,” ujarnyan
Menurutnya, Kejatisu jangan hanya mengusut dana retribusi parkir. Anggaran perawatan traffic light juga harus diusut. Pasalnya, dana sebesar Rp741 juta di APBD 2011 telah digunakan. Namun hampir di semua persimpangan traffic light tak berfungsi dengan baik. “Komisi D Februari ini akan turun melakukan peninjauan kondisi traffic light,” katanya.

Sementara itu di tempat terpisah, Sekda Medan, Syaiful Bahri, meminta semua pihak untuk tidak buru-buru menyalahkan Kadishub Medan, Syarif Armansyah Lubis. Pasalnya, menurut Syaiful, sejauh ini belum ada hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Dari hasil audit BPK itu nantinya bisa diketahui potensi retribusi parkir di Kota Medan yang sebenarnya,” ujarnya.

Saat ditanya soal pemeriksaan yang dilakukan Kejatisu terhadap 19 pejabat di Dishub Medan, Syaiful mengaku tidak mengetahuinya. “Kita jangan berandai-andai, saya sendiri belum tahu pasti retribusi parkir tahun berapa yang diselidiki itu. Kalau retribusi parkir tahun 2011 jangan secepat itu menuduh telah terjadi korupsi, karena audit BPK sendiri belum ada. Biar auditor BPK yang bicara soal itu,” ujarnya.
(adl)

Tak Peduli Hasil The Citizens, Skuad United Tetap Fokus

MANCHESTER- Tim raksasa Inggris Manchester United tengah bersaing ketat dengan Manchester City di papan klasemen Liga Primer Inggris. Meski demikian, kubu ‘Setan Merah’ tak mau memikirkan hasil yang didapat rival sekotanya itu.

The Red Devils saat ini duduk di peringkat kedua klasemen dengan 48 poin dari 21 laga. Mereka punya poin sama dengan City, yang baru memainkan 20 partai, tapi kalah selisih gol.

City berpeluang untuk kembali melebarkan jarak menjadi tiga poin pada Selasa (17/1) dinihari WIB nanti. Syaratnya, mereka harus mengalahkan tuan rumah Wigan Athletic.

Bek United, Patrice Evra, tak mau terlalu memusingkan hasil yang diperoleh City di DW Stadium. Baginya, yang terpenting adalah timnya terus menang. “Kita harus berhenti membicarakan pertandingan-pertandingan mereka sepanjang waktu dan tetap membicarakan Manchester United,” ujar Evra yang dikutip ESPN Star.

“Hal yang terpenting adalah bahwa kami menang atas Bolton. Tak penting apakah City menang, kalah, atau seri. Bagi kami, ini soal United. Kami harus fokus ke apa yang kami lakukan dan bagaimana kami bermain dan saya pikir kami akan memenangi liga,” kata pemain asal Prancis ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh Michael Carrick. Gelandang asal Skotlandia itu mengatakan jika City sedang dalam posisi tertekan. “Mungkin ada sedikit tekanan yang mereka rasakan. Mereka telah menjalani beberapa pekan yang berbeda dari biasanya,” ujar Carrick.

“Dalam hal perburuan gelar juara, ini bukanlah pekan yang besar karena masih panjang perjalanan musim ini tetapi saya rasa kami akan melihat bagaimana mereka mengatasi semua ini,” bilangnya lagi.

Memang, pada empat pertandingan terakhir City mengalami tiga kekalahan. Meski begitu, pelatih tim inti City David Platt tidak sepaham jika ada yang mengatakan bahwa timnya dalam posisi tertekan.

“Ketika kami menargetkan tujuan di awal musim dan bilang kami yakin bisa mencapainya, harapan dan tekanan yang kami letakkan di diri kami sendiri sudah maksimal. Apa yang kini terjadi tidaklah relevan,” tukasnya di Mirror.

“Dari tiga tim ini, saya pikir ada harapan yang sama untuk United. Saat ini Spurs belum merasakannya, tapi karena hasil dan posisinya, harapan mereka pun juga akan tumbuh,” lanjut Platt.

Platt, yang mengenal Roberto Mancini sejak bermain bersama di Sampdoria 20 tahun lalu, juga menegaskan kalau manajer City itu takkan terbebani dan hancur di bawah tekanan.

“Mentalitas dan hasratnya adalah untuk menang. Ia punya keyakinan penuh kami akan menang di setiap pertandingan. Ia adalah seorang perfeksionis,” tegas Platt menyoal Mancini.

Dengan 20 pertandingan, City kini masih berada di pucuk klasemen Liga Primer Inggris dengan 48 poin, setara dengan United yang ada di posisi dua setelah melakoni 21 laga. Sementara Spurs yang juga sudah bertanding 21 kali ada di posisi tiga, dengan selisih dua poin saja. (bbs/jpnn)

PKL Pasar Petisah Ngotot tak Mau Dipindah

MEDAN-Pedagang yang tergabung dalam Asosiasi pedagang kaki lima Indonesia (APKLI) Sumut, menggelar aksi unjuk rasa menolak berjualan di lantai II gedung PD Pasar Petisah. Pedagang juga menilai penertiban yang dilakukan PD Pasar menyalahi kewenangan karena pedagang tidak berjualan di areal pasar melainkan lokasi parkir.

“Lokasi parkir itu kan tidak mengganggu akses masuk ke Pasar Petisah. Jadi tidak tepat kalau PD Pasar menertibkan kami karena mengganggu akses masuk,” kata Ketua APKLI Sumut, Amro Siregar di depan kantor PD Pasar di lantai dua Gedung Pasar Petisah, Senin (16/1) siang.

Dikatakannya, selama ini pedagang bebas berjualan di lokasi yang sekarang karena merupakan binaan kelurahan. Setiap pedagang memperoleh gerobak berwarna kuning lengkap dengan tulisan binaan kelurahan. Jadi tidak ada alasan bagi PD Pasar untuk menertibkannya.

“Kami tidak tahu seperti apa kebijakan PD Pasar. Penertiban tentu harus berdasarkan instruksi Wali Kota Medan. Sementara sekarang tidak ada perintah langsung jadi kami tidak mau ditertibkan begitu saja,” tegasnya.

Sementara itu, pedagang informal di sepanjang trotoar dan halaman Pasar Petisah yang telah ditertibkan pekan lalu juga menyampaikan aspirasi menolak untuk dipindahkan berjualan ke lantai dua.

Jhon Purba, salah seorang perwakilan pedagang informal mengatakan pedagang menolak berjualan di lantai dua gedung karena tidak ada pembeli. Jadi pedagang akan merugi.

“Tidak ada pembeli yang mau naik ke atas karena semua barang sudah ada di bawah. Kalau begitu terus, pedagang akan rugi jadi kami bersikeras tidak mau berjualan di atas,” ucapnya.

Selain itu, konstruksi bangunan di lantai dua juga tidak kokoh jadi pedagang khawatir kalau berjualan di sana. Pedagang merasa tidak terjamin jika tetap bertahan berjualan.

“Bangunannya tidak kokoh jadi kami tidak mau berjualan di sana,” ujarnya.

Agar tetap berjualan di sepanjang trotoar dan halaman Pasar Petisah, pedagang rela dikutip biaya retribusi sama dengan pedagang formal yang berada di dalam pasar. “Kami siap di kutip Rp25.000 per hari asal tidak dipindahkan ke atas. Kalau memang harus ada pengutipan seperti pedagang formal, pedagang siap,” tegasnya.

Direktur Umum PD Pasar Benny Sihotang mengatakan pihaknya tetap komitmen untuk menerapkan aturan berlaku bahwa pedagang tidak dibenarkan berjualan di sepanjang trotoar dan halaman Pasar Petisah. Sesuai peruntukannya, areal itu merupakan lahan parkir.
“Jadi kami sesuai dengan aturan yang berlaku saja,” katanya.

Lagipula, lanjutnya, PD Pasar bukan menggusur pedagang tetapi hanya menata agar lebih rapi dan tertib karena pihaknya sudah menyediakan tempat dengan luas 1000 meter milik PD Pasar, dan seluas 2000 meter milik PT GKKS.

“Sesuai saran Wali Kota Medan untuk menata pasar, kami lakukan sesuai aturan tersebut dengan mengakomodir kebutuhan pedagang,” ujarnya.
Tidak hanya lokasi, PD Pasar juga akan menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang dibutuhkan seluruh pedagang dengan memperbaiki tangga dan lainnya. (adl)

Lampu Jalan Aluminium 3 Belum Diperbaiki

085296342xxx

Yth Bapak yang membidangi lampu jalan, bahwasanya salah satu lampu jalan di Jalan Aluminium 3 Tanjung Mulia tepatnya di depan Mesjid Al Ikhlas lampunya sudah hampir 1 tahun belum diperbaiki. Diharapkan kepada Bapak untuk dapat memperbaikinya.

Kami Lakukan Perbaikan

Terima kasih informasinya, terlebih dahulu kami sampaikan kepada warga. Hingga kini kami terus melakukan perbaikan di sejumlah wilayah di Kota Medan. Hanya saja, perbaikannya tidak bisa secara keseluruhan dilaksanakan serentak. Hal itu dikarenakan keterbatasan jumlah pegawai kami, maka kami hanya bisa melakukan perbaikannya bertahap. Khusus untuk pelaksanaan perbaikan ini tetap dilaksanakan di seluruh penjuru Kota Medan. Untuk itu, kami meminta kepada warga agar bersabar menunggunya, karena petugas kami sedang bekerja di lapangan.

Erwin Lubis
Kadis Pertamanan Kota Medan

Jamsostek Bantu Uang Muka Angsuran Rumah Tipe 22 Rp633 Ribu

JAKARTA-Peminat rumah murah tipe 22 untuk karyawan outsourcing Bank Indonesia cukup besar. Program rumah murah seharga Rp67 juta itu cukup ringan karena cicilannya hanya Rp633 ribu tanpa uang muka.

Direktur Utama Jamsostek, Hotbonar Sinaga menjelaskan para debitur rumah murah mendapat beragam fasilitas menarik. Selain harga Rp67 juta untuk tipe 22/60, uang muka (dp) rumah dibayar terlebihdahulu oleh Jamsostek. Sehingga secara berkala, debitur membayar cicilan selama 15 tahun dengan jumlah tetap.

Sehingga debitur membayar cicilan dengan total sekitar Rp 633 ribu per bulan, tanpa uang muka.
Sementara Deputi Gubernur BI, Ardayadi menjelaskan, dari 600 peminat rumah murah, hanya 150 karyawan yang bisa mendapatkannya.”Dari 2.000 outsourcing, 600 peminat, yang dapat 150,” kata Ardayadi di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (16/1).
Pada hari ini dilaksanakan acara serah terima kunci secara simbolik antara karyawan dengan BI yang dihadiri Bank Tabungan Indonesia (BTN) dan PT Jamsostek sebagai lembaga penyedia uang muka dan fasilitas kredit.

Menurut Ardayadi, program tersebut bisa saja dilanjutkan namun harus mendapat persetujuan dahulu dari bank sentral.
Saat ini  PT Jamsostek (Persero) siap menyediakan dana tambahan, sekitar Rp500 miliar dalam rangka pembiayaan uang muka bagi masyarakat yang juga anggotanya. “Target Jamsostek tahun ini Rp220 miliar dalam menyalurkan uang muka. Kalau semua terserap, kami siapkan Rp500 miliar lagi,” kata Hotbonar Sinaga.

Target pembiayaan uang muka bagi anggota Jamsostek tergolong tinggi. Pasalnya, pencapaian tahun 2011 hanya Rp95 miliar.”Tahun lalu terealisir Rp95 miliar. Makanya kita memperbanyak sosialisasi dan iklan di TV bahwa kita ada pinjaman uang muka perumahan,” terangnya. (net/jpnn)