28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14417

Pajero Sport dan Strada Triton Raih Award

JAKARTA- Mitsubishi Indonesia menyabet 3 gelar dari Auto Bild Indonesia Award 2011. Penghargaan diterima secara simbolis oleh Tetsuya Katori selaku Unit Head Marketing Division PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors, kemarin (15/11).
Ketiga penghargaan tersebut diraih oleh Pajero Sport sebagai “The Best Big SUV”. Prestasi ini bukan yang pertama karena tahun lalu sudah diterima. Dan dalam dua tahun All Round Family SUV ini sudah mengantongi 9 penghargaan dari berbagai media.

Selain Pajero, Mitsubishi Strada Triton dinobatkan sebagai “The Best Double Cab”. Satunya lagi, “Special Centennial Award for 40th of Mitsubishi Indonesia. Prestasi terakhir ini merupakan bentuk eksistensi Mitsubishi di Indonesia.
“Pajero Sport & Strada Triton merupakan kendaraan yang diunggulkan dalam event ini. Ke depannya, kami terus meningkatkan Customer Satisfaction kami, sehingga pelanggan semakin puas terhadap kendaraan Mitsubishi,” ujar Tetsuya Katori.(net/bbs/jpnn)

Chevrolet Luncurkan New Captiva

JAKARTA- General Motors (GM) Indonesia merayakan 100 tahun kehadiran Chevrolet di dunia, dengan meluncurkan secara resmi Chevrolet New Captiva Diesel (NCD) 2.0L dengan harga berkisar antara Rp355 juta hingga Rp361 juta di Indonesia.

“New Captiva Diesel adalah rangkaian dari New Captiva bensin yang diluncurkan Juni lalu, New Captiva adalah tulang punggung penjualan Chevrolet di Indonesia,” kata Presiden Direktur PT General Motor Indonesia, Marcos A Purty, pada saat perayaan 100 tahun Chevrolet sekaligus peluncuran All New Captiva 2.0L AT FL-FWD, Rabu (16/11)
Chevrolet New Captiva Front Wheel Drive (FWD) i2.0 L Diesel dengan transmisi otomatis (AT) resmi diluncurkan di pasar kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV) Indonesia. NCD berpenggerak roda depan serta bertransmisi enam percepatan dengan GM Triptronic diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan jelajah komuter warga urban serta lintas kota dengan kenyamanan ekstra yang dihasilkan dari fitur-fitur dan desain interior.

Mobil dengan mesin 2.0 L DOHC Variable Geometry Turbocharger With Intercooler yang memungkinkan terciptanya tenaga maksimal 163 PS pada 3.800 rpm serta torsi maksimal 360 Nm pada 1.750-2.750 rpm. “Ini terbesar di kelasnya,” ungkapnya.

Selain itu, family SUV berpenumpang tujuh orang ini dibangun atas chasis monocoque yang memberikan kenyamanan berkendara setara sedan serta pengakuan bintang lima (berskala 1-5) dari Euro New Car Assessment Programe (NCAP) yaitu sebuah badan independen di Eropa yang menguji tingkat keselamatan mobil yang baru beredar di pasaran.
New Captiva ini dilengkapi fitur keamanan pengereman Anti-lock Brake System (ABS) yang di distribusikan secara pintar melalui fitur Electronic Brake-force Distribution (EDB) sehingga distribusi beban pengereman terbagi rata pada keempat roda kendaraan.

Mobil ini memiliki pilihan warna switchblade silver, royal grey, alpine white, auburn brown, dan black saphire.
Namun, Marcos tidak bersedia menjelaskan target penjualan dari mobil ini. Dia hanya menuturkan targetnya dijual sebanyak-banyaknya di Indonesia.

“Kami akan menjual sebisa kami, tidak ada spesifik target, kami hanya ingin menjual sebanyak-banyaknya, pertumbuhan pada September GM tumbuh Year on Year sebesar tujuh persen, itu yang ingin di jaga oleh GM,” kata dia.
Sebelumnya, Chevrolet Captiva dan Chevrolet Lova menjadi andalan penjualan periode ini.(net/jpnn)
General Motors (GM) Indonesia yang menjual kendaraan roda empat dengan merek Chevrolet mencatat kenaikan angka penjualan lebih dari 7 persen sepanjang Januari hingga September, dengan angka 3.686 unit. Chevrolet Captiva dan Chevrolet Lova menjadi andalan penjualan di periode itu.

Chevrolet Captiva menyumbang 49 persen dengan jumlah 1.813 unit sementara Lova menyumbang 29 persen (1.082 unit), dan selebihnya diisi Chevrolet Spark, Chevrolet Aveo, dan Chevrolet Cruze.
Chevrolet Captiva berhasil menjadi andalan Sport Utility Vehicle (SUV) setelah diluncurkan pada 2007 dan disusul dengan beberapa varian terbaru New Captiva, baik berbahan bakar bensin maupun diesel.
Sedangkan Chevrolet Lova telah  menjadi armada andalan beberapa perusahaan taksi di Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Denpasar, dan beberapa kota besar lain di Indonesia.(net/bbs/jpnn)

Janjikan Rumah Warga tak Tergenang Lagi

Rahudman Tinjau Drainase Jalan Pancing II

Warga Jalan Pancing II, Indra Kasih, Medan Tembung, kini boleh lega. Genangan air yang merendam pemukiman mereka saat hujan turun segera teratasi. Wali Kota Medan, H Rahudman Harahap, kemarin (15/11), melakukan peninjauan langsung dan berjanji segera membangun drainase permanen.

Rahudman sendiri terlihat bertatap muka dengan warganya yang menyampaikan keluh dan kesah. Tak cuma soal genangan air, kondisi jalan yang rusak parah akibat gerusan air juga disampaikan warga. Kepada warga Rahudman berjanji segera mengatasi keluhan warga tersebut.

“Ternyata dari hasil peninjauan yang kita lakukan, kondisi drainasenya yang mengakibatkan genangan air selalu terjadi. Alirannya tidak tembus ke hilir di wilayah Deli Serdang, sehingga air menggenangi pemukiman warga meski hujan cuma sebentar,” katanya.

Rahudman mengatakan, kondisi drainase di kawasan itu sebenarnya sudah baik. Sisi kanan drainase telah dibeton, tapi karena alirannya buntu, air menggenang di pemukiman warga.

“Kita akan melakukan perbaikan drainase, digali tembus hingga ke bagian hilir. Dengan hal ini, pemukiman warga tak tergenang air lagi dan jalan tidak rusak karena tergerus air,” tambahnya.

Terkait keluhan warga tentang kondisi Jalan Pancing II yang rusak parah, Rahudman berjanji akan segera melakukan pengaspalan hotmik.

“Setelah selesai melakukan perbaikan darinase, kita juga akan melakukan perbaikan jalan yang rusak dengan melakukan pengaspalan dengan jenis hotmik,” janjinya.

Tak lupa, Rahudman juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke SMK Dharma Analitika Medan, yang berada di kawasan itu. Rahudman disambut dengan gegap gempita, ratusan siswa berebut salaman dengan orang nomor satu di Pemko Medan itu. Di sekolah tersebut, Rahudman  kembali menegaskan janjinya untuk menyahuti semua keluhan warga. (adl)

40 Universitas di Eropa Jaring Mahasiswa Medan

Tawarkan Beasiswa

MEDAN-Tingginya animo mahasiswa asal Medan dan sekitarnya kuliah ke luar negeri, menarik pelaku pendidikan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa untuk berpromosi langsung ke Kota Medan. Setidaknya, 40 universitas terkemuka di Eropa menggelar pameran bertajuk European Higher Education Fair (EHEF) di Hotel Grand Aston Selasa (15/11).

Pameran pendidikan Uni Eropa ini dibuka Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Baharuddin Manik, dan Wakil Ketua Delegasi Uni Eropa (UE) untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN, Colin Crooks.

Dalam pameran ini, pelajar SLTA, mahasiswa maupun dosen yang akan melanjutkan pendidikan jenjang S1 hingga S3 di Eropa mendapatkan beragam informasi program studi pilihan yang diberikan universitas di Eropa yang selalu mengaitkan pendidikan dan pelatihan dengan bisnis, industri dan pengalaman magang.

Tak cuma memberi informasi kuliah, Colin Crooks juga memberi petunjuk cara mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan di Eropa.

Colin Crooks mengungkapkan, 2.600 mahasiswa asal Indonesia saat ini melanjutkan pendidikan S1, S2 dan S3 pada sejumlah perguruan tinggi di Eropa. Diantara mereka, lanjut Colin sebanyak 1.000 mahasiswa mendapatkan beasiswa pendidikan dan 1.600 mahasiswa kuliah dengan biaya sendiri.

Dalam lembaran fakta EHEF 2011 lembaga pendidikan di Austria, Belgia, Bulgaria, Jerman, Yunani, Hungaria, Belanda, Spanyol, Republik Slovakia dan Uni Eropa menyediakan beasiswa.

Sedangkan lembaga pendidikan yang hadir di Medan guna berpromosi diantaranya American College (Ciprus), TUM Asia, Rheinland Institut dan University Duisburg Essen (Jerman), Politecnico Di Milano, University of Calabria dan Istituto Europeo di Design, International of Social Studies, Hanze University of Applied Science, Saxion University of Applied Sciences, University of Twente dan Wageningen University (Belanda).

Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut Baharuddin Manik mewakili Pemprovsu menyambut baik pameran universitas Eropa di Medan. Ia berharap pameran ini membawa manfaat bagi masyarakat terutama pelajar, mahasiswa dan praktisi pendidikan yang ingin melanjutkan kuliah di Eropa.

Angelin Sumendap, panitia EHEF 2011 di Medan mengemukakan pameran di Medan merupakan gelaran pertama yang mendapat respon positif dari masyarakat Medan. Sedangkan pameran serupa juga telah dilaksanakan di Jakarta pada 12-13 November 2011 di Jakarta Convention  Centre di Jakarta yang menghadirkan lebih 90 universitas di Eropa. ‘’Pameran di Jakarta sudah berlangsung tiga kali dalam tiga tahun terakhir. Sedangkan di Medan baru tahun 2011. Jadi di Indonesia, pameran ini digelar hanya di Jakarta dan Medan,’’ katanya. (mag-9)

Universitas Eropa Promosi di Medan

  1. American College, Ciprus
  2. TUM Asia, Jerman
  3. Rheinland Institut, Jerman
  4. University Duisburg Essen, Jerman
  5. Politecnico Di Milano, Italia
  6. University of Calabria, Italia
  7. Istituto Europeo di Design, Italia
  8. International of Social Studies, Belanda
  9. Hanze University of Applied Science, Belanda
  10. Saxion University of Applied Sciences, Belanda
  11. University of Twente,  Belanda
  12. Wageningen University, Belanda

 

Medan Krisis Lahan Kuburan

MEDAN-Perkembangan kota pastinya akan memaksa segala bidang untuk berbenah. Seperti Kota Medan, kini pemerintahan yang dipimpin Rahudman Harahap ini sedang disibukkan dengan lahan kuburan yang sudah tidak mencukupi lagi.

“Yang meninggal semakin banyak, jadi lahan kuburan yang ada sekarang tidak cukup untuk menampung warga yang meninggal dunia,” kata Wali Kota Medan, Rahudman Harahap usai pembukaan Festival Seni Pelajar Kota Medan di Palladium Mall, Selasa (15/11) siang.

Untuk itu, Pemko Medan akan mengincar lahan kuburan yang baru melalui berkoordinasi dengan semua pihak mengenai hal itu. Semua ini tak lain karena tempat pekuburan  di beberapa tempat sudah tidak mampu lagi menampung warga yang meninggal dunia. “Salah satunya areal perkuburan yang berada di Medan Perjuangan, tempat tersebut sudah penuh dan Pemko Medan akan mencoba berkoordinasi dengan pihak lain untuk lokasi lain atau lokasi baru,” sebutnya.

Soal lahan kuburan memang membuat pemerintah lokal pusing. Selain di Medan, sebelumnya di Jakarta malah disinyalir lahan kuburan akan habis kurang dari dua tahun lagi, tepat pada 2013 mendatang. “Krisis lahan makam ini harus segera diantisipasi dengan perluasan. Mengingat jumlah orang meninggal terus bertambah, sementara lahan makam stagnan,” ujarnya Komisi D DPRD DKI Jakarta Siti Sofiah kepada Rakyat Merdeka (grup Sumut Pos) di Jakarta, belum lama ini.

Dari Data Dinas Pertamanan dan Pemakaman 2008 menyebutkan, DKI Jakarta dengan luas 65.680 hektare diproyeksikan membutuhkan lahan makam 785 hektare. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RT­RW) Jakarta 2010, ditargetkan 745,18 hektaren.

Sementara sejauh ini, luas makam di Jakarta adalah 576,0827 hektare. Jadi masih kekurangan lahan 208,9173 hektare.

Tingginya angka warga Jakarta yang meninggal dunia, dengan rata-rata per hari mencapai 111 orang, berarti antara 2012 atau 2013 ke depan, lahan pemakaman di DKI Jakarta akan habis apabila tidak segera dilakukan penambahan.
Indikasi semakin langkanya lahan pemakaman tersebut misalnya terlihat dari kondisi di TPU Penggilingan, Jakarta Timur yang membatasi penerimaan jenazah baru yang ingin dimakamkan di sana.

“Perluasan lahan di sini sudah tidak mungkin. Sementara penerimaan jenazah selalu ada setiap hari. Apa jadinya lima tahun mendatang?” terang seorang petugas pemakaman di sana.

Selain pada perluasan lahan pemakaman, Pemprov DKI Jakarta juga memiliki Peraturan Daerah No.3 tahun 2007, yang mengatur masalah pemakaman tumpangan. Ini dinilai sebagai salah satu solusi yang mengatur krisis lahan pemakaman. Pemakaman tumpangan penerapannya adalah, satu liang kubur dapat diisi satu keluarga atau keluarga yang lain bisa ikut menumpang, asalkan terdapat surat keterangan dari keluarga pihak pertama.

Keresahan soal lahan kuburan ini sejatinya telah dirasakan warga. Contohnya, Rizky (28), seorang warga Medan yang juga hadir di Palladium. “Jika ini dibiarkan berlarut-larut, bisa-bisa terjadi timpa-menimpa dalam satu lubang mayat yang di dalam satu areal perkuburan,” terangnya.

Ditambahkan pria yang menggunakan baju warna hitam ini, ketika ada yang lahir pasti ada yang meninggal. Jadi, jangan hanya disiapkan untuk mereka yang akan hidup, mereka yang akan mati juga harus dipikirkan. “Sama halnya dengan warga yang lahir, dimana tempat untuk tinggal pun semakin berkurang. Begitu juga dengan warga yang meninggal dunia,” cetusnya.

Hal senada juga diucapkan Ali (30), warga Medan lainnya. “Pemko Medan harus memperhatikan hal ini. Masyarakat mempercayakan mengenai areal pekuburan ini kepada Pemko Medan. Kalau bisa, areal pekuburannya jangan terlalu jauh dan bisa dijangkau oleh masyarakat yang ingin mendatangi makam keluarganya saat lebaran nanti tiba,” ungkapnya sambil berlalu pergi dengan sepeda motornya.(jon)

Tiap Hari, Rp11 Juta Terbuang di Jeddah

MEDAN- Barang jamaah haji Indonesia yang tercecer di Terminal Timur dan Terminal Barat Bandara King Abdul Aziz Jeddah setiap harinya merupakan pemandangan yang biasa. Hal itu dikatakan Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, Selasa (15/11)

Dikatakannya, barang tercecer jamaah haji setiap satu kloternya dapat bernilai Rp11 juta lebih. Dengan asumsi setiap orang di kloter terpaksa meninggal barangnya senilai minimal 10 riyal atau Rp25.000 (kurs Rp2.500).

“Barang yang tercecer dan terpaksa ditinggalkan bisa mencapai 11 juta rupiah lebih. Itu informasi yang kita peroleh dari tanah suci. Tapi jamaah haji Debarkasi Medan sendiri, kita belum tau berapa total jamaah yang kehilangan barang ini,” jelasnya. Selain itu, katanya, terkadang dalam satu kloter didapati dua koli barang yang dipaksa agar tidak dibawa jamaah, karena dilarang atau kelebihan berat yang ditentukan yaitu 7 kilogram untuk tas tentengan.

“Kadang, jamaah ini membawa barang yang terlalu berat di tas tentengan, jadi terpaksa ditinggalkan. Kalau mereka mau membawanya ketanah air, terpaksa dikenakan biaya lagi,” ujarnya.

Sementara itu, pemulangan jamaah haji kloter 04 Debarkasi Medan sebanyak 454 jamaah diantaranya asal Medan 176, Simalungun 148, Pematangsiantar 124 ditambah petugas 6 orang berjalan lancar.

Sambungnya, pada pemulangan tersebut, seorang jamaah asal Pematangsiantar, Mustamir Bin Ali Humar Siddik (65) manifest 385 tidak dapat pulang karena menderita Pneumia atau cairan pada paru-paru.

“Menurut medis, jamaah ini harus dirawat di rumah sakit King Abdullah Makkah selama 1 minggu. Saat ini kondisi pasien sudah berangsur sembuh karena peralatannya juga canggih. Diharapkan jamaah ini dapat pulang pada kloter selanjutnya,” katanya, Selasa (15/11).

Pada pemulangan jamaah kloter 04 di Asrama Haji Medan ini, sambungnya, 4 jamaah harus dirujuk ke RS Haji Medan karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Diantaranya Abu Rahim Harahap (67) nomor manifest 127 warga Medan Sunggal karena sakit diabetes.

Nina Muhammad Sidiq (53) manifest 402 warga Pematangsiantar karena sakit asma, Awaluddin Imant Damanik (76) manifest 269 warga Simalungun karena menderita infeksi paru-paru dan Dahliar (51) manifest 125 warga Medan karena turun tensi. “Jadi mereka dirawat di rumah sakit rujukan selama 1 minggu dengan biaya pemerintah. Setelah lebih dari tujuh hari, maka biaya pengobatan dari jamaah sendiri,” ungkapnya.

Untuk pemulangan jamaah haji kloter 05 Debarkasi Medan dengan 455 jamaah semuanya berasal dari Labuhan Batu. Dijadwalkan tiba di Bandara Polonia pada Selasa (15/11) dinihari sekitar pukul 00.30 WIB. “Kloter 05 ini jamaah nya berasal dari Labuhan Batu semua. Mudah-mudahan pemulangannya tidak molor,” bebernya. (mag-11)

Wartawan Berebut Colokan Listrik

Fasilitas Awak Media Minim

PALEMBANG-SEA Games XXVI/2011 sudah berjalan lima hari, medali demi medali sudah dikumpulkan oleh negara peserta. Namun, dibalik cerita sukses tiap negara tersebut, ada ketidaknyamanan yang dirasakan para awak media selama meliput even olahraga terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

Ya, ketidaknyamanan terkait dengan buruknya pelayanan panitia terhadap para awak media, baik lokal maupun asing. Kondisi ini bukan hanya terjadi di Palembang, di Jakarta pun ternyata demikian. Padahal, pengalaman Jakarta harusnya lebih matang dibanding dengan pengalaman Palembang.

Seperti yang terjadi di venue bulu tangkis di Istora Senayan, Selasa (15/11). Pada partai final beregu putra yang mempertemukan Indonesia kontra Malaysia dan memang ditunggu-tunggu , banyak peliput asal Malaysia yang mengeluhkan minimnya fasilitas meja dan kursi di media centre.

“Kami melihat Indonesia tak menganggap SEA Games. Ini even internasional tapi fasilitasnya seperti even-even lokal kecil di Negara kami. Wifi tidak ada dan perlengkapan elektronik lainnya juga tidak ada. Kami kira Indonesia tidak serius,” tutur Rajes Paul, jurnalis asal harian The Star Malaysia.

Karena itu, akhirnya banyak jurnalis yang terpaksa menulis sambil lesehan ataupun meminjam meja panitia yang menjaga media centre. Bahkan, karena colokan listrik yang jumlahnya hanya satu, beberapa wartawan ada yang bersitegang berebut colokan.

Beruntung, tidak sampai terjadi keributan karena akhirnya ada jurnalis lain yang mengalah dan memberikan tempat untuk mencolokkan dan mendapat aliran listrik .

Saat dikonfirmasi kepada ketua Panpel bulu tangkis Mimi Irawan, dia menjelaskan bahwa masalah fasilitas media bukan menjadi tanggung jawabnya. Pihaknya hanya menyediakan meja dan kursi sesuai dengan yang diminta oleh Deputi III Inasoc.

“Ini bukan tanggung jawab saya, semuanya ini harusnya sudah disediakan oleh Deputi III. Mereka janjinya dari awal begitu, kami yang atur tempat, yang install perlengkapan mereka,” terang perempuan yang juga pengurus PB PBSI tersebut.

Masalah ini sebenarnya bukan hanya terjadi di Jakarta, di Palembang pun fasilitas yang disediakan oleh Inasoc jauh dari memadai. Jika dibandingkan dengan kejuaraan bulutangkis tingkat lokal pun masih kalah. Kondisi ini harusnya menjadi perhatian dari Inasoc karena membuat wajah Indonesia malu kepada negara lain akibat pelayanan yang buruk.(aam/jpnn)

Lagi, Dijanjikan Lamaran

Ashanty

Berkali-kali menunda acara lamaran, teman duet sekaligus pasangan kekasih Anang Hermansyah dan Ashanty kembali melakukan rencana untuk karier dan kehidupan pribadi mereka.

Pekan ini, mereka pun berencana terbang ke Cina untuk melakukan syuting video klip. Anang nampaknya tidak mau mengulur waktu untuk segera menjadikan Ashanty sebagai istrinya. Anang akhirnya memutuskan memiliki rencana baru untuk tanggal pasti kapan dirinya akan melamar Ashanty.

Sebelumnya dikabarkan, Anang akan melamar kekasihnya itu di Eropa, namun, karena terkendala oleh masalah pengurusan visa, mereka pun sepakat menunda keberangkatan ke Eropa.

“Iya, yang ke Eropa diundur 16 Februari. Jumat ini kita ke Cina. Nanti mau ke Beijing dan Shanghai,” ungkap Ashanty, kemarin.

Keberangkatan mereka ke China nantinya juga akan dinikmati bersama dengan kedua anak Anang, Aurel dan Azriel. Kabarnya, Anang pun akan melamar Ashanty di Cina. Saat ditanya soal kabar terbaru rencana lamarannya,  Ashanty  menanggapi dengan malu-malu.

“Katanya Mas Anang mau buat surprise untuk aku. Tapi dia nggak mau kasih tahu,” ujar Ashanty.
Mendengar hal itu, Anang tersenyum dan tak banyak berkomentar. Lamaran yang sempat dikabarkan berlangsung September lalu, kabarnya akan dilangsungkan Desember tahun ini. Soal kapan tanggal lamaran mereka berlangsung, kembali dipertegas oleh Anang.

“Jangan ngomongin tanggal. Ya Insya Allah Desember ini,” sahut Anang. (ins/jpnn)

Senyum Merekah di Rumah Papan

Bersama Haji Anif Mengunjungi Kampung Nelayan, Deliserdang

Jangan bayangkan jalanan beraspal, berbatu, atau berdebu. Menuju Kampung Nelayan Deliserdang dari Belawan Medan hanya tersedia satu jalan, yakni air.

Ramadhan Batubara, Medan

Dalam getaran mesin boat dan terpaan angin, Sumut Pos yang menemani rombongan Haji Anif berusaha membuka mata selebar-lebarnya. Ini tak lain karena kawasan yang secara administrasi bernama Dusun XIV, Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang itu memang cukup menarik perhatian.

Bayangkan saja, dari data yang didapat, Kampung Nelayan adalah satu-satunya dusun di Desa Paluh Kurau yang tidak memiliki akses jalan ke kawasan luar selain melalui laut. Ya, dari 14 dusun yang ada di Paluh Kurau, hanya Kampung Nelayan ini yang berada di wilayah perairan pesisir.

Memang jarak kampung ini dengan Belawan tidak begitu jauh, tak sampai sepuluh menit di atas boat, sekira 7 kilometer. Namun, mengingat tidak adanya akses jalan, Sumut Pos penasaran untuk melihat langsung keadaan kampung yang kabarnya dibuka pertama kali oleh Suku Banjar itu. Apalagi taraf hidup sebagian besar warganya juga tidak begitu menjanjikan. Mereka berada di bawah garis kemiskinan.

Dan semua itu terjawab kemarin, Selasa (15/11). Begitu memasuki kawasan perairan Kampung Nelayan, rumah-rumah yang menghadap air seakan mengucapkan selamat datang. Nyaris di bagian depan setiap rumah ada tiang untuk menambat tali perahu atau boat. Tidak lupa semacam tangga untuk naik ke rumah. Seluruh rumah yang berada di Kampung Nelayan ini memang berbentuk rumah panggung. Beruntung, saat tiba di sana, air di Kampung Nelayan sedang tidak pasang. Jadi, terlihatlah tonggak-tonggak yang menyanggah rumah; kayu mangrove yang sudah menghitam, menunjukkan kekuatan yang tak hancur oleh air laut.

Pandangan mengarah ke rumah-rumah yang ada. Di sebuah rumah tampak seorang ibu sibuk memasak. Di rumah lain, beberapa anak berteriak riang sambil memandang boat rombongan yang jumlahnya mencapai lima. Beberapa warung juga tampak beraktivitas. Ada pula seorang gadis di dalam rumah (terlihat dari jendela rumah), menyisir rambut sambil berkaca.  Di rumah sebelah lainnya, perempuan lain memperhatikan rombongan, senyumnya terlihat di cela papan rumah. Ya, benar-benar perkampungan yang wajar.

Namun, begitu mendarat, ada sesuatu yang tak wajar muncul kepermukaan. Jalanan di kampung ini ternyata tidak bertanah juga. Gang-gang kecil hanyalah tumpukan papan yang dibentuk sedemikian rupa. Lalu, lebar gang itu pun tidak menenangkan, gang terlebar hanya bisa dilalui empat orang beriringan sekaligus. Belum lagi, gang itu selalu bergoyang ketika dilewati. Bayangan gang akan runtuh pun menjadi momok. Apalagi, kemarin, Sumut Pos menemani Haji Anif dan rombongan yang akan meresmikan sebuah madrasah. Tak pelak, konsentrasi massa menumpuk di lokasi dekat Madrasah Ibtidaiyah H Anif; sekolah yang diresmikan.
“Itu Haji Anif, yang pakek baju batik hijau,” terdengar beberapa warga berbisik.
“Yang pakek baju itam itu bupati,” timpal lainnya.

Belum sempat mendengar perbincangan beberapa warga tadi, di tikungan yang menghadap madrasah, rombongan langsung ‘dihadang’ kelompok rebana. Musik membahana. Haji Anif dan rombongan pun dikalungi bunga. Tidak sampai di situ, setelah rombongan duduk di tempat yang memang sudah disediakan, tarian penyambutan pun disuguhkan.

“Terima kasih Pak Anif…, tapi kalau bisa pembangunan ini jangan dihentikan sampai madrasah saja. Lanjutkan lah ke tingkat SLTP,” ungkap tokoh masyarakat Kampung Nelayan, Muhammad Syafii.

Syafii pun melanjutkan ceritanya tentang warga Kampung Nelayan yang kesulitan mendapatkan pendidikan. Pasalnya, usai sekolah dasar, anak-anak mereka harus menyeberang ke Belawan agar bisa menikmati SLTP dan seterusnya.

“Anak-anak dan adik-adik kami harus menyeberang kalau mau sekolah, Pak. Jadi kalau ada sekolah lanjutan di sini kan enak. Tak perlu lagi mereka buru-buru sampek jatuh ke air,” tambahnya yang langsung dibalas tawa oleh semua yang hadir.

Mendengar hal itu, Haji Anif berharap diberikan rezeki oleh Allah. “Kami senang sekali bisa membantu. Semoga diberi rezeki oleh Allah biar hal itu bisa terwujud. Kita memang harus pintar agar bisa bersaing dengan negara lain. Maka, pendidikan adalah hal yang penting” kata Haji Anif yang hadir ditemani dua anaknya, Musa Rajeckshah dan Musa Idishah.

Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang ikut dalam rombongan menimpali kalau apa yang telah dilakukan oleh Haji Anif wajib ditiru pengusaha lain. “Seandainya lebih banyak pengusaha seperti Haji Anif, maka pembangunan di Sumut akan semakin cepat,” katanya.

Pun, Wisjnu berharap, warga Kampung Nelayan bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan Yayasan Haji Anif ini dengan sebaik-baiknya. “Saya berharap di kemudian hari akan muncul tokoh di Medan dan Sumut yang berasal dari kampung ini,” cetusnya.
Tak jauh berbeda dengan Kapolda, Bupati Deliserdang Amri Tambunan pun berharap fasilitas yang disumbangkan Haji Anif dapat dijaga. Bahkan, Amri langsung memerintah Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Deli Serdang, Hj Saadah Lubis untuk memberikan perhatian lebih pada madrasah ini. “Bu Kadis, perhatikan madrasah bantuan Haji Anif ini, baik guru maupun hal pendukung lainnya. Lengkapilah jika ada sesuatu yang belum sempurna,” perintah Amri di depan khalayak.

Setelah saling memberikan kata sambutan, rombongan langsung mengecek madrasah yang diresmikan tersebut. Meski hujan gerimis, warga yang berkumpul tidak juga membubarkan diri. Bahkan, ketika rombongan mulai kembali ke Belawan. Malah, warga beramai-ramai berdiri di pinggi laut, memandang boat rombongan yang melaju pelan. Mereka melambaikan tangan. Mereka bersorak.

Ya, madrasah telah ada. Masa depan bisa menjadi cerah. Senyum mereka pun mulai merekah. (*)

ICW Dorong Guru Lawan JR Saragih

JAKARTA -Perkara dugaan korupsi APBD Simalungun mendapat sorotan dari Indonesia Corruptions Watch (ICW). Secara khusus, masalah  pengalihan dana insentif para guru non PNS sebesar Rp1.276.920.000 miliar untuk membeli mobil anggota DPRD Simalungun, mendapat tanggapan Koordinator Monitoring Pelayanan Publik ICW Febri Hendri.

Menurut Febri, pengalihan dana insentif para guru itu menunjukkan Pemda Simalungun dan DPRD-nya tidak peduli dengan nasib para guru. Jika ini dibiarkan saja, maka kejadian-kejadian serupa yang mendiskriminasi para guru bisa terulang lagi. Para penguasa lokal, lanjutnya, akan senantiasa meletakkan guru pada posisi yang lemah.

“Kami menyesalkan ini. Dalam birokrasi di daerah, guru selalu berada dalam posisi paling bawah sehingga dana-dana untuk guru  potensial selalu dipotong,” ujar Febri Hendri kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (15/11).

Karenanya, Febri mendorong para guru untuk melakukan perlawanan, termasuk kepada DPRD Simalungun. Perlawanan yang dilakukan guru pun tidak boleh secara sporadis.

“Mereka harus membuat perlawanan yang terorganisir, yang sistematis, yang berdampak luas. Jika hanya sporadis, guru bisa diintimidasi, ditekan,” ujar aktivis ICW yang konsen mengurusi perkara korupsi yang terkait dengan urusan pendidikan ini.
Lantaran perkara ini sudah dilaporkan ke KPK, para guru juga disarankan untuk mendatangi KPK beramai-ramai. “Para guru harus datang langsung ke KPK. Nanti kita dorong KPK untuk segera mengusutnya,” ujar Febri.

Menurut Febri, dengan mengalihkan dana insentif guru untuk membeli mobil anggota DPRD, maka unsur perbuatan melawan hukum sudah terpenuhi.

Seperti diberitakan,anggota DPRD Simalungun Bernhard Damanik sudah melaporkan ke KPK terkait dugaan korupsi yang dilakukan JR Saragih pada APBD Tahun Anggaran (TA) 2010 di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, senilai Rp48 miliar, pada 30 September 2011.

Selain dugaan korupsi dana APBD, JR Saragih juga dilaporkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  Solidaritas Anak Bangsa (SAB), dengan No Surat 001/SAB/IX/2011 Tanggal 28 September 2011. JR Saragih diduga berkolusi dengan Ketua  DPRD Simalungun Binton Tindaon, untuk mengalihkan dana intensif para guru non PNS sebesar Rp1.276.920.000 miliar untuk  membeli mobil anggota DPRD Simalungun. (sam)