24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14279

Peringatan Hari Korupsi di Berbagai Daerah

Massa Tuntut Sekdakab Langkat Ditangkap 

MEDAN- Puluhan massa dari elemen masyarakat dan mahasiswa di sejumlah daerah memperingati hari korupsi sedunia. Dalam tuntutannya, massa meminta agar para penegak hukum segera menangkap dan menuntaskan persoalan kasus korupsi yang menjerat kepala daerah serta unsur birokrat. Seperti disampaikan puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (ALAMAK) menggeruduk kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Stabat, Jumat (9/12). Massa meminta agar menangkap tersangka kasus korupsi yang saat ini menjabat Sekda Pemkab Langkat, Surya Djahisa.

Dalam orasinya, puluhan massa itu mendesak Kejari Stabat untuk memproses dan menangkap tersangka kasus korupsi pajak penghasilan (PPh 21) tahun 2003 Pemkab Langkat yang diduga telah merugikan Negara sebesar Rp1,2 miliar.

“Sudah setahun lebih status tersangka diberikan ke Surya (Surya Djahisa, Red), kenapa sampai saat ini tidak ada perkembangannya. Masyarakat menginginkan kepastian hukum, jaksa harus transparan,” koordinator aksi, Lukman Hakim. Dipenghujung orasinya, Lukman mengingatkan pihaknya memberikan tenggat waktu 7×24 jam kepada Kejari Stabat. Apabila tuntutan masih tidak direalisasikan makan pihaknya kembali turun ke jalan dengan aksi yang tak jauh berbeda. Terpisah, di Kota Medan puluhan massa dari Badan Koordinasi Pemuda Muslim (Bakopam) Sumut, menggelar aksi turun unjuk rasa di gedung Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) Jalan AH Nasution Medan.

Dalam aksinya, massa meminta agar Sekda Langkat, Drs Surya Djahisa diperiksa terkait berbagai dugaan kasus korupsi yang terjadi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat. Koordinator aksi Bakopam Sumut Muhammad Rivai mengatakan, Sekdakab Langkat sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejari Stabat sejak setahun lalu. Tapi, dalam penegakkan hukuamnya sampai saat ini tak tuntas. “Kami meminta Kejatisu segera memeriksa oknum pejabat teras Pemkab Langkat tersebut,” ujarnya.

Menjawab itu, di Stabat, Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus, Firmansyah, didampingi Kasi Intelijen, Zulfahmi, kepada massa ALAMAK menegaskan khusus penanganan kasus PPh 21 pihaknya tidak main-main. Bukti keseriusan itu, dengan menetapkan dua tersangka setelah melakukan proses penyelidikan. “Kami sangat serius persoalan seperti anda maksudkan, dan tetap berusaha semaksimal mungkin sampai tahapan penuntutan. Bahkan, sekitar pertengahan Maret lalu kita sudah ekspos kasus dimaksud di Kejagung,” jelasnya. Lebih lanjut, dia menuturkan pihaknya sudah diperintahkan Kejagung untuk meneruskan kasus tersebut. namun, berhubung Kejatisu meminta agar dilakukan ekspos di Kejatisu maka berkasnya belum diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Terpisah di Tebing Tinggi, puluhan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Al Wasliyah (Himmah) Kota Tebing Tinggi menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Jalan Sutomo, Tebing Tinggi. Dalam orasinya meminta para wakil rakyat agar memprioritaskan bidang pendidikan, karena genera muda berakhlak mulia bisa menciptakan pemerintah yang bersih. Setelah diterima anggota DPRD Kota Tebing Tinggi dan puas mendengar jawaban, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib dan mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian Polres Tebing Tinggi yang dipimpin langsung Waka Polres, Kompol Safwan Khayat Mhum. (rud/mag-4/mag-3)

Posko Warga Tani Tunggurono Dibakar OTK

BINJAI- Konflik lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN2 Sei Semayang terus memanas. Pasalnya, pasca bentrok dua kubu warga beberapa hari lalu, Kemarin (8/12) sekira pukul 23.00 aksi kerusuhan kembali terulang, satu unit posko milik warga tani yang tergabung dalam PT Binjai Durahman Lestari, dibakar orang tak dikenal (OTK). Demikian informasi yang himpun Sumut Pos di lokasi dibakarnya posko itu, Jumat (9/12).

Sebelum kejadian, di malam hari situasi tampak tenang. Sebab, dari kedua kubu warga yang sebelumnya saling serang diminta petugas kepolisian tidak membuat kegiatan apapun di areal eks HGU PTPN 2 tersebut.

Atas arahan itu, kedua kubu warga saling menjaga dan menghentikan kegiatannya di eks HGU PTPN2. Alhasil, situasi yang saling menjaga itu sudah mulai tenang. Tapi, kondisi itu dimanfaatkan oleh orang yang tak bertanggung jawab dengan membakar posko PT Binjai Durahman Lestari, yang berdiri di atas lahan eks HGU PTPN2. Mengetahui itu, seorang warga yang juga petugas keamanan di posko tersebut, Parlin mengaku emosi. Pasalnya, terbakarnya posko warga itu merasa telah dirugikan.

“Katanya kepolisian bersedia menjaga keamanan. Tapi kenyataannya, posko kami tetap dibakar. Kami sudah cukup sabar, jangan sampai emosi kami kembali tepancing,” ujarnya. Dia meminta petugas keamanan, khusunya Polsek Binjai Timur selalu siaga di Kelurahan Tunggurono, agar tidak ada lagi kejadian yang tidak diinginkan. Warga lainnya, Sumardi menyebutkan, bahwa dia tidak tahu kapan posko milik PT Binjai Durahman Lestari itu dibakar.

“Waktu kejadian saling serang kemarin, pokso itu belum terbakar. Tapi, setelah kejadian saya terkejut. Posko ini kok sudah terbakar,” katanya saat ditemui sedang mengembala kambing. Kanit Reskrim Polsek Binjai Timur, Ipda Rudi mengaku tidak ada pembakaran posko. “Mana ada pembakaran posko. Anggota kami saja selalu berpatroli di lokasi itu. Yang jelas, sejauh ini situasi aman terkendali, dan posko yang dibakar itu tidak ada,” tegasnya.(dan)

Ketua PN Medan Cuma Jalankan Tugas

Eksekusi Lahan di Jalan Jati

MEDAN- Ketua Pengadilan Negeri (PN) Medan Erwin Mangatas Malau SH melalui Humas PN Medan Joni Sitohang mengatakan, gugatan yang dilakukan warga ke Polda Sumut terkait eksekusi lahan di Jalan Jati, Medan Timur, sah-sah saja selaku warga negera Indonesia.

Menurutnya, Ketua PN Medan Erwin Mangatas Malau SH hanya menjalankan tugasnya mengeluarkan surat perintah eksekusi berdasarkan persidangan perdata yang telah digelar di PN Medan. Lebih lanjut Joni Sitohang mengatakan, keluarnya surat perintah eksekusi lahan Jalan Jati Medan ini berdasarkan keputusan hukum yang telah inkrah (mempunyai kekuatan hukum tetap).

“Kan sudah jelas status hukumnya, sudah inkrah, makanya surat perintah untuk melakukan pengosongan lahan (eksekusi) pada warga yang kalah di persidangan dilakukan. Ini untuk menegakan rasa keadilan dan menegakan hukum,” jelas Joni. (rud)

Poldasu Diminta Serius Usut Kasus Kadishut Tapsel

MEDAN- Pasca ditetapkannya status tersangka kepada Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Tapanuli Selatan (Tapsel), Syahgiman Siregar bersama Herry Gusman. Hingga kini, Syahgiman masih berkeliaran. Melihat itu, puluhan massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Rakyat Peduli Tapsel mendesak Poldasu segera menahan Kadishut tersebut. Desakan mahasiswa itu disampaikan langsung di Mapoldasu saat menggelar unjuk rasa damai, Jumat (9/12). Dalam tuntutannya, mahasiswa menyebutkan Kadishut tersebut membantu Herry Gusman mencuri dan menggelapkan kayu milik PT Panei Lika Sejahtera (PLS).

Akibatnya, perusahaan tersebut rugi miliaran rupiah. “Bapak Kapoldasu yang terhormat, kami minta jangan jangan bermain-main dengan kasus ini, karena ini kasus serius,” sebut pengunjuk rasa. Pada kesempatan itu, massa juga meminta Kapoldasu untuk segera menahan Syahgiman Siregar. Pasalnya, pria yang kerap mengenakan kaca mata itu sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Subdit II Harta Benda Tanah dan Bangunan (Harda Tahbang) Dit Reskrimum Poldasu.

Puluhan mahasiswa itu menyebutkan, Syahgiman Siregar merupakan aktor dibalik rusaknya hutan Tapsel. Bahkan, selama ini ada dugaan tersangka Syahgima.

Gudang Sekolah Taman Siswa Terbakar

MEDAN- Gudang tempat penyimpanan kayu dan material bagunan di Sekolah SMP Yayasan Taman siswa Jalan Tilak Medan nyaris musnah terbakar, Jumat (9/12) siang pukul 13.00 WIB.

Beruntung api yang membakar gudang itu tidak sampai merembet ke bangunan lain. Kebakaran ini pertama kali diketahui Rumadi yang juga pegawai tata usaha sekolah tersebut. Namun dia tidak tahu dari mana asal api.

Tiba-tiba asap mengepul dari gudang penyimpanan kayu yang ada di lantai III Sekolah. Beruntung saat kejadian tersebut tidak ada kegiatan belajar- mengajar di dalam sekolah.

“Tidak tahu dari mana asal api, saya lihat sudah banyak asap yang ngempul dari lantai II, saya mencoba mencari bantuan untuk memadami api,” ungkapnya. Selanjutnya Rumadi dibantu beberapa orang warga mencoba memadamkan api dengan mempergunakan alat seadanya dan melaporkan kejadian itu ke Kepala Sekolah SMP Taman Siswa Muhammad Marzuki. Selanjutnya dia menghubungi pemadam kebakaran untuk memadamkan api. (gus)

Vaksin Polio Tersedia, Balita Bisa Diimunisasi

LUBUK PAKAM- Setelah dinyatakan kekosong vaksin polio di Sumut, Dinas Kesehatan Deli Serdang akhirnya mengumumkan vaksin tersebut sudah kembali terisi dan bisa digunakan. Demikian disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Deli Serdang, Nisrjudin, Jumat (9/12). “Stok vaksin polio sudah tersedia.

Memang sempat kosong, tapi saat ini sudah tersedia kembali. ibu ibu dipersilahkan membawa balitanya ke Posyandu untuk imunisasi,”ucapnya. Dia mengakui, kekosong vaksin di Deli Serdang dikarenakan jatah dari Dinkes Provinsi terlambat datang. Sehingga, memaksa petugas posyandu tidak melakukan vaksinasi polio tehadap balita.

Padahal, seharusnya balita wajib mendapat vaksinasi untuk mencegah tertularnya penyakit polio. “Sekarang ini kami ingatkan kepada kaum ibu-ibu agar membawa anak-anaknya untuk divaksin polio di Posyandu, karena vaksin itu penting,”imbaunya Lebih lanjut, dia menyebutkan kebutuhan vaksin polio di Deli Serdang sebanyak 24000 piar (botol obat) atau 2000 piar perbulannya. Tapi, karena stok di Dinkes Provinsi kosong membuat stok di Dinas Kesehatan Deli Serdang juga ikut kosong. Pasalnya vaksin itu cara pengambilanya sebulan sekali. (btr)

Pegunungan di Sumut Rawan Longsor

MEDAN- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan mengimbau bagi warga yang berada di wilayah pegunungan dan Pantai Barat untuk tetap mengantisipasi terjadinya banjir dan longsor. Karena hujan semakin rutin terjadi hingga awal Januari mendatang. Imbauan itu disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Wilayah I Bandara Polonia Medan, Hartanto di ruang kerjanya, Jumat (9/12).

Menurut dia, hujan dan cuaca berawan secara merata akan terjadi di wilayah pantai barat dan pegunungan di Sumut. “Tapi, suhu udara 31 derajat celcius di Pantai Timur dan Medan. Walaupun dikategorikan ringan tapi warga harus antisipasi,” paparnya. Sementara itu, khususnya untuk penerbangan, sejauh ini penerbangan masih aman. Tapi, bagi nelayan di Pantai Timur-Selat Malaka sebaiknya mengantisipasi cuaca buruk. Kemudian, cuaca buruk di Pantai Barat biasanya terjadi dari malam hingga pagi harinya.(jon)

Tiap Hari Dipukuli Suami

GARA-GARA dituduh selingkuh, Ummi Kalsum (21), warga Jalan Mega, Kelurahan Tanjung Gusta, Medan Sunggal, setiap hari dipukuli suaminya.

Tak tahan diperlakukan begitu, dia pun mengadu suaminya Ismanto (28), ke Polsekta Sunggal, kemarin (8/12). Dengan menggendong anaknya yang masih berusia 1 tahun, Ummi langsung mengungkapkan kekesalannya kepada petugas jaga di Mapolsekta Sunggal. “Bukan sekali ini saja aku dipukulinya Pak. Pokoknya aku mau melaporkan dia (Ismanto, Red), karena setiap hari aku dipukulinya,” kata Ummi kepada petugas. Tak sampai di situ, Ummi terus mengoceh untuk meluapkan kekesalannya atas perbuatan suaminya itu. Mendengar Ummi yang terus mengoceh, petugas pun sempat kebingungungan. Lantas, petugas itu pun menyuruh Ummi masuk ke ruang pemeriksaan untuk dimintai keterangan. Dengan nafas terengah-engah, Ummi menceritakan peristiwa yang dialaminya.

Menurut ibu muda ini, siang itu dia berada di rumah kakaknya yang tidak jauh dari rumahnya. Tiba-tiba Ismanto datang dan menyuruhnya pulang. Awalnya Ummi menolak, karena dia takut disiksa suaminya itu. Karena menolak, Ismanto pun memaksanya dan menyeret Ummi dari rumah kakaknya yang berjarak 200 meter dari rumah mereka.

Sesampainya di rumah, Ismanto langsung memukulinya dengan gagang sapu. Rambut Ummi pun dijambak dan kepalanya dibenturkan ke dinding rumah. Akibatnya, bibir dan jidat Ummi berdarah. Untungnya Ummi berhasil melarikan diri dengan membawa anak semata wayangnya. Dengan menumpang becak, Ummi pun mendatangi Polsekta Sunggal.

“Tolonglah Pak, tangkap segera suami ku itu, sudah ikhlas aku kalau dia di penjara. Aku pun akan segera minta cerai,” katanya sambil mengusap air matanya. “Dia kerjaannya cuma mabuk-mabukan dan main judi saja. Dia cemburu buta, aku dituduhnya selingkuh, makanya dia memukuliku,” ucapnya. Selanjutnya, petugas meminta Ummi untuk melakukan visum. Dengan mengendarai becak, Ummi pun pergi ke RSU Bina Kasih Jalan tak jauh dari Mapolsekta Sunggal untuk divisum. (ris/smg)

KO, Petinju Rusia Tewas

MOSKOW- Untuk ke sekian kali kabar duka beredar dari ring tinju. Petinju kelas berat ringan asal Rusia, Roman Simakov tewas setelah kalah KO dari lawannya Sergei Kovalev dalam duel memperebutkan gelar WBC Asian Boxing Council di Moscow Senin (5/12) lalu. Simakov tak langsung tewas. Ia sempat mendapatkan perawatan selama tiga hari. Simakov menghembuskan nafas terakhirnya Kamis (8/12) karena mengalami cedera di otaknya.

Tragedi bermula pada ronde keenam. Simakov mencium kanvas pada ronde itu. Sempat bisa melanjutkan pertarungan, Simakov kemudian mendapat serangkaian pukulan di kepala dan akhirnya terjerembab di ronde ketujuh. Simakov kemudian mesti ditandu meninggalkan ring dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Di sana petinju berusia 27 tahun tersebut mendapatkan operasi otak tetapi tidak kunjung siuman.

Simakov akhirnya dinyatakan tutup usia. “Saya hanya bisa bilang kalau penyelidikan mengenai kematiannya sedang dilakukan,” ujar ofisial RBF Igor Maruzov kepada media lokal, seperti dikutip Reuters. Ironisnya, kekalahan yang menewaskan dirinya merupakan KO pertama untuk Simakov yang rekor pertarungannya kini terhenti abadi di angka 19 kali menang (KO 9), 2 kali kalah, dan 1 kali imbang.

“Tujuanku adalah mengalahkan Simakov dalam bertinju, tidak perlu sampai membuatnya KO,” aku Kovalev yang menjadi lawan terakhir Simakov, seolah tak percaya dengan tragedi itu. “Tetapi setelah ronde keempat, aku melihat ada yang salah dengan Simakov. Aku yakin pukulan terakhirku tidak sekuat pukulan sebelum nya,” pungkas Kovalev. (bbs/jpnn)

Johar Akui Rekomendasi Pencoretan Persipura

JAKARTA – PSSI akhirnya mengaku mengirimkan surat rekomendasi pencoretan Persipura dari Liga Champions Asia (LCA). Kepada wartawan di Hotel Sultan kemarin sore (9/12), ketum PSSI Djohar Arifin Husin mengakui PSSI telah mengirimkan surat rekomendasi pencoretan Persipura dari LCA. “Tapi surat itu dibuat lewat proses yang panjang. Sebenarnya, kami sudah mengantar formulir langsung ke Jayapura dan kami sudah mendaftarkan Persipura. Tapi karena mereka tidak menggelar pertandingan melawan Arema, jadi kami terpaksa mengirim surat yang menyatakan Persipura tidak ikut LCA,” jelas Djohar.

Dalam konsultasi dengan AFC pada 21-23 November, Djohar menyatakan bahwa PSSI harus menyerahkan daftar peserta kompetisi ke AFC. Selain itu, Djohar juga mengklaim bahwa AFC mengatakan bahwa klub yang tidak ambil bagian dalam kompetisi resmi PSSI atau Indonesia Premier League tidak bisa berlaga di LCA. Pernyataan Djohar itu mengonfirmasikan soal jawaban dari departemen media AFC yang menyebutkan bahwa Persipura dicoret dari ACL lantaran rekomendasi PSSI. AFC juga mengatakan bahwa mereka masih menunggu laporan resmi dari PSSI soal penyelenggaraan Indonesian Super League (ISL). Dikonfirmasi tentang hal tersebut, Djohar mengatakan bahwa PSSI masih berharap klub-klub ISL kembali ke jalan yang benar.

“Ini rumah kita semua. Kalau kita laporkan, berapa yang jadi korban? Jika berdasarkan emosi, kita kirim saja laporan. Kami masih berharap mereka kembali. Apalagi banyak pemain timnas di klub ISL,” bebernya. Sementara itu, pendukung Persipura melakukan demo di depan kantor PSSI Kamis lalu (8/12) dan kemarin. Mereka meminta pertanggung jawaban PSSI terkait dengan gagalnya Persipura ikut dalam LCA 2012. Ratusan suporter Persipura menggelar aksi damai. Mereka secara bergantian melakukan orasi di depan Kantor PSSI. Sayangnya tidak ada satu pun pengurus PSSI yang hadir, bahkan pintu kantor PSSI tertutup rapat. Para pengunjuk rasa ini meminta PSSI menjelaskan alasan mengapa Persipura dicoret dari keikutsertaan LCA musim ini.

Mereka mengaku datang untuk mengugah naluri para pengurus PSSI yang dinilai sangat berperan dalam proses pencoretan tersebut. “Mengapa Persipura harus di coret. Persoalaannya apa? Berlaga di LCA merupakan hak Persipura sebagai juara Liga Indonesia musim lalu. Ini tidak hubungannya dengan keikutsertaan Persipura di liga saat ini kan. Sebaiknya kan kalau ada persoalan mari kita duduk bersama,” ungkap suporter Persipura Jakarta, Dorus Wakum. Para pendukung Persipura itu dating dengan membawa beragam spanduk yang isinya menghujat pengurus PSSI. (ali/ko/jpnn)