24 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14542

Tinggal Nego Harga Kans M Khaidir Terbuka

MEDAN- Sosok calon pelatih kepala PSMS mulai menemui titik terang. Jumat (21/10), M Khaidir mengaku sudah berbicara soal kontrak kepada pengurus PSMS. Tak heran jika Khaidir tampak sudah mulai memantau latihan kemarin sore.

Pelatih yang musim lalu menjadi arsitek Persigo Gorontalo itu, menceritakan ia sudah melakukan pembahasan bersama pengurus PSMS. “Ini sudah yang kesekian kali,” jelasnya. Saat ditanya apakah Kahidir mau membesut tim berjuluk Ayam Kinantan ini, ia menjawab ringan. “Kalau cocok harga, oke,” katanya.

Dari jawaban tersebut, pelatih berlisensi A dan B dari AFC pada 2008 lalu ini, secara tak langsung berarti sudah menjalin kesepakatan dengan pengurus. Dan saat ditanyakan ia tak menampik hal itu. “Saya memang sudah berbicara ke arah sana (Menjadi pelatih, Red) dan mengajukan beberapa syarat kepada pengurus. Termasuk pelatih kepala yang kemarin didesas-desuskan hanya sebagai legalitas,” ujar Khaidir.

Menurut Khaidir, tak akan ada pelatih yang mau mengisi posisi tersebut di PSMS dengan konsekuensi seperti itu. “Kalau saya tak bisa kerja lagi atau sakit-sakitan mungkin saja. Tapi hingga saat ini saya terus berkiprah (Di kepelatihan, Red),” tuturnya.

Pelatih yang sempat bersama-sama PSMS empat tahun (2004, 2005 sebagai pelatih PSMS, dan 2003, 2004 sebagai asisten bersama Suimin Diharja dan Sutan Harhara) ini menjelaskan, satu lagi yang menjadi kendala yakni terkait kedinasannya di Kodam I BB. “Kalau memang sudah ketemu pembicaraan pengurus dengan saya, maka saya harus menyelesaikan dulu mengenai pekerjaan dinas saya,” kata Khaidir.

Menurutnya, pertemuannya bersama pengurus sudah tingkat lanjut. “Ya tinggal nego harga saja, serta beberapa syarat termasuk adanya penambahan pemain yang langsung saya pilih,” tutur Khaidir lagi.

Menurutnya, untuk jumlah pemain yang sudah ada saat ini tak akan ada lagi penyusutan. “Karena pada kompetisi yang akan kembali bergulir pada November 2011 mendatang akan ada kemungkinan jadwal padat. Jadi jika pemain dicoret lagi, kasihan mereka nantinya. Kondisi fisik pemain kita berbeda dengan pemain asing. Jadi tingkat rotasi tinggi pada setiap pertandingan akan sangat mungkin terjadi nanti,” paparnya.

Khaidir mengungkapkan, dari pengamatannya saat ini, tim masih membutuhkan karakter penyerang dan bertahan. “Sekaligus memenuhi syarat 3+1 AFC, kita akan mengisi posisi penyerang dan pemain bertahan, tentunya diperlukan juga untuk tandem Saha,” jelasnya.
Selama dua tahun mengarsiteki Persigo Gorontalo, ia membawa tim tersebut bertengger di posisi kelima pada 2010 dan posisi keempat pada 2011 lalu. (saz)

Pasir Timah Gagal ke Malaysia

BATAM- Penyelundupan pasir timah dari Indonesia ke Malaysia terus berlangsung. Meski berulang kali usaha penyelundupan berhasil digagalkan, usaha penyelundupan terus berlangsung. Terakhir, kapal patroli Bea dan Cukai 8005 menangkap KM Terubuk asal Karimata yang memuat 15 ton pasir timah tujuan Kuantan, Malaysia.

Kepala Seksi Operasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau, Andhi Pramono mengatakan, kapal berbendera Indonesia tersebut ditangkap di Laut Cina Selatan per 19 Oktober pukul 04.45. Awak kapalnya, berjumlah empat orang. Nilai pasir timahnya mencapai Rp1,5 miliar sampai Rp2 miliar.

“Kapal dan muatannya ditarik ke kantor KWBC khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun untuk diproses penyidikan lebih lanjut. Butuh waktu sekitar 30 jam dari lokasi penangkapan di Laut Cina Selatan sampai ke Tanjung Balai Karimun,” katanya. (net/jpnn)

Tiga Penjaga Gawang Merapat

Krisis kiper yang terjadi di PSMS membuat pengurus terus mencari-cari sosok pertahanan terakhir tim yang pas. Tak pelak, kini diinformasikan PSMS akan kedatangan tiga kiper baru. Yakni, mantan kiper Arema Achmad Kurniawan, eks penjaga gawang PKT Bontang Edy Kurnia dan eks kiper Persema Dedi Iman.

Pelaksana teknis PSMS Benny Tomosoa mengaku, telah melakukan negosiasi dengan Achmad Kurniawan. Benny memastikan kakak kiper Timnas U-23 Kurnia Meiga itu akan bergabung latihan bersama tim seleksi PSMS sore ini (22/10). “Kita tau, PSMS sedang mengalami krisis kiper. Dan kita tentu tak tinggal diam, kita sudah melakukan negoisasi dengannya (Achmad Kurniawan, Red) dan dipastikan datang malam ini (Kemarin malam, Red),” tutur Benny, Jumat (21/10).

Perburuan jawara pada tingkat Indonesia Premiere League (IPL) membutuhkan sosok kiper berpengalaman. Benny berpendapat, PSMS tak hanya harus memiliki kemampuan yang bagus, tapi juga sosok yang kuat untuk menekan mental lawan.

Kondisi ini harus didukung efektivitas kepemimpinan di barisan pertahanan, untuk itu fungsi penjaga gawang cukup vital mengomandoi pertahanan terakhir PSMS untuk mewujudkan pertahanan yang kokoh. “Sahbani dan Alrian Suhaibi bisa menjadi opsi alternatif. Namun, kemungkinan masih ada kiper lain yang didatangkan,” jelasnya lagi.

Lain dengan eks penjaga gawang PKT Bontang Edy Kurnia. Ia malah sudah lebih dulu bergabung dan berlatih bersama Sahbani dan Alrian Suhaibi yang dipimpin Sugihar. Tapi, Edi masih dimasukkan dalam daftar seleksi sedangkan Achmad tidak. Laga uji coba sore ini (22/10) dengan PS Kwarta, akan menjadi pengujian kemampuannya.

Sementara itu, bakal pelatih kiper PSMS Sugihar juga sudah memiliki nama seorang kiper yang menurutnya mampu menjadi pertahanan terakhir yang paling bagus bagi PSMS. Yakni eks kiper Persema Dedi Iman.

Kiper yang kini masuk dalam jajaran pemain Persebaya itu sebelumnya memang berniat membela PSMS sejak awal seleksi lalu. Namun, karena menurutnya seleksi tersebut bersifat tertutup, keinginan itu dipendam.

Saat dikonfirmasi melalui telepon selular, Dedi membenarkan hal tersebut. “Tadi (Kemarin, Red) saya dihubungi Bang Sugihar, memang belum deal. Saya sangat tertarik memperkuat PSMS, karena di sini (Persebaya, Red), saya juga masih sebatas panjar saja. Saya ingin kembali ke Medan dan membela PSMS,” terangnya. (saz)

Jaga Perbatasan, Pemerintah RI Siapkan Rp2,8 T

JAKARTA- Demi menjaga wilayah perbatasan memang mutlak adanya, satu cara yang bisa dilakukan yakni melakukan penambahan anggaran di setiap daerah perbatasan untuk pembangunan ekonomi dan infrastruktur.

Solusi itulah yang tengah digarap Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP). Badan yang dikomandoi Kementerian Dalam Negeri ini diberi anggaran sebesar Rp2,84 triliun untuk mengelola perbatasan.

“Untuk tahun 2011, anggaran baru mencapai Rp149 miliar. Pada 2012, meningkat sebesar 1.000 persen menjadi Rp 2,84 triliun,” kata Sekretaris BNPP, Sutrisno dalam diskusi bertajuk ‘Merawat Daerah Perbatasan, Merawat Indonesia’ di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (21/10).
Dana sebesar itu akan dikucurkan baik untuk perbatasan di darat maupun laut. Yaitu 28 kecamatan di darat dan 11 perbatasan dengan laut.

“Dari Rp 2,84 triliun yang untuk lapis pertama atau perbatasan yang paling luar sebanyak Rp1,78 triliun. Sedang yang masuk ke penyangga atau daerah yang tidak langsung di depan, lapis kedua sebesar Rp1,06 triliun,”sebutnya.

Sejumlah uang tersebut, papar Sutrisno, nantinya akan digunakan membangun perbatasan, prasarana jalan, kesejahteraan, kesehatan masyarakat dan lain-lain. Pengelolaan perbatasan menurut Sutrisno merupakan lintas 18 kementerian, sehingga merupakan rencana aksi bersama-sama.

Ke- 39 kecamatan, yang dimaksud merupakan bagian dari 12 provinsi diprioritaskan seperti daerah Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara Timur hingga Papua. Pengucuran dananya sendiri baru dikeluarkan tahun 2012, sehingga pengerjaannya baru bisa dinikmati masyarakat di perbatasan pada tahun 2013.

“Kita arahkan 39 kecamatan tadi ditangani selama tiga tahun dengan tiga tahap seperti awal, kelanjutan dan kemantapan,” imbuhnya.
Sebelumnya, sejumlah wilayah perbatasan di Indonesia dengan Malaysia tepatnya dua desa di Kalimantan Barat. Di duga, Malaysia memindahkan patok perbatasan di wilayah perbatasan. Sedangngkan, warga di perbatasan lebih cendrung bekerja di Negara luar. (bbs/jpnn)

PP Sumut Bantu 4 Panti Asuhan

MEDAN- Dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 pengurus Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Sumut menggelar bakti sosial, dengan memberikan bantuan kepada empat panti asuhan yang ada di Kota Medan. Keempat panti asuhan tersebut yakni Panti Asuhan Al Washliyah Jalan Karya Jaya Medan Johor, Panti Asuhan Mamiyai Jalan Mamiyai No 1 Medan, Panti Asuhan Bani Adam Medan dan Panti Asuhan Jamiyatul Al Washiliyah Brayan Medan.

Turut hadir Dahroel Thamin (Sekjen MPW PP Sumut), Mahsariany (Ketua MPO Srikandi PP Sumut), Hj Ummi Kalsum (Ketua Srikandi PP Sumut), Rosda (Sekretaris), Rohani Pohan (pengurus), Herry Simanjuntak (Ketua KOTI PP Sumut) dan lainnya disambut suka cita para anak-anak panti asuhan.

“Bantuan ini adalah dalam rangka HUT ke-52 Tahun Pemuda Pancasila, merupakan bakti dari Pemuda Pancasila Sumut kepada masyarakat dan memohon doa agar hal-hal seperti ini rutin dilakukan,” ujar Rosda di depan pengurus Panti Asuhan Al Washliyah, Jalan Karya Jaya Medan Johor. Mahsariany, istri Anuar Shah Ketua MPW PP Sumut menambahkan pemberian bantuan itu merupakan wujud dari kepedulian Pemuda Pancasila pada sesama.

“Kami berharap bantuan ini dapat dipergunakan dengan baik demi mengurangi beban para anak-anak di panti asuhan ini,” jelas Mahsariany.
Ir Zulhadi Angkat mewakili Hj Rodiah Manjorang pimpinan panti asuhan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemuda Pancasila.

“Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada  para pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumut, atas segala perhatian dan kebaikan yang diberikan. Semoga Allah SWT meridhoi dan melipat gandakan segala kebaikan yang telah diperbuat,” kata Ir Zulhadi Angkat.

Bantuan yang diberikan berupa beras, mie instan, sirup dan buku tulis.  “Ini merupakan agenda Pemuda Pancasila Sumut. Dan diharapkan dapat membantu beban para anak panti asuhan,” jelas Herry Simanjuntak. (fal)

Serapan Anggaran Lambat

Silpa 2011 Bakal Meningkat 100 Persen
Masa Transisi,
MEDAN- Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) tahun ini diperkirakan bakal meningkat dari tahun sebelumnya. Pasalnya, hingga akhir Oktober ini, serapan anggaran baru berkisar 50 persen hingga 70 persen dari total APBD 2011 Rp4,8 triliun.

Hal ini dikemukakan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sumut Rijal Sirait, yang dimintai pendapatnya di sela-sela Rapat Paripurna Perubahan Komposisi Komisi dan Badan Kelengkapan Dewan di gedung DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (21/10).

“Serapan anggaran sejauh ini sudah 70 persen, bukan 51 persen. Tapi, untuk peluang terjadinya Silpa tetap besar dan diperkirakan meningkat dari tahun sebelumnya,” ungkap anggota DPRD Sumut dari Fraksi PPP tersebut. Menurutnya, Silpa tahun lalu bukan Rp400 miliar, melainkan Rp550 miliar.

Rijal menyebutkan, meningkatnya Silpa tahun ini disebabkan masa transisi dari Gubsu nonaktif Syamsul Arifin kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, sehingga daya serap anggaran di masing-masing SKPD relatif lambat.

“Peristiwa itu cukup menyita, dan bisa dibilang musibah. Waktu Syamsul ditahan Gatot masih wagub, jadi tidak bisa menandatangani pengeluaran anggaran. Setelah itu, kembali normal.

Kemudian, sekda juga sekarang sudah definitif. Kalau yang dibilang serapan anggaran di SKPD itu cuma 51 persen, itu kan secara lisan. Kalau secara tertulis, sudah jauh lebih baik,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu Nurdin Lubis di sela-sela rapat paripurna tersebut juga membantah kalau serapan anggaran di APBD 2011 rendah.
“Kalau Agustus lalu sudah meningkat. September ini saya belum tahu angka pastinya,” katanya.(ari)

Anak Kadisdik Siantar Maki Polisi

SIANTAR- Karena dianggap memaki petugas saat hendak ditilang, anak Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Pemko Pematang Siantar diamankan petugas, Jumat (21/10).

Informasi dari lokasi kejadian menyebutkan, peristiwa itu berawal ketika seorang petugas, Briptu Darwin Sitorus (27), memberhentikan seorang pemuda Ramos Siagian, yang mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm ketika menggelar razia di depan Polres Pematangsiantar, Jalan Sudirman, sekira pukul 17.00 WIB. Saat petugas Sat Lantas Polres meminta menunjukkan surat kendaraan beserta SIM si pengemudi, tiba-tiba keluar ucapan makian hingga memicu perdebatan antara petugas dengan pengemudi sepeda motor tadi.

Karena terjadi perdebatan, dan pengemudi menolak diberi sanksi berupa tilang, sontak mencuri perhatian petugas lainnya termasuk Kaur Reg Iden, Ipda Yuri yang memimpin razia kendaraan tersebut.

Ketika didekati, terdengar suara makian keras dan lantang seolah menantang petugas. Bahkan pemuda tadi menyebut nama Kadisdik Pematang Siantar, Setia Siagian. Tanpa banyak tanya, Ipda Yuri mengambil kebijakan dengan memerintahkan anggotanya untuk mengamankan pemuda tersebut. Nyaris terjadi adu jotos ketika Ramos diamankan, tapi petugas tetap saja membawanya ke Pos Lantas Polresta Siantar.

Disini, Ramos kembali ngotot mengaku tidak bersalah karena dirinya baru saja diberi tilang dan kembali hendak ditilang oleh Briptu Darwin. Sehingga dia kesal dan meluapkan kekesalannya kepada petugas tersebut.

Tak lama setelah diamankan ke Pos Lantas, Ramos langsung diboyong ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK). Ketika Briptu Darwin membuat pengaduan, seorang petugas dari Polsek Siantar Timur, Aiptu T Siagian tiba di ruang SPK dan langsung membentak Ramos seraya mendesaknya meminta maaf kepada Briptu Darwin. Anehnya lagi, Ramos ngoceh dan sempat menolak meminta maaf.

Karena bentakan keras, akhirnya Ramos meluluh hingga mengajukan permintaan pada Briptu Darwin.  Ketika dikonfirmasi, Darwin mengaku, dia dimaki dengan cara menyebut salah satu nama hewan oleh Ramos. Padahal saat itu, dia memberhentikan Ramos karena tidak menggunakan helm dan memintanya memperlihatkan surat-surat kendaraan serta SIM.

Meski sempat emosi, namun Darwin mengurungkan niatnya melapor karena menghormati atasannya Aiptu T Siagian, petugas Polsek Siantar Timur yang datang ke SPK tadi.

Sementara, Kadisdik Pemko Siantar Setia Siagian, ketika dikonfirmasi membenarkan Ramos Siagian merupakan putranya yang sempat ditilang petugas Polres hingga terjadi perdebatan.

Disebutnya, makian itu terpaksa terlontar karena anak ke empatnya itu emosi ketika petugas sempat memegang tangan dengan cara kasar. “Anak saya emosi karena petugas itu mendepak tangan anak saya dari arah belakang, dan saya siap kalau persoalan ini diselesaikan secara hukum,” ujarnya.(mag-5/smg)

Mantan Kepala BRI Tanjung Leidong Dituntut 5 Tahun

Korupsi Dana Kredit Rp2,7 Miliar

MEDAN- Mantan Kepala Unit BRI Tanjung Leidong Fandris, dituntut 5 tahun penjara pada sidang di Pengadilan Tipikor Medan, Jumat (21/10). Dia dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi pada penyaluran Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) 2009 yang mengakibatkan BRI Tanjung Leidong merugi Rp2,7 miliar.

Selain dituntut hukuman penjara, Fandris juga diwajibkan membayar denda Rp100 juta subsider 6 bulan dan uang pengganti Rp1,3 miliar subsider 3 tahun penjara.
Tuntutan itu dibacakan tim jaksa dari Kejari Rantau Prapat Boy Panali, di hadapan majelis hakim diketuai Pastra J Zeraluo.

Fandris dinyatakan bersalah melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1).

Fandris bersama Feri Irawan selaku Mantri di BRI Tanjung Leidong, pada 2009 memproses permohonan Kupedes ratusan nasabah dengan surat jaminan fiktif, di antaranya atas nama Zainal dan Nurbati.

Meski mengetahui surat jaminan nasabah fiktif, namun terdakwa menyetujui permohonan kredit para nasabah tersebut. Total kerugian yang diderita BRI Tanjung Leidong akibat persetujuan kredit tidak sesuai prosedur itu sebesar Rp2,7 miliar.

Menanggappi tuntutan jaksa tersebut, penasehat hukum terdakwa menyatakan keberatan. Sebab, menurutnya, uang tersebut berada di tangan nasabah.(rud)

Pendistribusian tak Pernah Ditender

MEDAN- Pengadilan Tindak Pidana Koropsi (Tipikor) Medan, kembali menggelar sidang lanjutan Drs Mangadar Marpaung MAP, mantan Kadis Perindag Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Batubara dan Sumardi, selaku pengusaha, Jumat (21/10).

Keduanya duduk di kursi pesakitan Pengadilan Tipikor, terkait dugaan korupsi dana subsidi minyak goreng di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Batubara TA 2008 sebesar Rp800 juta.

Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ini, dipimpin Deni L Tobing sebagai Ketua Majelis Hakim dan JPU Nety Silaen. Dalam sidang lanjutan itu, JPU menghadirkan empat saksi diantaranya, J Saragih selaku Kasi Perdagangan dan Aneka Jasa Pemkab Batubara yang juga anggota tim pelaksana pendistribusian minyak goreng, Iswandi Anwar Marpaung, PNS Pemkab Batubara dan Agustina, selaku karyawan dari pihak rekanan PT Bintang Tenera.

Dalam keteranga saksi J Saragih dan Iswandi, mereka mengaku tidak pernah diberitahukan Mangara Marpaung selaku Ketua verifikasi prihal jumlah minyak goreng yang akan didistribusikan.

Bila hal tersebut ditanyakan pada Mangara Marpaung, sebuat keduanya, dia tidak pernah mau memberitahukan soal jumlah minyak goreng subsidi tersebut.
“Kami tidak pernah diberitahukan soal verifikasi tender minyak goreng sudsidi ini. Apabila kami menanyakan hal tersebut, Mangara Marpaung, tidak pernah mau mengatakan verifikasi itu,” ujar J Saragih.(rud)

Developer Tampung Keluhan Warga

MEDAN- Sempat bungkam setelah pertemuan dengan perumahan Contempo Regency, akhirnya warga mau juga buka mulut. Menurut warga, dalam pertemuan yang digelar di Kantor Lurah Titi Kuning, Jalan Brigjen Zein Hamid, Medan Johor, Kamis (20/10) siang, perwakilan manajemen Contempo Regency berjanji akan membawa keluhan warga tersebut dalam rapat internal perusahaan tersebut.

“Seluruh keluhan warga akibat aktivitas penimbunan perumahan yang tidak kenal waktu itu, akan dibawa ke dalam internal mereka. Begitu dikatakan pihak manajemen yang hadir. Karena mereka (manajemen Contempo Regency, red) adalah perusahaan,” kata warga yang meminta namanya tidak disebutkan, Jumat (21/10).

Karenanya, kata warga itu, saat ini mereka masih menunggu hasil rapat internal manajemen Contempo Regency. “Jadi kami menunggu hasilnya. Tapi, warga belum mengetahui kapan hasil rapat internal perusahaan itu akan disampaikan,” ucapnya.

Warga tersebut juga mengatakan, setelah surat pengaduan disampaikan ke kantor lurah, pihak developer membatasi aktivitas penimbunan, tidak lagi dilakukan 24 jam. “Pihak manajemen sudah tidak melakukan aktifitasnya lagi, setelah surat pengaduan masuk ke kantor lurah,” cetusnya lagi.(adl)