24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14357

Kampoeng IT Hadir di Medan Mall

MEDAN- Dalam memberikan product IT (Informasi Tekhnology) terbaik buat warga Medan, Kampoeng IT pusat penjualan komputer, accessories dan gadget yang bertempat di Medan Mall Lantai 4, hadir sebagai salah satu sarana belanja terbaru, terlengkap dan ternyaman. Ketua Kampoeng IT Grand Opening Edison, dalam peresmian yang digelar Minggu (27/11), mengatakan, Kampoeng IT juga hadir untuk melengkapi Medan Mall yang sudah terkenal sebagai pusat grosir berbagai produk busana dan barang kebutuhan sehari-hari.

Dengan luas kurang lebih 2000 meter persegi dan didukung oleh 25 kios dan puluhan merk computer dan accessories serta gadget terkenal, maka diharapkan Kampoeng IT ini bisa menjadi pilihan lokasi yang tepat untuk membeli aneka produk IT yang diinginkan.

“Khusus untuk edisi grand opening ini, kita juga membuat lucky draw dimana pengunjung yang nantinya berbelanja barang apapun dalam kelipatan Rp100 ribu di Kampoeng IT mendapatkan kupon yang akan diundi untuk memenangkan hadiah satu unit laptop, satu unit camera digital, dan satu unit printer,” katanya.(mag-11)

Sering Dipalak jadi Malas Sekolah

GARA-GARA sering dipalak teman sekolahnya, Muhammad Ikram (13), warga Jalan Klambir V, Deli Serdang, yang masih duduk di kelas VIII SMP Yayasan Amanah, Jalan Kapten Sumarsono, menjadi malas sekolah.

Akibatnya, keluarga Ikram mendatangi sekolah dan mengamuk di sekolah tersebut, Sabtu (26/11) siang. Mushayati, ibu Ikram tak dapat menahan emosinya saat pihak sekolah tidak memberikan jawaban pasti atas kasus pemalakan dan pemukulan yang dilakukan teman sekelas Ikram.

“Sudah seminggu ini kami bolak balik ke mari. Katanya hari ini selesai, tapi ini dimentahkan lagi. Kapan selesainya kalau seperti ini terus,” ujar Mushayati Lubis di sekolah tersebut. Menurut Mushayati, pemalakan bermula saat anak bungsunya itu meminjam uang sebesar Rp5 ribu kepada seorang teman sekelasnya bernama Khalil.

Namun, setelah utang tersebut dibayar, Khalil tetap menagih. Bahkan tidak hanya Khalil, tujuh temannya yang lain juga ikut-ikutan meminta uang kepada Ikram. Parahnya, jika menolak, Ikram menjadi bulan-bulanan kedelapan temannya itu. Kepala Sekolah SMP Amanah Sofi yang dikonfirmasi membantah peristiwa yang dialami Ikram. “Ya, saya belum mengetahui jelas. Menurut saya, itu tidak mungkin terjadi,” ungkap Sofi.(gus)

Tak Punya KTP akan Ditindak

MASYARAKAT Kota Medan yang hingga saat ini belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebaiknya segera mengurus kartu identitas kependudukan tersebut. Pasalnya, mulai 2012, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) akan mengambil kebijakan tegas dengan menerapkan sanksi denda kepada warga yang tak memiliki KTP. Hal ini diungkapkan Kepala Disdukcapil Kota Medan Darussalam Pohan kepada wartawan Sumut Pos Adlansyah Nasution, Minggu (27/11) Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana program pelaksanaan e-KTP saat ini?

Hingga saat ini sudah 245.481 orang yang terlayani dalam program Kartu Tanda Penduduk Elteronik (e-KTP) dari total masyarakat wajib e-KTP sebanyak 2.170.400. Kita terus berupaya untuk segera menuntaskan pelayanan e-KTP bagi warga Medan. Percepatan pelayanan e- KTP ini juga suah didukung dengan penambahan 48 alat dari usulan penambahan alat sebanyak 106 alat.

Apakah dengan penambahan alat ini, pelayanan e-KTP dapat dipastikan terlaksana dengan lancar?

Kalau penambahan alat itu sudah masuk, kita yakin pelayanan e-KTP semakin cepat. Saat ini penambahan alat yang sudah masuk masih sebanyak 48 unit.

Dari 48 unit alat yang sudah bertambah, beberapa alat sudah dibagikan langsung ke kecamatan, seperti Kecamatan Medan Polonia satu set, Kecamatan Medan Perjuangan 3 set dan Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 3 set.

Bagaimana dengan warga yang belum memiliki KTP?

Kita akan melakukan razia, karena KTP ini sangat penting sebagai kartu identitas kependudukan. Hingga saat ini, kita telah melakukan tiga kali razia KTP yakni di kawasan Asia Mega Mas, di pool bus ALS, Makmur dan Bintang Utara, Pelangi, bus Kurnia dan bus PMTOH. Dari razia yang kita dilakukan, ditemukan sekitar 20 warga yang tidak memiliki KTP, seperti Khairuddin (38) warga Matang, Aceh, yang hendak ke Palembang. Untuk orang yang kita temukan tidak memiliki KTP, sekarang kita belum menindak tegas masih sebatas sosialisasi dulu.

Kapan sanksi tegas diterapkan?

Saat ini dalam razia yang kita gelar memang belum menerapkan sanksi, tapi kita masih melakukan sosialisasi, namun tahun depan bagi masyarakat yang tidak memiliki KTP akan langsung kita kenakan denda. Denda yang akan dikenakan, sesuai dengan UU No. 23 tahun 2006 tentang kependudukan. Berapa jumlah dendanya? Unruk masyarakat yang tidak memiliki KTP, akan dikenakan denda sebesar Rp50 ribu. Sedangkan, bagi warga di luar Kota Medan yang belum memiliki KTP saat dirazia, akan langsung dipulangkan ke daerah asalnya, sebab kalau dia tidak membawa kartu identitas berarti dia penduduk yang tidak jelas.(*)

Setangkai Bunga untuk Guru

Jalan Santai Memperingati Hari Guru dan Ultah PGRI ke 66

MEDAN- Memperingati Hari Guru dan Ultah PGRI ke 66, Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan kegiatan jalan santai bersama guru dan murid sekolah Kota Medan. Acara yang diselnggarakan di Lapangan Merdeka Medan, sabtu (26/11) ini diikuti lebih dari seribu peserta, yang terdiri dari guru dan murid sekolah swasta dan negeri di Medan. Baik tingkat SD, SMP dan SMA. Kegiatan ini mengangkat tema “Medanku Masa Depanku, Guruku Mutiaraku”. Tujuannya, sebagai cerminan peran guru bagi masyarakat sangat penting dalam pembangunan.

Karena guru, merupakan tokoh dibalik layar dari kesuksesan seseorang. “Tema yang kita angkat sesuai dengan acara yang sedang kita usung, guru merupakan tokoh penting dibalik kesuksesan kita,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Hasan Basri dalam sambutannya. Wali Kota Medan, Rahudman Harahap yang ikut hadir dalam acara jalan santai guru dan murid ini berharap dapat membangun kebersamaan untuk menghasilkan pendidikan yang lebih baik. Jalur yang ditempuh dalam jalan santai ini, termasuk jalur pendek. Start dari Jalan Pulau Pinang  masuk ke Jalan Balai Kota, Guru Patimpus, Kapten Maulana Lubis, Raden Saleh, Balai Kota dan finish di Jalan Bukit Barisan.

Wali kota Rahudman Harahap, Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, beserta Kadis Pendidikan Kota Medan dan Pemimpin Redaksi Sumut Pos, Zulkifli Tanjung ikut berjalan santai bersama peserta. Setelah finish, peserta guru dan murid berkumpul di tengah Lapangan Merdeka. Dilengkapai minuman mineral dan kue, peserta dihibur dengan musik dan lawakan dari Jamal CS.

Spontan, walau capek karena telah berjalan, para peserta, terutama ibu guru kembali bersemangat. Dibarengi musik keyboard, para ibu guru ikut bergoyang megikutiirama. Bahkanwalikotaterlihat ikut menyumbangkan suara. Sebelum memberikan penghargaan kepada para guru, Rahudman berjanji untuk tetap mempertahankan kesejahteraan guru.

“Berbagai upaya akan kita lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan guru, seperti memperbaharui kebijakan dan memberikan uang tunjangan untuk guru.” Sebagai tanda ucapan selamat ulang tahun, para siswa tak lupa memberian bunga kepada para guru.

“Ini hanya simbolis, intinya kita memberikan yang terbaik untuk para guru,” lanjut Rahudman. Para guru yang beruntung juga diberikan laptop dalam acara lucky draw. Seperti Nurhasanah, Eva Fitri dari SMA 19, Ida Maria dari sekolah Wahidin dan Rusli.

“Dengan hadiah laptop ini, nantinya para guru dapat memberikan pendidikan yang maksimal untuk para murid, karena pendidikan merupakan faktor penting dalam kesejahteraan suatu negara,” ungkap Rahudman. (ram)

Langkah Pertama: Manufacturing Hope!

Catatan: Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN

INDUSTRI apakah yang harus pertama-tama dibangun di BUMN? Setelah sebulan menduduki jabatan menteri negara badan usaha milik negara (BUMN) dan setelah mengunjungi lebih dari 30 unit usaha milik publik ini, saya bertekad untuk lebih dulu membangun industri yang satu ini: manufacturing hope! Industrialisasi harapan. Itu bisa saya lakukan setelah saya berketetapan hati untuk lebih memerankan diri sebagai seorang chairman/CEO daripada seorang menteri.

Kepada jajaran Kementerian BUMN, saya sering” bergurau “lebihbaiksayasepertichairmansajadanbiarlahwakilmenteriBUMN yang akan memerankan diri sebagai menteri yang sebenarnya”. Sebagai chairman/CEO Kementerian BUMN, saya akan lebih fleksible, tidak terlalu kaku, dan tidak terlalu dibatasi oleh tembok- tembok birokrasi. Dengan memerankan diri sebagai chairman/ CEO, saya akan mempunyai daya paksa kepada jajaran korporasi di lingkungan BUMN. Meski begitu, saya akan tetap ingat batas-batas: seorang chairman/ CEO bukanlah seorang president director/CEO. Ia bisa mempunyai daya paksa, tapi tidak akan ikut melaksanakan. Tetaplah penanggung jawab pelaksanaannya adalah president director/ CEO di masing-masing korporasi BUMN. Dengan peran sebagai chairman/CEO, saya tidak akan sungkan dan tidak akan segan-segan ikut mencarikan terobosan korporasi. Ini sesuai saja dengan arahan Presiden SBY bahwa menteri yang sekarang harus bisa berlari kencang.

Dengan memerankan diri sebagai chairman/CEO, saya akan bisa memenuhi harapan tersebut. Tengoklah, misalnya, bagaimana kita harus menghadapi persoalan hotel-hotel BUMN kita yang berada di Bali. Semuanya sudah berpredikat yang paling buruk. Inna Kuta Hotel sudah menjadi yang terjelek di kawasan Pantai Kuta. Inna Sanur (Bali Beach) sudah menjadi yang terjelek di kawasan Pantai Sanur. Inna Nusa Dua (Putri Bali) sudah pasti menjadi yang terjelek di kawasan Nusa Dua yang gemerlapan itu. Bukan hanya yang terjelek, tapi juga sudah mau ambruk. Padahal, pada zaman dulu, hotel-hotel ini tergolong yang terbaik di kelasnya. Kini, di arena bisnis perhotelan di Bali, hotelhotel BUMN telah menjadi lambang kemunduran, keruwetan, dan kekumuhan. Memang pernah ada upaya untuk bangkit. Direksi kelompok hotel ini (Grup PT Hotel Indonesia Natour) pernah diperbarui.

Bahkan tidak tanggung-tanggung. Jajaran direksinya diambilkan dari para profesional dari luar BUMN. Dengan semangat profesionalisme, grup ini ingin mulai merombak dua hotelnya: di Padang dan di Kuta. Tapi, dua-duanya mengalami kesulitan. Yang di Padang over investasi. Yang di Kuta sudah enam bulan mengalami slow-down. Yang di Padang itu bisa disebut over investasi karena jumlah kamarnya jauh lebih besar daripada pasarnya. Iniakansangatsulitmengembalikaninvestasinya.

Sedangkanyang di Kuta ada persoalan desain yang cukup serius. Mengapa yang di Padang bisa terjadi over investasi? Ini tak lain karena kultur BUMN yang belum bisa menghindar dari intervensi. Begitu ada perintah untuk membangun hotel dengan skala yang sangat besar, direksinya tidak mampu meyakinkan bahwa skala itu kebesaran. Terutama dilihat dari kemampuan perusahaan. Permasalahan yang di Kuta lebih rumit lagi karena ketambahan masalah birokrasi. Dua proyek ini kemudian menjadi isu yang ruwet.

Ujung-ujungnya, direktur utama yang didatangkan dari luar BUMN itu tidak tahan lagi dan mengundurkan diri. Dalam suasana ruwet seperti itu, tidak mungkin perusahaan bisa maju. Bahkan, moral manajemen dan karyawannya pun bisa rusak, down, dan lalu putus harapan. Maka, dalam kesempatan tiga hari menghadiri KTT ASEAN di Bali pekan lalu, saya manfaatkan waktu untuk manufacturing hope. Selama di Bali, saya tidak tidur di hotel bintang lima di kompleks KTT berlangsung, tapi memilih tidur di Inna Hotel Kuta yang katanya terjelek itu.

Saya ingin ikut merasakan kesulitan manajemen dan karyawan di hotel tersebut. Saya ingin mendalami persoalan yang menghadang mereka. Pagi-pagi saya turun naik di proyek setengah jadi itu. Menjelang senja kembali turun naik lagi entah sampai berapa kali. Saya ingin, kalau bisa, menerobos hambatannya. Setidaknya saya ingin mereka tidak merasa sendirian dalam kesulitannya. Bahkan, pada malam kedua, saya tidur di kamar mock-up di tengah- tengah proyek yang lagi slow-down itu. Saya melakukan ini tidak lain untuk manufacturing hope. Hasilnya, insya Allah, cukup baik. Pada hari kedua, semua persoalan bisa teruraikan. Proyek hotel yang sangat grand ini bisa dan harus berjalan kembali. Bahkan, tahun depan harus sudah jadi. Diputuskanlah hari itu: sebuah hotel baru dengan nama baru (Grand Inna Kuta) akan lahir dan menjadi sangat iconic.

Apalagi, letaknya hanya di seberang Hard Rock Hotel dengan posisi yang jauh lebih baik karena langsung punya akses ke Pantai Kuta. Pun, selesai upacara pembukaan KTT ASEAN (selesai melihat cantiknya Perdana Menteri Thailand yang baru, Yingluck Sinawatra) saya copot jas, ganti sepatu kets, dan langsung meninjau luar dalam Hotel Inna Putri Bali. Lokasinya tidak jauh dari gedung megah untuk KTT ASEAN di Nusa Dua itu. Saya perhatikan mulai dapurnya, ruang cucinya, kamarnya, kebunnya, pantainya, hingga cottage-cottage-nya. Ternyata benar. Bukan hanya telah menjadi yang terjelek di Nusa Dua, tapi juga sudah mau ambruk. Di sini saya juga harus manufacturing hope. Tahun depan hotel yang sangat luas ini harus sudah mulai dibangun ulang. Setelah membuat keputusan soal Nusa Dua, malam ketiga saya memilih tidur di Sanur. Hotel seluas (duile!) 41 hektare ini juga perlu dibangkitkan. Inilah hotel berbintang yang pertama di Bali. Inilah warisan Bung Karno. Kondisinya sudah kalah dengan tetangga- tetangganya. Hotel ini memiliki garis pantai matahari terbit sejauh 1 km! Alangkah hebatnya.

Mestinya. Saya tentu menginginkan tahun depan hotel besar ini juga ikut bangkit. Mengapa? Sebab, tiga-tiganya berada di Bali. Sebuah kawasan wisata yang pertumbuhannya sangat tinggi. Memang Grup Inna Hotel masih punya puluhan hotel lainnya di seluruh Indonesia (dan umumnya juga dalam keadaan termehek-mehek), namun sebaiknya fokus dulu di tiga hotel ini. Dari sinilah kelak hope akan ditularkan ke seluruh Indonesia. Tiga hotel besar inilah yang lebih dulu akan menjadi titik tolak kebangkitan entah berapa banyak hotel BUMN ke depan. Saya sebut “entah berapa banyak” karena banyak BUMN yang kini juga memiliki hotel. Grup Inna punya banyak hotel. Garuda Indonesia punya banyak hotel. Pertamina punya banyak hotel.

Kontraktor seperti Perusahaan Perumahan punya banyak hotel. Bahkan, Jasa Marga, konon, juga sedang menyiapkan banyak hotel. Karena itu, keberhasilan tiga pioner di Bali tadi akan besar artinya bagi BUMN. Memang sebulan pertama ini baru hope yang bisa dibangun. Tapi, kalau sebuah hope bisa membuat hidup kita lebih bergairah, mengapa kita tidak manufacturing hope. Bahan bakunya gampang didapat: niat baik, ikhlas, kreativitas, tekad, dan totalitas. Semuanya bisa diperoleh secara gratis!(*)

Sabu Senilai Rp8 M Diamankan di Tanjungbalai

TANJUNGBALAI- Polsek Teluk Nibung, berhasil membongkar sindikat mafia narkoba jenis sabu-sabu. Dalam pengungkapan yang dilakukan sejak Jumat (25/11), hingga Sabtu (26/11) kemarin, 5,28 kg sabu-sabu kualitas terbaik asal Malaysia, senilai Rp8 miliar lebih, disita dari dua tersangka. Pemutusan jaringan mafia narkoba ini berawal dari kecurigaan petugas Kesatuan Polisi Pengaman Pelabuhan (KPLP Teluk Nibung) terhadap Sulaiman alias Leman Dono, ABK Gabi Jaya, milik seorang pengusaha bernama Taiping. Kapal itu baru sandar di dermaga barang Teluk Nibung, dari pelabuhan Portklang, Malaysia, Jumat (25/11) malam.

Polisi mencurigai pria yang beralamat di Jalan Garuda, Lingkungan VII, Beting Kuala Kapias Kecamatan Teluk Nibung Tanjugbalai ini, karena pernah menjadi target operasi (TO) petugas, dalam kasus yang sama. Kecurigaan polisi, lantas membuat petugas mengamati gerak-gerik pria itu. Bahkan, saat residivis ini meninggalkan pelabuhan, polisi sengaja menggeledah karung berisi bawang yang dibawanya. Dari karung itu, polisi menemukan sabu-sabu seberat 1,94 kg.

Oleh polisi, Sulaiman lalu digelandang ke Mapolsek Teluknibung, untuk keperluan pengembangan. Informasi yang diperoleh dari Sulaiman kemudian dijadikan dasar oleh polisi untuk meringkus tersangka lainnya. Dengan menggunakan Sulaiman sebagai ‘umpan’, polisi berhasil memancing tersangka Samsudin (46) alias Atan Kumis, penduduk Jalan Keramat Kubah, Kecamatan Sei Tualang Raso. Oleh polisi, Sulaiman diminta mengajak Samsudin untuk bertemu, guna membahas rencana penjualan barang haram tersebut. Samsudin yang tak sadar dijebak, menuruti permintaan Sulaiman, dan datang ke Jalan Suprapto, tepatnya di depan apotek Mahkota dengan menumpang betor yang dikemudikan Dedi Syahputra (26). Setibanya di tempat yang dijanjikan, polisi lantas melakukan penggeledahan, dan berhasil menemukan 3,34 kg sabusabu yang dikemas dalam plastik transparan, di belakang jok betor tersebut.

Polisi lantas membawa Sulaiman, Samsudin,dan Dedi Syahputra, untuk menjalani pemeriksaan di Mapolsek Teluk Nibung. Sementara itu, di Mapolsek Teluk Nibung, Sulaiman dan Samsyudin yang telah ditetapkan menjadi tersangka membantah sebagai pemilik barang haram tersebut. Keduanya kompak mengaku hanya kaki tangan dari bandar berinisial MR, penduduk Jalan Di Panjaitan Tanjugbalai. “Kami cuma orang suruhan bang,” ujar Sulaiman saat diwawancarai. Terpisah, Kapolresta Tanjungbalai, melalui Kapolsek Teluknibung, AKP Poltak Manullang, kepada wartawan di Mapolsek kemarin petang mengatakan, pihaknya berupaya mengungkap kemungkinan keterlibatan kedua tersangka dalam sindikat narkoba internasional. “Masih dikembangkan. Kedua tersangka masih di periksa. Dan andai kata terbukti bersalah, keduanya terancam hukuman mati,” tandasnya.(ilu/ing/smg)

Ambruk dalam 30 Detik, Korban Terjebak dan Hilang

JAKARTA-Jembatan Sungai Mahakam di Kutai Kartanegara, Kaltim, yang menghubungkan Tenggarong Seberang dengan Tenggarong Kota rubuh, Sabtu (26/11) pukul 16.30 WIT.

Akibatnya, sementara dipastikan tiga orang meninggal dunia. “Korban jiwa sementara, tiga orang meninggal dunia, lima orang luka Berat, enam petugas yang tengah memperbaiki jembatan hilang dan empat unit mobil Tenggelam,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada JPNN?? Saat ini, petugas gabungan tengah melakukan pencarian terhadap korban-korban robohnya jembatan gantung terpanjang di Indonesia tersebut. “BPBD, TNI, Polri serta instansi terkait sudah dilokasi kejadian melakukan penanganan darurat.

SAR kabupaten Tenggarong dan kabupaten Balikpapan sudah dilokasi melakukan evakuasi,” ujar Sutopo. Jembatan yang berlokasi di Kutai Kertanegara, menghubungkan Kota Tenggarong dengan Tenggarong Sebrang sebelum terputus sedang dalam perbaikan untuk pengencangan-pengenduran baut jembatan. “Tiba-tiba ada tali jembatan putus kemudian secara berantai tali lain juga ikut terputus,” kata Sutopo menceritakan kronologis kejadian. Menurut Sutopo, proses runtuhnya jembatan sangat singkat, karena hanya dalam 30 detik jembatan itu pun runtuh dengan seketika. “Selama perbaikan jembatan tidak ditutup, sehingga dengan lalu lintas yang ada tidak kuat menahan beban kendaraan,” paparnya. Sebelumnya juga, jembatan sudah mengalami penurunan kekuatan kontruksi karena beban kendaraan. Jembatan itu sudah enam kali ditabrak Ponton. Bahkan, pada 23 Januari 2010, tiang jembatan hampir roboh karena ditabrak ponton batubara.

“Proyek jembatan pengganti sebenarnya sedang disiapkan akan dibangun 2012 dan selesai 2014. Untuk mengetahui kepastian penyebab runtuhnya jembatan BNPB telah meminta BPPT untuk melakukan audit teknologi pada jembatan tersebut,” tandas Sutopo. SBY Rapat Mendadak Ambruknya jembatan Kutai Kertanegara, menjadi kado pahit bagi Presiden SBY yang tengah menggelar resepsi pernikahan putranya di JCC, Jakarta, Sabtu (26/11). Menjelang pelaksanaan resepsi yang direncanakan mulai jam 19.00 WIB, SBY menggelar rapat mendadak di salah satu ruangan JCC.

Menteri-menteri dan Badan yang terkait dengan bencana tersebut dipanggil. Beberapa instruksi pun dikeluarkan untuk penanganan awal di lokasi. Sempat sulit berkomunikasi, akhirnya sekitar 30 menit setelah ambruk jembatan, Gubernur Kaltim Awang Faroek berhasil dihubungi. “Gubernur Kaltim melaporkan pada Presiden perihal jembatan ambruk. Sementara 3 orang dilaporkan tewas dan 17 luka-luka,” ujar Mensesneg Sudi Silalahi yang menggelar jumpa pers. SBY pun menginstruksikan Menko Kesra, Menteri Kesehatan dan Menteri PU untuk langsung berangkat ke lokasi kejadian malam ini juga. Presiden SBY sendiri belum memastikan untuk berangkat ke lokasi kejadian. Sudi mengatakan, SBY masih akan menunggu perkembangan dari para menteri yang dikirim ke lokasi kejadian. “Langkah pertama adalah pencarian korban yang belum ditemukan dan penanganan bagi para korban luka. Presiden SBY juga menyampaikan belasungkawa yang dalam kepada keluarga korban,” kata Sudi.(kyd/afz/jpnn)

Sore Tamu Ayah, Malam Tamu Aliya

Hadiri Resepsi, Antrean Mengular 700 Meter

Rangkaian terakhir prosesi pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono-Siti Rubi Aliya Rajasa digelar tadi malam.

RESEPSI digelar di Jakarta Convention Center (JCC), kompleks Gelora Bung Karno (GBK) dengan mengundang sekitar 3.500 tamu. Acara yang digelar dengan adat Jawa itu berlangsung khidmat dan meriah. Resepsi dimulai sekitar pukul 18.45 dengan prosesi masuknya dua mempelai dan kedua keluarga. Ibas dan Aliya berjalann memasuki hall utama. Dua mempelai itu mengenakan pakaian adat Jogjakarta.

Di belakang mereka, Oktiniwati Hatta Rajasa dan Any Yudhoyono berjalan berdampingan, SBY dan Hatta Rajasa, dan Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan. Alia terlihat menggelayut di tangan neneknya, Any Yudhoyono. Mereka berjalan memasuki hall dengan perlahan dan langkah kaki seragam. Pakaian yang dikenakan berwarna merah marun dengan desain khas budaya Jawa. Yakni, baju beskap, blangkon, keris, kain batik, dan kebaya. Khusus untuk Aliya, kebaya yang dikenakan menjuntai sepanjang sekitar tiga meter. Selama berjalan menuju pelaminan, Ibas dan Aliya tak bisa menyembunyikan kegugupannya.

Mereka berdua terlihat saling berbincang lirih sambil menyapa para tamu. Ibas sempat salah langkahsaathendaknaikmenujupelaminan. Begitu duduk di pelaminan, Prof Arif Rachman lantas membacakan doa untuk mereka. Acara salaman dengan tamu pun dimulai. Ribuan tamu kemarin membanjiri ruang resepsi. Karena jumlahnya sangat banyak, ribuan tamu harus antre. Antrean mengular hingga 700 meter.

Eros Djarot, salah seorang tamu, menuturkan, undangan resepsi dan akad nikah di Cipanas pada Kamis (24/11) lalu dibedakan. Mereka yang hadir di akad nikah, bisa dipastikan tidak akan hadir di resepsi. Selain itu, ada pengaturan tamu secara tidak langsung. Para undangan kolega SBY dan Hatta hadir di jam-jam pertama resepsi. Namun, khusus untuk teman-teman Aliya dan Ibas hadir agak malam.

“Iya, Banyu Biru (putra Eros Djarot, Red.) tadi bilang kalau yang muda-muda agak malaman,” kata mantan politikus PDI Perjuangan itu. Meskipun datang agak malam, para tamu-tamu muda itu tetap harus rela antre. Hingga pukul 22.00, sejumlah tamu masih harus antre untuk masuk ke dalam gedung. Belum lagi para tamu yang bergantian bersalaman dengan mempelai dan dua keluarga. Setiap tamu yang hadir, mendapat souvenir. Yakni sebuah kantong yang dibuat dari kertas daur ulang yang dilapisi kain batik.

Di dalamnya, tidak ada isinya. “Bagus ya,” kata lelaki berkumis lebat itu. Beberapa tamu yang hadir tadi malam adalah mantan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan presenter TV One Tina Talisa, mantan Presiden RI BJ Habibie. Para tamu dihibur sejumlah penyanyi papan atas. Di antaranya Lala Karmela, Shandy Shandoro, Rio Febrian, Mike Mohede, dan Dira Sugandi. Sejumlah lagu Jawa dan lagu ciptaan SBY dimainkan. Namun, lebih banyak lagu-lagu populer seperti Somewhere Over the Rainbow, What a Wonderful World, dan Just the Way You Are. (aga/jpnn)

Dapat Rp6 Juta per Hari, Mulai Berani Kredit Mobil

Berkat Novel-Film Eat, Pray, Love, Ketut Liyer Kewalahan Layani Turis Asing

Gara-gara namanya ditulis di dalam novel terkenal berjudul Eat, Pray, Love, sosok Ketut Liyer didatangi para tamu di rumahnya di kawasan Ubud, Bali. Kebanyakan adalah turis asing. Karena kewalahan, aktivitas Liyer sebagai pelukis pun terbengkalai.  

SUGENG SULAKSONO, Ubud

SUDAH satu jam lebih perempuan muda berambut pirang itu menunggu di teras sebuah rumah dengan ornamen khas Bali di kawasan Ubud. Dia langsung tersenyum begitu sosok yang ditunggu muncul di hadapannya. Sosok itu sudah sangat sepuh, mengenakan sarung, dan berkaus agak kusam. Sosok tua itu adalah Ketut Liyer, pria yang namanya terkenal setelah ditulis dalam novel berjudul Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert. Sosok Ketut semakin terkenal ketika novel tersebut difilmkan dengan judul yang sama dan dibintangi aktris Hollywood papan atas Julia Roberts. Sore itu, sepekan lalu, Liyer langsung menyambut senyum gadis berambut pirang yang menunggunya tadi. Liyer menanyakan nama si gadis dalam bahasa Inggris. “My name is Coby,” jawab gadis itu.

Dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya yang menghasilkan jawaban bahwa Coby berasal dari Spanyol dan berusia 22 tahun. Atas kedatangan Coby, Liyer mengaku sangat berbahagia. Tak lama berselang tangan kanan Liyer meraih telapak tangan kiri Coby, setelah sebelumnya meminta izin terlebih dahulu. “You will get married soon,” ucap Liyer lantas tersenyum. Dengan wajah kaget, Coby kemudian bereaksi dan mengatakan bahwa itu terlalu cepat. Dia merasa belum waktunya menikah karena masih muda. “No! It’s so early,” Coby berusaha membantah. Dari jarak sekitar lima meter, teman-temannya yang duduk sambil menyaksikan adegan itu tampak terkekeh. Begitulah salah satu cara Liyer meramal pasiennya.

Belakangan, setelah populer lewat buku dan promosi film yang melibatkan namanya, pria yang mengaku usianya 98 tahun -meski menurut keluarganya 95 tahun- itu ramai dikunjungi orang. Mereka berharap mendapatkan sesuatu yang sama, bahkan lebih dari apa yang didapatkan Elizabeth Gilbert. Sebelumnya, Elizabeth memang menulis bahwa Liyer berjasa besar dalam pemulihan psikisnya sampai akhirnya menemukan kembali perasaan cinta.

Padahal, dia sudah cukup putus asa pasca menjanda, sehingga tidak peduli lagi pada penampilan. Kisah dalam novel itu kemudian diangkat ke layar lebar dan sosok Elizabeth diperankan Julia Roberts. Demi menemukan nuansa dan tentunya sosok Liyer, lokasi syuting bahkan sampai ke Bali. Sayangnya, Liyer saat itu gagal bermain dalam film tersebut. Dia harus masuk rumah sakit akibat kencing batu.

Penyakit yang diderita Liyer salah satunya adalah akibat terlalu lelah dikunjungi banyak wisatawan, terutama wisatawan asing. Berapa pun jumlahnya, Liyer bersedia meladeni. Setelah pulih kembali, pengunjung mulai dibatasi. Maksimal 25 orang dengan tarif rata-rata Rp250 ribu. Dengan patokan tarif itu, dalam sehari dia maksimal bisa meraup Rp6.250.000. Liyer mengaku menikmati profesinya saat ini. Dia senang banyak orang datang kepadanya untuk diramal.

Namun, pada praktiknya Liyer tidak 100 persen meramal, tetapi lebih banyak memberikan nasihat. Kepada pasien pria dia berkali-kali mengingatkan agar tidak tergoda perempuan lain ketika sudah menikah dan memiliki karir yang baik.

“Sudah banyak terjadi, lakilaki jadi miskin karena dihalangi orang cantik. Kakek dulu masih muda, belum tahu, sampai Rp150 juta diambil oleh cewek. Itu menangis rasanya. Cari uang Rp150 juta lama sekali disimpan (menabungnya),” ucapnya dengan bahasa Indonesia yang kurang fasih. Ketika disinggung ke mana perginya perempuan itu, Liyer hanya tertawa.

Dia lalu berkelit dengan melanjutkan perannya sebagai peramal. “Kakek ini punya pengalaman. Jadi berani cerita. Tapi kalau kakek salah, jangan dimarahi,” katanya. Sebelum giat membaca tangan, Liyer membuka praktik penyembuhan penyakit. Karena itu, di depan rumahnya tertulis papan nama Medicine Man. Liyer juga seniman karena kerap membuat karya lukis. “Dulu hari Minggu kakek melukis. Terkenal juga, sehingga dapat penghargaan dari kabupaten, juga mantri (menteri) kebudayaan. Kira-kira lima bulan lalu dipanggil untuk dikasih penghargaan di bidang kesenian,” paparnya. Sekarang, terlebih dengan banyaknya pasien, kata Liyer, melukis sudah tidak bisa dilakukan.

“Sekarang kakek sudah tua. Kalau melukis, mata saya juga sudah kurang (tajam). Tapi, kakek senang meramal,” ucapnya. I Nyoman Latra (60), putra tunggal Liyer, mengatakan, pasien pernah mencapai 40 orang dalam sehari.

Namun, karena berakibat pada menurunnya kondisi Liyer, jumlah pasien akhirnya dibatasi. “Waktu operasi (kencing batu) itu habis Rp50 juta,” tutur pria yang menjadi guru kesenian di SMPN 1 Sukawati itu. Latra membenarkan bahwa sebelumnya Liyer giat melakoni pekerjaannya sebagai pelukis. Namun, jauh sebelum itu dia seperti orang pintar. “Dulu dukun juga, mengobati orang. Kalau ada upacara keagamaan, kakek yang bisa bimbing,” tuturnya. Kini, kata Latra, Liyer sangat menikmati peran sebagai peramal. Mayoritas pasien, sekitar 75 persen, adalah wisatawan asing. Sisanya wisatawan domestik. Dua tahun lalu Latra memutuskan mengalokasikan sebagian rezeki dari kedatangan para pasien itu untuk membeli mobil Daihatsu Terios secara kredit.

“Supaya kakek bisa bepergian ke mana-mana,” katanya. Latra menceritakan, awal Liyer benarbenar total melakukan ramalan adalah setelah seorang perempuan datang dan menanyakan suaminya. Liyer kemudian mengatakan bahwa suaminya akan menikah lagi. “Habis itu, perempuan itu jatuh (pingsan) di depan rumah,” kisahnya. Apa yang dikatakan Liyer, menurut Latra, memang benar-benar terjadi. Namun, pengalaman itu dijadikan pelajaran agar Liyer tidak mengatakan berita buruk kepada setiap pasien.

“Sekarang paling sedikit saja (yang diungkap dari hasil ramalannya). Lebih banyak cerita. Bahaya dan takut mendahului Tuhan,” ucapnya. Latra mengatakan, dirinya sebenarnya anak angkat Liyer. Anak kandung Liyer adalah laki-laki, berusia kurang lebih sama dengan Latra. Tapi, dia meninggal pada usia 3 bulan. Sementara istri Liyer, Ketut Lami, meninggal dunia sekitar empat tahun lalu karena mengidap penyakit asma. (c2/kum/jpnn)

Penyisihan Menuju Jepang

Gatsby Dance Competition

MEDAN- Gatsby Dance Competition mencari perwakilan Medan untuk didaulat mengikuti kompetisi dance di Jepang. Babak penyisihan Gatsby Dance Competition yang digelar di Medan Mall ini mampu menarik animo masyarakat, terutama kawula muda. “Medan luar biasa, antusias penonton luar biasa,” ujar Master of Ceremony dalam Gatsby Dance Competition ini. Babak penyisihan ini diikuti 27 kelompok dance dan akan disaring menjadi 12 kelompok dan akan dipilih satu pemenang untuk mengikuti semifinal di Jakarta.

“Dari penyisihan ini akan kita ambil satu untuk mengikuti semifinal menuju Jepang, dan semoga Medan mampu memberikan yang terbaik,” ucap Ari Tulang, salah satu juri dalam acara dance kompetisi ini. Selain menilai gerakan penari, penilaian lain yang diberikan yakni pada harmonisasi gerakan dan kekuatan penari. “Kalau powernya stabil, penari tidak akan ngos-ngosan hingga akhir lagu,” ucap Ari. Penilaian lain yang diberikan yakni terkait performance (penampilan), gaya pakaian dan tentu saja gaya rambut yang dipakai.

“Penari akan masuk dalam kompetisi tari internasional, jangan sampai tampilan luar menjadi kendala, bagaimana rambut ditata itu juga menjadi daya tarik sendiri,” lanjut Ari. Dalam roadshow Gatsby ini juga digelar pemilihan untuk pria dengan gaya rambut terbaik. “Untuk peserta Hair Styling Contest, diikuti sekitar 67-an peserta remaja pria,” ungkap Hendra. Acara final Gatsby Dance Competition dan Hair Styling akan diadakan pada Minggu (27/11). Dengan bintang tamu yang hadir, Brand Ambassador Gatsby Christian Sugiono dan Marcel Chandrawinata.(ram)