28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 14586

Timnas Biliar ke Jepang

JAKARTA- Timnas Biliar Indonesia terus memantapkan persiapan menjelang SEA Games 2011. Salah satunya ialah dengan cara terus memberikan kesempatan bertanding bagi para atlet. Kebijakan tersebut diterapkan saat PB PBI mengirimkan tiga atlet nomor tiga bola (karom) untuk mengikuti try out di Jepang 20-27 Oktober mendatang.
Tiga atlet tersebut ialah Tan Tiong Han, Toni Ho dan Erwanda. Kejuaraan di Negeri Sakura diharapkan bakal mampu mendongkrak motivasi para atlet. Pasalnya, itu adalah even terakhir bagi timnas. Setelah pulang dari Jepang, mereka akan langsung bertolak ke Palembang.

PB PBI sendiri memiliki target yang tak ringan di SEA Games mendatang. Mereka mesti merebut tiga emas di multieven olahraga tertinggi Asia Tenggara tersebut. Jika target tersebut tercapai, hal itu merupakan lompatan besar bagi PB PBI. Pasalnya, di SEA Games 2009 lalu Indonesia hanya mendapatkan dua perak dan tiga perunggu.

“Ajang ini akan bisa membuat para atlet bisa semakin matang. Target kami tidak ringan di SEA Games mendatang. Karena itu kami harus mempersiapkan diri sebaik mungkin,” kata pelatih biliar khusus nomor tiga bola Wanda Lanin.
Tak hanya para atlet nomor tiga bola, para pebiliar spesialis nomor pool juga terus dimatangkan di berbagai even. Saat ini mereka tengah bertanding di kejuaraan Bali Open yang akan berakhir 17 Oktober mendatang.

Peluang Indonesia untuk merebut emas memang cukup terbuka lebar. PB PBI sendiri bakal mengandalkan nomor pool putra dan putrid serta snooker berpasangan. Nomor snooker perorangan sepertinya bakal dikuasai para pebiliar Singapura dan Thailand. (ru/jpnn)

SEA Games Diikuti 15.000 Atlet

JAKARTA- Wajar rasanya jika SEA Games menjadi pesta akbar olahraga Asia Tenggara. Indikasinya bisa dilihat dari banyaknya atlet dan ofisial yang berpartisipasi di multieven dua tahunan tersebut. Ketua Deputi I Indonesia SEA Games Organization Committee (Inasoc) Djoko Pramono menyatakan bahwa kontingen yang bakal berjibaku di SEA Games 2011 lebih banyak dari sebelumnya.

“Mencapai 15 ribu atlet dan ofisial sudah terdaftar secara online. Itu sudah termasuk dengan atlet dan ofisial Indonesia yang mencapai 1.100 orang. Untuk luar negeri mencapai kurang lebih 14.800 delegasi,” terang Djoko kemarin (15/10).
Lelaki yang juga menjabat sebagai ketum PB Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi) tersebut menambahkan, tahapan selanjutnya ialah melakukan pengecekan data tersebut pada tataran DRM (Delegation Registration Meeting). Rapat itu sendiri nantinya bakal diselenggarakan di Jakarta pada 25 Oktober. Jika memang ada kesalahan nama atlet dan ofisial tentu bisa dibahas di forum tersebut.

“Nantinya memang harus dipastikan keabsahannya. Jangan sampai menimbulkan kekacauan saat pertandingan,” tambah lelaki yang juga mantan komandan kontingen di SEA Games 1997 tersebut.

Di sisi lain, Djoko menyatakan bahwa pihaknya belum memiliki rencana untuk memindahkan lokasi pertandingan cabor menembak yang juga belum selesai. Artinya, pihaknya optimistis bahwa venue tersebut bakal selesai dan bisa digunakan untuk SEA Games 2011 mendatang. Padahal, hingga saat ini tingkat penyelesaian venue yang terletak di kompleks olahraga Jakabaring, Palembang, tersebut belum mencapai 90 persen.
“Kami tunggu sampai 25 Oktober. Kalau memang tidak selesai, baru akan dipikirkan langkah selanjutnya. Mungkin venue pindah ke Jakarta,” tambah Djoko.

Sebelumnya, beberapa pengurus PB Perbakin menyatakan  pemindahan venue pertandingan ke Jakarta merupakan opsi terbaik. Pasalnya, venue di Palembang diprediksi tak akan selesai tepat waktu. (ru/tom/jpnn)

Menang Tapi Sulit

BAH JAMBI- PSMS menang 3-0 saat ditantang Tim Sepak Bola Pra PON Sumut pada laga uji coba yang digelar di Bah Jambi, Sabtu (15/10) kemarin. Meski menang, PSMS mengakui jika Pra PON Sumut lawan yang cukup sulit dijinakkan.
Gol dicetak Osas Saha menit 20 dan 63, dan Zulkarnain menit 70. PSMS yang hanya bermain 10 orang pasca kartu merah Ari Priyatna menit 58 tetap mampu meraih angka penuh. Gol pertama Saha Berawal dari umpan silang Wawan Widiantoro dari sisi kanan pertahanan lawan yang salah diantisipasi kiper Tim Pra PON. Fandy. Dengan mudah Saha menanduk bola ke gawang kosong.

Namun Pra PON Sumut coba mengejar ketertinggalan. Kesalahan Sabani menyentuh bola di luar garis berbuah tendangan bebas untuk tim besutan Rudi Saari. Namun eksekusi Hardiyanto menyamping. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, PSMS melakukan sejumlah pergantian. Masuknya Deny Rumba dan Antoni membuat serangan lebih variatif. Umpan silang Cucu Hidayat di menit 63 yang diteruskan Mennoh menggandakan keunggulan PSMS. Tiga menit berselang tendangan canon ball Zulkarnaen memperbesar kemenangan menjadi 3-0. Skor 3-0 bertahan hingga peluit akhir.

Bakal asisten Pelatih PSMS, Suharto mengatakan dari semua lawan uji coba yang dihadapi Pra PON Sumut yang paling menyulitkan. “ Pra PON Sumut bisa dibilang paling kompetitif dari enam laga uji coba PSMS. Cukup bagus untuk menguji anak-anak,” ujar Suharto.

Sementara Pelatih kepala Pra PON Sumut, Rudi Saari mengaku mendapat pelajaran berharga dari kekalahan ini.  “Saya bisa mengevaluasi tim ini bahwa ternyata masih ada lawan di atas kita,” ujarnya.

Menurut Mantan pelatih PSMS itu, secara kualitas tidak jauh berbeda. “ Hanya saja mereka unggul pengalaman dan usia. Kita juga kalah di lini tengah kita yang memang lemah,” ujarnya. Selain itu menurut Rudi, laga ini tidak hanya sekedar uji coba namun prestise.  “Kita mau nunjukkan juga pemain Sumut banyak. Lihatlah ini. Meskipun belum saatnya. Intinya kami bersyukur ada pelajaran ini,” pungkasnya. (ful)

Kompetisi tak Jelas, Resmi atau Persahabatan?

Kickoff Indonesian Premier League (IPL) musim 2011-2012 diiringi banyak kontroversi. Mulai belum adanya verifikasi pemain hingga penolakan dari sebagian klub.

Jumat (14/10) kelompok 14 tim mengadakan konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta. Presiden Direktur Persisam Samarinda Harbiansyah Hanafiah dipercaya sebagai juru bicara kelompok 14 tim. Dia menegaskan, laga kickoff hari ini tidak sah. Sebab, belum ada pengesahan pemain.

Pria yang dulu menjadi salah seorang pentolan Kelompok 78 (sebutan pendukung George Toisutta-Arifin panigoro yang kemudian mendukung Djohar Arifin-Farid Rahman) tersebut menyatakan, laga perdana IPL hanyalah partai persahabatan.

“Sampai saat ini, pengesahan pemain belum dilakukan. Saya sudah berkomunikasi dengan pihak Persib melalui Komisaris Utama PT PBB (Persib Bandung Bermartabat) Zainuri Hasyim. Dia bilang laga besok sore (sore nanti, Red) hanyalah persahabatan. Itu dilakukan karena panpel Persib sudah telanjur menjual tiket,” kata Harbiansyah. (ali/c7/aww/jpnn)

Cedera, Murphy Dipulangkan

GRESIK-Lagi-lagi seleksi pemain yang digelar Gresik United (GU) memakan korban legiun asing. Setelah beberapa saat yang lalu tim berjuluk Laskar Joko Samudro ini mendepak mantan gelandang andalannya, Luis Pena, maka kali ini giliran stopper Liberia Murphy Kumonple Nagbe yang harus angkat kaki.

Alasannya, pemain yang pernah dua musim memperkuat PSMS Medan ini kondisi fisiknya sudah tidak memenuhi syarat alias mengalami cedera. Praktis, namanya sudah tidak bisa lagi dimasukkan dalam persaingan memperebutkan jatah satu pemain non Asia di GU. Sebelumnya sudah ada James Koko Lomell yang 90 persen bakal mem perkuat GU.
“Saya sejak awal memang sudah melihat ada satu kejanggalan di kakinya. Walaupun dia selama ini tidak bilang kepada saya, tapi saya sudah tahu kalau dia mengalami cedera. Makanya kami kemudian melepas dia,” ucap pelatih kepala GU Freddy Muli kemarin (15/10).

Sebenarnya, banyak pihak yang menduga bahwa ia berpeluang besar mengikuti jejak rekan sekompatriotnya, James Koko. Selain belum adanya legiun asing di posisi stopper, faktor kedekatannya sebagai mantan anak asuh Freddy di PSMS menjadi modal pentingnya. Namun, Freddy ternyata bersikap obyektif dalam merekrut pemain.

Cedera yang dialami mantan kapten timnas Liberia ini sudah tampak jelas saat dia absen dari seleksi pada Senin pekan lalu (10/10). Akan tetapi, cedera itu ternyata bukan terjadi pada saat seleksi ini saja. Bahkan, menurut pantauan Freddy, cedera itu sudah lama diderita Murphy. (ren/jpnn)

Awas Fergie! Ada Kenny

Liverpool vs Man United

Laga belum berlangsung di Stadion Anfield, tapi luka lama antara manajer Liverpool Kenny ‘King’ Dalglish dengan manajer gaek Manchester United Sir Alex ‘Fergie’ Ferguson kembali memanas. Ya, sama-sama berasal dari Skotlandia, sama-sama pula menjadi figur penting di klub masing-masingn
Tak pelak, Dalglish dan Fergie layak untuk jadi rival (data persaingan lihat grafis) yang siap saling bunuh.

Namun, anggapan tersebut tidak membuat King Kenny tergoda. Dia tetap berusaha tenang. “Head to head (melawan Fergie)? Saya tak tahu berapa skornya dan itu tak penting bagi saya. Saya tak punya kontes individu dengan Fergie. Yang bermain di sini adalah klub,” ujarnya seperti dilansir ESPN Star.

Liverpool punya prestasi lumayan ketika melawan United, dengan meraih tiga kali menang saat laga digelar di Anfield. King Kenny buru-buru berkomentar bahwa raihan itu kurang banyak berpengaruh dalam pertandingan Sabtu pekan ini. Yang jelas, katanya, United bakal bersua dengan perlawanan sengit. “Kami tidak akan menyia-nyiakan laga pada Sabtu ini. Kami paham bahwa lawan juga bakal berharap seperti itu. Tidak ada seorang pun yang mau menyerah dengan mudah dalam laga 90 menit. Ini yang terjadi di seluruh pertandingan di Premier League,” katanya.

Terlepas dari itu, sosok King Kenny di Liverpool cukup unik. Pasalnya, tidak seperti Fergie yang telah 25 tahun meltih United, Dalglish malah sempat diragukan manajemen The Reds. Pemilik Liverpool, John W Henry, mengaku meragukan Kenny saat ditunjuk sebagai pelatih The Reds.

Penunjukkan Kenny malah disebut pengusaha asal Amerika Serikat itu sebagai sebuah perjudian.
Liverpool berpindah kepemilikan pada Oktober 2010 lalu. Dan tiga bulan kemudian, atau tepatnya Januari 2011, Kenny dipanggil pulang untuk menggantikan manajer sebelumnya Roy Hodgson.

Pada periode itulah Henry mengaku ragu dengan keputusan manajemen menunjuk Kenny. Keragu-raguan terhadap legenda hidup Liverpool itu lebih terkait dengan panjangnya periode istirahat sang manajer. Kenny tercatat ‘meninggalkan’ sepak bola selama 11 tahun, setelah kali terakhir membesut Celtic di tahun 2010.

“Kenny jelas berkarisma dan dicintai fans. Saya tidak yakin saat kami datang dan Kenny harus kembali sebagai manajer. Saya ingin kami (Liverpool) bekerja dengan manajer yang kami tunjuk,” sahut Henry di Guardian.

Namun penunjukkan Kenny diakui Henry bukan keputusan yang salah. Persetujuan fans dan manajemen klub serta peningkatan penampilan menjadikan Kenny sebagai perjudian namun penuh perhitungan. “Tapi fans lebih tahu dibanding saya. Saya butuh waktu untuk itu,” tambahnya. (bbs/jpnn)

Gindo Meninggal di Kamar Mandi Tahanan Poldasu

Polisi Menduga Sakit Jantung, Keluarga Membantah

MEDAN-Tahanan sel penjara yang ada di lantai 1 gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Poldasu, Jumat (14/10) sekitar pukul 16.20 WIB, mendadak heboh. Pasalnya, mantan Kadis Bina Marga, Gindo Marganti Hasibuan, tergeletak kaku di kamar mandi yang berada di dalam sel tahanan.

Informasi yang didapat Sumut Pos di Poldasu, peristiwa itu diketahuinya setelah para tahanan merasa aneh melihat Gindo tidak keluar-keluar dari kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Para tahanan pun mencoba memanggil-manggil Gindo, tapi tak ada sahutan. Beberapa tahanan langsung memanggil petugas polisi yang berjaga untuk memberitahu. Oleh petugas polisi serta dibantu tahanan mendobrak pintu secara paksa. “Biasa jam segitu Bapak (Gindo, Red) ke kamar mandi mau ambil air wudhu. Salat Bapak tidak tinggal, Bapak tadi mau salat Ashar,” ujar seorang tahanan.

Begitu pintu berhasil dibuka, alangkah terkejutnya mereka melihat Gindo tergeletak dengan posisi telengkup Petugas polisi dan para tahanan lalu mengangkat tubuh Gindo ke luar dari kamar mandi dan membaringkannya di depan Ruang Tahanan.

Sedangkan petugas polisi yang sedang berjaga langsung berlari memanggil petugas tim medis di gedung Biddokkes Polda Sumut, sekitar 50 meter dari Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut. Petugas tim medis yang datang berupaya memberikan pertolongan sementara dengan menekan-nekan dada Gindo sambil menyuruh rekannya untuk mengambil mobil ambulans di gedung Biddokkes Polda Sumut.

Gindo yang sudah tak bergerak dan diduga sudah meninggal langsung diangkat petugas Polisi ke ambulans untuk dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan di Jalan KH Wahid Hasyim. Setibanya di rumah sakit, Gindo langsung dimasukan ke ruang UGD. Di dalam ruang UGD terlihat rekan-rekan istri Gindo yang berprofesi seorang dokter.

Tim medis mencoba memompa jantung Gindo, tapi tak ada reaksi. Seorang tim medis pun terlihat menyenter mata Gindo dan memeriksa nadi. Setelah diperiksa, tim medis rumah sakit milik Polri itu lalu menggelengkan kepala menyatakan kalau Gindo sudah tak bernyawa.

Mendengar keterangan pihak polisi dan tim medis, keluarga almarhum Gindo yang datang bersama rekan-rekan seprofesi Erliana Siregar SPD, (istri almarhum Gindo) langsung terkejut.

Melihat kematian Gindo yang mendadak, pihak keluarga meminta dilakukan otopsi ke RSU Pirngadi Medan. “Sebenarnya di sini (RS Bhayangkara Medan) bisa otopsi. Tapi pihak keluarga meminta supaya otopsi dilakukan di RS Pirngadi Medan. Maka akan kita bawa ke rumah Sakit Pirngadi Medan,” ujar Kasubdit III Tipikor Polda Sumut Verdi H Kalele, SH,Sik saat ditemui Sumut Pos di RS Bhayangkara.

Selain Verdi, Waka Polda Sumatera Utara Brigjen Sahala Allagan juga datang ke RS Bhayangkara dengan mengendarai mobil dinas. Sahala yang dikonfirmasi para wartawan menjelaskan, almarhum diduga meninggal karena sakit jantung. “Dari keterangan keluarga jantung almarhum 2 tahun lalu sudah operasi bay pass,” terang Sahala Allagan.
Atas permintaan keluarga, pukul 18.30 WIB, jasad almarhum dikeluarkan dari UGD dan dimasukan ke ambulans dan dibawa ke RS Pirngadi Medan.

Keterangan Sahala soal penyakit Gindo sangat berbeda dengan pengakuan pihak keluarga. Di kamar jenazah RSU Pirngadi Medan, Sumut Pos berhasil berbincang dengan adik korban, dr Indra. Dari keterangan dr Indra, Gindo memang memiliki penyakit jantung, namun itu sudah sangat lama. “Kami  enam bersaudara. Kenapa ya, padahal dia (almarhum) sehat-sehat saja saat dijenguk di sel. Kalau sakit jantung sudah tidak ada, saya rasa tidak mungkin. Tahun 1990 dia (almarhum) kena sakit jantung dan di bay pass. Tapi sudah 21 tahun lalu,” terang Dr Indra.

Selang beberapa menit,  terlihat beberapa petugas polisi di antaranya beberapa pejabat Polda Sumut masuk ke kamar jenazah, di antaranya AKBP Verdi H  Kalele membawa surat otopsi. “Ini baru diberikan surat otopsinya,” terang Verdi.

Bersamaan dengan itu sekira pukul 20.30 WIB  beberapa petugas dokter yang akan melakukan otopsi masuk ke ruang jenazah. Dr Surjit Singh SPF DFM, Kepala Instalasi Forensik RSU Pirngadi Medan mengatakan, kematian Gindo belum bisa disimpulkan penyebabnya. “Masih diperlukan hasil uji laboratorium kriminal Poldasu dan Patologi Forensik yang bisa diketahui 2-3 minggu nanti,” tambah Verdi.

Jenazah Gindo diboyong ke rumah duka sekira pukul 23.40 WIB, tadi malam. Dari rumah duka di Komplek Perumahan Blossoms Hill Recend Bukit Hijau Jalan Ring Road Medan No 60, tampak tamu yang ingin melayat cukup ramai. Dari pantauan Sumut Pos di rumah mewah berlantai II tersebut dikunjungi kerabat dekat dan sanak famili.

Tampak silih berganti mobil mewah berbagai merek terpakir di depan rumah Gindo yang merupakan mobil pelayat. Di rumah duka pelayat hanya duduk di bangku plastik warna hijau dan tenda belum terpasang seperti rumah duka pada umumnya.

Sedangkan petugas keamanan (satpam) melakukan ekstra penjaga di pintu masuk komplek perumahan Blossoms Hill Recend Bukit Hijau Medan. Bukan itu saja setiap tamu masuk di komplek ini ditanyai oleh petugas keamanan.

Seorang pelayat yang juga tetangga almarhum saat mengatakan, almarhun sehari-harinya termasuk orang ramah dan baik. “Beliau kalau lewat di depan rumah sering menyapa saya. Pak Gindo orangnya baik,” ungkap bapak tua yang mengenakan baju putih celana hitam serta peci yang tinggal hanya berjarak sekitar 20 meter dari kediaman almarhum. (mag-5/mag-7)

LBH Medan Tantang KPK

Tangani Dugaan Korupsi Bupati Simalungun Rp48 M

MEDAN- Sudah dua pekan lebih, laporan dugaan korupsi Bupati Simalungun JR Saragih dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pertama, JR Saragih dilaporkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Solidaritas Anak Bangsa (SAB), dengan No Surat 001/SAB/IX/2011 Tanggal 28 September 2011. Laporan diterima pihak KPK atas nama Ibu Ita dengan No Register 56, pukul 13.19 WIB, diduga berkolusi dengan Ketua DPRD Simalungun Binton Tindaon, untuk mengalihkan dana intensif para guru non PNS sebesar Rp1.276.920.000 miliar untuk membeli mobil anggota DPRD Simalungun.

Kedua JR Saragih, kembali dilaporkan ke KPK, terkait dugaan korupsi Tahun Anggaran (TA) 2010 di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, senilai Rp48 miliar, Jumat (30/9). Pelapornya anggota DPRD Simalungun Benhard Damanik.

Laporan tersebut diterima pihak KPK atas nama Sugeng Basuki pukul 10.00 WIB dengan nomor laporan No.08/ist/B.D/IX/2011, dengan lampiran satu bundel. KPK juga memberi nomor terhadap laporan tersebut dengan n omor 201109-000423 tanggal 30 September 2011n
perihal dugaan TPK pengelolaan APBD di Pemkab Simalungun Tahun 2010 senilai Rp48 miliar.

Menurut Humas KPK, Johan Budi, laporan tersebut masih di bagian Pengaduan Masyarakat (Dumas) KPK. “Masih di Dumas kayaknya,” jawab Johan Budi membalas pesan singkat (SMS) Sumut Pos, Kamis (13/10).

Kemarin (14/10), Johan Budi kembali dikonfirmasi mengenai, kapan KPK berencana melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap JR Saragih. “Belum tahu saya,” jawabnya lagi.
Johan Budi malah membantah pernyataannya yang dikutip sejumlah media yang menyatakan laporan dugaan korupsi Bupati Simalungun JR Saragih sudah lengkap. “Wah saya nggak ngomong begitu. Saya Cuma jawab sedang ditelaah di Dumas,” katanya.

Terkait belum diprosesnya laporan dugaan korupsi Bupati Simalungun JR Saragih oleh KPK, Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Muslim Muis sangat me nyayangkan hal itu. menurutnya, hal itu malah akan membuat citra KPK menjadi buruk. Apalagi, saat ini tengah gencar-gencarnya aksi penggembosan KPK.

Muslim juga menantang KPK untuk memeriksa JR Saragih. “Di Sumut, memang ada dua kepala daerah yang masih menjabat dan diproses KPK. Tapi, masih banyak kepala-kepala daerah yang masih menjabat namun tidak diproses. Kita meminta KPK, untuk kembali menunjukkan tajinya, dalam kasus di Simalungun ini,” tantang Muslim Muis.(ari)

The Virgin Akui Medan Hebat

MEDAN-Penampilan The Virgin di lantai lima Gedung Selecta, Medan mampu memukau pengunjung dalam suasana yang berbeda. Adrenalin penonton semakin terpacu untuk berjingkrak-jingkrak mengikuti alunan musik yang keras dalam kemasan alunan musik jenis pop rock, Jumat (14/10) malam.

The Virgin salah satu Band yang melambung lewat lagu Cinta Terlarang ini, beranggotakan Mita (gitar) dan Dara (vokal) tampil cukup luar biasa. Dengan lagu pembukanya berjudul Wonder Women dilanjutkan dengan Cinta Kau dan Dia membuat pengunjung yang mengenakan pakaian serba putih semakin terpukau.

Rasa puas cukup terlihat dari para personil The Virgin yang tampil dengan kostum kasualnya berwarna putih. Di atas panggung Dara mengatakan ketakjubannya melihat animo penonton yang hampir memenuhi ruangan.” Medan memang hebat, mari kita benyanyi lagi,” kata Dara yang mengulurkan tangannya ke penonton.

Dilanjutkan dengan lagu Belahan Jiwa, Cinta, Demi Nama Cinta. Mita yang terkadang melepas gitarnya, mengajak seluruh penonton yang kebanyakan hadir adalah remaja untuk bernyanyi bersama.

Sebagai lagu penutup dengan judul Cinta Terlarang, The Virgin mengajak grup band Lyla, pengisi acara lainnya, untuk berkolaborasi menyapa kembali penonton Medan untuk kembali berjingkrak bersama-sama. “Kita panggil Lyla untuk bernyanyi bersama-sama,” kata Dara yang memeluk Mita di akhir acara.

Andri Irawan selaku Marketing Service PT Djarum Indonesia, penyelanggara acara, mengatakan kalau pengunjung memang diwajibkan mengenakan pakaian putih. “Ternyata di Kota Medan tidak sulit, seluruh pengunjung hadir dengan pakaian serba putih,” bebernya seraya menambahkan kalau acara ini serentak diadakan di tujuh kota, yakni Jakarta , Bandung , Semarang , Jogja, Surabaya dan Bali. (adl)

Marapinta dan Umar Zunaidi Harus Cepat Diproses

Dugaan Korupsi di Bina Marga Provinsi Sumut Rp18 M

MEDAN-Desakan agar Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) segera memproses, kasus dugaan korupsi penyelewengan proyek Rp18 miliar di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Provinsi Sumut makin marak. Kasus ini menyeret-nyeret nama Kepala Dinas PU Bina Marga Sumut Marapinta Harahap serta Umar Zunaidi (kini Wali Kota Tebing).

“Kejatisu sebagai penegak hukum harus lebih tegas dan cepat dalam memproses kasus dugaan korupsi itu. Kalau memang benar bersalah harus dilanjutkan. Kalau pada akhirnya tidak bersalah, maka kasus tersebut harus di-SP3-kan,” tegas Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Golkar Isma Fadly Ardya Pulungan, Jumat (14/10) Pernyataan yang sama juga dikemukakan pengamat politik asal Universitas Sumatera Utara (USU), Ridwan Rangkuti. Dikatakannya, semakin lama proses yang dilakukan pihak Kejatisu atas kasus tersebut, akan memberi ekses negatif, tidak hanya bagi pejabat yang bermasalah tersebut, tapi juga bagi institusi Kejatisu sendiri.

“Ini harus diproses secepatnya. Karena, kalau tidak maka orang yang diperiksa akan terus mendapat pencitraan yang buruk. Begitu pula dengan Kejatisu, yang bila lambat memproses ini akan memberi penilaian dari masyarakat bahwa Kejatisu tidak mampu menangani kasus-kasus korupsi yang ada. Kalau memang bersalah, lanjutkan prosesnya sampai ke pengadilan. Kalau tidak ya dihentikan. Itu objektifnya,” tegasnya.

Khusus untuk Kadis PU Bina Marga Sumut Marapinta Harahap, dengan kasus tersebut, apakah bisa dijadikan acuan bagi Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, untuk melakukan evaluasi terhadap SKPD yang ada, terutama yang bermasalah.

“Evaluasi itu harus terus dilakukan. Apalagi bagi SKPD yang bermasalah. Namun, tetap dengan catatan harus meminta izin atau berkonsultasi dengan pihak Mendagri. Karena persoalan dugaan korupsi, benar atau tidaknya berpengaruh pada serapan anggaran,” terangnya.

Bagaimana dengan Umar Zunaidi, yang saat ini sebagai Wali Kota Tebing Tinggi, apakah bila perlu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengambilalih penanganan kasus tersebut?
Ridwan Rangkuti menyatakan, karena kasus tersebut telah ditangani Kejatisu, sebaiknya Kejatisu bekerja semaksimal mungkin untuk memproses kasus yang dihadapi Umar Zunaidi tersebut.
“KPK setiap hari sudah terlalu banyak menerima laporan pengaduan. Ada baiknya, bila Kejatisu yang memproses kasus itu hingga tuntas,” tukasnya.

Dari Tebing Tinggi, ketika dikonfirmasi, Umar Zunaidi, mengaku sudah dimintai keterangan oleh Kejatisu karena diduga melakukan penyelewengan proyek senilai Rp18 miliar. “Kasus tersebut sudah lama, saya sudah dimintai keterangan oleh pihak Kejatisu terkait dugaan korupsi penyelewengan proyek senilai Rp18 miliar,” akunya kepada Sumut Pos, kemarin.

Sayang, Umar tidak berbicara lebih banyak tentang hal itu. “Tetap saya katakan bahwa kasusnya sudah lama dan sudah dimintai keterangan oleh pihak Kejatisu,” ulang Umar. (ari/mag-3/jpnn)