25 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14219

Panitia Pesta Danau Toba Kelimpungan

Samosir Art Festival 2011 Tawarkan Ragam Acara

JAKARTA-Ketua Umum Panitia Pesta Danau Toba (PDT) 2011 John Hugo Silalahi dirundung kecemasan. Pasalnya, sisa waktu kurang sepekan, tapi pembangunan panggung terbuka (open stage) di Paparat, belum juga rampung.
Kecemasan John Hugo langsung disampaikan ke Plt Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, melalui layanan pesan singkat, Senin (19/12) malam. Tidak mau jadwal PDT yang dimulai 27 Desember 2011 terganggu, Gatot pun bereaksi cepat.

“Ketua Umum Panitia, Jhon Hugo, SMS saya, minta pemprov memberikan perhatian untuk penyelesaian open stage di Parapat. Katanya, masih ada pekerjaan yang belum selesai yang dikhawatirkan tanggal 27 tak bisa sukses. Saya langsung telepon Kadis (Kadis Pariwisata Pemprov Sumut),” cerita Gatot saat ditemui usai mengikuti Rakor Gubernur di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (19/12) malam.

Kepada Kadis Pariwisata, Gatot meminta agar memberikan perhatian terhadap pembangunan open stage di Parapat itu. Masalah dana sudah ada, yang sudah dianggarkan dari APBN.

“Pekerjaan untuk open stage itu dana dari APBN. Mudah-mudahan cepat selesai,” kata Gatot, tanpa menyebutkan berapa dana yang disiapkan untuk penyelesaian pekerjaan open stage itu.

Lalu, bagaimana dengan persiapan dana? “Itu resiko panitia”. Demikian jawaban Sekretaris Panitia Pesta Danau Toba (PDT) 2011 Nurlisa Ginting Senin (19/12), saat dikonfirmasi Sumut Pos mengenai kekurangan dana sebesar Rp800 juta dari Rp4,2 miliar dana yang dibutuhkan.

Saat ditanya mengenai optimisme panitia untuk menutupi defisit anggaran tersebut, Nurlisa terlihat berang. “Kok gitu pertanyaannya. Kita sudah sekitar 80 persen persiapannya. Ya kami tetap berusaha untuk memenuhi itu, dan semua tim yang tergabung dalam panitia juga mencari itu,” jawab mantan calon wakil wali kota Medan pasangan Sigit Pramono Asri pada Pilwalkot Medan 2010 lalu itu.

John Hugo Silalahi pun lantas menanggapi, persiapan pelaksanaan PDT 2011 sudah sekitar 85 persen. Untuk menutupi kekurangan, panitia sudah berusaha melakukan kerjasama dengan pihak sponsor. Namun, mantan Bupati Simalungun itu tidak menyebut nama-nama sponsor dengan alasan tidak ingat karena datanya tersimpan dalam file.

Ketidaksiapan panitia pun tampaknya mendapat perhatian dari Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu). “Diminta atau tak diminta, Poldasu siap untuk mengamankan PDT 2011. Untuk itu, tim akan segera meningkatkan koordinasi ke berbagai Polres di kawasan Danau Toba,” kata Kapoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro saat menerima audensi Panitia PDT 2011, Jhon Hugo Silalahi, kemarin pagi di Mapoldasu.

Dalam audensi itu, Kapoldasu didampingi Dirlantas Poldasu Kombes Pol Bambang Sukamto, Dir Intel Poldasu Kombes Pol Bambang Soecahyo, Dir Pamobvit Kombes Pol B Tampubolon, dan Karo Ops Poldasu Kombes Pol Iwan H S. Sementara Ketum Panitia PDT 2011, Jhon Hugo Silalahi, didampingi pengurus Sophar Siburian, Marasal Hutasoit, Oloan Simbolon, Nurlisa Ginting (Sekum), dan Sulaiman.

Wisjnu mengingatkan, Panitia PDT 2011 juga harus memperkuat koordinasi dengan sejumlah Pemkab di kawasan Danau Toba dan Pemkab lainnya. “Karena ini menyangkut persiapan yang harus benar-benar mantap, meskipun panitia PDT dibentuk dalam singkat terbentuk,” ujarnya.

Menariknya, ketika Panitia Pesta Danau Toba resah hingga melapor kepada Plt Gubsu dan Kapolda, di sisi lain even Samosir Art Festival 2011 malah yakin sukses. Digelar sehari setelah pembukaan PDT, even ini diharapkan mampu menjaga eksistensi nilai-nilai luhur orang Batak. Ketua Panitia Samosir Art Festival 2011 Maria R Tampubolon menuturkan, acara tersebut akan dihelat di Pantai Pasir Putih Parbaba pada 28-29 Desember 2011 mendatang.

“Nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang orang Batak merupakan warisan yang sangat bernilai. Karena di dalamnya diajarkan tentang hidup dan berkehidupan yang baik. Olehnya, kami merasa berkepentingan menggelar acara semacam ini, karena generasi muda Batak harus terus diajak melestarikan budaya dan nilai luhur nenek moyangnya,” ungkap Maria, Selasa (20/12).

Mengusung tema ‘Generasiku Berbudaya,’ Samosir Art Festival 2011 akan menyuguhkan berbagai macam kegiatan, baik seni, budaya dan kampanye lingkungan hidup bernuanasa Batak. Berbagai macam jenis permainan tradisional, diantaranya Marsungkil, Margala, Marsiada, Marsudani dan Mariyeiye. Juga dimeriahkan dengn berbagai kegiatan tradisonal lainnya seperti ‘Turi Turian’ (Mendongeng), Puisi bahasa Batak, gondang anak anak, seruling Batak, Tari Tortor dan Pertunjukan Si Gale- gale.

Pihak penyelenggara, juga mendatangkan pemerhati lingkungan hidup untuk memberikan binaan kepada para siswa SMU yang juga berpartisipasi di acara ini. Dengan hal ini diharapkan dari generasi-generasi muda menyampaikan pesan tentang bagaimana menjaga alam dan lingkungan sebagai bagian kehidupan manusia kepada semua orang.
“Dukungan penampilan oleh artis Batak ternama seperti Yeppy Romero Pangaribuan dan Tongam Sirait, serta penampilan seni teater yang dipimpin Thompson Hutasoit serta artis dan pemain pendukung lainnya tentunya akan menambah semarak acara ini,” tambah Maria.

Ia juga berpendapat, dipilihnya Pantai Pasir Putih Parbaba di Pulau Samosir ini karena dianggap merupakan satu lokasi strategis. Selain memiliki potensi alam yang begitu indah pantai berpasir putih ini juga masih belum dikenal banyak wisatawan.

Pelaksanaan kegiatan di lokasi ini juga mendapatkan dukungan dari Yayasan Pomparan Ompu Raja Sihaloho. Selain dukungan dari masyarakat setempat, dukungan juga datang dari Yayasan Tona Toba Nature, sebuah yayasan yang konsen terhadap isu-isu lingkungan hidup. Bahkan Ketua Pengurus Yayasan Tona Toba Nature Olan Hutabarat dan Nalom Pangaribuan rencananya akan memberikan sumbangan lima ribu bibit pohon buah-buahan, yang akan diberikan secara cuma-cuma kepada setiap pengunjung yang datang di acara ini.

Pihak penyelenggara juga akan menggelar workshop mengenai Habatakon, seperti belajar menulis dan membaca aksara Batak, pameran pembuatan keramik asli dari putra daerah Pantai Pasir Putih Parbaba, mempelajari teknik membuat kain Ulos dan cara mewarnainya, yang berasal dari pewarna alami tumbuh-tumbuhan yang ditanam dan tumbuh di sekitar Pulau Samosir.

“Kami juga akan mendatangkan Victoria Renaux Abdoulaeva, seorang Spiritual Artis dari Rusia, yang akan mengajarkan langsung kepada peserta untuk melukis, dan di akhir acara tiga hasil lukisan terbaik akan dijual, dan hasil penjulannya akan disumbangkan kepada Syahruddin Harahap, seorang seniman Batak yang saat ini sedang sakit,” ujar Maria.

Lebih lanjut Maria mengatakan, bahwa untuk mendukung suksesnya gelaran tersebut, pihaknya didukung juga oleh Annette Horschman Sialagan, warga negara Jerman yang memilih menjadi Warga Negara Indonesia, karena kecintaanya kepada seni budaya Batak dan tentunya Danau Toba. Annette didaulat menjadi Koordinator Lokal, yang akan mempersiapkan dengan maksimal pelaksanaan acara Samosir Art Festival 2011.

Menurut Annette, pihaknya juga mendapatkan sumbangan empat ribu buku bacaan, yang diperuntukkan bagi anak-anak di Pulau Samosir, yang diberikan secara cuma-cuma oleh Sekjen Yayasan Samosir Cerdas Laris Naibaho. (sam/ari/saz)

Kaget Dunia Modelling

Endhita

Sejak menekuni karier di dunia model, Endhita belajar untuk menghargai waktu. Sebelumnya anak bungsu dari tiga bersaudara itu memang tak punya pengalaman sama sekali di dunia model.

“Sebelumnya saya kan anak rumahan, punya banyak waktu jadi banyak menunda pekerjaan. Kemudian (setelah terjun ke modelling) dihadapkan dengan pekerjaan yang padat,” kata Endhita.

Istri Onci ‘Ungu’ itu bilang, tak gampang ketika dia mulai belajar untuk berdisiplin. Namun, lambat laun dia merasakan buah dari kedisiplinannya terhadap waktu.

“Kalau saya nggak hargai waktu gimana saya bisa maju, semua itu ternyata ada hikmahnya,” kata perempuan yang namanya masuk dalam nominasi FFI 2011.

Endhita juga pernah mendapat pelajaran lantaran terlambat sepuluh menit ke tempat show-nya.

“Makanya sekarang siasatnya, diperhitungkan. Kayak jalanan di Jakarta kan susah banget, jadi harus takes time paling nggak dua jam. Atau saya kasih pemberitahuan sebelumnya kira-kira bisa hadir atau nggak,” ujar mantan finalis Wajah Femina itu.

Kini Endhita kembali menekuni dunia modelling setelah dua bulan cuti lantaran dia sedang berbulan madu dengan suaminya. Dia juga sedang sibuk membaca-baca sinopsis film.

“Ya kemarin sempat ada tawaran sebagai perempuan Jawa, tapi nggak bisa karena jadwalnya berdekatan dengan hari pernikahan,” ujarnya.

Setelah menikah, Endhita mendapat banyak wejangan dari suaminya.

“Dia sih bebasin aja, asal jangan capek,” ujar wanita berusia 35 tahun itu.

Sejak 2002, Endhita mulai banyak merambah dunia film. Tercatat sudah delapan film yang menguji kemampuan akting perempuan kelahiran Jakarta ini. Di antaranya Titik Hitam (2002), Bangsal 13 (2004), Missing (2005), Belahan Jiwa (2005), Untuk Rena (2006), Jatuh Cinta Lagi (2006), Cewek Gokil (2011), dan Tanda Tanya (2011). (ins/jpnn)

Kikuk saat Harus Kembali ke Mabes

Rahmad Darmawan setelah Mundur dari Pelatih Timnas

Mundur dari kursi pelatih timnas U-23 tidak malah membuat Rahmad Darmawan bisa santai. Selain harus kembali menjalankan tugas sebagai tentara, dia sibuk melayani permintaan wawancara dari wartawan.

M ALI MAHRUS, Jakarta

GERIMIS mengguyur kawasan perumahan Victoria Park Residence di Karawaci, Tangerang, Senin (19/12) siang. Salah satu di antara ratusan rumah di area menengah ke atas itu adalah milik Rahmad Darmawan, mantan pelatih timnas PSSI U-23. Dua mobil keren nongkrong di garasi. Masing-masing punya pelat nomor istimewa. Yakni, B 678 SFC dan B 678 DAF.

Seorang remaja lelaki menyambut kedatangan wartawan Jawa Pos (Grup Sumut Pos). “Silakan ditunggu, Mas. Pak Rahmad ada di dalam. Ada tamu wartawan juga. Sedang diwawancara,” katanya. Sayup-sayup terdengar tanya jawab antara wartawan dan Rahmad. Namun, bukan tentang sepak bola. Seputar bangunan rumah dan kamar. Tak lama berselang, wawancara itu rampung. “Maaf agak lama menunggunya. Tadi ada teman wartawan yang wawancara untuk rubrik griya,” tutur Rahmad.

Hari-hari Rahmad kini banyak bersinggungan dengan wartawan. “Setelah ketemu sampean, saya masih ada janji wawancara lagi,” katanya. “Meladeni wawancara teman-teman media adalah sebagian aktivitas saya sekarang.

Sebenarnya, saya tidak menginginkan mundurnya saya dari timnas menjadi isu sebesar ini. Tapi, ya sudah. Saya akan menjelaskan apa adanya,” lanjut pelatih yang membawa timnas U-23 meraih medali perak SEA Games XXVI/2011 itu.
Selain sibuk melayani wartawan, Rahmad harus kembali menjalankan kewajiban sebagai anggota TNI. Pelatih yang akrab disapa RD tersebut adalah anggota Marinir aktif berpangkat kapten. Lelaki kelahiran 28 November 1966 itu bertugas di Dinas Perawatan Personel TNI-AL (Diswatpersal) sebagai Kasubsi Oraum (olahraga umum).

“Sekarang tiap hari saya ngantor di Mabes TNI di Cilangkap. Beberapa di antara tugas saya adalah mengurusi olahraga dan penerimaan calon prajurit TNI-AL,” ungkap Rahmad.

Rahmad masuk militer pada 1990 dengan menggunakan ijazah dari Fakultas Pendidikan Olahraga IKIP Jakarta (sekarang UNJ). Orang yang menyuruhnya mendaftar adalah Evert Erenst Mangindaan, manajer timnas kala itu yang kini menjadi menteri perhubungan.

Rahmad menjalani pendidikan di Akmil, Magelang, dan lulus pada 22 Juni 1991. Setelah itu, dia mengikuti kejuruan matra laut di Surabaya dan melanjutkannya dengan dinas pertama di Pangkalan Marinir Cilandak. Tujuh tahun bertugas, Rahmad dimutasi ke Markas Komando Marinir di Jakarta. Setelah itu, Rahmad pindah ke Lantamal III Jakarta, balik lagi ke Mako Marinir, hingga kini di Mabes TNI di Cilangkap.

Karena banyak berkutat di lapangan hijau, sampai saat ini pangkat Rahmad baru kapten. Padahal, sudah ada rekan seangkatannya yang berpangkat kolonel. “Itu risiko. Saya tetap bersyukur. Diberi izin berkarir di sepak bola saja, saya sudah sangat senang. Saya bangga menjadi bagian mereka (Marinir, Red),” papar dia.

Karena sebelumnya jarang ngantor, Rahmad mengaku agak kaku saat harus kembali menjalankan tugas di kesatuan. “Awalnya, saya merasa tidak enak. Saya rasa, itu wajar dan kita tidak butuh waktu lama untuk cair,” kata suami Dinda Eti Yuliawati tersebut.

Rahmad senang karena dukungan dari kesatuannya sangat besar. Selain memberikan dispensasi, pada saat-saat tertentu rekan-rekan dan pimpinannya memberikan dukungan istimewa. Misalnya, saat final SEA Games lalu. Di partai puncak melawan Malaysia, Rahmad mengenakan topi hitan bertulisan “Marinir”. Topi itu adalah kiriman langsung dari Komandan Marinir Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin. Di bagian dalam topi tersebut, tertulis pesan penyemangat dari sang komandan, “Coach RD, kita pasti menang! M 1.”

Meski gagal mempersembahkan medali emas, kemudian memutuskan untuk mundur, Rahmad tetap laris manis. Selain diburu klub dan media, ayah dua anak itu beberapa kali muncul sebagai bintang tamu di beberapa stasiun televisi. Tak melulu acara olahraga, tetapi juga acara humor.

Dalam sebuah acara, Rahmad sukses mengocok perut pemirsa dengan aktingnya yang konyol. Padahal, dia mengaku sama sekali tidak punya kemampuan teater atau semacamnya.

“Saya suka ngocol saja. Itu bawaan saya sejak SMP dulu. Saat timnas menjalani pemusatan pra-Piala Dunia 1989 di Jerman, saya didapuk melawak di depan duta besar Jerman dan para stafnya. Saya maju saja dan sukses membawa mereka tertawa,” jelasnya.

Lantas, apa rencana Rahmad ke depan? Ayah Febia Aldina Darmawan (19) dan Aldi Darmawan (12) itu belum memutuskan. Dia baru akan menetapkan pilihan pada awal tahun baru nanti.
Rahmad memiliki beberapa pilihan. Salah satunya adalah mengambil sertifikat pro license. Untuk itu, dia butuh waktu enam bulan dan dukungan dari PSSI. Pilihan lain yang kini dipikirkan oleh Rahmad adalah melatih salah satu klub di Indonesia. Ada empat klub yang berminat merekrut lelaki kelahiran Metro, Lampung, itu. Salah satu yang paling giat adalah Pelita Jaya, klub milik keluarga Bakrie.
“Saya ingin santai dulu sambil terus introspeksi. Saya masih ingin ngumpul bersama keluarga,” ungkap pelatih paling fair play versi Jawa Pos Group pada musim 2009 itu.
Putri pertama Rahmad, Febia, kebetulan kini berada di tanah air untuk menikmati liburan. Dia adalah siswa sekolah penerbangan di Filipina. Soal pendidikan buah hatinya itu, Rahmad menyatakan tidak pernah memaksa. “Itu atas pilihan sendiri. Saya tidak pernah mengarahkan. Mungkin ketularan ibunya yang dulu pramugari,” bebernya. (*)

Polda Turunkan 1.650 Personel

Menjelang Hari Natal dan Tahun Baru, Markas Besar Polda Sumatera Utara (Polda Sumut) akan menggelar Operasi Lilin 23 Desember sampai 1 Januari 2012. Operasi yang digelar di seluruh Wilayah Hukum Polda Sumut, untuk   menjamin kenyamanan, keamanan dan  keselamatan masyarakat.

“Keseluruhannya jumlah anggota yang diturunkan mencapai 1.650 personel,” ujar Kasubbid Pengelola Informasi dan Data (PID) Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, kemarin (20/12).

Selain mengamankan jalur mudik, petugas juga mengamankan rumah ibadah, pusat keramaian, terminal bus, stasiun KA, bandara dan pelabuhan laut. “Personel tugasnya memberikan rasa aman bagi masyarakat,” terang Nainggolan. Polisi juga akan mel akukan razia miras, mercon dan kegiatan yang mengganggu kenyamanan dan keamanan warga Sumut.

Di sisi lain, Pemko Medan menempatkan 500 personel Dinas Perhubungan (Dishub) di seluruh Pos Pengamanan (PAM) Polresta Medan yang telah dibentuk termasuk terminal.

“Personel Dishub yang diturunkan akan menempati seluruh Pos PAM Polresta Medan serta Polsek,” kata Kabid Lalin Dishub Medan Toga Aruan.

Puncaknya pada malam Natal dan malam Tahun Baru, kata Toga, personel Dishub akan ditempatkan di seluruh gereja dan persimpangan untuk mengantisipasi kemacetan lalulintas.

Sementara, Sat PAM Obvit Polresta Medan akan meningkatkan pengawasan dan penjagaan dengan menambah personel di bank, dibantu personel Sabara Polresta Medan dan personel Polsek-polsek.

“Pengecekan menyangkut jumlah personel yang melakukan penjagaan. Terkait penampilan, kelengkapan, jam berapa mereka masuk dan pulang, itu lebih intens,” jelas Kasat Sat Pam Obvit Kompol Jean Calvin Simanjuntak.
Kasat Lantas Polresta Medan Kompol I Made Ary Pradana meminta pemudik mengantisipasi kemacetan menuju tempat wisata, seperti jalur wisata Medan-Brastagi.  “Kondisi jalan yang mulus mengakibatkan pengemudi terlena. Dalam sepekan ini ada 5 kasus kendaraan tergelincir dan terbalik. Ada yang memakan korban jiwa 4 orang. Dari semua kejadian rata-rata terjadi jam 2 pagi sampai jam 5 pagi,” jelasnya.

Ditambah Made, jalan licin karena hujan, kendaraan sering susah dikendalikan. “Imbauan sudah kami pasang dalam bentuk spanduk. Nanti akan kita koordinasi lanjut dengan unit lantas Polsek Pancur Batu untuk meningkatkan patrol,” jelasnya. (mag-5/adl/gus/mag-11)

HM Syafri Chap Lengser

TEBING TINGGI- Ketua DPRD Tebing Tinggi HM Syafri Chap lengser dan digantikan H Syarial Malik. Di saat bersamaan, Kornel Sihaloho diambil sumpahnya menjadi anggota DPRD pengganti HM Syafri Chap, Selasa (20/12) di ruang paripurna DPRD Tebing Tinggi.

Dalam penetapan Ketua DPRD Tebing Tinggi itu, sempat terjadi polemik panjang di kubu DPD Partai Golkar Tebing Tinggi. Pasca Syafri Chap dinyatakan bersalah dan terbukti melakukan tindak pidana korupsi.

Perjalanan itu semakin lama ketika Surat Keputusan (SK) Gubsu No 188.44/1007/KPTS/Tahun 2011 tentang peresmian pengangkatan ketua DPRD Kota Tebing Tinggi dan SK Gubsu  No.188.44/1006/KPTS/Tahun 2011 tentang pengangkatan Pergantian Antar Waktu (PAW) Kornel Sihaloho memakan waktu lama dalam penerbitannya.
Ketua DPRD Tebing Tinggi H Syarial Malik diambil sumpahnya oleh Ketua Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Elitya Ras Ginting. Setelah itu, dilaksanakan pengambilan sumpah Kornel Sihaloho sebagai anggota DPRD PAW HM Syafri Chap.
Pelantikan tersebut dihadiri Wali Kota Tebing Tinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan, forum komunikasi pimpinan daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),  samat, lurah, Ormas, OKP, masyarakat dan seluruh Anggota DPRD Kota Tebing Tinggi.

Pasca ada pergantian tersebut, Umar Zunaidi Hasibuan menyampikan H Syarial Malik menggantikan HM Syafri Chap dan pengambilan sumpah pengganti antar waktu anggota DPRD kepada Kornel Sihaloho.”PAW di lakukan bukan menggantikan hal yang baru, melainkan tuntutan dinamika perpolitikan di Kota Tebing Tinggi dan proses penegakan Hukum dan perundang undangan,”ucapnya.

Dengan adanya kebijakan tersebut, Umar menaruh harapan besar kepada seluruh wakil rakyat, untuk senantiasa  mengutamakan kewajiban sebagai wakil rakyat dan bukan sebaliknya, menuntut haknya dan mengabaikan kewajibannya. “Saya juga menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang setingginya kepada HM Syafri Chap atas pengabdian dan sumbangsihnya selama menjadi pimpinan legislatif,” katanya.

Sementara itu, H Syarial Malik mengungkapkan semua adalah implementasi dari aspirasi yang di wakili kepada wakilnya dan menjadi tolak ukur keberhasilan lembaga legislatif untuk mewujudkan clean goverment and good goverment (pemerintahan bersih dan pemerintahan yang baik,red). (mag-3)

Tim Pembebasan Jalan Tol Medan-Kualanamu Nyerah

MEDAN- Tim pembebasan lahan lahan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi menyerah untuk menyelesaikan pembebasan lahan akses tol tersebut pada 2011. Karena hingga kini, lahan baru bisa dibebaskan 46,75 persen dari total lahan yang harus dibebaskan seluas 441,53 hektar.

“Untuk tahun ini sudah habis, tapi akan melanjutkan pembebasan lahan pada tahun berikutnya,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Lahan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Fainir Sitompul, Selasa (20/12) ketika ditemui di Medan.

Dia menyebutkan, total lahan pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seluas 441,53 hektar, hingga saat ini lahan yang telah dibebaskan seluas 235,10 hektar. Artinya, tim sudah membebaskan lahan seluas 206,43 hektar atau setara 46.75 persen.

Fainir menerangkan, untuk seksi I yakni Jalan Tol Medan-Kualanamu, kebutuhan lahan yang diperlukan seluas 197,94 hektar. Tim berhasil membebaskan sekitar 74,15 hektar atau 37,46 persen. Adapun lahan yang dibebaskan di seksi I meliputi, lahan PTPN 2 seluas 39,97 hektar, kemudian lahan Departemen Pekerjaan Umum (PU) seluas 2,92 hektar serta sebagiannya lahan milik masyarakat.  “Lahan yang belum dibebaskan milik masyarakat dan PT Lonsum seluas 13,48 hektar,” sebutnya.

Sedangkan untuk seksi II Kualanamu-Tebingtinggi, dia merinci lahan yang berhasil dibebaskan yakni, seluas 132,28 hektar setara 54,30 persen dari total lahan yang dibutuhkan seluas 243,59 hektar. Lahan yang belum bisa dibebaskan diantaranya, lahan milik masyarakat seluas 82,20 hektar, lahan PT Socfindo seluas 6,82 hektar serta lahan milik PT Lonsum seluas 22,30 hektar.

“Bagi perusahaan sudah kami surati dan tinggal menunggu persetujuan pimpinannya, kemudian akan dilakukan pembayaran. Untuk lahan masyarakat, terus  diupayakan agar segera terselesaikan,” katanya.
Terkait anggarannya, Fainir menerangkan, sudah terealisasi sebesar Rp80 miliar dari Rp175 miliar, yang dianggarkan untuk pengalokasian pembebasan lahan di tahun 2011. Anggaran tersebut, tetap diberikan setiap tahun. (ari)

Warsito Minta SP3 Kasus Bom Molotov

MEDAN – Kasus pelemparan bom molotov yang menewaskan Salsabila Anggun Ningtyas alias Dedek (9) putri Warsito alias Anto Lembu ( 42) Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila (PP) Desa Sena, Batang Kuis, Deli Serdang, Februari 2010 bakal menemukan jalan buntu. Bukan itu saja, pembakaran rumah Warsito yang baru-baru ini terjadi terkesan tidak ditanggapi serius oleh Polres Deli Serdang.

Hingga kini dari dua rangkaian kasus tersebut, kepolisian belum menemukan otak pelaku pembantaian kediaman Warsito. “Buktinya, Polisi hanya menetapkan sejumlah tersangka sedangkan otak pelakunya belum ditangkap,”kata Andri Hasibuan, kuasa hukum Warsito, Selasa (20/12) di Medan.

Menurut dia, kasus ini sudah dilaporkan keluarga korban ke Mabes Polri dan langsung ke Kapolri. Instansi tersebut menyarankan kepada korban agar membuat laporan pengaduan ke Bareskrim. Tapi, sangat disayangkan pihak Polres Deli Serdang yang menangani kasus ini belum mengungkap dalang peristiwa tersebut.

“Kami sudah ketahui otak pelaku dari kejadian yang menimpa keluarga Warsito. Tapi, otak pelaku tersebut belum ditangkap dan polisi sendiri diduga kuat sudah mengetahui otak pelakunya, hanya tak mengambil tindak,” kata Andri didampingi Warsito dan keluarganya.

Dia menegaskan, apabila hingga akhir tahun 2011 ini pihak kepolisian belum mengungkap dan menangkap otak pelakunya, lebih baik Polres Deliserdang atau Polda Sumut mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).

“Bila polisi tidak sanggup untuk mengungkap kasus ini lebih baik dikeluarkan SP3. Dan kami akan mengambil tindakan sendiri untuk mengungkap serta menangkap pelakunya,” tegas Andri.

Disinggung mengenai pembakaran rumahnya, Warsito tidak mengetahui apa motif dua rangkaian peristiwa yang dialaminya itu.

“Saya tidak tahu motif kejadian itu. Peristiwa itu tidak ada sangkut pautnya dengan masalah lahan yang disebut orang, karena sejengkal tanah pun tidak ada saya miliki dari lahan tersebut kecuali lahan rumah saya sendiri. Intinya banyak kejanggalan-kejanggalan dalam penanganan kasus tersebut. Aparat kepolisian kurang serius,” pungkasnya.

Warsito menyebutkan, polisi dinilai tidak serius menangani dua rangkaian kasus tersebut yakni kematian putrinya dan pembakaran kediamannya, karena mengabaikan keterangan sejumlah saksi mata yang melihat wajah pelaku saat terjadinya penyerangan. Bahkan, saksi hidup dari keluarga korban maupun masyarakat yang mengaku mendengar di antara pelaku mengakui perbuatannya, sama sekali tidak diproses.

“Polisi telah melakukan pelanggaran hukum. Bahkan polisi melakukan pelanggaran pidana karena sengaja menghilangkan sejumlah barang bukti diantaranya sandal pelaku dan juga melepaskan pelakunya yakni Eko Syahputera yang merupakan adik Kepala Desa Bantu Suprayet-no,”ujarnya. (gus)

Jambret Pasutri, Mahasiswa Dipukuli

TEBING TINGGI- Seorang mahasiswa Fakultas Hukum di satu universitas swasta di Simalungun, Hendra Pandiangan (22) warga Pematang Siantar ditangkap warga dan anggota Brimob Detasmen B Kota Tebing Tinggi saat kedapatan menjambret tas milik pasangan suami istri, Iswandi dan Nurhayati di Jalan Ahmad Yani depan Markas Brimob Detasmen B Kota Tebing Tinggi, Senin (19/12) sekira pukul 21.00 WIB.

Setelah tertangkap, Hendra langsung dihajar massa hingga babak belur. Beruntung anggota Brimob menyelamatkan tersangka dan dibawa ke Markas Brimob Detasmen B Kota Tebing Tinggi untuk diserahkan ke Mapolres Tebing Tinggi guna menjalani pemeriksaan.

Hendra mengaku dirinya datang dari ke Tebing Tinggi bersama tiga orang rekannya menggunakan sepeda motor, Okto, Edo dan Jenggot. “Saya tidak tahu mereka menjambret, makanya saya tidak melarikan diri. Saya datang ke Tebing ini mau jalan-jalan,” katanya.

Iswandi mengatakan malam itu hendak pulang ke rumahnya di Jalan Ahmad Yani, Kota Tebing Tinggi. Saat melintas di depan Asrama Brimob Detasmen B Jalan Ahmad Yani, empat pelaku menggunakan sepeda motor langsung mengambil tas milik istrinya, Nurhayati. “Saya langsung berteriak, ternyata langsung disambut warga, akhirnya pelaku ditangkap,” ucapnya.  (mag-3)

Inspektorat Diminta Usut Pungli di Dikjar

LANGKAT- Inspektorat diminta bersikap sekaligus transparan, terkait kasak-kusuk dugaan pungutan liar (pungli) di Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Pemkab Langkat. Pasalnya, instansi tersebut memang memiliki kewenangan maupun tugas pokok dan fungsi menelaah sinyalemen dimaksud.

Permintaan itu disampaikan anggota DPRD Langkat, Ralin Sinulingga, Selasa (20/12). Menurut dia, Inspektorat tak boleh diam ataupun mengabaikan informasi terjadinya pungli dalam pelaksanaan proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Bantuan Daerah Bawahan (BDB) 2010 yang telah terpublikasi ke masyarakat luas.

Politisi asal PDI-P berharap Inspektorat mampu memainkan perannya sesuai kewenangan guna menjelaskan duduk persoalan sebenarnya. Mengingat, keleluasaan dimiliki Inspektorat melebihi kapasitas legislatif dalam melakukan pengawasan.

Kepala Inspektorat Pemkab Langkat, Sedar Sembiring ketika dihubungi handphone-nya tidak memberikan jawaban apapun, bahkan ketika wartawan koran ini mengirimkan SMS tak ada jawaban hingga berita ini dibuat. (mag-4)
Kepala Dinas (Kadis) Dikjar, Syamsumarno mengatakan, bila ada rekananan yang menyerahkan setoran 16,5 persen sama saja itu tindakan bodoh. “Macam mana bisa disetorkan kepada kami karena pencairan uang proyek saja tidak sama kami,” katanya.

Dia menegaskan secara teknis, jika memang ada setoran sebagaimana diduga dalam pengerjaan proyek DAK dan BDB 2010 yang seluruh proyeknya bernilai miliaran rupiah, kenapa rekanan dimaksud bersedia memberikannya.  “Siapa yang bilang ada setoran. Kalau orang kepercayaan, seluruh staf di dinas saya percayai,” urainya. (mag-4)

40 Tower Tanpa SIMB Dibongkar

LUBUK PAKAM- Tim terpadu Pemkab Deli Serdang telah membongkar sebanyak 40 tower (menara telekomunikasi) tanpa surat izin mendirikan bangunan (SIMB). Pembongkaran terpaksa dilakukan akibat pemilik tower tak memiliki itikad baik mengurus SIMB pendirian tower tersebut.

Pembongkaran tower dilakukan tim terpadu terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan dibantu satuan TNI/Polri serta beberapa tenaga teknisi.

Seperti, Kemarin (20/12), meskipun hujan deras mengguyur Lubuk Pakam dan sekitarnya, tim tetap melakukan pembongkaran terhadap dua bangunan pagar menara telekomunikasi serta memutus kabel Sistem Operasi Menara Telekomunikasi (SOMT), yang terdapat di kedua bangunan menara di Desa Sukamandi Hilir, Pagar Merbau dan Jalan Cempaka Bakaran Batu, Pakam.

Saat pembongkaran kedua menara tower itu, tim dipimpin Kasatpol PP Jannes Manurung SE serta disaksikan masing-masing kepala desa saat melakukan pembongkaran bangunan pagar besi dan memutus kabel SOMT. Tapi, sebelum dilakukan pembongkaran terlebih dahulu dibacakan berita acara pembongkaran. Selanjutnya besi-besi pagar yang dibongkar diamankan tim terpadu. “Penertiban dilakukan sesuai prosedur yang berlaku,” katanya. (btr)