30 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14210

Berbuat Baik Hingga Usia Tua

Anggota DPD RI Buka Festival Koor Antar Lansia

PULUHAN kakek dan nenek berusia diatas 50 tahun mengikuti acara festival koor antar lansia. Lomba ini digelar Yayasan Prestasi Lanjut Usia Sumatera Utara di Jalan Candi Mendut samping Stadion Kebun Bunga Medan, Sabtu (17/12).

Meski sudah berusia lanjut, peserta tetap tampil semangat dalam bernyanyi yang berisi doa kepada Tuhan. Mereka tampil semangat dihadapan Anggota DPD RI Parlindungan Purba SH MM didampingi Ketua Yayasan Prestasi Lanjut Usia Sumatera Utara, HS Purba yang membuka acara tersebut.

Parlindungan mengungkapkan kekaguman terhadap para lansia yang bersemangat dalam berbuat kebaikan. ‘’Tuhan yang menentukan usia manusia. Meski sudah lansia belum tentu lebih dulu meninggal dibandingkan yang masih muda,’’ katanya.

Ia menyambut baik festival koor antar lansia yang pertama dilaksanakan di Sumut. ‘’Koor ini merupakan bernyanyi dan berdoa. Berikan yang terbaik pada Tuhan dengan suka cita. Marilah kita terus menjaga persatuan dan kesatuan Sumut,’’ imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Parlindungan selaku Ketua Oikumene 2011 mengundang para lansia menghadiri Natal Oikumene Sumut yang digelar pada 28 Desember 2011 di Stadion Teladan Medan yang akan dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Muspida Sumut bersama ribuan masyarakat.

Secara khusus, Parlindungan akan bekerja sama dengan Yayasan Prestasi Lanjut Usia Sumut juga akan melaksanakan kegiatan sosial pengobatan gratis khusus lansia pada akhir Desember 2011 mendatang.

Ketua Yayasan Prestasi Lanjut Usia Sumatera Utara, HS Purba menyambut baik atas perhatian Anggota DPD RI utusan Sumut terhadap para lansia termasuk dengan rencana pengobatan gratis khusus lansia.

Dalam festival koor ini juara pertama diraih Grup Elsada (Krakatau), juara kedua Grup Mestika (Mandala), juara ketiga Grup Asrama Polri Pasar Merah dan juara harapan 1 Grup Gloria (Martubung). (*)

Jasa Raharja Bantu Korban Gempa Pahae Jae

MEDAN- PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara, menggelar pengobatan gratis kepada masyarakat umum di Pahae Jae, pasca gempa bumi sebagai bentuk kepedulian di bidang kesehatan, dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Jasa Raharja ke-51.

Jasa Raharja juga memberikan kepedulian terhadap sarana pendidikan berupa pemberian 3 set komputer dan buku-buku pendidikan kepada SMA Negeri I Pahae Jae, sekaligus peresmian sebuah ruang belajar SD Negeri 173234 Sarulla, SMP Negeri I Pahae Jae dan SMA Negeri I Pahae Jae yang dipusatkan di SMA Negeri I Pahae Jae, Kamis (12/12).

Pembangunan ruang belajar dari PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara, merupakan bentuk kepedulian dari Jasa Raharja terhadap kondisi sekolah yang rusak akibat bencana gempa bumi.

“PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara, menunjukkan kepedulian sosial kepada masyarakat Pahae Jae yang beberapa waktu lalu mengalami bencana gempa bumi. Dan sebagai lanjutan kegiatan sosial pemberian sembako pasca gempa bumi yang terlebih dahulu di serahkan Juni 2011 lalu,” ujar Kepala PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara Udjiono Ssos.

Dikatakannya, pada kegiatan pengobatan gratis melibatkan tenaga medis dari Tarutung dan Pahae Jae. Kegiatan sosial ini, disambut antusias masyarakat disekitar lokasi pengobatan gratis. Hal itu dapat dilihat dari para guru, murid dan masyarakat sekitar yang mengikuti acara tersebut. “Bahkan, beberapa murid SD memberanikan diri untuk datang mendapatkan vitamin. Mereka berharap agar acara pengobatan gratis seperti ini rutin diadakan,” kata Udjiono.

Kegiatan ini merupakan Program Bina Lingkungan Cabang Sumatera Utara, yang bekerja sama dengan sekolah SMA Negeri I Pahae Jae. Pada acara tersebut, dihadiri KepalaPTJasaRaharja( Persero) CabangSumateraUtaraUdjiono SSos, Kepala Perwakilan Pematang Siantar Jhon Veredy Panjaitan, Kasubag PKBL Ibu Yenita Amalia Hutagalung, Staf PKBL M Fauzul Azim, Penanggung Jawab Samsat Tarutung Pahala Hendra Hutabarat dan Penanggung Jawab Samsat Dolok Sanggul Roy G Silalahi.

Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri Kadis Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara Bapak Drs Joskar, Camat Pahae Jae Elyanto Sitompul, Kapolsek Pahae Jae AKP A Situmeang, serta unsure muspida. Jasa Raharja berharap bantuan yang diberikan dapat bermanfaat. (ila)

Anak Medan Bernatal

MEDAN- Untuk merayakan Natal 2011 di Kota Medan, komunitas anak Medan yang tergabung dengan GBI Glow Fellowship Centre Medan, melaksanakan kegaiatan ‘Anak Medan Bernatal’ yang dilaksanakan hari ini, Jumat (23/12), di Convention Hall Hotel Danau Toba, Jalan Imam Bonjol Medan.

Ketua Panitia Januari Siregar, mengatakan, pelaksanaan acara Anak Medan Bernatal merupakan suatu perayaan besar, dimana manusia melihat suatu kebesaran Tuhan yang ajaib, sebab Dia adalah Tuhan yang rela turun ke duania untuk menjadi manusia. Perayaan kelahiran Tuhan Yesus sudah dimulai sejak Dia lahir ke dunia untuk menjadi manusia.

“Perayaan kelahiran Tuhan Yesus sudah dimulai sejak lahir di dunia, dimana para malaikat sorgawi memuji Tuhan, gembala dipadang datang ke Betlehem melihat Yesus dan orang Majus juga tidak ketinggalan. Mereka datang untuk melihat Yesus mempersembahkan emas, kemenyan dan mur,” kata Januari, Sabtu (17/12).

Dikatakannya, dalam perayaan Anak Medan Bernatal ini, dirayakan secara bersama-sama dari berbagai etnis yang ada di Kota Medan, sebagai bentuk rasa syukur dan suka cita karena kelahiran-Nya yang telah membawa kemenangan dan suka cita.

“Seperti yang tertulis di Yohanes 3.16, Yesus berkata, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia mengaruniakan anak yang tunggal, Tuhan kita, supaya orang yang percaya kepadanya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” jelasnya.

Dijelaskannya, dalam perayaan Anak Medan Bernatal, akan menampilkan keragaman bahasa, suku dan gereja yang ada di Kota Medan dan dimeriahkan artis Ibu Kota sebagai wujud kebersamaan dan kesatuan bahwa kelahiran Yesus membawa suatu terobosan baru seperti tema ‘Anak Medan Bernatal’. “Turut juga dimeriahkan artis-artis ibu kota seperti, Rita Butar-butar, Tio Fanta Pinem, Tety Manurung, Naulis Sister, Joel Simorangkir, Dona Samosir, Dewi Marfa dan Among Band.

Selain itu, kegiatan juga mengundang GBI Glow Fellowship Centre Medan, tokoh masyarakat, pemerintah dan pengurus gereja tetangga,” bebernya.(*/adl)

Mahasiswa UMN Gelar Aksi di Jalan

Memperingati Hari Ibu

MEDAN-Memperingati Hari Ibu, puluhan mahasiswa Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah Medan melakukan aksi turun ke jalan, tepatnya di persimpangan Jalan Ahmad Yani dekat Lapangan Merdeka Medan, Kamis (22/12) sekitar pukul 09.30 WIB.

Dalam aksi yang didominasi kaum hawa itu mereka membawa poster yang mengecam kalau Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember harus dilaksanakan setiap hari.

“Hari ini tanggal 22 Desember 2011 adalah momen yang bersejarah bagi kita semua karena hari ini kita memperingati hari ibu sedunia. Memperingati hari ibu bukan hanya sekadar memperingati saja, tetapi kita harus menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebab, kita ketahui peranan ibu dalam kehidupan kita sangat besar karena tanpa peran dan doa ibu kita tidak akan seperti ini,” kata kordinator aksi, Siti Muthmainnah.

Dikatakannya, di hari yang bersejarah ini hendaknya menghentikan kekerasan terhadap ibu. Selain itu, hentikan kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) khususnya Tenaga Kerja Wanita (TKW). “Hendaknya pemerintah janganlah hanya memperingati Hari Ibu saja. Tetapi, kinerja dan bukti lapangan harus ditunjukkan sehingga angka kekerasan dalam rumah tangga dan kaum wanita berkurang, bahkan akan hilang,” ucapnya.

Dalam aksi yang dilakukan sekitar 30 mahasiswa UMN Al Washliyah tersebut, berlangsung damai. Selain itu, massa juga menyebarkan selebaran-selebaran tentang pernyataan sikapnya kepada para pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut.

Anggota DPD RI DR H Rahmat Shah mengakui besarnya peran seorang ibu di dalam membentuk kepribadian anak-anak mereka.

Seorang ibu memiliki naluri untuk mengasuh, mengasah dan mengasihi keluarga dan anak. Tentunya dengan sentuhan kasih sayang seorang ibu, anak-anak akan belajar tentang nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan kemuliaan hidup.

Hal itu disampaikan Rahmat melalui Staf Ahli DPD RI Bechta Perkasa Asky yang menghadiri puncak acara peringatan Hari Ibu ke- 83 tahun 2011, yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Acara tersebut berlangsung di Aula Martabe kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan, kemarin.

Rahmat mengakui bahwa pangkal kebahagian tiap individu senantiasa dimulai dari lingkungan terkecil dan paling mula dikenal individu tersebut. Lingkungan inilah yang disebut dengan keluarga dan ibu merupakan pengelola rumah tangga yang paling utama.

Dari rumah tangga yang terkelola dengan baik, fisik, mental dan spiritual para anggota keluarga, maka akan lahirnya generasi-generasi masa depan yang tercerahkan. Dengan begitu dapat dipahami begitu penting dan berartinya seorang ibu. Sehingga, dalam pandangannya, Rahmat menilai bahwa para ibu adalah pilar ataupun tiang-tiang sebuah negara.

Rahmat juga menyadari bahwa terkadang kesulitan ekonomi dan kondisi keluarga sering memaksa seorang ibu untuk bekerja dan membantu para suami untuk menopang kebutuhan keluarga. Dalam kondisi seperti ini, diakui bahwa perhatian dan energi kasih sayang para ibu yang seharusnya tercurah kepada anak-anak mereka menjadi terabaikan.

Oleh karenanya Rahmat mengharapkan agar pemerintah Indonesia semakin fokus untuk mensejahterakan masyarakat.

Selanjutnya, Rahmat meminta keseriusan pemerintah untuk memperhatikan upayaupaya peningkatan kualitas perempuan Indonesia.

Sedangkan kepada para ibu yang berkarir di luar rumah, Rahmat menghimbau agar para ibu pekerja senantiasa mempunyai pemahaman dan kesadaran akan ketinggian arti dan peran dari keberadaan mereka dalam membentuk masa depan generasi muda.

Dengan demikian para ibu yang bekerja di luar rumah tetap tidak melupakan nilai penting dari sebuah keluarga dan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap dapat memberikan perhatian kepada anak-anak mereka.

Dalam puncak acara peringatan Hari Ibu ke-83 tahun 2011, Ketua Penasehat Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Sumut Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho menceritakan sejarah singkat mengenai Hari Ibu. Disampaikan bahwa sejarah singkat Hari Ibu berawal dari gema Sumpah Pemuda dan alunan lagu Indonesia Raya pada tanggal 28 Oktober 1928 pada Kongres Pemuda Indonesia.

Selanjutnya atas prakarsa para perempuan pejuang kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia pertama kali di Yogyakarta.

Salah satu keputusan dalam kongres tersebut adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perserikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI). Selanjutnya, pada saat Kongres Perempuan Indonesia ke-3 yang diadakan di Bandung pada tahun 1938 ditetapkan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu yang merupakan Hari Nasional bukan Hari Libur. (adl/ila)

Natal di PT HDTI Berlangsung Hikmat

MEDAN- Management PT Hotel Danau Toba International (PT HDTI), mengadakan perayaan Natal, bersama anak-anak panti asuhan dan tuna netra yang ada di Kota Medan dan sekitarnya, Senin (19/12).

Acara yang berlangsung di Royal Room HDTI Medan itu berlangsung hikmad. Setiap anak panti asuhan dan tunanetra, memberikan pujian-pujian yang indah. Indri Pardede, selaku Pimpinan PT HDTI mengatakan, acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara sesama karyawandanberbagikasihkepadaanakanak panti asuhan dan tunanetra.

“Setiap manusia berhak untuk gembira, apalagi anak-anak ini, mereka sama seperti kita, jangan karena mereka berbeda fisik dengan kita , lantas kita jauhi. Tuhan lebih senang dengan anak-anak yang polos kerena mereka belum tahu dosa. Untuk itu, marilah kita bersama- sama memperhatikan anak-anak ini, karena mereka layak di hadapan Tuhan,” ujarnya.

Lanjutnya, bukan hanya di perayaan Natal saja pihak PT HDTI berbagi dengan anak-anak dari panti asuhan, pada bulan Ramadhan lalu, pihaknya juga membuat acara untuk berbagi dengan kaum dhuafa. Yang juga mengundang beberapa anak panti asuhan. “Hal ini kami lakukan supaya hubungan masyarakat dan HDTI semakin dekat,” tambahnya.

Jadi, sambungnya, masyarakat bukan hanya mengenal HDTI, tapi karyawannya juga,.

Karena PT. HDTI memegang prinsip, bila manusia berbuat baik maka rezeki akan dibukakan Tuhan. Pada acara itu, anak -anak dari Panti Asuhan Yapentra menyanyikan lagu berjudul “Drummer Child”. Ketika mereka menyanyikan lagu rohani itu, suasana begitu haru. Bagaimana tidak, anakanak yang cacat (buta) dengan semangat dan suara yang lantang membawakan lagu tersebut dengan merdunya. Setelah mereka, giliran anak Panti Asuhan Raphael membawakan pujian dengan judul “Jalan Tuhan Tak Terselami” dan selanjutnya diikuti oleh anak-anak dari Panti Asuhan Elida dan Bait Allah.

Perayaan Natal yang mengangkat tema “Berbahagialah orang yang murah hatinya karena mereka akan beroleh kemurahan” itu, digunakan DR Surya Indriani Pardede, untuk menyampaikan pesannya kepada undangan yang hadir. Dikatakannya, walaupun Yesus lahir di palungan, di kandang domba, tetapi seluruh dunia merayakannya.

Dia datang untuk semua umat manusia, tidak memandang warna kulit dan derajat. Semua manusia sama dimata Tuhan. (rel/ndi)

Villarreal Keok, Garrido Didepak

VILLARREAL – Villarreal akhirnya kehilangan kesabaran terhadap Juan Carlos Garrido. Kapal Selam Kuning -sebutan Villarreal- mendepak Garrido hanya selang beberapa jam setelah tersingkir di babak 32 besar Copa del Rey kemarin.

Bertanding di kandang sendiri, El Madrigal, Villarreal keok 0-2 dari klub Segunda Division B (kasta ketiga kompetisi di Spanyol) Mirandes lewat gol yang diborong Pablo Infante masingmasingpadamenitke- 60danke-87. Itumembuat Villarreal tersisih dengan agregat 1-3.

Pemecatan Garrido bukan semata karena kegagalan di Copa del Rey, melainkan lebih karena akumulasi hasil buruk sejak awal musim. Di Liga Primera, Villarreal terpuruk di peringkat ke-17 atau satu tingkat di atas zona degradasi. Sedangkan di Liga Champions, finis juru kunci di fase grup setelah selalu kalah dalam enam laga.

Garrido sadar telah gagal memberikan hasil terbaik bagi Villarreal. Entrenador 42 tahun itu pun tidak terkejut ketika Presiden Villarreal Fernando Roig menjatuhkan vonis pecat kepadanya.

“Presiden Villarreal mendatangi saya dan memberi tahu mengenai pemutusan hubungan kerja. Saya merespons dengan mengukurkan tangan saya dan mengatakan kepadanya apabila saya bisa mengerti,” kata Garrido sebagaimana dilansir Marca. (dns/ jpnn)

Menangi Event Modeling, Ingin Jadi Model Gadis Sampul

Mutiara Wahyu Oetaviani Lubis

Mutiara Wahyu Oetaviani Lubis (10), kelahiran Pematangsiantar, 1 Oktober 2001, dan kini duduk di vangku kelas V Sekolah Dasar At- Taqwa Muhammaddiyah di Jalan SM Raja Kota Tebing Tinggi ini, terus berupaya meraih impiannya menjadi seorang model terkenal.

GADIS cilik yang akrab disapa Muti ini, mulai mencintai dunia modeling sejak kelas III SD. Dengan bakatnya itu, dia selalu menjadi juara I di setiap event pertandingan model di berbagai daerah di Sumut.

Ditemui Sumut Pos di rumahnya, di Jalan Kapten Tandean, Kota Tebing Tinggi, Minggu (18/12) pagi, Muti langsung melempar seyuman manis kepada wartawan koran ini.

Dengan keindahan lesung pipi diwajahnya, gadis belia berparas cantik berkulit putih serta memiliki body languid setinggi 120 cm, dan rambut hitam lurus terurai panjang sebahu, menambah cantik penampilan gadis cilik, yang mengaku sudah mejadi modeling untuk tingkat Kota Tebing Tinggi dan beberapa daerah Kabupaten/Kota lainnya di Sumatera Utara.

Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Rani Idris Lubis (41) dan Sri Delima (37) yang sehari-hari bekerja sebagai penjual buku bekas dan komik ini, terus mendukung anaknya untuk menjadi gadis modeling. Tetapi, diselasela padatnya manggung, Muti tetap bisa membagi pelajaran sekolah dan kegiatan diluar sekolah.

Saat disapa dan diberi beberapa pertanyaan terkait hobynya, Muti tersenyum manis sembari menjawab pertanyaan dengan bijak.

Dikatakan Muti, dirinya tertarik mencintai dunia modeling, terinspirasi kerabatnya di Pematangsiantar yang menjadi model cilik.

“Sejak kelas III SD, Muti mulai menekuni dunia modeling, itupun dengan bimbingan kedua orangtua, juga tidak terlepas dari binaan Fame Agensi selaku pembina,” ucap Muti.

“Setiap ada acara di televisi tentang peragaan modeling, saya tetap memperhatikannya dengan tekun. Saya terinspirasi ingin menjadi seperti model di telivisi itu, itulah yang mendukung saya untuk terus bisa menjadi gadis sampul di sebuah majalah,” sambung Muti yang bercita-cita menjadi pramugari.

Untuk pelajaran disekolahnya, Muti mengaku tidak terganggu dengan kativitas diluar jam pelajaran sekolah seperti mengikuti les modeling. Les tambahan disekolahnyapun terus diikutinya.

Memang Muti mengaku sering merasa kecapain, tetap itu semua dilakukan demi cita-citanya kedepan untuk bias membantu orang tuanya. “ Disekolah saya tetap meraih peringkat 1-3 setiap kenaikan kelas mulai sejak dari kelas satu sekolah dasar,” ucap Muti.

Sementara hasil prestasi yang diraih Muti disekolahnya didunia pendidikan, berhasil keluar sebagai juara I Kinder Garden II, Juni 2010, juara III Junior A One Stop Education di bulan yang sama, dan juara II Coloning Competition di bulan Agustus 2011.

Untuk Modeling, Mutia banyak meraih prestasinya untuk tingkat Kota Tebing Tinggi dan tingkat Kabupaten/ Kota lainnya, seperti harapan III Fashion Show Goldes tahun 2011, Juara II Top Model Shopie Martin Oktober 2011 di Tebing Tinggi, juara II Top Model Kokopeli Oktober 2011 di Tebing TingTinggi, harapan I Top Model Goldes 2011 di Kota Kisaran, Juara II Top Modeling (festival kreasi fashion budaya pemuda) 2011 di Kota Tebing Tinggi, Juara II Top Model Busana Muslim 2011 dan Juara I Top Model Shopie Paris di Serdang Bedagai untuk katagori tingkat usia 5-13 tahun pada tanggal 11 Desember 2011 lalu.

Dalam berpose dan saat melakukan penampilan diatas panggung, Muti mengaku sudah biasa dan tidak demam panggung. Mula-mula, sebutnya, dia gerogi diatas panggung saat tampil perdananya.

“Karena sekarang sudah biasa diatas panggung, jadi biasa aja, yang terpenting dalam berpose kita harus punya iner (aura) dihadapan penonton atapun juri,” kata Muti tertawa manja.

Untuk penampilannya, Muti mengaku, mulai dari tata rias wajah, rambut serta kostum pakaian yang digunakan, dia memilih sendiri pakaian yang pantas dikenakan. “Kalau untuk tampilan rias wajah, Muti tidak mau terlihat norak, tetapi bisa memancarkan aura bagi penonton,” lugas Muti. (*/mag-3)

Nenek-nenek Dihabisi Tukang Botot

Duka Menyelimuti Peringatan Hari Ibu

MEDAN-Duka menyelimuti peringatan Hari Ibu di Kota Medan. Neneknenek berusia 64 tahun Rosmina br Sitanggang, warga Jalan Starban ditemukan tewas mengenaskan di areal persawahan, Jalan Starban, sekitar kawasan landasan pacu Bandara Polonia Medan, Kamis (22/12) pagi.

Warga yang menemukan bermarga Napitupulu mengaku, saat hendak ke ladangnya di tengah jalan tepatnya beberapa meter dari dinding pagar pembatas landasan Bandara Polonia Medan, dia terkejut melihat tubuh seorang wanita dengan kondisi telentang, kaki terkangkang, tak menggunakan celana, dengan baju tersingkap hingga ke atas dada. Napitupulu pun langsung berteriak memberitahukan warga sekitar. Warga yang penasaran langsung berduyun-duyun ke lokasi kejadian.

Warga lainnya, Ana mengaku, wanita itu tunawisma alias gelandangan. “Dia itu gelandangan sudah nenek-nenek,” kata Ana.

Menurutnya, nenek itu selalu melintas dan selalu bertanya kepada warga sama orang kemana anaknya, terus asal ditanya ngakunya nyari anaknya, logatnya bahasa Batak,” terang Anna.

Edo, pemilik doorsmer di sekitar lokasi penuman mayat menjelaskan, Rabu (21/12) malam, dia melihat korban ingin mencari tempat tinggal di kawasan Starban.

“Kemarin malam kami yang sering duduk-duduk di doorsmer melihat perempuan itu (korban) mencari rumah sewa untuk tempat tinggalnya. Tetapi kami tidak terlalu menghiraukan dan pagi sudah menjadi mayat,” jelas Edo.

Selang beberapa menit dari penemuan mayat tersebut, aparat kepolisian dari Polresta Medan dan Polsekta Medan Baru, yang mendapat informasi kejadian tersebut langsung turun ke lokasi kejadian. Karena lokasi tak bisa masuk kendaraan, petugas berjalan kaki sekitar seratus meter ke ladang belakang Bandara Internasional Polonia Medan.

Aparat kepolisian dari Polsekta Medan Baru dan petugas identifikasi Polresta Medan yang terun ke lokasi kejadian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dan beberapa petugas Reserse Polsekta Medan Baru langsung menyelidiki siapa pelaku dengan mengambil keterangan saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian.

Jenazah korban kemudian dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) dr Pirngadi Medan, Jalan HM Yamin, Medan, untuk diotopsi.

Petugas Reserse dan Kriminal Polsekta Medan Baru kemudian melakukan pengusutan dan mengejar seorang pria yang terlihat bersama korban, Kamis dini hari. Petugas akhirnya berhasil meringkus, Ringgas Aritonang (45), seorang tukang botot di rumahnya di Lingkungan XI, Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia, Kamis siang. Turut diamankan sebilah parang sebagai barang bukti.

Kanit Reskrim Polsek Medan Baru AKP Andik yang dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan, belum tahu apakah korban sebelum dibunuh lebih dahulu diperkosa. “Kita menunggu hasil visum dari pihak rumah sakit.

Yang jelas saat kita temukan korban tewas dengan kondisi luka di sekitar selengkangan yang diduga akibat benda tajam,” terang Andik.

Andik mengaku sudah mengamankan tersangka sebagai pelaku. Tapi kita kesulitan menginterogasinya. Dia bernama Ringgas Aritonang. Asal ditanya dengan bahasa Indonesia dia hanya diam, tapi kalau menggunakan bahas Batak kadang dia nyambung kadang tidak,” terang Andik.

Menurut Andik, menurut keterangan beberapa saksi yang kita mintai keterangan, korban tunawisma dan sering nampak di sekitar Jalan Starban Ujung. Menurut keterangan, korban memiliki 5 orang anak dan 4 orang cucu. Kapolsekta Medan Baru, AKP Doni Alexander mengatakan masih mendalami motif pembunuhan tersebut. “Tapi keterangan warga di TKP, kalau tersangka suka mengganggu wanita di sekitar rumahnya,” ujarnya.

Dikatakannya, tersangka masih menjalani pemeriksaan karena diduga ada kelainan.

“Masih diperiksa lagi, apakah benar atau tidak,” katanya. Menurut Doni, tersangka Ringgas diancam pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman mati. (mag-5/gus/adl)

 

Tulang Kami Itu Sakit Sarafnya…

SAAT polisi hendak mengamankan tersangka Ringgas Aritonang (40) di rumahnya, kontan saja keluarga korban tidak terima. Tapi, polisi langsung membawa Ringgas ke Mapolsekta Medan Baru untuk di periksa.

“Kami tidak senang atas perbuatan polisi yang langsung main tangkap saja sama tulang (paman, Red) kami. Mana bisa penyelidikan hanya memakai filing dari istri kepling yang curiga dengannya,” ucap boru Manulang, bere (keponakan, Red) tersangka, saat ditemui wartawan koran ini di rumahnya.

Namun, keluarga tidak bisa berbuat apa-apa karena polisi langsung membawa Ringgas ke dalam mobil.

“Tulang kami itu memang ada sakit sarafnya karena pernah jatuh dari kecil. Tetapi kami tak terima kalau dia dituduh pembunuhnya karena tanpa ada bukti yang jelas,” ucapnya. Dijelaskannya, malam sebelum kejadian, Ringgas memang tidak ada di rumah. Namun, Ringgas memang jarang tidur malam di rumah dan pintu rumah memang tidak dikunci.

“Pintu rumah memang tidak terkunci, tulang sering pulang malam. Kalau pun dia mabuk karena dikasih oleh warga sini,” jelasnya. Tersangka Ringgas yang ditemui Sumut Pos enggan berkomentar.

“Aha, aha (apa, apa, Red),” kata Aritonang.

(mag-5/gus/adl)

Suarez Diskors 8 Laga, Terry Ketar-ketir

Menanggung Derita Rasis

Luis Suarez dan Jhon Terry menjadi contoh terbaru penegakan rasisme di panggung sepak bola. Suarez yang merupakan striker Liverpool itu baru saja dihukum skors delapan laga oleh FA (Asosiasi Sepak Bola Inggris) seiring ucapan rasisnya kepada bek kiri Manchester United Patrice Evra dalam laga di Anfield 15 Oktober lalu.

SEMENTARA kapten Chelsea itu sedang menanti hukuman serius karena mengucapkan kata-kata rasis pula kepada bek Queen Park Rangers, Anton Ferdinan 23 Oktober lalu saat kedua tim berlaga.

Dalam rilisnya, tiga orang panel dari Komisi Regulator Independen yang dibentuk FA menemukan bukti bahwa Suarez telah melontarkan ‘kata-kata bernada menghina’ serta ‘menyebut warna kulit Evra’.

Skorsdelapanlaga termasuk sanksi paling berat yang diterima Suarez sepanjang karinya. Skors itu lebih banyak satu laga dibandingkan saat Suarez mengigit bahu pemain PSV Eindhoven Otman Bakal di ajang Eredivisie pada 20 November 2010.

Kala itu, Suarez masih membela Ajax Amsterdam. Media Belanda pun menjuluki Suarez sebagai ‘Kanibal Ajax’.

Selain skors, Suarez didenda cukup besar, 40 ribu pounds atau sekitar Rp565 juta. Suarez masih beruntung tidak menerima sanksi lainnya terkait acungan jari tengah kepada fans Fulham saat Liverpool kalah 0-1 di kandang Fulham 5 Desember lalu.

Setelah mengetahui sanksi yang diterimanya, Suarez mengungkapkan kesedihannya lewat akun Twitter.

“Hari ini (kemarin, Red) adalah sebuah hari yang sangat sulit bagi saya maupun keluarga saya. Terima kasih atas dukungannya, saya akan tetap bekerja keras,” ungkapnya.

Sedangkan Liverpool menyatakan terkejut dan kecewa dengan keputusan FA. “Ini adalah saat ketika dia (Suarez) membutuhkan dukungan penuh kami. Jangan biarkan dia berjalan sendirian,” tulis pelatih Liverpool Kenny Dalglish di akun Twitter.

Sementara Terry harus menerima tuntutan hukum terhadap yang dilayangkan oleh sebuah badan penuntut umum, Crown Prosecution Service (CPS).

“Saya kecewa dengan keputusan untuk menuntut diri saya dan semoga saya diberi kesempatan membersihkan nama saya secepatnya,” tegas Terry seperti diberitakan Skysports. (dns/bbs/jpnn)

Pajak Reklame dan Retribusi Amdal Rendah

DINAS Pertamanan Kota Medan memiliki serapan pendapatan asli daerah (PAD) paling rendah untuk pajak reklame dan amdal. Kenapa? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Adlansyah Nasution dengan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Kota Medan, Syahrul Harahap.

Kita masih menunggu laporan dari SKPD terakhir untuk serapan PAD. Namun sampai saat ini masih banyak SKPD yang serapannya rendah. Bahkan masih di bawah 50 persen. Dispenda belum mengetahui secara pasti permasalahan yang dihadapi SKPD dalam serapan PAD yang lemah tersebut. Namun, dipastikan kemungkinan serapan bisa meroket naik dalam beberapa minggu ke depan sebelum tutup buku.

SKPD mana saja yang serapannya rendah?

Serapan PAD yang rendah antara lain Dinas Pertamanan Medan untuk pajak reklame 48 persen dari target Rp48 miliar, Badan Lingkungan Hidup Medan untuk retribusi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) baru 12 persen dari Rp1 miliar lebih dan Dinas Kebersihan untuk retribusi kebersihan di atas 50 persen. Selain itu, Dinas Perhubungan Medan untuk retribusi parkir, speksi dan retribusi terminal di atas 50 persen dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Medan untuk retribusi akte lahir, akte kawin dan akte cerai masih 40 persen.

Bagaimana untuk menindaklanjutinya?

Masalah ini sudah saya laporkan pada pak wali kota Medan secara langsung saat rapat penerimaan PAD. Masalah ini juga sudah menjadi perhatian pak wali kota. Karena secara teknis, saya tidak mengetahui secara pasti persoalan yang dihadapi SKPD. Kita terus tingkatkan koordinasi agar serapan PAD ini dapat diserap maksimal oleh SKPD sesuai target yang ditetapkan.

Apa petunjuk dari wali kota?

Hasilnya, Wali Kota telah memerintahkan Inspektorat Kota Medan untuk melakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan tersebut dilakukan menyangkut kendala apa saja di hadapi SKPD di lapangan dan mengapa retribusi di bawah serapan target yang sudah ditetapkan.

Sampai saat ini, inspektorat sedang melakukan pemeriksaan. Itu perintah pak wali kota pada inspektorat untuk melakukan pemeriksaan. Nanti hasilnya dilaporkan ke pada wali kota.(*)