25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14120

PNS Guru SD Beli Ijazah Palsu

MEDAN- Seorang guru sekolah dasar (SD), Nurhadi Tanjung (33) warga Batupat, Kota Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) meringkuk di sel Mapolsekta Percut Seituan. Pasalnya, oknum guru tersebut memegang ijazah palsu berlogo Universitas Negeri Medan (Unimed).

Pemalsuan ijazah tersebut terkuat saat oknum guru tersebut melegalisir ijazah di bagian administrasi Unimed, Senin (9/1). Ijazah itu dilegalisir untuk keperluan penyesuaian pangkat guru PNS di sekolah tempatnya mengajar.

Rektor Unimed Ibnu Hajar mengatakan oknum guru tersebut diketahui memegang ijazah palsu saat petugas adminstrasi melihat data alumni. Setelah dilihat, alumni bernama Nurhadi Tanjung tidak terdaftar di data alumni. “Pegawai melihat data alumni, ternyata tidak terdaftar. Jelas yang dipegangnya merupakan ijazah palsu,” katanya, Selasa (10/1).

Terbuktinya guru tersebut memegang ijazah palsu, paparnya pegawai langsung menyampaikannya kepada oknum guru tersebut, tapi oknum tersebut keberatan dan marah. Akibatnya terjadi adu mulut. “Karenanya hal itu kami serahkan ke pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut,” ucapnya.

Kapolsekta Percut Sei Tua Kompol Maringan Simanjuntak mengakui telah mengamankan seorang oknum guru karena kepemilikan ijazah palsu. Pihaknya mendapatkan tersangka dari petugas kemanan kampus yang membawanya ke Mapolsekta Percut Seituan.

“Tersangka sudah diamankan dan sekarang masih dilakukan penyelidikkan lebih dalam,” ujarnya.
Dia menyebutkan, oknum guru tersebut memiliki gelar sarjana pendidikan (SPd) jurusan Biologi. Ijazah tersebut diketahui koyak. Atas perbuatannya, oknum tersebut dijereat pasal 364 bahwa seseorang melakukan pemalsuan surat otentik diancaman 8 tahun penjara.

Nurhadi Tanjung mengaku mendapatkan ijazah palsu dari seorang di Pangkalan Brandan, Langkat tahun 2006. Ijazah itu didapatnya seharga Rp15 juta.

Guru IPA di satu SD Negeri di Lhokseumawe tersebut menyatakan, dirinya tertarik mengambil karena ijazah palsu itu sangat mirip dengan aslinya.”Teman saya meyakinkan kondisi ijazah sama seperti asli, bila tidak percaya silakan dilegalisir ke Unimed langsung, aku pergilah ke Medan sampai di Unimed kata orang administrasi ijazahnya palsu, sudah lah bang aku jadi korban ini, mau diapai lagi.”Sebutnya meneteskan air mata. (gus)

Mabes Belum Punya Data 28 Kg Sabu-sabu

JAKARTA – Mabes Polri belum memberikan keterangan apa pun terkait dibekuknya dua tersangka kasus narkoba jaringan internasional di Medan. Dari penangkapan tersebut berhasil diamankan sabu-sabu seberat 28 kg.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution mengaku belum punya data-data saat ditanya masalah itu. Dia minta wartawan bertanya ke aparat kepolisian di Medan. “Wah, saya belum ada data. Tanya ke Medan saja ya,” ujarnya, Selasa (10/1).

Namun, ada kemungkinan, Mabes Polri sengaja belum mempublikasikan penangkapan ini. Berdasarkan yang sudah-sudah, tidak mempublikasikan dulu tersangka yang ditangkap merupakan bagian dari strategi pengembangan kasus. Bahkan, ada kalanya sepekan setelah penangkapan Mabes baru mempublikasikan lewat wartawan.
Informasi yang dihimpun, penangkapan gembong peredaran sabu-sabu internasional dilakukan Senin (9/1) dini hari, sekira pukul 04.00 WIB, di kawasan Polonia Medan. Timsus berhasil mengamankan dua orang tersangka warga negara Malaysia.

Seorang anggota Timsus, yang ikut dalam penyergapan mengatakan, penangkapan itu yang mengkordinir adalah Mabes Polri. “Memang aku ikut tadi pagi, cuma yang berhak memberikan keterangan orang Mabes Polri lah. Karena ini langsung dipegang orang Mabes Polri,” ujar seorang sumber di kepolisian di Medan yang namanya takut dikorankan.
Bukan itu saja, sumber ini menambahkan, selain mengangkap dua orang, masih ada tiga warga Malaysia lainnya yang berhasil lolos melarikan diri dengan satu unit mobil jenis toyota kijang dan membawa lari 60 kg sabu-sabu. (sam/zul/jpnn)

Irham Buana Ikut Bersaing di KPU Pusat

JAKARTA – Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution ikut mendaftar sebagai calon anggota KPU Pusat. Irham dinyatakan lolos seleksi administrasi. Dia termasuk satu dari 106 calon anggota KPU yang lolos administrasi, yang nama-namanya diumumkan oleh Tim Seleksi (Timsel) anggota KPU-Bawaslu, di gedung Kemendagri, Selasa (10/1).
Selain Irham, dari Sumut yang ikut lolos tahap pertama ini adalah Ikhwaluddin Simatupang, seorang dosen beralamat di Medan, dan Salmon Ginting, anggota KPU Kota Tebing Tinggi.

Nama-nama tenar juga tercantum di daftar yang lolos, antara lain mantan Ketua Bawaslu, Nur Hidayat Sardini, anggota KPU yang juga pendeta, Saut Hamonangan Sirait, anggota KPU I Gusti Putu Artha, Direktur Eksekutif CETRO Hadar Nafis Gumay. Sejumlah anggota KPU daerah juga lolos. Dosen FISIP UGM, Sigit Pamungkas, juga lolos administrasi.

Anggota Timsel, Ramlan Surbakti, menjelaskan, dari 606 pendaftar calon anggota KPU, yang lolos tahap pertama ini 106 orang. Sedang yang daftar calon anggota Bawaslu ada 294, yang lolos 61 orang.

“Yang lolos administrasi ini akan mengikuti tiga tes untuk tahapan kedua yang akan dimulai 17 Januari dimulai tes tertulis tentang kepemiluan. Kemudian 18 Januari untuk tes psikologi dan kesehatan,” terang Ramlan.
Terpisah, Irham Buana mengatakan, syukur Alhamdulillah, sebab dari 606 pelamar untuk menjadi anggota KPU Pusat ternyata 106 yang dinyatakan lolos itu termasuk namanya. Niatnya maju sebagai anggota KPU Pusat demi mengembangkan demokrasi di Indonesia yang lebih baik dan berkualitas.

Karena demokrasi itu sendiri dimulai dari KPU, dan menjadi ukuran baik tidaknya pemimpin nasional dipengaruhi juga oleh KPU secara nasional. Sehingga, pada massanya dibutuhkan orang-orang yang memiliki integritas untuk memajukan KPU.

“Pada penerimaan jelas diatur, bahwasannya calon pelamar harus memiliki pengalaman, bicara pengalaman saya sudah hampir 8 tahun bertugas sebagai Ketua KPUD Sumut, baik itu Pemilu, Pilpres dan Pilkada. Kemudian, pengalaman Sumut akan menjadi acuan pengelolaan secara politik karena memiliki banyak suku,” katanya. (sam/ril)

Buruh Diduga Tewas Tersengat Listrik

LUBUK PAKAM- Seorang buruh PT Olaga Food, Alexander Barus (28) warga Desa Kuala Barus, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo diduga tewas akibat tersengat aliran listrik saat bekerja di pabrik mie instan tersebut, Selasa(9/1) sekira pukul 14.15WIB.

Korban yang baru bekerja diperusahan yang berlokasi di Jalan Besar Batang Kuis, Desa Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa ditemukan tergeletak di lantai oleh rekannya satu kerjaan, Andi Putra.

Setelah menemukan Alexander tergeletak, Andi yang bekerja mengontrol bagian otomatif mengaku   melihat Alexander sudah terlentang dengan posisi tangan sebelah kanan menyentuh kawat las. Adanya penemuan itu, Andi langsung melaporkannya ke pihak keamanan.

Jenazah korban langsung dibawa ke RS GL Tobing Tanjung Morawa untuk mendapatkan pertolongan. Tapi, korban terburu telah menumui ajalnya sehingga tidak bisa diselamatkan.

Kapolsek Tanjung Morawa, AKP Malto Sombolangi Datuan ST membenarkan ada persitiwa kecelakan yang menyebabkan korban tewas. “Diduga Alexander tewas karena kecelakaan kerja, hingga kini polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi,” ujarnya.  (btr)

Dua Kelompok Pemuda Bentrok

BINJAI- Dua kubu warga di Desa Namukur, Kabupaten Langkat saling serang dan saling melempar batu. Tidak hanya itu, ratusan warga juga membawa senjata tajam berupa parang dan tombak, Selasa (10/1) sekitar pukul 01.00 WIB.
Informasi dihimpun Sumut Pos, bentrok antara dua kelompok warga pro L Purba dan J Sitepu alias Beton. Konflik itu muncul ketika Beton mengendarai sepeda motor dan tertabrak di Padang Tualang, sedangkan pengendaranya lari.

Akibat tindakan itu, Beton yang merupakan ketua pemuda di kampungnnya, emosi dan berusaha mencari siapa sebenarnya yang menabraknnya. Saat itu ada yang memberitahukan bahwa yang menabrak tersebut keluarga dari Linta Purba.

Mendengar itu, Beton langsung mendatangi rumah keluarga Linta yang berada Desa Namukur Utara, tepatnya di simpang empat. Kehadirannya tidak sendiri, tapi mengajak pemuda yang merupakan anggotannya sambil membawa senjata tajam seperti parang.

Kehadirannya di rumah Linta disambut kedua orangtuanya, saat itu Beton dan kelompoknya meneriaki Linta agar keluar dari rumah dan mengacung-ngacungkan parang.

Merasa tidak terlibat, Linta marah dan langsung keluar. Dia pun langsung mengumpulkan anggotanya yang berada di sekitar rumahnya. Berbekal senjata tajam berupa golok dan tombak, kedua kelompok tersebut saling serang dengan mengunakan batu.

Mendengar kabar itu, polisi langsung turun ke lokasi untuk mengamankan lokasi kejadian. Setibanya di lokasi kejadian, personel polisi ditantangan kelompok Beton. Akibatnya 10 personil polisi melepaskan tembakan peringatan ke udara.

Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon beserta dua mobil Dalmas Polres Binjai turun ke lokasi untuk menenangkan kedua massa yang bertikai.  Konflik akhirnya berhenti.

Kapolres Binjai langsung memanggil kedua pimpinan, selanjutnya keduannya dilakukan mediasi di satu rumah penduduk dan di giring ke Polres Binjai. Setelah mendapatkan arahan kedua kubu dilepaskan untuk kembali ke rumah masing-masing. (dan)

Curi Getah untuk Belikan Sepatu Anak

Seorang kakek empat cucu, Rusli alias Ijon (53) warga Dusun Suka Tani, Desa Suka Dame, Sei Bamban dijebloskan ke sel Mapolres Serdang Bedagai (Sergai) karena mencuri 10 kg getah milik PTPN III Kebun Rambutan.

Ditemui di Mapolres Sergai, Ijon menceritakan, dirinya nekad mencuri getah milik PTPN III karena ingin membelikan sepatu baru anaknya yang duduk di bangku sekolah menengah kejuruan (SMK).

Ditengah perbincangan itu, isterinya Poniem datang bersama seorang menantunya membawa baju ganti. Suasana berubah menjadi kesedihan karena pasangan suami istri tersebut menangis sambil saling berpelukan.  “Sabar, ya sudahlah..,” kata Ijon kepada isterinya sembari sesekali tangan Ijon mengusap air mata istri.

Poniem mengaku menyesal melihat perbuatan yang dilakukan suaminya mencuri getah milik perkebunan PTPN III Kebun Rambutan hanya gara-gara tak punya uang untuk membelikan putrinya sepatu baru. Memang, anak-anaknya tidak ada yang bersekolah kecuali yang paling kecil karena keinginan memiliki anak yang bersekolah maka dilakukan segala hal. “Kami orang miskin nak, jangankan membeli sepatu, suami saya bekerja saja sudah tidak sanggup. Anak saya yang kecil itu selalu diejek kawannya karena sepatunya sudah jelek, makanya suami saya mencari uang untuk membelikan sepatu baru,” ujarnya.

Dia menyebutkan, suaminya itu sehari-hari hanya sebagai buruh pencetak batubata dengan gaji kecil. Untuk itu, kami berharap agar Kapolres Sergai, Bupati Sergai dan Perkebunan PTPN III mengampuni suaminya.

Sebenarnya, dia menyebutkan, Ijon diajak tetangganya Safar (40) mencuri getah milik kebun tersebut. Akibat kebutuhan mendesak, keduanya melakukan pencurian, Selasa (10/1) sekitar pukul 01:00 WIB. “Saat dikejar petugas pengamanan, Ijon kalah lomba lari makanya tertangkap,” katanya.

Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Arif Budiman membenarkan ditangkapnya tersangka Ijon karena mencuri getah. Tapi, tersangka tetap dijerat dengan hukum yang berlaku karena pelaku ditangkap Satpam perkebunan dan diserahkan ke Polres Sergai. (mag-3)

PSMS IPL Kehilangan Fans Fanatik

MEDAN- Kehadiran penonton di Stadion Teladan tak dipungkiri menjadi pemicu skuad PSMS tampil lebih baik. Namun sayang, kemenangan perdana musim ini saat menekuk Persiraja Banda Aceh 1-0 kontras dengan minimnya suporter yang hadir.

Memang berbeda dari dua pertan dingan di Stadion Teladan sebelumnya, cukup ramai suporter memadati tribun terbuka, namun kondisi itu berbeda pada 7 Januari lalu. Walau cukup banyak suporter yang menduduki tribun tertutup, berbeda dengan heningnya suasana di tribun terbuka yang biasanya dipenuhi suporter muda yang menyanyikan yel-yel mendukung PSMS. Hampir tidak ada suporter PSMS Medan Fans Club (PFC) yang hadir, hanya puluhan anggota Kampak FC.

Kondisi itu tak ayal mengundang perhatian pelatih PSMS Fabio Lopez. Dia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Baginya, satu-satunya kerugian PSMS di laga kontra Persiraja Banda Aceh adalah minimnya dukungan klub suporter PFC. “Di tempat duduk tribun terbuka saya melihat hanya sedikit suporter yang hadir. Satu-satunya yang membuat kami lemah adalah kehilangan suporter PSMS yang fantatik,” ujar pelatih berkebangsaan Italia itu, Selasa (10/1).
Dia mengaku tak mengetahui apa yang menyebabkan kondisi itu terjadi. “Dari informasi yang saya dapat, sebelumnya cukup banyak fans  yang datang. Tapi saya lihat hari Sabtu (7/1) lalu nyatanya sedikit sekali. Mudah-mudahan itu tidak lagi terjadi di pertandingan berikutnya,” harapnya.

Ketua PFC Rahmat Nur Lubis membenarkan kondisi itu. Dia mengatakan, PFC tidak turun dalam jumlah banyak saat itu lantaran harga tiket yang dikeluarkan panpel (penitia pelaksana pertandingan) cukup mahal, sehingga membuat anggota PFC mengurungkan niat untuk menonton pertandingan.

Harga tiket kelompok suporter yang semula 10 ribu rupiah mengalami kenaikan lima ribu rupiah. “Kami diberitahukan kenaikan harga tiket juga satu hari sebelum pertandingan. Otomatis banyak anggota yang terkejut dengan kondisi itu dan memilih untuk tidak menonton,” kata Rahmat.

Pertimbangan untuk menonton pertandingan PSMS di Stadion Teladan menurut Rahmat, selain belum meraih hasil maksimal di tiga pertandingan sebelumnya, serta perbedaan harga mencolok antara dua pertandingan sebelumnya dengan saat menghadapi tim besutan Heri Kiswanto menurut Rahmat seharusnya bisa diantisipasi manajemen.
Menjawab hal tersebut, Chief Executive Officer (CEO) PSMS Freddy Hutabarat mengaku, pihaknya akan mengevaluasi harga tiket pertandingan terutama untuk kalangan suporter. “Kami akan evaluasi lagi. Kami akui, harga tiketnya ketinggian itu. Kami akan rembukkan untuk penurunan harga tiket kembali,” ujarnya. “Pajak tiket 10 ribu, jadi kalau kami turunkan tidak mungkin karena akan defisit,” sambungnya lagi.(saz)

Awal Indah Juara Bertahan

PON Sumut vs PSMS U-21

TANJUNG GADING: Tim PON Sumut berhasil meraih kemenangan pada  laga awal Turnamen Sepak Bola Inalum Cup 2012, di Lapangan Tanjung Gading Komplek Perumahan PT Inalum, Batubara kemarin (10/1).

Meladeni PSMS U-21, PON Sumut sukses bikin tiga gol tak terbalas. Gol tercipta lewat penalti Edi Syahputra menit ke-13, tendangan bebas Irfan menit ke-23 dan aksi akrobatik Syafri Koto dua menit jelang laga usai.

Sejak awal laga, tim PON Sumut tak terbendung. Umpan-umpan pendek yang dipraktekkan gagal diantisipasi oleh pemain PSMS U-21. Maka itu, peluang PON Sumut untuk mengemas gol jauh lebih besar ibanding  PSMS.
Pressing ketat tak dilakukan oleh barisan pertahanan PSMS sehingga menyulitkan pemain depan PSMS melakukan serangan.

Di sisi lain, ini mempermudah  Syafril Koto dkk mengatur tempo permainan dan enusuk hingga kotak penalti lawan.
Duet Syafri Koto dn Zulkifli sangat  leluasa bergerak dan melakuan teror terhadap pertahanan PSMS. Tercatat, 12 tendangan ke gawang berhasil dicatat oleh PON Sumut sepanjang laga.

Dan, gol perdana terjadi lewat kemelut. Salah satu pemain bertahan PSMS dianggap menyentuh bola oleh wasit.  Sementara posisi terjadinya hands ball di kotakpenalti. Titik putih ditunjuk dan dimaksimalkan oleh Edy Syahputra yang diplot jadi algojo. Meski Supianto, kiper PSMS U-21 sempat membaca arah bola denganbenar, namun geraknya kalah cepat dengan laju bola. Skor 1-0 untuk PON Sumut.

Tak lama usai gol itu, pemain PSMS tampak buru-buru ingin menyamakan kedudukan. Alhasil, umpan panjang lebih sering diarahkan ke lini depan. Sayang postur tinggi para bek PON Sumut mampu mementahkan bola-bola panjang tadi. Celakanya, barisan pertahanan PSMS tampak toledor mengawal gerak sejumlah pemain tim PON Sumut, hingga akhirnya anak asuh Rudi Saari itu  menambah gol. Kali ini masih lewat bola mati. Tekel keras pemain bertahan PSMS menyebabkan tendangan bebas di daerah yang sangat ideal.

Irfan berdiskusi dengan dua pemain PON lainnya untuk mengeksekusi tendangan bebas . Dengan sejumlah gerak tipu, Irfan melakukan tendangan bebasdengan kaki kirinya. Bola melaju dan berbelok ke sudut kanan gawang tanpa mampu dihalau Supianto. Gol kedua yang terjadi pada menit 23 itu membuat skor berubah menjadi 2-0.

Selanjutnya, serangan coba dibangun PSMS. Sayang, mereka melakukannya tak sempurna. Hingga usai laga skor 2-0 tetap bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, tim PON Sumut tampaknya ingin mempertahankan skor.

Meski begitu, permainan santai yang diperagakan PON Sumut mampu menambah pundi gol pada menit 88. Aksi akrobatik Syafri Koto berhasil masuk gawang dan merubah skor menjadi 3-0 .

Jerfri Zal, salah satu tim pelatih PSMS mengaku skuadnya bermain di bawah performa terbaiknya. Hal itu yang akhirnya membuat skor 3-0 tak terbalas. Apalagi gol penalti di awal babak pertama meruntuhkan mental bertandingan skuadnya. “Kecewa karena anak-anak main di bawah performa terbaiknya. Selamat untuk Tim PON yang memang main lebih baik,” katanya.

Strategi yang diterapkan menurut Jepri juga kurang maksimal. “Skor 3-0 tidak terlalu buat kecewa. Yang kurang maksimal memang penerapan taktik dan strategi. Masih banyak yang harus dibenahi usai laga ini.,” lanjutnya.
Sementara dari pihak PON Sumut, Rudi Saari selaku arsitek tim mengaku puas dengan penampilan anak asuhnya, Namun begitu, tak ada kata berpuas diri. Turnamen masih panjang, dan harus disikapi dengan penuh konsentrasi. “Alhamdulillah kita bisa meraih hasil maksimal. Tetap ada evaluasi, karena masih ada lini yang kurang baik,” kata Rudi. (ful)

Gol Salto Syafri Koto

TIM PON Sumut menggelar laga pertama dengan manis. Selain menang 3-0, gol yang dikemas anak asuh Rudi Saari itu terbilang cakep. Ada dua gol yang terbilang manis. Pertama lepas dari kaki kiri Irfan, dan tentu saja gol salto Syafri Koto.
Gol Irfan masuk katergori cantik karena dimulai dengan aksi menawan. Ada tiga pemain PON Sumut yang bersiap di depan pagar betis pertahanan PSMS. Dua pemain selain Irfan bergerak ke arah berbeda sesaat setelah wasit meniup peluit aba-aba. Dengan tenang, Irfan yang mengeksekusi tendangan bebas tersebut.

Sontekan kaki kirinya meluncur dan berbelok ala banana kick pemain top dunia. Bola bersarang di ujung kanan gawang PSMS.

Gol itu sontak bikin penonton yang memadati Lapangan Tanjung Gading bersorak sorai. Irfan yang berambut gondrong mudah dikenali dan mendapatkan tepuk tangan meriah. Tapi, ada gol lebih menawan lagi. Di penghujung laga, Syafri Koto melakukan aksi akrobatik dengan bersalto menyambut umpan silang bek PON, Agung Prasetio.

Berlari kecil di kotak penalti, Syafri menilai dia bisa beraksi karena bola yang datang terlihat tanggung. Dengan pengalamannya melakukan aksi salto selama latihan, Syafri menemukan momen pas untuk salto dan mencetak gol.
Gol itu tak kalah bikin geger publik yang menonton even tahunan gawean PT Inalum itu. Sorak sorai penonton menyertai selebrasi seluruh skuad PON Sumut. Usai laga, Syafri menilai gol itu bisa terjadi karena momen yang tepat.

“Saya sudah pernah melakukannya saat latihan. Di pertandingan pun kemarin ketika uji coba ke Thailand, saya bikin aksi salto. Sayang saat itu hanya mengenai mistar gawang,” kata Syafri. Lalu gol itu dipersembahkan untuk siapa? Untuk Pacar? “Orang tualah yang paling utama Bang.. Hehehe. Untuk pacar jugalah,” katanya. (ful)

Kembalikan Kejayaan Bulutangkis

MEDAN- Kasdam I BB Brigjen TNI I Gede Sumerta berharap kebangkitan bulu tangkis Indonesia tingkat internasional dimulai dari Sumatera Utara.

“Kejayaan bulu tangkis Indonesia harus bisa kita rebut kembali dan itu diharapkan di mulai dari Sumut dengan lahirnya atlet-atlet muda berbakat,” bilang Gede Sumerta mewakili Mayor Jenderal TNI Lodewijk F Paulus Pangdam I/BB saat membuka Kejuaraan bulu tangkis Shamrock Candra WijayaYonex II Tahun 2012 yang berlangsung di Gor Bulu Tangksi Shamrock Candra Wijaya Jalan Pegadaian Medan, Selasa (10/1).

Dikatakan Gede Sumerta, dengan digelarnya Kejuaraan Bulutangkis Shamrock Candra Wijaya-Yonex yang kedua kalinya itu, diharapkan akan lahir bibit-bibit berbakat atlet bulu tangkis, yang bukan hanya mampu mengukir prestasi di tingkat nasional namun juga di tingkat internasional.

Gede Sumerta melanjutkan, untuk melahirkan atlet berbakat tersebut tidak bisa diraih secara instan, namun harus melalui perjuangan yang keras. Latihan dan pembinaan yang berkesinambungan juga harus terus dilakukan.
Untuk itu, peran serta semua pihak sangat dibutuhkan, bukan hanya pengurus, atlet, orang tua namun juga pemangku kepentingan lainnya. Itu bukan tugas ringan, namun jika dikerjakan bersama-sama semuanya akan dapat dicapai.
“Sejak dulu Indonesia terkenal sebagai gudangnya atlet bulu tangkis. Ini harus terus kita jaga dan tentunya dengan tetap melakukan pembinaan sejak dini terhadap atlet-atlet cilik kita,” katanya.

Menanggapi tentang kebangkitan nasional itu, Wakil Ketua Pengprov PBSI Sumut Mokhtar   Aritonang mengatakan kejuaraan ini merupakan kesempatan emas bagi atlet-atlet Sumut untuk melatih kemampuan atas latihan yang digelar selama ini.

Dengan demikian para atlet Sumut akan mengetahui sejauh mana kemajuan yang dicapai selama ini. Bagi yang berhasil tampil sebagai juara nantinya tentunya tidak harus langsung berpuas diri, namun harus tetap mengintensifkan latihan.

“Selain pembinaan usia dini, yang perlu juga mendapat perhatian adalah bagaimana Sumut bisa memunculkan pelatih. Karena memang selama ini kita masih kekurangan pelatih bulu tangkis,” kata Moktar Aritonang.
Kejuaraan Shamrock Candra Wijaya Open II/2012 memperebutkan Piala Bergilir Pangdam I/BB tersebut digelar dari 10 hingga 14 Januari 2012 dan diikuti 597 atlet dari 53 klub di daerah se-Sumatera Utara. Kejuaraan itu mempertandingkan 14 nomor yakni tunggal anak-anak putra/putri, tunggal pemula pa/pi, tunggal dan ganda pa/pi, tunggal dan ganda taruna pa/pi, ganda veteran putri serta beregu putra.(omi)