24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14218

Tak Mau Menyerah, Nikmati Hidup Apa Adanya

Nur’aini Lubis, Ibu Empat Anak yang Berjuang sebagai Tukang Urut

Sejak ditinggal sang suami 10 tahun lalu, Nur’aini hanya memikirkan bekerja, agar dapurnya tetap berasap. Segala hal tentang gemerlap dunia dilupakan, agar dapat menyekolahkan dan membesarkan keempat buah hatinya. Seperti apa perjuangannya?

Juli Ramadhani Rambe, Medan

Sebelum suaminya Almarhum Sulaiman meninggal, pekerjaan yang dilakoninya hanya mengurus keluarga kecilnya dan bekerja sebagai guru honorer di Madrasah, yang tidak terlalu memakan waktu. Saat sang suami di vonis mengindap penyakit gula, dan tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai kepala keluarga. Keputusan penting pun diambilnya, dengan mengambil alih tugas suami, sebagai kepala keluarga. Keahlian sebagai tukang urut, yang didapatnya dari keturunan keluarga, dijadikan pekerjaan untuk mendapatkan rezeki. Padahal, saat sang suami masih sehat dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga, urut bukan menjadi keahliannya. Nur’aini pun memutuskan untuk keluar sebagai guru honorer karena penghasilan yang kecil yang didapatnya, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup.

“Aneh, tapi itulah yang terjadi. Keahlian mengurut (kusuk) semakin bagus, dan alhamdulillah banyak yang suka,” ungkap wanita kelahiran Sei Banbam, 1959 ini. Walau awalnya tidak yakin untuk menjalani pekerjaan sebagai tukang urut, tapi melihat buah hatinya yang masih kecil dan butuh makan, keyakinan untuk mejalani pekerjaan inipun dimantapkannya. “Sempat nggak yakin kalau saya bisa ngurut, bigung, tapi saat melihat anak-anak yang masih tanggung, jadi mau tidak mau harus dilakukan. Pilihannya, kelaparan atau malu,” tambahnya.

Nur’ani tidak pernah berpikir, nantinya akan menjadi seorang tukang urut. Selain karena tidak memiliki keterampilan, dirinya juga tidak pernah belajar otot dan sendi tubuh manusia. Tetapi, karena keluarganya memiliki keahlian urut, secara tidak langsung “ilmu urut” ini pun turun kepadanya. Inilah yang dianggapnya sebagai kuasa Tuhan. “Dari dulu tidak pintar ngurut, bahkan tidak pernah belajar sama sekali. Tapi, keluarga saya tukang urut. Kan katanya ilmu urut itu turun secara temurun, dan saya yang mendapatkannya,” ungkapnya. Dengan ilmu urut yang dimilikinya inilah, Nur’ani dapat menghidupi keluarganya. Bahkan dengan uang yang seadanya, salah satu anaknya, Yunita berhasil menyelesaikan bangku kuliahnya.

Selama 3 tahun, Nur’aini dan anak-anaknya berganti untuk merawat sang suami sebelum meninggal. Setiap pagi, sebelum ayam berkokok, Nur’aini sudah mulai beraktivitas, seperti memasak, menyuci baju, dan membersihkan rumah. Saat matahari sudah mulai meninggi, dirinya akan menuju rumah pasien yang mengharapkan jasa urutnya. “Lebih sering dipanggil ke rumah ya, kalaupun sebenarnya, saya juga menerima pasien urut dirumah,” ungkap ibunda dari Ruslan, Edi, Aswin dan Yunita ini.

Selama menjalani 3 tugas sekaligus, Nur’aini mengaku sering keteteran, sehingga mengakibatkan anak-anaknya kekurangan makanan. Karena masak hanya di pagi hari, saat tiba makan sore atau makan, biasanya lauk sudah habis. Satu-satunya cara yang dilakukannya hanyalah masak telur agar anak-anaknya dapat makan. Malah, terkadang, anak-anaknya lah yang memasak sendiri. “Kalau lauk sudah habis, ya mereka masak, kalau tidak mereka masak ya mereka kelaparan,” ungkapnya.

Selain rumah, hal lain yang harus diperhatikannya adalah menyimpan uang untuk dapat digunakan untuk besok hari. pekerjaannya sebagai tukang urut, yang hanya dibayar mulai dari Rp25 hingga Rp50 ribu, dirasa tidak dapat memenuhi kebutuhan. Apalagi, saat harus membeli obat untuk sang suami dan membayar uang kuliah. Kadang, karena uang yang dimiliki terbatas, untuk menebus obat sang suami pun dilakukan secara menyicil, atau tidak dibeli sama sekali. “Kalau sudah tidak ada duit, sementara obat juga sudah habis, kadang belinya setengah, atau tidak beli sama sekali,” ungkapnya. Dan bila sudah seperti ini, biasanya dirinya akan merodi dirinya untuk dapat menghasilkan uang. “Ya, urut hingga 5 sampai 6 orang la, yang penting ada duit,” tambahnya.

Walau memorsir tenaga, tapi Nur’aini tidak mau memporsir pikirannya. Segala hal yang sulit dan ribet akan dibuangnya jauh-jauh. Prinsipnya dalam menjalani hidup hanyalah nikmati apa yang ada, jangan pikirkan yang tidak ada. “Pikiran yang buat orang cepat tua dan sakitan. Saya tidak mau sakit, kalau saya sakit, siapa yang jaga cucu-cucu saya?” tambahnya. Biasanya, untuk mencari hiburan, dirinya kan mengunjungi adiknya yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Simpang Limun Medan. “Disini banyak lihat orang, dan bisa bicara dengan adik, mengeluarkan unek-unek dan lainnya,” ungkapnya.

Saat ini, Nur’aini yang tinggal di Jalan Deli Tua Perumahan Deli Kencana, tinggal bersama dua cucunya yang masih remaja tanggung. Kedua cucunya, Satria (14) dan Suci (12) juga dibiayai. “Tetapi tidak semuanya, kadang bapaknya juga ngasih uang untuk mereka,” tambahnya.

Walau sudah berusia 58 tahun, tetapi Nur’aini tidak mau manja. Satu-satunya anak gadisnya, Yunita, sudah bekerja sebagai Pegawai Administrasi di salah satu pebrik yang ada di Tanjung Morawa. Sedangkan anak pertama (Ruslan), telah menikah dan bekerja di Bandara Polonia sebagai petugas tiket, Aswin juga telah berumah tangga dan bekerja, sedangkan Edi masih lajang dan bekerja di perusahaan elektronik. “Biarkan mereka menikmati hidup, selama ini kan mereka ada, tetapi tidak banyak, malah bisa dikatakan kekurangan,” ungkapnya. Karena itu, hidup di rumah anak pertama, tetapi untuk kebutuhannya masih didapat melalui urut. “Saya masih urut orang, 2 ata 3 orang sehari, atau tidak sama sekali, tergantung enaknya dan kebutuhan uang saja,” tambahnya.

Baginya, menjalani hidup ini, tidak ada yang perlu ditakuti, setiap waktu dan tindakan pasti akan mendapatkan imbalan. Saat suami sudah mulai sakit-sakitan, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan, dirinya gamang untuk melakukan apa. “Tetapi buktinya, saya diberi keahlian dan rezeki saya ada di urut, semua jalan pasti ada rezekinya, jangan takut,” tambahnya. (ram)

Perampok Bersenpi Beraksi Dekat Kantor Polisi

Brankas Berisi Rp10 Juta dan Surat Berharga Digasak

MEDAN- Di penghujung 2011, kawanan perampok kembali beraksi di Kota Medan. Rabu (21/12) pagi sekira pukul 06.30 WIB, kawan perampok bersenjata api (senpi) menyatroni rumah San Saw alias Hasan (75), pengusaha pakaian di Pasar Petisah Medan dan jasa angkutan antar provensi di Jalan Veteran Nomor 18 Medan. Kawanan perampok tersebut berhasil menggasak tas berisi uang tunai Rp1 juta dan satu unit Handpone CDMA serta satu unit berangkas berisi uang tunai Rp10 juta, BPKB kenderaan bermotor surat-surat tanah dan perhiasan.

Aksi kawanan perampok ini terbilang nekat. Pasalnya, rumah korban hanya berjarak 100 meter dari Polsekta Medan Timur dan berjarak 5 Meter dari Pos Satpam Komplek Villa Timur Raya, namun aksi pelaku tidak diketahui petugas keamanan setempat.

Apalagi, di rumah itu Hasan tidak sendirian, dia tinggal bersama anaknya Ngawi Sen (43), menantunya Koe Cin (39), cucunya Veny (18), Vety (16) dan Peter (15). Sementara pelaku diketahui berjumlah empat orang dengan menggunakan mobil Kijang Innova BK 1168 ZY warna Silver. Namun, nomor polisi mobil tersebut diduga palsu.
Pagi itu, cucu korban bernama Peter hendak pergi ke sekolah. Namun saat meninggalkan rumah, dia tidak mengunci pintu gerbang ruko berlantai tiga tersebut. Peter hanya menutup gerbang itu dengan rapat.

Nah, saat itulah kawanan perampok tersebut masuk dan langsung menggeledah seluruh rumah korban. Dari keempat pelaku, tiga diantaranya menggunakan parang dan tidak menggunakan tutup kepala (sebo), sedangkan seorang lagi menggunakan senjata api dan mengenakan sebo. Lantas keempatnya naik ke lantai dua rumah korban.

Kehadiran keempat perampok ini baru diketahui Hasan saat dia terbangun dari tidurnya dan hendak ke kamar mandi. Betapa kagetnya dia ketika melihat keempat pria tak dikenal sudah berada di dalam rumahnya. Tanpa banyak tanya, keempat pria itu mengancam Hasan agar tidak berteriak. Hasan sempat mencoba melakukan perlawanan, namun upaya itu sia-sia dan keempat pelaku berhasil melupuhkan Hasan yang sudah renta itu.

Mendengar ada suara gaduh, penghuni rumah lainnya pun keluar melihat apa yang terjadi. Begitu mengetahui ada kawanan perampok masuk ke rumah mereka, anak dan cucu Hasan pun ketakutan dan tak bisa berbuat apa-apa.Akhirnya mereka diikat dan disekap di Lantai III. Setelah itu, para pelaku dengan leluasa menggeledah rumah tersebut dan mengambil barang-barang berharga.

Di salah satu ruangan di lantai III, para pelaku menemukan satu unit berangkas besi dn langsung menurunkan berangkas tersebut dari Lantai III dengan cara mengelindingkannya melalui tangga ke lantai I. Selanjutnya, mereka membawa brankas tersebut ke mobil mereka. Namun saat hendak memasukkan brankas tersebut ke dalam mobil, mereka memcahkan kaca mobil bagian belakang.

Tak sampai di situ, para pelaku juga sempat mengancam Vety, cucu Hasan yang masih gadis, akan diperkosa jika melakukan perlawanan. Kemudian, seorang pelaku merampas ponsel CDMA milik korban. Namun saat itu, korban memohon kepada pelaku agar kartu ponsel tersebut jangan diambil. Permohonan korban dikabulkan, pelakupun mengeluarkan kartu ponsel tersebut dan memberikannya kepada korban.

Setelah melakukan aksinya selama 30 menit di dalam rumah korban, keempatnya pun lantas meninggalkan rumah tersebut dan melintas dari Jalan Jawa menuju Jalan Sisingamangaraja Medan.

Selanjutnya, Polsekta Medan Timur yang mendengar kejadian tersebut langsung menurunkan personel ke lokasi untuk melakukan identifikasi tempat kejadian dan memasangi police line. Sontak kehadiran personel polisi ini membuat warga sekitar berdatangan ke lokasi untuk melihat rumah korban. Akibatnya, jalan veteran sempat macet. Kemudian korban diarahkan petugas Ke Mapolsekta Medan Timur untuk membuat laporan atas kejadian tersebut. (gus)

Pelaku Diduga Gunakan Mobil Rental

Kapolseta Medan Timur Kompol Patar Silalahi menduga, para pelaku perampokan tersebut menggunakan mobil rental dan nomor polisi palsu. Pasalnya, setelah pihaknya melakukan pengecekan terhadap nomor polisi mobil tersebut, ternyata palsu.

“Kita sudah melakukan kordinasi dengan pengusaha mobil rental, karena melihat mobil yang digunakan pelaku itu bukan mobil milik pelaku, hanya mobil sewaan. Nopol mobilnya juga saya lihat palsu, karena sudah dicek,” ungkap Patar kepada wartawan.

Menurut Patar, pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa serpian kaca mobil yang pecah yang digunakan pelaku sewaktu aksi dan tali untuk mengikat para korban.

Tidak lama berselang setelah korban membuat laporan dan menjalani pemeriksaan di Mapolsekta Medan Timur, Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga datang ke Mapolsekta Medan Timur dan sempat berbincang beberapa menit dengan korban di dalam ruang SPK. Kemudian Tagam keluar dari ruang SPK dan menemui wartawan. “Ya doakan lah biar cepat ketangkap pelakunya,” ucap Tagam sambil tersenyum.

Tagam juga mengatakan, pihaknya akan melakukan peningkatan patroli untuk mencegah aksi seperti itu terulang lagi. Saat ditanya apakah, polisi kecolongan atas kejadian ini? Tagam membantahnya. “Tidak lah,” ucapnya singkat.
Dirinya juga mengimbau agar warga Medan untuk selalu berhati-hati terhadap tindakkan kriminal yang bisa mengancam sewaktu-waktu. “Kita harus berhati dan waspda terhadap tindak kriminal sehingga tidak menjadi korban tindakkan kriminal,” tandas Tagam.(gus)

Tindak Tegas SKPD yang tak Patuh

Apel kendaraan dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), belum terealisasi hingga kini. Padahal, Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho telah mengeluarkan perintah atau instruksi kepada para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melaporkan mobil-mobil dinas yang dipergunakan. Karenanya, Plt Gubsu diminta bersikap tegas terhadap SKPD yang membandel tersebut. Hal ini diungkapkan pengamat politik Dadang Darmawan kepada wartawan Sumut Pos Ari Sisworo, kemarin. Berikut petikan wawancaranya.

Hingga kini, apel kendaraan dinas di lingkungan Pemprovsu belum juga terealisasi, apa tanggapan Anda?
Dengan kenyataan yang ada, berarti menunjukkan SKPD Pemprovsu masih enggan menyerahkan data kenderaan dinas yang dimiliki, padahal sudah ada instruksi dari Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho. Artinya, dengan hal itu menunjukkan pula para SKPD tersebut tidak patuh terhadap pimpinannya.

Maka dari itu, sebaiknya Plt Gubsu memberikan penilaian dan evaluasi dengan tujuan sebagai bentuk teguran atau peringatan keras terhadap para SKPD yang membandel itu, dengan catatan, bila Gatot sendiri masih belum berani atau takut untuk melakukan mutasi terhadap SKPD tersebut.

Menurut Anda, apa yang mendasari ketidakpatuhan para SKPD tersebut?
Bisa karena persoalan, mungkin pada manajemen aset milik pemerintah daerah yang selama ini cenderung tidak beres dan tidak jelas pertanggungjawabannya.

Seberapa urgen mobil dinas yang menjadi aset tersebut?
Hal tersebut merupakan bagian dari upaya Pemprovsu untuk mendapatkan penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Karena salah satu syarat untuk mendapatkan penilaian tersebut, salah satunya adalah tingkat kepatuhan SKPD terhadap norma hukum yang ada. Dan asset bergerak biasanya, menjadi sorotan utama dalam penilaian tersebut.

Sanski apa yang seharusnya diberikan kepada SKPD yang tak patuh itu?
Untuk masalah sanksi, itu merupakan bagian dari kebijakan Plt Gubsu sendiri.
Artinya, Plt Gubsu memiliki kewenangan untuk memberi sanksi terhadap para SKPD yang tidak patuh itu.(*)

Mahasiswa Bisa Menjadi Garam dan Terang

Perayaan Natal Universitas HKBP Nommensen Medan Berlangsung Hikmat

MEDAN- Perayaan Natal Keluarga Besar Universitas HKBP Nommensen di Gedung Pardede Hall Jalan Bantam yang diikuti mahasiswa, dosen, pegawai dan rektor, orang tua mahasiswa serta undangan berlangsung hikmat, Selasa (20/12) malam. Natal tersebut dipimpin Ephorus HKBP, Pdt Dr Bonar Napitupulu dan dihadiri Ketua Panitia Jubileum 150 Tahun HKBP Wilayah II Dr RE Nainggolan MM, Rektor Univ HKBP Nommensen Dr Ir Jongkers Tampubolon MSc, Ketua Panitia Perayaan Natal Jan Prins D Saragih SH MH.

Sebelum Natal dimulai, terlebih dahulu dilakukan kebaktian dan acara Natal pun dibuka Ketua Panita Jan Prins D Saragih SM MH. Acara Natal diawali dengan prosesi yang diiringi dengan kidung pujian “Somba Ma Jahowa”. Lalu dilanjutkan dengan penyalaan lilin oleh Ephorus HKBP, Pdt Dr Bonar Naputupulu, Pengurus Yayasan UHN, Rektor UHN, Perwakilan Dosen dan Pegawai, Ketua Panitia Perayaan Natal serta Perwakilan Mahasiswa. Penyalaan lilin diiringi dengan lagu pujian.

“Seribu Lilin” yang dibawakan Sekolah Minggu HKBP Bethesda Mandala, Medan.
Acara juga diisi dengan menampilkan koor dari berbagai Fakultas Universitas HKBP Nommensen dan juga diisi Paduan Suara Koor dari PS Concordia dan lainnya.

Ephorus HKBP Pdt Dr Bonar Napitupulu usai kebaktian Natal kepada wartawan mengatakan, melalui perayaan Natal ini diharapkan para mahasiswa Universitas HKBP Nommensen dapat menjadi garam dan terang dunia, sehingga dapat membangun dunia, Indonesia dan gereja dengan iman.

“Jadi membangun yang paling penting itu saat ini adalah dimana para mahasiswa mengedepankan otaknya melalui karyanya dalam membangun bangsa ini sesuai dengan iman. Sehingga kedepannya bangsa ini dapat semakin sejahtera,” katanya.

Dalam membangun bangsa ini, ditambahkan Ephorus HKBP ini, para mahasiswa juga harus memiliki iman. “Artinya, mereka terlatih dalam otaknya tapi juga terbangun dalam imannya. Karena hanya dengan demikian mereka bisa menjadi garam, berkat dan terang bagi bangsa ini, gereja maupun dunia,” sebua Ephorus HKBP ini.

Rektor Univ HKBP Nommensen Dr Ir Jongkers Tampubolon MSc mengharapankan HKBP sebagai pemilik Univ HKBP Nommensen ini, dirinya juga merindukan agar kampus UHN ini bisa menjadi terang sumber inspirasi kebangkitan bagi bangsa ini. “Untuk itu ditekankan, bahwa kita itu ditantangan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan tapi berdasarkan iman.  Untuk mencapai itu, dibutuhkan konsolidasi internal di kami juga untuk berdisiplin, saling mengasihi menghindari perpecahan  untuk mencapai tujuan secara bersama-sama. Kami tetap berprinsip, kalau kami akan menghasilkan SDM dengan menawarkan pendidikan yang bermutu tetapi terjangkau oleh banyak lapisan masyarakat di Sumut,” ucapnya.

Sementara itu, Dr RE Nainggolan MM menuturkan, Natal ini sangat istimewa, karena masih dalam suasana perayaan 150 tahun HKBP yang dirayakan selama setahun, serta temanya kembali ke jati diri sendiri. “Termasuk UHN sebagai alat pelayanan HKBP juga harus kembali kepada ke jati dirinya ,” sebutnya.(jon)

Bingung Cari Saksi

Betul-betul apes nasib yang dialami Zulham (18), warga Pasar IX, Tembung ini. Pasalnya, sudah menjadi korban penganiayaan sekelompok pemuda, lelaki yang doyan ngelem ini pontang-panting mencari saksi untuk membuat pengaduan ke Polsekta Percut Sei Tuan.

Ceritanya, Selasa (20/12) dini hari dia bersama tiga temannya sedang asyik menikmati aroma lem (ngelem, Red) di warung kopi tak jauh dari rumahnya. Lagi asyik-asyiknya menikmati aroma lem hingga merasa melayang di awang-awang karena pengaruh lem yang dihirupnya, saat itulah sejumlah pemuda mendatangi mereka.

Karena sudah mabuk, mereka tak ambil pusing dengan kehadiran sekelompok pemuda tersebut. Mereka terus menghirup aroma lem tersebut. Namun tiba-tiba, sekelompok pemuda tersebut langsung memukuli Zulham dan tiga temannya itu secara membabi buta.

Mendapat serangan secara tiba-tiba itu, keempat sekawan ini tak mampu berbuat banyak. Namun sial bagi Zulham, dia yang paling banyak mendapat pukulan sehingga mengalami lembam-lembam di bagian wajah dan leher.

“Aku paling parah. Muka dan leher ku sakit,” beber Zulham saat di Polsekta Percut Sei Tuan untuk buat pengaduan. Namun sayangnya, pihak Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Percut Sei Tuan meminta agar Zulham membawa saksi yang melihat penganiayaan tersebut.

“Aku disuruh bawa saksi Bang. Aku nggak tahu siapa saksi yang mau ku bawa, karena semalam aku sudah ketinggian. Aku pun bingung, siapa semalam yang melihat aku dipukuli,” ucapnya dengan mimik kebingungan.

Dengan langkah gemetar, Zulham pun beranjak meninggalkan Mapolsek Percut Sei Tuan untuk mencari saksi yang melihat peristiwa yang dialaminya.(gus)

Tiket Pesawat ke Luar Medan Murah

MEDAN- Pergerakan arus penumpang ke Bandara Polonia Medan, sejak Minggu (18/12) lalu, telah mengalami kenaikan. Kenaikan yang terjadi juga relatif cukup signifikan, khususnya dimulai sejak Rabu (21/12), dan diprediksi akan terus berlanjut hingga jelang 25 Desember 2011 mendatang.

Dengan kondisi yang ada, secara otomatis memberi pengaruh terhadap harga tiket pesawat dari luar Medan. Diketahui, harga tiket Jakarta-Medan saat ini mencapai harga Rp1,7 juta. Kendati harga tiket melonjak, tapi tetap saja minat masyarakat tetap tinggi untuk mudik dengan menggunakan jasa pesawat.

“Meskipun mahal semua pesawat yang masuk ke Medan terisi penuh. Ini akan terjadi hingga perayaan Natal nanti,” ujar Pilion Hutabarat, agen tiket Bison Travel di Bandara Polonia Medan, Rabu (21/12).

Ditambahkannya, kondisi berbanding terbalik terjadi pada arus penumpang yang keluar dari Bandara Polonia Medan, dimana tidak sepadat arus masuk. Padahal, harga tiket yang dijual murah, hanya seharga Rp500 ribu-an.

“Kondisi sebaliknya. Waktu tanggal 2 sampai 4 Januari 2012 nanti, baru harga tiket keluar Medan akan lebih mahal. Apalagi tidak ada hari libur setelah selesai merayakan Natal dan Tahun baru. Semuanya kembali ke rumah masing-masing dan langsung bekerja,” ungkapnya.

Tak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Humas AP II Polonia Medan, Firdaus yang menyatakan, berapa hari ke depan jelang Natal dan Tahun Baru 2012, arus penumpang di Bandara Polonia Medan akan meningkat.

Atas prediksi itu, maka pihaknya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi tersebut. Beberapa hal yang akan dilakukan antara lain, mempertegas aturan misalnya, pengaturan flight dan terhadap parkir kenderaan pengunjung.

Begitu juga hal nya dari segi keamanan dan pelayanan kepada masyarakat, pihaknya akan melibatkan sejumlah petugas keamanan bandara dari TNI dan Polri di sekitar Bandara. AP II Polonia Medan juga menyediakan Posko pelayanan informasi angkutan Natal dan Tahun Baru.(ari)

Pulkam Naik Pesawat

Ragam Pilihan Mudik Natal & Tahun Baru di Sumut

MEDAN-Pulang kampung, mudik, atau apapun namanya sudah seperti kebutuhan ketika musim liburan tiba. Apalagi ketika liburan dimaksud adalah even keagamaan dan pergantian tahun. Pemilihan jalur transportasi, dipercaya atau tidak, pun menjadi dilema.

Seperti halnya pengalaman Bebi Batubara (28). Warga sebuah komplek perumahan di Jalan Binjai KM 12, ini mengaku bingung memilih jalur transportasi yang mana untuk tiba di kampungnya di Sibolga sana. “Enaknya naik pesawat, gak capek dan cepat, tapi siapa yang jemput di Pinangsori (Bandara FL Tobing Tapanuli Tengah, Red)?” ungkapnya, Selasa (20/12).

Karena itu, tambah Bebi, setiap mudik dia selalu menggunakan jalur darat. “Pengennya naik pesawat, kan udah banyak pesawatnya. Tapi, itu tadi, Pinangsori ke Sibolga kan jauh juga. Ya, sudah, naik taksi (travel, Red) saja, bisa langsung sampek rumah,” ujarnya sambil tersenyum.

Dilema yang dirasakan Bebi tampaknya sesuai dengan wajah transportasi di Sumut. Memang, segala jalur transportasi telah tersedia; baik udara, laut, dan darat. Namun, infrastruktur cenderung menjadi kendala. Sebut saja jalur darat, jalanan di Sumut yang membelah hutan dan pegunungan cukup menyeramkan bagi pengguna jalan. Tidak sekadar jurang, jalanan berlubang dan ancaman tanah longsor bisa menjadi momok. Belum lagi jarak tempuh antarkota yang jauh.

Itulah sebabnya, belakangan ini merebak wacana untuk memajukan jalur udara. Sederhananya, melalui udara tidak akan bermasalah dengan longsor, jalan putus, dan sebagainya. Untuk mendukung itu, menyambut Natal dan Tahun Baru 2011, Bandara Polonia Medan melayani tiga rute untuk tiga bandara yang ada di kabupaten/kota di Sumatera Utara sesuai penerbangan nasional (Pernas).

“Rute yang pasti adalah Medan-Sibolga (Bandara FL Tobing), Medan-Gunung Sitoli (Bandara Nias Binaka) dan Medan-Silangit (Bandara Silangit, Siborong-borong). Untuk bandara perintis kecil lainnya, kita belum menerima Pernas dan itu menjadi tanggung jawab dari Otoritas Bandara Polonia,” kata Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus, di ruang kerjanya, Senin (19/12).

Mengenai jadwal penerbangan dan jenis pesawat yang berangkat menuju bandara-bandara kecil di beberapa kabupaten/kota di Sumut, Firdaus menuturkan, dia tidak mengetahui jenis pesawatnya. Namun, tambahnya, untuk jadwal penerbangan, pesawat akan melakukan penerbangan sebanyak dua kali seminggu penerbangan. “Kepada warga masyarakat, hendaklah membeli tiket pesawat terbang di loket-loket maskapai penerbangan yang ada di dalam Bandara Polonia dan jangan membelinya dari orang lain. Angkasa Pura Bandara Polonia Medan akan setiap hari melakukan razia dan jika kedapatan calo yang menjual tiket akan ditindak tegas,” ungkapnya.

Kabag Umum Otoritas Bandara Polonia Medan Agung Rahino di ruang kerjanya menegaskan, pihaknya tetap berkoordinasi dengan semua pihak dalam menyambut Natal dan Tahun Baru ini. “Kita tetap berkoordinasi agar calon penumpang bisa menikmati transportasi udara dengan nyaman baik atau pun yang keluar dari Bandara Polonia Medan. Untuk lebih lanjut, tanyakan kepada Bapak Havandi Gusli untuk informasi lanjut,” tuturnya.

Kepala Seksi Angkutan Udara, Kelayakan Pesawat Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Havandi Gusli mengaku, jelang Natal dan Tahun Baru, pihaknya tetap melakukan rute Pernas yang ditentukan dari Kementrian Perhubungan. Untuk jenis pesawat, lanjut Havandi, Pesawat BAe 146/100 dengan kapasitas 73 penumpang sudah termasuk kru pesawat. “Pesawat jenis BAe 146/100 itu menggunakan empat enguine (mesin). Adapun pesawat-pesawat yang di antaranya Susi Air, Wing Air jenis ATR 72. Kalau untuk Nusantara Buana Air pesawatnya sejauh ini berdasarkan laporan belum ada,” sebutnya.

Disinggung mengenai kelayakan dan keamanan pesawat-pesawat tersebut, Havandi Gusli mengaku, pihak Otoritas Bandara sudah melakukan uji layak terbang yang dilakukan bersama dengan Tim dari Otoritas Bandara. “Semua pesawat-pesawat tersebut sudah layak terbang untuk tiga rute Pernas dan untuk bandara-bandara perintis lainnya. Kita sudah melakukan uji coba terhadap kelayakan terbang pesawa perintis itu dengan lintas sektor,” jelasnya.

Lalu, bagaimana dengan harga? Yustina, pegawai Maskapai Merpati Air yang melayani rute Polonia-Aek Godang-FL Tobing dan Binaka memastikan, harga tiket akan naik dua dan tiga hari jelang dan setelah Natal dan Tahun Baru. Menurutnya, harga tiket yang berlaku saat ini masih harga batas bawah dan standar.

Hal yang sama diungkapkan Winda, Staf Marketing Susi Air. “Harga tiket sekarang masih harga lama, belum ada naik. Mungkin jelang Natal dan Tahun Baru ada kenaikan harga. Seperti tahun kemarin lah, Bang,” ujarnya.

Jelang penghujung tahun seperti ini, Merpati yang menerbangkan pesawat jenis MA 60, bisa full. “Kapasitastnya 60 penumpang, termasuk kru,” jelas Yustina.

Pada penerbangan reguler, sangat jarang kapasitas pesawat terisi penuh. Maklum, ‘penumpang tetap’ biasanya birokrat atau pebisnis yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

Sedangkan Susi Air menerbangkan Pesawat Cassa 212-200 menggunakan empat mesin. “Kapasitas penumpangnya 14 orang termasuk kru,” sebut Winda.

Menurut Kepala Seksi Operasional Otoritas Bandara, Martinus Hutasoit dan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, rute yang mengalami peningkatan jumlah penumpang signifikan saat Natal dan Tahun Baru adalah penerbangan tujuan Bandara Silangit, FL Tobing dan Binaka.

Penumpang yang turun di Silangit umumnya ingin ke Siborong-borong dan Doloksanggul di Kabupaten Humbahas, Tarutung dan wilayah sekitar Taput, dan Balige dan wilayah sekitar Kabupaten Tobasa.

Penumpang dengan tujuan Bandara Binaka adalah mereka yang bertujuan ke Pulau Nias sekitarnya. Sedangkan di Bandara FL Tobing, penumpang biasanya bertujuan ke Kota Sibolga dan sekitar Tapanuli Tengah dan sebagian Tapanuli Selatan.

Bandara Aek Godang juga mengalami peningkatan jumlah penumpang, meski tidak sebanyak tiga bandara lain. Bandara ini melayani penumpang yang bertujuan ke Kabupaten Tapsel, Madina, Palas dan Paluta.

Martinus Hutasoit menerangkan, Susi Air merupakan maskapai yang melayani rute paling banyak. “Maskapai yang beroperasional penuh hanya Susi Air karena sampai ke Bandara Silangit. Untuk maskapai penerbangan Merpati Air, itu hanya Medan-Sibolga-Nias saja,” sebut pria dengan penampilan necis ini, ditemui di Bandara Polonia, Senin (20/12).
Sementara maskapai Nusantara Buana Air (NBA) dan Wing Air masih belum beroperasional pada Natal dan Tahun baru ini. Rencananya, kedua maskapai akan melayani rute penerbangan di wilayah Sumut pada tahun depan.(jon)

Pilihan Masyarakat Perkotaan

Muhammad Iqbal, dosen Sosiologi Universitas Negeri Medan, ada beberapa keuntungan dalam mengendarai transportasi udara yakni pesawat terbang ataupun transportasi darat seperti bus.

Menggunakan pesawat terbang akan memangkas waktu di perjalanan dibanding menggunakan transportasi darat seperti bus, taksi dan kereta api sekalipun.

Iqbal melihat, transportasi udara sudah menjadi pilihan masyarakat perkotaan dengan finansial dan mempertimbangkan efisiensi waktu dibalik kesibukannya. “Di balik untung dan rugi penggunaan transportasi lewat darat maupun udara, semua tergantung pilihan rasional masyarakat,” ungkapnya, Senin (19/12).

Beberapa hal yang membuat moda transportasi darat tetap menjadi pilihan utama banyak penumpang adalah harga tiket pesawat yang melambung saat peak season, ketika hari libur sekolah/kuliah dan saat hari-hari besar keagamaan.
“Apalagi jika menghadapi perayaan hari besar dan akhir tahun, maskapai penerbangan biasanya menaikkan tarif mencapai dua kali lipat. Ini biasanya yang melatarbelakangi masyarakat memilih menggunakan jalur darat,” ujarnya.

Terkait penerbangan ke bandara-bandara perintis di wilayah Sumut, sarana dan prasarana dari dan ke bandara menjadi pertimbangan tambahan. Hingga saat ini, belum ada angkutan massal resmi yang dioperasikan dari dan ke bandara perintis. Apalagi bila tujuan pemudik jauh dari lokasi bandara, malah mempersulit perjalanan pulang kampung. Bisa digeneralisasi, setiap penumpang pesawat dari Polonia ke bandara di daerah, pasti dijemput pihak keluarga dengan kendaraan khusus.

“Jadi, mudik naik pesawat tidak hanya sekadar persoalan mampu beli tiket. Tapi juga meikirkan bagaimana sampai di bandara di daerah,” ujarnya.

Sekali lagi Muhammad Iqbal menegaskan, mudik dengan pesawat udara masih menjadi pilihan orang-orang tertentu yang tingkat perekonomiannya sudah memadai. Dan keluarga dengan kondisi ekonomi yang mapan seperti itu tidak lagi sulit ditemukan di daerah-derah. Bahkan diprediksi, moda transportasi udara ini akan menjadi pilihan penting masyarakat Sumatera Utara, lima tahun mendatang.(uma)

Maret 2011 Syamsul Nonaktif, Wisjnu Gantikan Oegroseno

Syamsul Nonaktif, Wisjnu Gantikan Oegroseno

1 Maret
Video mesum oknum bidan desa (bindes) berinisial S (30) bersama seorang oknum pimpinan perusahaan di PT Nincec berinisial DS, tersebar luas di Langkat. Video amatir itu diduga direkam dengan ponsel. Dari video berdurasi 5 menit tersebut, terlihat lokasi mesum berada di sebuah kolam renang yang diduga berada di Nangroe Aceh Darussalam (NAD)

2 Maret
Kejaksaan di Sumatera Utara (Kejati Sumut) menahan mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Rahmad A Dachi MKes terkait perkara dugaan korupsi pengadaan alat-alat kesehatan dan obat-obatan di Nisel senilai Rp3,5 miliar. Sedangkan Kejaksaan Negri (Kejari) Stabat menahan Hasnil (45), konsultan penghitungan PPH 21 di kepegawaian Pemkab Langkat yang diduga merugikan negara senilai Rp1,1 miliar.

3 Maret
Lahan sengketa di Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan mendadak mencekam. Dua unit truk, satu bus dan beberapa mobil mendekati lahan seluas 46,11 hektar yang menjadi sengketa antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Manunggal dengan PTPN II dan PT KIM II. Bentrok tak dapat dihindari.

4 Maret
Terkait kasus Syamsul Arifin, Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengakhiri pengumpulan keterangan dan pengumpulan data di Kota Medan. Penyidik itu telah kembali ke Jakarta, membawa sejumlah dokumen.

5 Maret
PSMS sukses membantai PSSB Bireun 3-0 di Stadion Teladan Sabtu (5/3) malam dalam lanjutan Divisi Utama.

6 Maret
Angkutan kota (angkot) Sri Mersing BK 1206 VH bermuatan 14 orang jatuh ke jurang Sipittu-pittu kedalaman 120 meter, tepatnya di Jalinsum kilometer 248 perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir, pukul 01.00 WIB. Dalam peristiwa itu, 4 penumpang tewas, 10 luka-luka.

9 Maret
Teriakan rap-rap dari para penonton kembali menggema di Stadion Teladan ketika PSMS berhasil menang tipis 1-0 kontra PSLS Lhokseumawe di Stadion Teladan. Gol semata wayang Vagner Luis di menit 38 cukup untuk membawa PSMS naik ke posisi empat klasemen sementara.

10 Maret
Penertiban ternak kaki empat (babi) di Jalan Tanggung Bongkar 9, Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, berlangsung ricuh. Sekitar 540 personel gabungan satpol PP, Brimobdasu, Sabhara Polresta Medan dan personel TNI AD dihadang warga. Barikade petugas dihadang dengan lemparan batu. Lima warga terluka dalam bentrok dan dua anggota Satpol PP terluka di kepala akibat lemparan batu.

14 Maret

  • Kapolri Jenderal Timur Pradopo melantik Kapolda Sumatera Utara yang baru, Irjen Wisjnu Amat Sastro, di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta.
  • Taksi plat hitam Daihatsu Grand Max bernomor polisi BK 1380 KO dari Padang, Sumatera Barat, menuju Kota Medan, terjun ke Sungai Batang Gadis, tepatnya di Km 52 jalinsum perbatasan Desa Muara Botung-Desa Usor Tolang, Kecamatan Kotanopan, Mandailing Natal (Madina). Mobil terjun dari ketinggian 20-25 meter dengan kedalaman air sungai 3 meter, sekira pukul 02.00 WIB. Akibatnya, 8 orang penumpang tewas sedangkan 2 orang penumpang selamat.

16 Maret
Muhammad Zakir Alamsyah dan empat keluarganya yang terdiri dari istri, anak, menantu dan cucu, tiba di Terminal Kedatangan Dalam Negeri Bandara Polonia Medan, yang diangkut maskapai Garuda Indonesia. Kelima Warga Negara Indonesia (WNI) itu, merupakan bagian keluarga yang berhasil dipulangkan oleh KBRI di Jepang, menyusul musibah gempa bumi dan tsunami di Jepang yang terjadi 5 hari sebelumnya.

17 Maret

  • Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) menahan Buyung Ritonga.
  • Mantan Bendahara/Kepala Pemegang Kas Pemkab Langkat semasa kepemimpinan Syamsul Arifin itu dijebloskan Rumah Tahanan Tanjunggusta Medan sebagai tahanan jaksa sekitar pukul 16.00 WIB, setelah menjalani pemeriksaan di bagian pidana khusus
  • Rapat pleno penghitungan suara Pemilukada Tapteng di tingkat KPUD  memutuskan pengacara Anggodo, Raja Bonaran Situmeang dan pasangannya H Syukran Jamilan Tanjung SE (BOSUR) unggul 62,104 persen suara atau sekitar 83.313 pemilih.

22 Maret
Wakil Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho secara resmi naik posisi menjadi Plt gubernur Sumut. Hal ini menyusul telah terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) tentang penonaktifan Syamsul Arifin dari jabatannya sebagai gubernur. Keppres yang sama menunjuk Gatot sebagai Plt gubernur hingga ada putusan yang sudah berkekuatan tetap (incrah) perkara dugaan korupsi APBD Langkat dengan terdakwa Syamsul.

25 Maret
Dua kotak dicurigai berisi bom ditemukan pedagang di pintu masuk Pasar Simpang Limun, tepatnya di areal kawasan PT Inatex, Jalan Sisingamangaraja Medan, sekitar pukul 07.00 WIB. Kotak mencurigakan tersebut ditemukan saat ratusan pedagang pasar Simpang Limun Medan menggelar aksi unjuk rasa.

Setelah diledakkan Tim Gegana Brimob Polda Sumut ternyata isinya dua jam beker merek Edison, baterai kering, besi pemberat, kabel, serta kapas putih. Juga ditemukan sepotong kertas  yang bertuliskan bahwa bungkusan tersebut ditujukan kepada Lusiana, Direktur PT Inatex pengelola Pasar Simpang Limun.

28 Maret
Universitas Sumatera Utara (USU) akhirnya mengakui adanya dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) di Fakultas Kedokteran (FK) tahun 2010 senilai Rp38 miliar yang sedang diusut Kejatisu. Sebelumnya tidak ada pernyataan resmi dari USU, kecuali pernyataan Kejatisu yang menyatakan telah memeriksa empat profesor USU dalam kasus tersebut, yakni Prof SYP, Prof DDM, Prof GLN dan Prof CHY.

29 Maret
Sepasang suami istri pengusaha penangkapan ikan dan garam cap Golven, Suwito (36) dan Dora Halim (32), warga Jalan Akasia I No 50, Bambu III Kelurahan Kampung Durian Medan Timur, tewas ditembak orang tak dikenal di mobilnya, Chevrolet Captiva BK 333 TO. Sedangkan seorang baby sitter bernama Aini terkena tembakan di kaki. Sedangkan dua anak Suwito, Christovin (2) dan Latresia (5) selamat. (data Sumut Pos)

Kasus JR Saragih Ngendap

MEDAN-Jangankan masuk ke tahap penyidikan, perkara dugaan penyelewengan dana APBD Simalungun yang diduga dilakukan Bupati JR Saragih, rupanya belum masuk tahap penyelidikan di Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).
Sejak perkara ini dilaporkan anggota DPRD Simalungun Bernhard Damanik pada 30 September 2011, hingga kemarin laporan ini masih ngendon di Bagian Pengaduan KPK.

Kepala Bagian Informasi dan Pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha, menyatakan, hingga saat ini kasus itu belum ditangani penyelidik KPK. “Nggak  nggak ada penanganan perkara APBD Simalungun itu,” ujar Priharsa kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (20/12).

Bukankah perkaranya sudah dilaporkan? Arsa, panggilan Priharsa, mengakui, memang sudah ada laporan. “Tapi masih dalam proses telaah di Bagian Pengaduan,” ujar Arsa. Dia tidak menjelaskan kapan telaah akan kelar, sebab hal itu merupakan kewenangan Bagian Pengaduan.

Sesuai mekanisme yang biasa diterapkan di lembaga yang kini dipimpin Abraham Samad itu, begitu ada pengaduan, maka ditelaah di Bagian Pengaduan. Jika ditemukan indikasi tindak pidana korupsi, Bagian Pengaduan meneruskan ke pimpinan KPK untuk mendapat persetujuan masuk ke tahap penyelidikan. Namun, jika hasil telaah Bagian Pengaduan menyimpulkan tidak ditemukan indikasi korupsi, maka pengaduan tinggallah pengaduan.

Sebelumnya, Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Yuna Farhan menilai, kebijakan Bupati Simalungun JR Saragih dan Ketua DPRD Simalungun Binton Tindaon, pengalihan dana intensif para guru non PNS sebesar Rp1.276.920.000 miliar untuk membeli mobil anggota DPRD Simalungun, jelas menabrak setidaknya dua ketentuan. Menurut Yuna, perbuatan itu sudah memenuhi delik perbuatan tindak pidana korupsi.

Pertama, alokasi anggaran dana insentif guru sudah ada di APBD, yang ditetapkan dengan Perda APBD. “Bupati dan Ketua DPRD sudah melanggar perda,” ujar Yuna Farhan.

Ketentuan kedua yang dilanggar, dana insentif guru merupakan dana yang dikucurkan pusat ke daerah. Dana ini, mirip dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), peruntukannya sudah jelas, tak bisa dialihkan untuk hal lain.
Koordinator Monitoring Pelayanan Publik ICW Febri Hendri juga berpendapat sama. Dia menilai, pengalihan dana insentif para guru itu menunjukkan Pemda Simalungun dan DPRD-nya tidak peduli dengan nasib para guru. Jika ini dibiarkan, maka kejadian-kejadian serupa yang mendiskriminasi para guru bisa terulang lagi. Para penguasa lokal, lanjutnya, akan senantiasa meletakkan guru pada posisi yang lemah. Febri mendorong para guru untuk melakukan perlawanan, termasuk kepada DPRD Simalungun.

Seperti diberitakan,anggota DPRD Simalungun Bernhard Damanik sudah melaporkan ke KPK terkait dugaan korupsi yang dilakukan JR Saragih pada APBD Tahun Anggaran (TA) 2010 di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, senilai Rp48 miliar, pada 30 September 2011.

Selain dugaan korupsi dana APBD, JR Saragih juga dilaporkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  Solidaritas Anak Bangsa (SAB), dengan No Surat 001/SAB/IX/2011 Tanggal 28 September 2011. JR Saragih diduga berkolusi dengan Ketua  DPRD Simalungun Binton Tindaon, untuk mengalihkan dana intensif para guru non PNS sebesar Rp1.276.920.000 miliar untuk  membeli mobil anggota DPRD Simalungun.

Kenyataan ini tak pelak membuat anggota DPRD Simalungun, Bernhard Damanik, kecewa. “Laporan pengaduan sudah diberikan, dan ditambah barang bukti baru yaitu testimoni yang saya berikan. Tapi, belum juga ada tanggapan sampai sekarang dari KPK,” tegasnya.

Agar kasus ini tidak mengendap, sambung Bernhard, dia akan menyurati pimpinan KPK yang baru di bawah naungan Abraham Samad. “Kita akan menyurati pimpinan KPK yang baru mengenai adanya laporan tersebut. Dan nanti kita akan memberikan barang bukti baru, dan data-data baru agar KPK bisa segera menindaklanjuti kasus itu. Jadi, kalau memang sudah kuat barang buktinya untuk ditetapkan tersangka maka sebaiknya seperti itu,” ungkapnya. (sam/ari)

Proses Pengesahan APBD Deli Serdang Juga Dikoreksi

JAKARTA-Plt Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, belum mau mengomentari detil persoalan keanehan proses pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Deli Serdang 2012 pada Kamis (15/12) lalu. Dia hanya menjanjikan akan segera mengevaluasi APBD yang proses pengesahannya hanya makan waktu sekitar 15 hari itu.

Gatot mengatakan, yang dievaluasi tidak hanya menyangkut materi atau item-item penganggaran di APBD. Namun, proses pengesahannya juga akan dievaluasi, untuk dilihat apakah menabrak aturan atau tidak.
“Yang kita evaluasi tahapan prosesnya sampai dengan substansi APBD-nya itu sendiri,” ujar Gatot menjawab pertanyaan koran ini usai acara Rakor Gubernur di Hotel Mercure, Ancol, Senin (19/12) menjelang tengah malam.

Dia mengatakan, evaluasi atau supervisi terhadap APBD kabupaten/kota memang sudah menjadi tugas dan kewenangan pemprov. Jadi, ada atau tidak ada indikasi pelanggaran proses pengesahan, tetap akan dilakukan evaluasi. “Yang dievaluasi nantinya tidak hanya APBD Deli Serdang,” ujar Gatot yang didampingi Sekdaprov Sumut, Nurdin Lubis.

Nurdin menambahkan, hingga kemarin baru dua kabupaten/kota yang sudah mengetok palu pengesahan APBD-nya. “Rata-rata yang lain masih dalam proses,” imbuh Nurdin.

Seperti diberitakan, pengesahan APBD Deliserdang bernilai Rp2,1 triliun tak dihadiri Bupati Deliserdang. Wakil Ketua DPRD Deliserdang Dwi Andi Syahputra Lubis pun mengaku tidak tahu kapan dan dimana RAPBD dibahas.
Ketua Fraksi PDIP DPRD Deliserdang, Apoan Simanungkalit senada dengan Andi. “APBD 2012 Deliserdang tidak pernah dibahas dan langsung disahkan karena tidak mampu menjawab pandangan fraksi PDIP terhadap rancangan peraturan daerah tentang anggaran pandapatan dan belanja daerah (R-APBD),” tegas Apoan Simanungkalit, Jumat (16/12).

Di acara Rakor Gubernur itu, Mendagri Gamawan Fauzi meminta para gubernur untuk terus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kabupaten/kota. Persolan-persoalan yang muncul di tingkat kabupaten/kota, pesan Gamawan, agar bisa langsung dituntaskan oleh gubernur.

“Saya harapkan, persoalan-persoalan di kabupaten/kota, bisa langsung selesai di tingkat gubernur,” ujar Gamawan.
Sementara itu, dijadwalkan hari ini DPRD Sumut menggelar sidang paripurna untuk mengesahkan R-APBD Sumut 2012. Begitu Perda APBD diketok palu, diyakini paling banter seminggu kemudian Mendagri Gamawan Fauzi sudah memberikan keabsahan terhadap Perda APBD dimaksud.

Gatot dan Nurdin Lubis, kompak menyatakan optimismenya tidak lewat 2011 Perda APBD 2012 sudah disetujui Gamawan Fauzi setelah melewati proses supervisi oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Keuangan Daerah Kemendagri, Yuswandi A Tumenggung.

Gatot menepis keraguan bahwa APBD 2012 bakal telat. “Saya yakin tidak terlambat. Tanggal 21 disahkan,” ujar Gatot, kemarin.

Dijelaskan, pihaknya sudah mensiasati agar nantinya proses supervisi di Kemendagri tidak memakan waktu lama. Caranya, pada saat masih masa tahapan pembahasan, berkas dan dokumen-dokumen R-APBD sudah dikirimkan ke Kemendagri. Koordinasi secara lisan juga dilakukan dengan petinggi Kemendagri.

“Dengan koordinasi dilakukan sejak awal, nanti proses (supervisinya) juga bisa cepat selesai,” kata Gatot.
Nurdin Lubis memperkirakan, supervisi di Kemendagri hanya butuh waktu sekitar sepekan. “Jadi akhir Desember sudah selesai. Tak akan lewat 2011. Begitu diketok palu, sepekan kemudian sudah disetujui mendagri,” kata Nurdin yakin.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga memperkirakan, APBD Sumut 2012 diperkirakan mencapai Rp6,3 triliun. Dia juga membenarkan pengesahan di dewan diagendakan 21 Desember 2011. (sam)