28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14271

Nunun Satu Sel dengan 33 Tahanan Narkoba

JAKARTA- Tersangka kasus cek perjalanan Nunun Nurbaeti akhirnya menghabiskan malam di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur. Setelah sempat diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Sabtu (10/12) malam, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun kemudian itu dipindahkan ke rutan kemarin (11/12) dini hari pukul 01.00.

Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mengklaim bahwa Nunun tidak diperlakukan istimewa. Dia menegaskan telah memerintahkan kepada bawahannya, Dirjen Pemasyarakatan Sihabuddin agar tidak memberikan fasilitas lebih bagi tahanan tersebut.

Dia ditempatkan di ruang Mapenaling (masa pengenalan lingkungan) blok Edelweis. Ruangan tersebut berukuran 5,7 meter x 4 meter. Di dalam ruangan itu, Nunun harus berbagi ruangan dengan 33 tahanan lainnya. Dia mengakui kapasitas ruang tahanan tersebut berlebih.”Kapasitas ruangan idealnya cuma 15 orang,” kata Denny di Jakarta kemarin (11/12).

Fasilitas di kamar tersebut, kata Denny, sama dengan tahanan lainnya. Masing-masing tahanan dijatah satu kasur spon tipis dan satu bantal dengan ruang kamar mandi dan toilet yang digunakan bersama-sama. Salah seorang petugas Rutan bahkan merilis sejumlah foto yang dicetak di kertas.

Dalam foto tersebut, terlihat seseorang yang tidur membelakangi kamera di antara tahanan lainnya. Dia berada di tempat paling pojok. Tapi, tidak menjamin apakah dia benar-benar Nunun. Sebab, wajahnya tidak terlihat jelas. Namun, terlihat bantal merah yang dipeluk ibu empat anak itu saat dikeler dari gedung KPK digunakan sebagai alas kepala.

Denny melanjutkan, petugas Rutan telah mengirimkan sejumlah foto ruang tahanan Nunun pada dirinya. Dalam foto-foto tersebut bisa dilihat bahwa Nunun diperlakukan layaknya tahanan lainnya. Namun, dalam sejumlah foto tersebut tidak tampak jelas wajah Nunun. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Hukum itu, saat dipotret Nunun sedang tidur. “Menurut keterangan Karutan Pondok Bambu wajahnya memang tidak terlihat. Dia tidur menghadap dinding, paling pojok dengan selimut merah. Yang bersangkutan memang baru bisa istirahat setelah diperiksa KPK,”ujar Denny.

Selain itu, kata Denny, menurut laporan Karutan Pondok Bambu Herlin Candrawati, Nunun datang hanya membawa pakaian dan obat-obatan. Nunun juga belum bisa dikunjungi pihak keluarga. Sebab, pada hari Minggu (kemarin) tidak ada jadwal kunjungan. Nunun akan berada di ruang tahanan tersebut setidaknya selama 7-10 hari.

“Saya juga sudah perintahkan Karutan Pondok Bambu untuk memastikan semua beralan baik, tanpa penyimpangan apapun,?imbuhnya.
Orang pertama yang membesuk Nunun adalah Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM Sihabuddin. Namun, saat mengunjungi Mapenaling, Nunun masih sedang tidur karena capek setelah semalaman diperiksa KPK. “Kondisi bu Nunun sedang tidur nyenyak. Kami tidak bisa berkomunikasi dengannya,” katanya.

Informasi yang diterima Jawa Pos menyebutkan, Nunun ditempatkan blok yang terletak di bagian belakang sisi timur rutan. Letaknya beberapa meter dari masjid yang tepat di tengah-tengah rutan. Blok Edelweis adalah salah satu blok padat milik Rutan. Bangunan tiga lantai itu sebagian besar diisi para tahanan dan narapidana kasus narkoba.

Artis Sheila Marcia pernah ditahan di blok Edelweis. Narapidana kasus suap Artalyta Suryani dulu seharusnya juga ditahan di blok tersebut. Namun oleh para petugas rutan, perempuan yang akrab dipanggil Ayin itu ditempatkan di sel mewah di sisi utara sebelum akhirnya terungkap pada 10 Januari 2010 lalu.

Saat dibawa ke sel tersebut, Nunun didampingi tiga anaknya dan pengacara Ina Rahman. Anak-anak Nunun yang mendampingi adalah Adri Achmad Daradjatun, Tuza Junius Daradjatun, dan Ratna Farida Daradjatun. Buah hati Nunun dari pernikahan dengan Adang Daradjatun itu juga membawakan makanan. Informasi dari sejumlah petugas rutan, makanan yang dibawakan rata-rata makanan cepat saji.

Setelah dua tahun dalam masa pelarian, Nunun tak langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan rutan. Informasi yang diterima Jawa Pos, saat diantar oleh keluarga dan pengacara, Nunun terlihat lelah. Tapi, dia tak langsung menghuni ruang Mapenaling di blok Edelweis. Waktu antara pukul 01.00 hingga 04.00 dimanfaatkan untuk bersama rombongan pengantar sebelum mereka akhirnya pulang. “Ibu baru bisa tidur menjelang subuh,” kata Ina Rahman.

Soal makanan memang menjadi perhatian keluarga. Mereka khawatir, Nunun tak bisa beradaptasi dengan makanan yang disediakan pihak rutan. Karena itu pada sore kemarin (11/12), mereka menambah suplai makanan untuk sosialita 61 tahun itu. Sekitar pukul 17.00, dua lelaki berusia 20an tahun mendatangi rutan. Mereka menumpang Toyota Innova hitam bernopol B 289 MA.

Seorang lelaki berkaus oblong hitam dan seorang lagi berjaket merah motif kotak-kotak. Lelaki berkaus oblong hitam membawa tas plastik besar merah marun bertulisan Giordano. Di dalamnya, terdapat perlengkapan kebutuhan sehari-hari. Sedangkan lelaki satunya membawa makanan cepat saji yang dibawa dengan tas plastik bertulisan produk donat.

Dua orang tersebut tidak menemui Nunun secara langsung. Mereka terbentur aturan larangan membesuk pada hari Minggu. Karena itu, keduanya hanya menitipkan buah tangan itu pada petugas di pintu depan. “Iya benar. Mereka berdua mengaku keluarganya bu Nunun,” kata Makmun, salah seorang petugas rutan.

Dua lelaki tersebut irit bicara. Saat dicegat wartawan, mereka membisu dan hanya menggelengkan kepala. Mobil yang mengantar mereka sengaja diparkir hanya beberapa meter dari gerbang rutan. Itu membuat mereka bisa segera masuk mobil sebelum wartawan bisa mencegat. Usai menyerahkan bungkusan, mereka berdua langsung meninggalkan rutan.
Ina mengungkapkan, pada malam sebelum dipindah ke rutan, Nunun sempat diperiksa. Pemeriksaan mengarah ke sejumlah tersangka kasus cek pelawat lainnya. “Iya, termasuk yang mengarah ke Panda cs (tersangka kasus cek pelawat Panda Nababan,  Red.),” katanya.

Nunun rupanya tidak diterima disebut tertangkap oleh KPK. Ina menegaskan bahwa kliennya itu memang sudah berniat pulang. Dia datang menyerahkan diri ke polisi Thailand pada Rabu (7/12) lalu setelah diberitahu dirinya dicari KPK.

Adang Batal Open House

Sementara itu, suami Nunun, Adang Daradjatun berjanji akan menyampaikan kronologi penangkapan Nunun. Melalui kuasa hukumnya, Ina Rachman, Adang akan menggelar open house di kediamannya di bilangan Cipete, Jakarta Selatan.
Namun, nampaknya janji itu dibatalkan oleh Adang. Sejumlah wartawan yang sudah berada di depan rumah Adang, tidak menerima kabar apapun atas tindak lanjut keterangan pers. “Saya tidak menerima kabar apapun soal keterangan pers,” ujar salah satu petugas yang menjaga rumah Adang. Memasuki pukul 21.00 WIB, suasana di rumah Adang semakin sepi aktivitas.

Jika dilihat dari Jalan Cipete Raya, rumah Adang tampak biasa-biasa saja. Seperti tidak terjadi apa-apa. Pintu pagar yang menutup muka rumah dengan lebar 18 meter itu nyaris tidak pernah terbuka.

Akan tetapi, suasana beda jika melihat jalan kecil yang berada di sebelah kiri rumah. Rupanya, rumah Adang memanjang dari ujung jalan Cipete Raya masuk ke dalam gang itu. Rumah Adang seperti membentuk huruf L. Bagian belakang rumah Adang terdapat dua rumah dengan ukuran sama, diatas 100 meter persegi.

Pada siang hari, banyak mobil keluar masuk di rumah bagian belakang itu. Diantaranya mobil anak Adang bernomor polisi B 289 MA. Siang mobil itu keluar, jelang maghrib sudah balik lagi. Informasinya, ternyata mobil itu membawa anak Adang mengunjungi Nunun Nurbaeti di Pondok Bambu.

Setelah mobil itu, sejumlah mobil menyusul masuk. Menyusul sekitar tiga mobil yang telah terparkir di dalamnya. Informasinya, Adang beserta keluarga serta pengacara berkumpul disitu membicarakan kasus Nunun.

Alasan Sakit

Praktisi Kesehatan, oleh DR Dr Ari Fahrial Syam SpPD mengatakan, pernyataan dokter pribadi Nunun, dr Andreas Harry SpS (K) yang menyatakan bahwa Nunun menderita Dementia (lupa) dan mengarah ke Alzheimer (pikun) dan dihubungkan dengan riwayat stroke sebelumnya, menjadi sesuatu hal yang akan dibuktikan.

“Saat ini pun keterangan para nara sumber di media elektronik dan juga komentar para pembaca yang saya amati dari berbagai media cenderung sudah mempertanyakan pernyataan dokter sebelumnya apakah Nunun benar-benar sakit. Bahkan, komentar para pembaca di salah satu situs berita elektronik sudah memojokkan profesi dokter,” ujar Ari Fahrial Syam, yang juga staf pengajar di Fakultas Kedokteran UI itu, kepada wartawan melalui keterangan persnya, Minggu (11/12).

Profesi dokter dipojokkan, padahal menurut Ari, Dr Andreas Harry yang sudah menjadi dokter pribadi Nunun bertahun-tahun, sudah menyatakan kepada media bahwa dia mempertaruhkan profesinya dalam menyampaikan kesimpulan sakit Nunun tahun lalu.

“Dan beliaupun siap kalau ada second opinion dari dokter lain yang akan menilai kondisi sakit Nunun,” ujar Dokter Ari.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menyatakan akan  menyiapkan tim dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan Nunun.

“Sejarah berulang pada pemeriksaan mantan Presiden Soeharto ada tim dokter pribadi dan ada tim dokter independen yang menilai status kesehatan Pak Harto,” ujarnya.

“Di satu sisi kondisi kontroversi sakit Ibu Nunun memang akan memojokkan profesi dokter karena ada kesan di masyarakat  bahwa dokter pribadi melindungi tersangka dalam hal ini Ibu Nunun. Apalagi pernyataan-pernyataan yang ada di media menunjukkan bahwa kondisi ibu Nunun saat ini sehat wal afiat walaupun sebenarnya perlu evaluasi medis yang mendalam untuk  menilai sehat tidaknya seseorang,” terangnya.

Ari mengaku yakin bahwa sebelum menyampaikan pernyataan kondisi kesehatan Nunun tahun lalu,  dokter pribadi Nunun sudah melakukan analisa yang mendalam. Tentu sudah dilakukan tahapan pemeriksaan dan pengamatan yang terus menerus.

Karenanya, dia mengajak semua pihak berprasangka baik atas pernyataan yang telah disampaikan oleh dokter pribadi Nunun dan juga berprasangka baik atas upaya-upaya yang akan dilakukan oleh tim dokter yang akan ditunjuk oleh KPK. Kondisi kesehatan Nunun selama pemeriksaan dan selama tahanan, lanjutnya,  juga harus menjadi perhatian pihak penyidik dalam hal ini KPK mengingat Nunun sudah pernah mengalami stroke karena stres, kelelahan dan istirahat yang kurang dapat mencetuskan stroke berulang.

Ari berharap Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga harus terus  mengamati dan mengikuti kasus Nunun ini dengan seksama karena jelas profesi dokter dipertaruhkan. Para pakar spesialis syaraf Indonesia  juga diharapkan mengamati proses pemeriksaan yang terjadi dan kalau perlu melakukan kajian ilmiah atas kasus ini. (aga/bay/ken/sam/jpnn)

Angie Kabur ke Manado

Disuruh Teman-teman Kawin Saja

Jakarta – Politikus Partai Demokrat (PD) Ramadhan Pohan menjamin karibnya Angelina Sondakh berada di Manado, Sulut. Angie tidak pergi ke Singapura seperti kabar yang beredar. Menyusul munculnya kisah asmara Angie dan penyidik KPK, Kompol Brotoseno.

“Angie ke Manado bukan ke Singapura,” kata Ramadhan di sela-sela penanggulangan bencana di Kp Melayu, Jaktim, Minggu (11/12).

Informasi di internal PD menyebutkan, sebenarnya Angie sudah mengantungi izin dari FPD untuk pergi ke Singapura. Angie sebelumnya mengajukan izin untuk menjalani pengobatan ke negerin

Singa itu. Angie disebutkan pernah mengalami patah tulang dan dia berniat check-up ke Singapura.
“Saya tahu dari teman-teman Demokrat, Angie pergi ke Manado,” yakin Ramadhan.

Sedang terkait izin dari Fraksi Demokrat untuk kepergian Angie ke Singapura, Ramadhan meminta agar mengklarifikasinya kepada pimpinan fraksi.

“Untuk Angie bukan saya yang teken. Jadi saya enggak tahu. Kalau enggak Pak Jafar (Ketua FPD Jafar Hafsah) atau kepada Wakil Ketua Fraksi, Pak Sutan Batoegana,” jelasnya.

Politisi Partai Demokrat (PD) lainnya, Nurul Qomar bilang, apabila Angelina Sondakh dengan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kompol Brotoseno sudah saling mencintai dinikahkan saja. Pimpinan KPK Busyro Muqoddas dan Ketua KPK baru Abraham Samad sekalian menjadi saksi mereka.

“Kalau dua-duanya saling mencintai, dinikahkan saja. Pak Busyro sekalian jadi saksi satu. Ketua KPK baru jadi saksi dua,” kata Qomar.

Menurut Qomar, jalinan asmara sang sahabatnya tersebut dengan penyidik KPK merupakan hal yang manusiawi dan wajar.

“Kalau kejadian ini manusiawi dalam konteks laki-laki dan perempuan. Apalagi Mbak Angie mantan Putri Indonesia, cantik, anggota DPR, berstatus janda dan sudah lewat masa iddah. Jadi wajar banyak yang naksir. Persoalannya yang disebut pacaran dengan penyidik KPK dan Mbak Angie disebut-sebut Pak Nazaruddin di kasus Wisma Atlet maka masalahnya jadi tajam,” papar anggota DPR Komisi X ini.

Selaku sahabat, Qomar berencana menemui istri mendiang Adjie Massaid tersebut.
“Saya akan datang ke rumahnya dan meneleponnya supaya saya memberikan keterangan tidak mengada-ada, mau tahu persoalan sebenarnya. Mbak Angie biasa lebih terbuka,” ujar pria yang juga pelawak senior ini.
Ia mengaku komunikasi dengan Angie tidak seintens dahulu. Sejak kepergian Adjie, kata Qomar, Angie sulit dihubungi dan sangat jarang berkomunikasi dengannya.

“HP Mbak Angie sering tidak aktif, SMS tidak dibalas. Mungkin dia punya nomor baru. Paling kalau ketemu di paripurna, ya cuma angkat tangan saja (melambaikan tangan). Saya akan coba temui dia karena saya juga baru dengar kabar ini bagai ditiup angin lalu,” cerita Qomar. (net/bbs)

Pemeriksaan JR Saragih Harus Dipercepat

MEDAN- Praktisi hukum Sumatera Utara yang tergabung dalam Lentera Konstitusi (Lekons), Dani Sintara, mengatakanbahwa keberlangsungan atau berhentinya sebuah kasus dapat terjadi karena pergantian pucuk pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dan hal itu sangat berkaitan dengan marwah KPK itu sendiri dalam penegakan hukum terlebih kasus-kasus korupsi, termasuk kasus JR Saragih.

“Tak ada istilah ganti pimpinan, kasus berhenti. Saya pikir KPK tidak akan menghentikan kasus yang diduga melibatkan Bupati Simalungun itu. Ini persoalan marwah dan nama baik. Jika dihentikan, maka KPK akan menurun citranya di masyarakat. Kita juga mengharapkan, KPK segera memproses kasus yang diduga dilakukan Bupati Simalungun itu. Karena kasus yang dihadapi relatif banyak,” katanya ketika berbincang dengan Sumut Pos, Minggu (11/12).
Pria yang duduk di Bagian Advokasi Lentera Konstitusi (Lekons) tersebut menuturkan, pada prinsipnya proses peradilan di Sumut secara teoritis relatif lucu. Sebab, bila seseorang terlibat lebih dari satu kasus, maka kasus-kasus tersebut akan dijadikan satu dalam satu dakwaan atau pengadilan.

“Secara teoritis memang lucu. Misalnya, saya hari ini melakukan pencurian, besok pemerkosaan, lusa lain lagi. Nah, pengadilannya nanti sekalian semua kasus tersebut,” jelasnya.

Dalam kasus JR Saragih, usulnya, sebaiknya kasus-kasus yang sudah terlebih dulu diproses dan telah memiliki bukti yang kuat, sebaiknya sesegera mungkin dinaikkan status pemeriksaannya. Hal itu juga mengantisipasi agar orang-orang yang diduga terlibat tidak melarikan diri dan menghilangkan barang bukti.

“Ada dua kasus sejak tahun lalu, dan dua kasus lainnya baru-baru ini dilaporkan ke KPK. Dalam kasus-kasus ini, Bupati Simalungun itu tidak bermain sendiri. Kan ada orang-orang lainnya. Di dalam kasus pidana, semua orang yang disebut di dalam pengadilan itu harus diperiksa. Jadi, kasus-kasus yang sudah terlebih dulu dilaporkan dan ditangani KPK, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang disebut-sebut dalam kasus itu. Agar bisa secepatnya ada kepastian hukum, dan orang-orang yang disebut-sebut dalam kasus tersebut tidak bisa menghilangkan barang bukti atau sebagainya,” usulnya.

Lebih lanjut Dani Sintara menyatakan, ketika satu kasus sudah siap untuk diajukan ke pengadilan, untuk kasus-kasus yang lainnya bisa tetap dilangsungkan proses penyelidikan atau penyidikannya.

“Kalau menunggu semua kasus dikumpulkan, baru disidangkan maka akan lama lagi lah kasus-kasus Bupati Simalungun itu mendapat kepastian hukum bersalah atau tidaknya,” katanya.

Bupati Simalungun JR Saragih terseret sejumlah kasus diantaranya, kasus dugaan suap ke Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) sebesar Rp1 miliar lebih. Kemudian kasus dugaan suap kepada Ketua Pokja Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Simalungun Robert Ambarita senilai Rp50 juta. Ada juga kasus dugaan pengalihan dana insentif guru non PNS di Simalungun sebesar Rp1,2 miliar serta kasus dugaan penyelewengan APBD Simalungun 2010 sebesar Rp48 miliar. (ari)

Peserta Asal Tobasa Usung Lagu Batak

Audisi Indonesian Idol

Gedung Serba Guna Universitas Negeri Medan (Unimed) Jalan Willem Iskandar, Pasar V Medan sejak pagi sudah dipadati para peserta yang ingin mengikuti seleksi Indonesian Idol, Minggu (11/12).

Sambil menunggu antrean proses seleksi, para peserta menyanyi dan memainkan alat musik serta terlihat menguji olah vokal. Tiba-tiba para peserta sontak heboh ketika Daniel Tamba dan Gisel yang turut menyemarakkann proses seleksi hadir di antara para peserta, untuk memberikan semangat dan tips-tips khusus kepada para peserta agar dapat mencuri hati para juri.

“Para peserta tidak hanya dari Kota Medan saja, tapi banyak yang berasal dari luar Kota Medan seperti Padang, dan Palembang ,” kata Communication Officer Marcom Dept RCTI, Trista P Efendi, saat ditemui disela-sela proses seleksi.
Menurutnya, setelah dua hari melakukan serangkaian seleksi dari 10-11 Desember, nantinya para peserta yang terpilih akan di adu lagi di Jakarta.

“Kita nggak tentukan jumlah kuotanya berapa. Kita pilih, terbaik diantara yang terbaik. Pada hari pertama audisi, diikuti sebanyak 3.672 peserta yang didominasi kalangan pelajar hingga petugas kepolisian,” katanya.
Untuk mengikuti seleksi pencari bakat yang diadakan tim Fremantle Media dan RCTI ini, peserta tidak hanya mengandalkan suara saja, tapi juga kemampuan yang lain seperti dapat bermain musik dan lainnya. Namun, ada yang berbeda pada salah seorang peserta yang ikut antrean panjang seleksi tersebut.

Mawarni Tamba (24) tidak malu-malu saat mengenakan pakaian adat Batak Toba berwarna merah bata yang sudah dimodifikasi dengan bentuk yang lebih modern untuk mengikuti serangkaian proses seleksi tersebut.
Alumni Unimed jurusan pendidikan teknik elektro stambuk 2006 ini akan menyanyikan lagu asal Batak Toba di depan para dewan juri.

Dengan penuh percaya diri, wanita kelahiran Toba Samosir (Tobasa) ini mengaku sengaja memberikan sesuatu yang berbeda saat proses seleksi dan optimis yang tinggi bisa lolos pada tahap selanjutnya. Pakaian adat ini sengaja dikenakan untuk lebih mengenalkan budaya adat Batak dan menurutnya sebagai pemuda dan generasi penerus harus menjaga kelestarian budaya tanpa terpengaruh dengan budaya asing yang sudah mewabah.

“Saya datang sendiri dan memang inisiatif memakai pakaian adat ini. Saya nggak malu dan nggak mempermasalahkan penilaian orang lain. Saya akan nyanyikan lagu Batak, yang penting pandai-pandai kita menyanyikan sebuah lagu, penilaiannya bukan berdasarkan suara saja. Kita kan nggak tahu rezeki seseorang gimana. Tapi saya optimis bisa lolos seleksi ini,” ujar wanita yang tinggal di Jalan HM Yamin, Gang Istirahat tersebut.

Anak kedelapan dari 10 bersaudara pasangan Partomuan Manulang dan Siholtamba ini mengatakan sejak kecil sudah suka menyanyi dan selama ini mengikuti paduan suara di HKBP Pardamean Jalan Pancing.

“Enggak ada persiapan khusus, karena saya juga udah biasa nyanyi. Dari rumah saya naik sepeda motor. Paling persiapannya membawa minuman, snack, payung dan jaket. Karena kita juga nggak tahu nunggu berapa lama. Antreannya juga panjang, dan cuaca juga mendung,” ucapnya.

Meskipun nantinya tidak lolos seleksi, Mawarni berharap para pemenang dapat memberikan yang terbaik khususnya bagi warga Medan.

“Hari pertama seleksi saya juga datang, tapi hanya melihat lokasi audisinya saja. Karena tertarik, hari kedua seleksi saya putuskan untuk ikut. Tapi bagi saya, siapa pun pemenangnya, saya harap bisa membanggakan dan dapat menjaga nama baik daerahnya,” urainya. (mag-11)

Gelar Wayang Kulit Rebutan Tapal Batas

Perjuangan Warga Sari Rejo

Perjuangan untuk mendapatkan hak atas status tanah yang sudah ditempati warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia terus dilakukan. Kali ini bentuk perjuangan tersebut diceritakan dalam pagelaran wayang kulit bersama Ki Dalang Joko Santoso dengan judul Gatot Kaca Rebutan Kikis (tapal batas, Red).

Adlansyah Nasution, Medan

Sebelum memulai pertunjukan, ketua panitia menyerahkan wayang kulit kepada Ki Dalang Joko Santoso. Dengan menggunakan prinsip cahaya dan bayang, Ki Dalang memulai dengan mengangkat kedua tangannya serta mengangkat satu per satu wayang kulit tersebut di balik layar putih, diiringi dengan alat musik gamelan, alat tiup (serunai) dan alat bertali (rebab) serta seorang perempuan yang sekali-kali mengeluarkan suara merdu dengan Bahasa Jawa halus.

Ki Dalang yang duduk di tengah-tengah arena bersama puluhan wayang kulit yang terdiri dari berbagai watak methologi dengan rupa yang berbeda, tampak terbiasa menggerakkannya dari kiri ke kanan dan sebaliknya.
Dengan khayalan yang dilakoni oleh Ki Dalang bersama delapan pemain musiknya, benda tersebut mengeluarkan suara yang begitu lembut.

Lakon mengisahkan sengketa tanah Sari Rejo yang belum juga mencapai kesepakatan. Masyarakat hingga kini belum juga menerima sertifikat. Sementara pihak lain, yang belakangan terlibat di tanah tersebut, telah menerimanya. Sedangkan Wali Kota Medan terus berjanji kepada masyarakat akan segera menuntaskannya di akhir tahun ini bersama TNI AU.

Warga terus meminta permasalahan tanah Sari Rejo agar cepat diselesaikan, karena masyarakatnya sudah hidup sejahtera sejak tahun 1948. Akan tetapi, BPN tidak juga mengeluarkan sertifikat tanah terhadap lahan warga yang seluas 260 hektar sedangkan lahan seluas 302 hektar sudah bersertifikat dari luas seluruh lahan Kelurahan Sari Rejo 591 hektar.

“Pertunjukan wayang kulit menceritakan perjuangan warga Sari Rejo untuk mendapatkan status hak tanah mereka yang sampai saat ini belum bersertifikat. Sementara pihak lain yang baru menempati lahan Sari Rejo sudah mendapatkan sertifikat,” kata Ki Dalang, sebelum memulai acara kepada Sumut Pos, Sabtu (10/12) malam.

Cerita perjuangan warga Sari Rejo lewat wayang kulit itu juga dihadiri unsur muspika, perkumpulan masyarakat jawa dan warga sekitar  dilaksanakan di Lingkungan III, Kelurahan Sari Rejo sekaligus memperingati 1 Suro 1945 W / 1 Muharam 1433 H dan Bersih Desa.

Kegiatan yang setiap tahun dilaksanakan di Kelurahan Sari Rejo ini berlangsung selama dua hari. Awalnya, Sabtu (10/12) pagi kemarin. Seluruh warga bersama panitia dari Lingkungan III melakukan bersih desa dengan kegiatan kenduri bersama dan doa bersama yang diartikan sebagai bentuk penolakan bala di kampung tersebut.

“Selain melestarikan budaya, hal ini juga dilakukan agar warga Sari Rejo terbebas dari bala dan hal-hal negatif. Selain itu, masyarakat dapat diberi kekuatan dan rezeki melimpah ruah. Dengan kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun dengan bergantian oleh setiap lingkungan juga dapat memberikan semangat dan bekerjasama untuk membudayakannya dengan silaturahmi seperti ini,” kata Ketua Panitia, Sani Mg Arbi SH yang juga Kepling III, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, di sela-sela acara.

Camat Medan Polonia, Ody Dody dalam sambutannya mengaku sangat bahagia dengan pergelaran acara yang memberikan apresiasi besar kepada masyarakat.

“Kebudayaan yang dimiliki warga Sari Rejo sangat kuat dan kental, saya juga mengakui kalau masyarakat yang tinggal di Sari Rejo sangat berbahagia karena memliki lingkungan yang bersih dari kelurahan lainnya,” ucapnya.
Sementara, Ustad Sarimah Alfaruf dalam ceramahnya menuturkan kalau seni wayang sejak 1.500 tahun lalu sudah ada di dunia. Acara berakhir Minggu (11/12) kemarin, dengan menggelar kuda kepang.(*)

50 Ribu Warga Rusia Tuntut Pemilu Ulang

Tolak Putin Jadi Presiden

MOSKOW- Puluhan ribu warga menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di ibukota Rusia, Moskow. Aksi yang dianggap sebagai aksi demonstrasi terbesar sejak runtuhnya Uni Soviet, diikuti lintas kelompok seperti komunis, nasionalis dan liberal pro barat. Dalam tuntutannya, massa menuntut digelarnya pemilu ulang karena ada kecurangan pemilu parlemen.

Demikian dilansir BBC, Minggu (11/12). Menurut laporannya, di Moskow ada sebanyak 50 ribu orang berkumpul di dekat Kremlin, satu tempat penetapan Partai Rusia Bersatu pimpinan Vladimir Putin sebagai pemenang pemilu.

Resolusi untuk menolak pengumuman pemenang pemilu yang dijadwalkan pada Minggu (11/12) waktu setempat, sudah dicanangkan para pengunjuk rasa. Selain itu, para demonstran menuntut dilaksanakannya pemungutan suara ulang, pengunduran diri ketua komisi pemilu Vladimir Churov dan menyelidiki dugaan kecurangan serta membebaskan para pengunjuk rasa yang ditahan.  Tapi, ketika digelarnya aksi itu, polisi menahan menahan sedikitnya 1.000 pengunjuk rasa yang menggelar aksi tak lama setelah hasil pemungutan suara diumumkan, Jumat (9/12), salah satunya adalah aktivis anti korupsi Alexei Navalny. Para aktivis itu ditahan lantaran tak mengantongi izin.

Amarah rakyat mulai muncul ketika melihat Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mulai membawa Rusia berubah. Niat Vladimir Putin kembali menjadi presiden mendapat banyak tentangan.

Namun, sikap pemerintah Rusia tetap bersikukuh tidak akan memenuhi tuntutan para demonstran.  “Dengan segala hormat kepada rakyat yang berunjuk rasa, mereka bukanlah partai politik,” kata anggota parlemen Partai Rusia Bersatu, Konstantin Kosachyov mewakili Kremlin.

Pemerintah mengizinkan rakyat menggelar unjuk rasa asalkan aksi itu dipindah dari Lapangan Revolusi ke Lapangan Bolotnaya, sebuah pulau di tengah Sungai Moskow di sebelah selatan Kremlin yang mudah dikendalikan aparat keamanan.

Dalam aksi tersebut sejumlah nama terkenal dalam politik Rusia terlihat mulai dari aktivis muda seperti Yevgenia Chirikova hingga mantan PM Mikhail Kasyanov dan mantan deputi PM, Boris Nemtsov.

Aksi yang sama terjadi Kurgan, Novosibirsk, Vladivostok, dan Yekaterinburg, tempat ratusan hingga ribuan orang meneriakkan yel-yel kebebasan untuk para tahanan politik dan inginkan Rusia tanpa Putin.

Ketua Komisi Pemilu Rusia Konstantin Kosachyov didesak mundur karena membiarkan terjadinya kecurangan pemilu. (bbc/bbs/jpnn)

Tentara Assad Brutal, Sehari 41 Warga Tewas

DAMASKUS- Jatuhnya para diktator di dunia Arab lewat revolusi sipil ternyata belum mampu membuka mata dan mengetuk hati Presiden Bashar al-Assad dari Syria. Buktinya, tokoh yang mewarisi kekuasaan dari almarhum ayahnya, mantan Presiden Hafez al-Assad, tersebut tetap memberangus unjuk rasa terhadap pemerintahannya.

Bahkan, kemarin (10/12) menjadi satu hari paling buruk bagi perjuangan rakyat Syria dalam menumbangkan rezim berkuasa. Sedikitnya, 41 warga sipil tewas, termasuk tujuh bocah, setelah tertembak oleh serangan militer pro pemerintah di Kota Damaskus dan Homs.

Organisasi Pemantau HAM Syria, dalam pernyataan resmi, menyatakan bahwa 12 orang tewas di Kota Homs, termasuk dua anak-anak berusia 10 dan 12 tahun. Selain itu, seorang bocah berusia 14 tahun tewas di Desa Aqrab, di wilayah Homs. Oposisi menuduh pasukan pemerintah berencana melakukan pembantaian di kota itu.

Di utara Syria, organisasi HAM Syria yang berpusat di Inggris tersebut menyatakan bahwa lima orang warga sipil ditembak mati tentara pemerintah di Kota Hama. Kota ini merupakan titik atau pusat perlawanan rakyat paling awal terhadap rezim Assad.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari 4.600 warga sipil telah tewas di Syria selama sembilan bulan terakhir. Sebelumnya, Jumat lalu (9/12) kelompok oposisi Dewan Nasional Syria memperingatkan adanya serangan berdarah di Kota Homs. Serangan iktu mencederai banyak warga.

Menurut dia, pemerintah mengklaim serangan tersebut sebagai balasan atas aksi para teroris yang menarget dan menyerang saluran distribusi pipa gas di wilayah Homs pada Kamis lalu (8/12).

“Rezim Assad melapangkan jalan untuk melakukan pembantaian warga demi memusnahkan api revolusi di Kota Homs,”terang SNC, salah satu koalisi anti-Assad.

Homs adalah kota persimpangan penting berpenduduk 1,6 juta jiwa. Kota tersebut terbelah oleh garis perbedaan keyakinan warganya. Di sana seringkali terjadi ketegangan sektarian. Menurut SNC, rezim Assad terus berupaya untuk mengeksploitasi kondisi itu untuk memecah perlawanan rakyat.

Sejumlah kekerasan berdarah terburuk dilaporkan terjadi di Kota Homs. Termasuk, serangkaian pembantaian yang terjadi dalam kurun waktu sehari pada Jumat dan Sabtu (9-10/12). “Rasanya tanah bergetar hebat,’’ cerita seorang warga Homs mengatakan kepada Associated Press melalui telepon. Dia mengungkapkan, ledakan dan rentetan suara tembakan terus terdengar sejak dini hari.

“Sejumlah kendaraan lapis baja pengangkut personel militer bergerak di jalan. Lantas, para tentara melepaskan tembakan secara membabi buta dengan menggunakan senjata mesin,” tambah pria yang tidak mau disebutkan identitasnya itu.

Koalisi aktivis oposisi setempat, Komite Koordinasi Lokal, menyatakan bahwa 35 orang tewas dalam rangkaian serangan pada Jumat lalu. Sebagian besar korban adalah warga kota Homs. Data berbeda diungkapkan Organisasi Pemantau HAM Syria yang menyebutkan korban tewas mencapai 24 orang.

Perbedaan data korban lazim terjadi karena pemerintah melarang wartawan asing meliput demonstrasi anti-rezim di Syria. Data korban didapat wartawan dari para aktivis lokal dan sejumlah organisasi independen.(afp/ap/cak/dwi/jpnn)

Iran tak Kembalikan Pesawat Pengintai AS

TEHERAN – Deputi Komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Hossein Salami menegaskan Iran tak akan mengembalikan pesawat tak berawak atau drone milik AS, yang jatuh di wilayah Iran, pekan lalu. Salami memastikan, pesawat tersebut berhasil didaratkan pihak Iran dengan kendali jarak jauh setelah masuk dalam jebakan elektronik Iran.
“Tak ada seorang pun yang akan mengembalikan sebuah simbol agresi kepada pihak yang berusaha mencari-cari rahasia dan data intelijen vital terkait keamanan nasional suatu negara,” tandas Salami dalam pernyataan yang disiarkan televisi nasional Iran, Minggu (11/12).

Dia mengatakan, pelanggaran wilayah udara Iran oleh drone AS itu merupakan tindakan permusuhan dan memperingatkan akan ada pembalasan yang lebih besar dari Iran. Media Iran mengatakan, drone yang diduga adalah pesawat mata-mata terbaru RQ-170 Sentinel itu terlacak saat berada di atas Kota Kashmar, Iran timur, sekitar 225 kilometer dari perbatasan dengan Afganistan. Kamis lalu, stasiun TV nasional Iran menayangkan rekaman gambar drone yang terlihat masih relatif utuh tersebut.

Salami menegaskan, penangkapan drone tersebut menjadi bukti kemenangan Iran dalam perang teknologi dan intelijen dengan AS. “Iran adalah satu dari sedikit negara yang memiliki teknologi paling modern dalam bidang pesawat tak berawak. Jurang teknologi antara Iran dan AS tidak terlalu jauh,” tandas Salami.

Pihak AS, yang mengakui kehilangan salah satu drone mereka pekan lalu, membantah hal ini. Menurut para pejabat pertahanan dan pengamat teknologi independen di AS, pesawat tersebut kehilangan kontak dengan pihak pengendali dari AS karena kerusakan biasa.

Mengenai kerusakan pesawat yang minimum, mereka mengatakan, pesawat itu diprogram untuk mendarat sendiri secara otomatis pada saat kendalinya terputus. (net/jpnn)

Lampu Natal Dianggap Ancaman

SEOUL- Korea Utara kembali mengumbar ancaman, Minggu (11/12), negara itu mengancam akan ada konsekuensi tak terduga dalam bentuk pembalasan apabila Korea Selatan (Korsel) nekat memasang lampu-lampu hias perayaan Natal di dekat perbatasan kedua negara.  Demikian disampaikan melalui laman resmi Korut, Uriminzokkiri. Di dalam laman itu mengatakan, rencana pemasangan lampu Natal oleh Korsel sebagai rencana perang psikologis yang kejam dan mengancam akan ada pembalasan seketika begitu lampu dinyalakan.

“Penghasut perang musuh seharusnya sadar mereka akan bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi tak terduga, yang mungkin disebabkan oleh rencana itu. Isu itu bukan sesuatu yang bisa diabaikan,” tandas laman tersebut.

Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan akan mempertimbangkan untuk menyetujui permintaan sebuah kelompok gereja di Seoul, yang ingin memasang lampu-lampu Natal di sebuah menara baja di puncak sebuah bukit yang dikendalikan pihak militer Korsel. Menara itu hanya terletak sekitar tiga kilometer dari garis perbatasan, dan masuk dalam jarak tembak meriam-meriam Korut.

Kedua Korea pada 2004 setuju menghentikan segala aktivitas provokasi di dekat perbatasan, dan sejak itu Korsel menghentikan tradisi menyalakan lampu Natal di dekat perbatasan. Namun, Seoul meneruskan tradisi itu Desember tahun lalu setelah terjadi ketegangan militer akibat tenggelamnya sebuah kapal korvet Korsel dan serangan Korut terhadap Pulau Yeonpyeong, Korsel. (net/jpnn)

Warga Laporkan Mafia Tanah ke Mabes Polri

MEDAN- Sebanyak 34 kepala keluarga pemilik tanah seluas 68 Hektare di Pasar IV Sidomulyo, Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang menyebutkan tanahnya dikuasai mafia tanah. Akibatnya warga melalui Husaini Kasim dan kawannya melaporkannya ke Mabes Polri.

Demikian disampaikan Kuasa hukum warga, Andry Mahyar SH MH, Minggu (11/12). Menurut dia, tanah masyarakat yang dikuasai mafia tanah tersebut adalah tanah consessie yang ditinggalkan terlantar oleh Perkebunan Belanda NV Verinigde Deli Maschappijen (VDM) Helvetia Estate, Januari 1952.

Ketika itu, paparnya kebijakan pemerintah dan berdasarkan Kepmendagri No 12/5/14 tanggal 28 Juni 1951, Gubernur Sumut Ub Residen/Kepala Kantor Penyelenggara Pembagian Tanah Ub Bupati Deli dan Serdang (Dp), pada 27 September 1952 telah dibagi-bagikan kepada masyarakat yang telah menggarapnya, yang masing-masing kepala keluarga memperoleh 2 Hektar. Kemudian, berdasarkan SK Menteri Agraria No Sk/509 Ka Jo PP No 224/1961 tanggal 19 September 1961 telah ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Surat Izin Mengerjakan.  “Setelah berakhirnya HGU PTPN II tersebut, masyarakat berharap pemerintah mengembalikan tanah itu kepada masyarakat pemilik tanah,” katanya. (eza/smg)