28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14616

Penertiban Dilakukan Siang Malam

Tertibkan Terminal Liar, Dishub Medan Libatkan Pemprovsu

MEDAN- Masih banyaknya terminal dan angkutan liar yang membandel dan beroperasi di sejumlah ruas jalan di Kota Medan, membuat Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan gerah. Karenanya, dalam waktu dekat, Dishub Medan akan mengerahkan tim gabungan dengan jumlah yang lebih besar dari sebelumnya.

Tim gabungan ini terdiri dari Pemko Medan dan jajaran terkait, termasuk keterlibatan Dinas Perhubungan Sumut dan Badan Perizinan Satu Atap Pemprov Sumut selaku pemberi izin trayek dan angkutan yang langsung memberikan sanksi tegas bagi pool angkutan yang membandel.

Jadi, kita semuanya terlibat. Tidak hanya Dishub Medan. Termasuk jika perlu nantinya pihak Pemprov Sumut. Yang jelas, dalam waktu dekat akan dilanjutkan penertiban ini. Surat laporan dan evaluasi itu sudah kita siapkan, tinggal di teken Kadis Perhubungan saja. Nanti akan kita laporkan bersama-sama ke Wali Kota,” kata Kabid Lalu Lintas Dishub Kota Medan Toga Aruan kepada wartawan, Minggu (9/10).

Dijelaskannya, Dishub hanya ingin kelancaran lalulintas di Jalan Sisingamangaraja dan Jamin Ginting tidak terganggu dengan adanya terminal liar di sana. Kendaraan penumpang juga harus parkir dan di tempatkan di terminal resmi seperti Terminal Amplas dan Pinang Baris.

“Kita sudah kordinasi dengan Kasatlantas Polresta Medan. Hasilnya, evaluasi penertiban lanjutan akan dilakukan pada malam hari. Karena angkutan dan pool di Medan biasanya menyimpan dan mengoperasikan angkutannya di pinggir jalan pada malam hari untuk menghindari petugas. Ini yang perlu kita laporkan dulu pada wali kota,” ucapnya.

Dikatakannya, Dishub Kota Medan dan Satlantas Polresta Medan sudah komit untuk menertibkan dengan memberikan tindakan tegas dan melibatkan seluruh pihak. Dalam laporan itu, pihaknya meminta agar kecamatan, kelurahan hingga Dinas Pertamanan Kota Medan dan dinas terkait terlibat bersama dengan tim melakukan penertiban dan pengawasan.
“Izin reklame, bagi pool armada angkutan yang memajang spanduk atau billboard kecil bisa langsung ditertibkan Dinas Pertamanan. Karena sepengetahuan kita, pemilik angkutan di sana tidak memiliki izin reklame. Jadi, kita bisa bersama-sama dan habis dengan sendirinya nanti seluruh pool angkutan di sana termasuk billboard miliknya. Jadi, penertiban nanti tidak hanya Dishub Medan, Polresta Medan dan Denpom saja. Tapi semuanya terlibat termasuk pengawasan kecamatan dan kelurahan, ini yang kita mintakan pada wali kota,” bebernya.

Penertiban yang dilakukan sebelumnya oleh tim gabungan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Satlantas Polresta Medan dan Denpom dengan menindak dan menyita beberapa angkutan jenis mini bus L300 di kawasan Jalan Sisingamangaraja Medan masih tahap evaluasi dan perlu dilaporkan kepada Wali Kota Medan Rahudman Harahap.(adl)

Burhanuddin Harus Minta Maaf

Kasus Penghinaan Pimpinan DPRD Medan

MEDAN- Perseteruan dua kader DPC Partai Demokrat Kota Medan semakin melebar. Semula antara Ketua DPRD Medan, Drs H Amiruddin dan Sekretaris Komisi A DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu. Kini, Pimpinan DPRD Medan lainnya merasa terhina dan meminta agar Burhanuddin meminta maaf lewat media massa.

Konflik dua kader Partai Demokrat itu semakin melebar dikarenakan Burhanuddin menghina Ketua DPRD Medan dan sejumlah pimpinan dewan lainnya. Penghinaan itu dilontarkannya saat dilaksanakan rapat badan anggaran (Banggar) DPRD Medan.

Burhanuddin mengolok rekan satu partainya, Ketua DPRD Medan dengan perkataan tak senonoh, begitu juga pimpinan DPRD Medan lainnya. Akibatnya, Ketua DPRD Medan melaporkan Burhanuddin ke Badan Kehormataan Dewan (BKD) DPRD Medan, sedangkan pimpinan  DPRD Medan lainnya telah melayangkan surat ke Fraksi Demokrat, DPC Partai Demokrat dan Ketua DPRD Medan.

Dalam surat pimpinan DPRD Medan itu, Burhanuddin diminta membuat permohonaan maaf melalui media massa dalam waktu 2×24 jam terkait penghinaan pimpinan DPRD Medan. Apabila tak segera melakukan permohonan maaf, maka pimpinan DPRD Medan akan melanjutkannya ke jalur hukum.

Surat yang bersifat rahasia itu diketahui Sumut Pos, Minggu (9/10). Selain meminta maaf, surat itu juga meminta Burhanuddin untuk mengkui secara terang dan terbuka bahwa telah melakukan penghinaan dan makian terhadap Ketua DPRD Medan serta Pimpinan DPRD Medan. “Burhanuddin di-deadline 2×24 jam untuk melakukannya. Jika tidak mampu, maka DPC Partai Demokrat Kota Medan yang harus melaksanakannya,” demikian disampaikan sumber di DPRD Medan via telepon selulernya, akhir pekan kemarin (8/10).

Sumber itu memaparkan, surat yang ditujukan ke Fraksi Demokrat DPRD Medan, Ketua DPRD Medan dan DPC Partai Demokrat itu tegas meminta Burhanuddin. Apabila tak segera minta maaf, pimpinan DPRD Medan akan menempuh jalur hukum.

Menjawab informasi ini, Wakil Ketua DPRD Medan, Ikrimah Hamidy ST M Si sebelum berangkat menundai ibadah haji mengakui sudah melayangkan surat ke Fraksi Demokrat DPRD Medan, Ketua DPRD Medan dan DPC Demokrat Medan sejak beberapa hari lalu.

“Ya, kami meminta Buhanuddin untuk melakukan permohonan maaf resmi di media massa. Jika tidak mampu maka DPC Demokrat Kota Medan yang harus minta maaf,” ujar politisi PKS itu.

Sementara itu, Burhanuddin Sitepu sendiri tidak bersedia berkomentar mengenai sikap pimpinan dewan dan permohonan maaf yang harus dilakukannya.

Begitu juga, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan, Heri Zulkarnain yang sedang berada di Jakarta. Melalui telepon seluler dan pesan singkat, Heri enggan memberikan komentar apapun. (adl)

Dirjen Perhubungan Harus Proaktif

Jatuhnya pesawat milik maskapai penerbangan PT Nusantara Buana Air (NBA) jenis Cassa 212-200 menjadi pelajaran berharga bagi dunia penerbangan kita. Karenanya, pemerintah diminta proaktif memeriksa kelayakan pesawat yang hendak terbang. Hal ini dikatakan Dosen Fakultas Hukum Univ HKBP Nommensen yang juga Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM), August P Silaen SH MH kepada wartawan Sumut Pos Jhonson P Siahaan, beberapa hari lalu. Berikut petikan wawancaranya.

Menurut Anda, jatuhnya pesawat Cassa 212-200 kesalahan siapa?
Menurut saya itu kesalahan dari pilotnya, karena pilot seharusnya lebih teliti dan lebih hati-hati dalam mengemudikan pesawat. Sudah jelas cuaca buruk, tapi masih saja mengambil rute atau jalur itu juga. Jika sudah ada pemberitahuan cuaca sedang buruk, pilot harusnya mengambil rute lain, bukannya terbang melewati rute itu lagi.

Mengenai jumlah korban yang tewas, menurut Anda bagaimana?
Menurut saya, seharusnya tidak banyak korban yang jatuh, karena tidak ada ledakan dan pesawat tidak jatuh ke tanah. Seharusnya, masih ada korban yang bisa tertolong. Tapi, itu semua harus dikaji ulang kenapa bisa begitu?

Pendapat Anda terhadap kinerja Dirjen Perhubungan terkait jatuhnya pesawat ini bagaimana?
Menurut saya, Dirjen Perhubungan yang menangani pesawat dan penerbangan harus lebih serius lagi. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus lebih proaktif mengawasi dunia penerbangan ini. Begitu juga dengan pesawat yang ada, pemerintah harus menata ulang semua pesawat agar layak terbang dan dilakukan pembenahan. Ini menjadi pelajaran buat pemerintah agar lebih teliti lagi.

Saran Anda terkait peristiwa jatuhnya pesawat Cassa 212-200 ini?
Ya, saran saya, maskapai penerbangan agar melakukan seleksi lebih ketat terhadap pilotnya dan SDM nya juga harus lebih ditingkatkan lagi. Para pilot juga harus diberikan pelatihan dan pendidikan bertaraf internasional dan nasional agar memiliki kualitas dan kuantitas pilot yang siap pakai.
Untuk masyarakat, soal kematian itu takdir dan bisa dimana saja kalau memang sudah takdir. Tapi jangan hanya karena peristiwa seperti ini masyarakat menjadi takut menggunakan pesawat terbang.(*)

Polisi Kantongi Identitas Tersangka Lain

MEDAN- Polisi sudah mengantongi satu lagi identitas pelaku perampokan terhadap personel Polsek Pancurbatu Y Purba, warga Desa Sei Glugur, Pancurbatu. Pelaku peampokan itu berinisial DS (38), warga Tanjung Morawa yang diduga berperan sebagai supir untuk membawa kedua pelaku perampokan yang terkena tembakan saat melakukan aksinya.

“Identitasnya sudah kita ketahui, saat ini polisi sedang memburunya,” kata Kapolsek Pancur Batu AKP Ruruh Wickasono, Minggu (9/10). Mantan Wakasat Reskrim Polresta Medan ini menjelaskan, pelaku yang sudah diketahui identitasnya merupakan residivis dalam kasus yang sama dan pernah diamankan Polres Deli Serdang.

“Kawanan perampok ini merupakan TO (target operasi, Red) Polres Deli Serdang. Memang sebelumnya pelaku DS pernah diamankan Polres Deli Serdang lalu diserahkan ke Polsek Percut Sei Tuan,” terangnya. Meskipun identitasnya sudah diketahui, namun Ruruh mengaku belum mengetahui keberadaan DS saat ini.

Sementara menurut sumber di kepolisian menyebutkan, pelaku perampokan ini berjumlah lima orang dan satu diantaranya wanita. Saat hal ini dikonfirmasi, Ruruh mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan. “Belum tahu, informasi yang kami dapat baru tiga orang yakni Sugiarto (31) warga Jalan Pasar VII Martubung Medan Labuhan, kini dirawat di RS Bhayangkara dengan kondisi kritis. Dan Herman Basuki (35) warga Jalan Pasar VI, Medan Labuhan, tewas di RS Herna Tebing Tinggi dan supirnya berinisial DS,” ujarnya.

Ruruh juga mengungkapkan, Sugiarto yang kini dirawat di RS Bhayangkara Medan itu membantah tudingan kalau dirinya ditembak karena melakukan perampokan. “Sugaiarto tidak mengaku kalau dirinya tertembak karena merampok,” ujar Ruruh.

Sementara Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga mengaku, pihaknya sudah menetapkan Sugiarto sebagai tersangka. “Dia sudah kita jadikan tersangka dalam kasus percobaan perampokan. Ya, kalau Aipda MYP nggak bangun dan tidak bertindak, otomatis harta bendanya akan dikuras,” ungkap Tagam Sinaga, yang juga mantan Kapolres Labuhanbatu ini.

Kejadian penembakan itu terjadi pada Rabu (5/10), pukul 03.30 WIB di rumah anggota polisi yang terletak di Desa Sei Glugur Pancur Batu. Aipda Y Purba, yang memiliki usaha sampingan berjualan, merasa curiga melihat lampu teras rumahnya mati secara tiba-tiba. Selain itu, Y Purba juga mendengar suara rantai gembok pagar rumahnya.

Mengetahui hal itu, personel Polsek Pancur Batu itu mengecek keluar rumah. Dia melihat di depan rumahnya tidak terjadi apa-apa dan dia kemudian memutar ke belakang rumahnya. Sesampainya di belakang rumah, dia melihat mobil Kijang Inova warna hitam sedang terparkir. Lantas, ia pun mendatangi mobil itu, namun saat dia bergerak, Y Purba melihat dua orang mendatanginya dan langsung menyerang. Saat itulah, Y Purba meletuskan senjata apinya, ke arah dua orang tersebut. Akibat mengalami penembakan keduanya masuk ke dalam mobil melarikan diri.(mag-7)

Pulang Pacaran Kena Rampok

Hati Dimas berbunga-bunga saat pulang dari rumah pacarnya di kawasan Belawan, Sabtu (8/10) malam. Namun, suasana hati yang berbunga-bunga itu tiba-tiba berubah menjadi was-was. Pasalnya, di tengah perjalanan tepatnya di kawasan Jalan Kolonel Yos Sudarso Simpang Aloha, empat pria dengan mengunakan tiga unit sepeda motor menghampiri Dimas sembari mengaku polisi.

Keempat pria yang mengenakan jaket hitam itu menyuruh Dimas untuk berhenti. Dengan ketakutan, Dimas menghentikan sepeda motornya dan membiarkan seorang dari empat pria tak dikenal itu menggeledah bagian pinggangnya. Setelah digeledah, Dimas dituduh membawa narkoba. Lantas, kawanan perampok itu mengambil alih sepeda motor Dimas dan membawanya ke arah Jalan Ileng, Medan Marelan.

Namun di perkebunan pisang, jauh dari pemukiman warga, Dimas yang berada di boncengan langsung ditodong pisau dan dipaksa menyerahkan dompet, HP dan sepeda motornya. Setelah menguras harta benda Dimas, keempat pria tak dikenal itu langsung kabur ke arah Marelan.

Malam itu juga Dimas melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polsek Medan Labuhan. “Katanya mereka polisi, dan pinggang saya sempat di geledah, terus saya mau dibawa ke kantor polisi, pas di jalan sunyi itu saya diancam pisau dan ditinggal begitu saja,” ungkap Dimas di Polsek Medan Labuhan. (mag-11)

Burhanuddin Harus Minta Maaf

Kasus Penghinaan Pimpinan DPRD Medan

MEDAN- Perseteruan dua kader DPC Partai Demokrat Kota Medan semakin melebar. Semula antara Ketua DPRD Medan, Drs H Amiruddin dan Sekretaris Komisi A DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu. Kini, Pimpinan DPRD Medan lainnya merasa terhina dan meminta agar Burhanuddin meminta maaf lewat media massa.

Konflik dua kader Partai Demokrat itu semakin melebar dikarenakan Burhanuddin menghina Ketua DPRD Medan dan sejumlah pimpinan dewan lainnya. Penghinaan itu dilontarkannya saat dilaksanakan rapat badan anggaran (Banggar) DPRD Medan.

Burhanuddin mengolok rekan satu partainya, Ketua DPRD Medan dengan perkataan tak senonoh, begitu juga pimpinan DPRD Medan lainnya. Akibatnya, Ketua DPRD Medan melaporkan Burhanuddin ke Badan Kehormataan Dewan (BKD) DPRD Medan, sedangkan pimpinan  DPRD Medan lainnya telah melayangkan surat ke Fraksi Demokrat, DPC Partai Demokrat dan Ketua DPRD Medan.

Dalam surat pimpinan DPRD Medan itu, Burhanuddin diminta membuat permohonaan maaf melalui media massa dalam waktu 2×24 jam terkait penghinaan pimpinan DPRD Medan. Apabila tak segera melakukan permohonan maaf, maka pimpinan DPRD Medan akan melanjutkannya ke jalur hukum.

Surat yang bersifat rahasia itu diketahui Sumut Pos, Minggu (9/10). Selain meminta maaf, surat itu juga meminta Burhanuddin untuk mengkui secara terang dan terbuka bahwa telah melakukan penghinaan dan makian terhadap Ketua DPRD Medan serta Pimpinan DPRD Medan. “Burhanuddin di-deadline 2×24 jam untuk melakukannya. Jika tidak mampu, maka DPC Partai Demokrat Kota Medan yang harus melaksanakannya,” demikian disampaikan sumber di DPRD Medan via telepon selulernya, akhir pekan kemarin (8/10).

Sumber itu memaparkan, surat yang ditujukan ke Fraksi Demokrat DPRD Medan, Ketua DPRD Medan dan DPC Partai Demokrat itu tegas meminta Burhanuddin.

Apabila tak segera minta maaf, pimpinan DPRD Medan akan menempuh jalur hukum.
Menjawab informasi ini, Wakil Ketua DPRD Medan, Ikrimah Hamidy ST M Si sebelum berangkat menundai ibadah haji mengakui sudah melayangkan surat ke Fraksi Demokrat DPRD Medan, Ketua DPRD Medan dan DPC Demokrat Medan sejak beberapa hari lalu.

“Ya, kami meminta Buhanuddin untuk melakukan permohonan maaf resmi di media massa. Jika tidak mampu maka DPC Demokrat Kota Medan yang harus minta maaf,” ujar politisi PKS itu.
Sementara itu, Burhanuddin Sitepu sendiri tidak bersedia berkomentar mengenai sikap pimpinan dewan dan permohonan maaf yang harus dilakukannya.

Begitu juga, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan, Heri Zulkarnain yang sedang berada di Jakarta. Melalui telepon seluler dan pesan singkat, Heri enggan memberikan komentar apapun. (adl)

’Kelas Gelap’ Disusupi Mafia

MEDAN-  Citra pendidikan di Kota Medan semakin buruk ketika sejumlah pihak menemukan “kelas gelap” di sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri favorite di Medan. Temuan itu ternyata ditunggangi sejumlah mafia pendidikan.
Keburukan citra pendidikan di Kota Medan ini tampak nyata ketika “kelas gelap” dihuni puluhan siswa sisipan di setiap sekolah favorite. Bahkan, jadwal masuknya siswa sisipan itu berbeda dari siswa melalui jalur resmi. Terkuak, data siswa yang muncul merupakan anak-anak dari pejabat, tokoh, politisi dan sejumlah pihak yang berpengaruh di Kota Medan. Anak-anak itu masuk ke sekolah tersebut lantaran nilai yang dimiliki di bawah rata-rata.

Menanggapi buruknya pendidikan di Kota Medan, Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU),  Farid Wajdi menyatakan munculnya “kelas gelap” memberi contoh buruk Indonesia tak bisa keluar dari krisis moral bangsa ini, dan memberikan pengajaran kebusukan luar biasa akibat campur tangan ‘kepentingan liar’ individu dan kelompok. “Ini fenomena mundurnya pendidikan di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Karena sudah rahasia umum penyelenggara pendidikan di kota ini jauh dari kata ideal,” paparnya, Minggu (9/10).

Dia menduga masalah yang muncul ini terkait tumbuh subur mental buruk pengelola pendidikan, sehingga masuknya kepentingan mafia pendidikan yang begitu dominan serta mengabaikan perhitungan resiko buruk.
“Jadi, Wali Kota harus memimpin langsung pemberantasan mafia pendidikan, jangan sampai Kota Medan disandera para mafioso pendidikan,” sarannya.

Farid minta Dewan Pendidikan agar menjadi wakil warga Kota Medan yang dirugikaan untuk mengambil inisiatif melapor kepada pihak kepolisian. (ari)

Terus Galakkan Cinta dan Peduli Satwa

Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) sekaligus anggota DPD RI asal Sumatera Utara DR H Rahmat Shah mengharapkan agar museum dan kebun binatang dapat menjadi media hiburan alternatif yang layak, mendidik dan terjangkau bagi masyarakat dan generasi muda khususnya. Selain itu, perlu juga dikembangkan taman kota sebagai tempat hiburan yang gratis bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Hal tersebut disampaikan Rahmat Shah melalui staf Ahli DPD RI Bechta Perkasa Asky MA yang mendampingi kunjungan pengurus Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) DKI Jakarta ke Rahmat International Wildlife and Gallery Medan, Senin (4/10).

Menurut Rahmat, kesejahteraan yang hendak dicapai dengan pembangunan, hendaknya bukan sekadar kesejahteraan fisik dan material, namun juga kesejahteraan mental, spiritual dan rohani. “Masyarakat yang sejahtera, hidup dengan rasa bahagia, tanpa ada tekanan dan tanpa ada stress yang berlebihan. Hal tersebut akan terlihat dari raut muka masyarakat dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari,” ujarnya.

Dalam pemaparan terhadap rombongan tersebut, dijelaskan bahwa pembangunan Rahmat International Wildlife and Gallery, diilhami kecintaan Rahmat sebagai anak desa pada alam serta kesungguhannya dalam mencegah kepunahan hutan dan satwa langka.  Hingga kini, museum Rahmat International Wildlife and Gallery ini diakui sebagai karya monumental seorang putra Indonesia yang bertaraf internasional dan telah memberi citra baru pada museum Indonesia. “Museum ini difungsikan untuk menjadi media pendidikan dan kegiatan lingkungan dari berbagai kalangan serta menjadi objek wisata yang layak, mendidik dan terjangkau,” beber Rahmat Shah.

Lebih jauh dikatakannya, tujuan pembangunan Rahmat International Wildlife and Gallery juga untuk mengenalkan kepada masyarakat dari berbagai kalangan mengenai keanekaragaman satwa liar yang ada di dunia. Dengan demikian, diharapkan mereka akan terpanggil untuk lebih menyayangi dan menjaga kelestarian lingkungan hidup dan satwa liar anugerah yang tak ternilai dari Tuhan serta warisan anak cucu.

Ketua Umum BKOW DKI Jakarta, Widyastuti Endang Susilowati Prijanto yang juga istri Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta sebagai ketua rombongan mengungkapkan rasa bangganya atas keberadaan Rahmat International Wildlife and Gallery.  Endang bahkan berharap agar museum ini dapat lebih dikembangkan dengan menambah koleksi yang ada.
Kunjungan rombongan BKOW DKI ke Sumatera Utara selain dimaksudkan untuk meningkatkan silaturahmi, juga menukar informasi dan komunikasi untuk mensukseskan program-program BKOW ke depan baik di bidan sosial, lingkungan hidup, mengantisipasi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), angka kematian ibu dan lainnya. (*/ila)

Rumah Makan Koki Sunda Nyaris Ludes Terbakar

MEDAN- Pengunjung dan karyawan Rumah Makan Koki Sunda di Jalan S Parman Medan dihebohkan dengan peristiwa meledaknya blower yang nyaris membakar rumah makan tersebut, Minggu (9/10) sore pukul 17.00 WIB. Sebelum pemadam kebakaran tiba di lokasi, para karyawan dan pengunjung sempat panik untuk menyelamatkan diri.
Para karyawan yang berada di lantai III rumah makan itu langsung berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri, sedangkan para pengujung banyak yang keluar dan tidak sempat membayar uang makan mereka.

Pantauan wartawan koran ini, kejadian berawal saat para juru masak sedang masak di dapur rumah makan tersebut, namun tiba-tiba muncul api dari dalam blower dan mengeluarkan asap tebal. Peristiwa itu pertama kali dilihat seorang karyawan bernama Herman yang melihat api berada di dalam blower. Dia kemudian memberitaukan kepada juru masak Koki Sunda bahwa ada api dalam blower.

“Karena api sudah membesar, aku langsung memberi tahu karyawan bagaian dapur, kemudian dengan alat seadanya kami memadamkan api tersebut,” kata Herman, karyawan yang mengaku sebagai teknisi di Koki Sunda itu.
Sekitar 30 menit api dapat dipadamkan, setelah karyawan melakukan penyiraman terhadap blower tersebut. Meski begitu, Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) sempat menurunkan lima unit mobil pemadam. “Mendengar ada laporan, langsung terjun ke lapangan, tapi begitu tiba di lokasi, syukurnya api sudah padam,” kata seorang petugas pemadam kebakaran.

Sementara itu, tidak ada satu pun pihak manajemen Koki Sunda yang mau memberikan komentar. Bahkan, wartawan koran ini sempat diusir karyawan rumah makan tersebut saat hendak masuk ke dalam rumah makan tersebut. “Tutup saja pintunya jangan ada orang dikasih masuk, bilang saja tidak ada kejadian,” kata wanita keturunan Tionghoa itu.
Di tempat terpisah Kapolsek Medan Baru AKP Donni Alexander membenarkan peristiwa kejadian tersebut. “Ia tadi sempat terjadi kebakaran di blower Koki Sunda, makanya saat ini kita sedang olah TKP. Namun kita tidak tau berapa kerugiannya,” tegas Donni di lokasi kejadian.(mag-5)

Merajut Kenangan dan Persaudaraan

Alumni SMA Methodist 1 Medan Angkatan 1990/1993 Gelar Reuni

Setelah 18 tahun tak bertemu, akhirnya para alumni SMA Perguruan Kristen Methodist 1 Medan angkatan 1990/1993 menggelar reuni, Sabtu(8/10). Reuni ini digelar di sekolah SMA Methodist 1 Jalan Hangtuah nomor 4 Medan.

“Reunian para alumni sekarang ini menggambarkan bagaimana para siswa yang pernah menuntut ilmu di SMA Methodist1 Medan dan masih memiliki kecintaan yang besar terhadap sekolahnya,” ujar kepala Methodist1 B Manurung, dalam sambutannya pada acara reuni tersebut.

Para alumni yang telah menyelesaikan pendidikannya setelah 18 tahun, kata Manurung, ibarat usia seorang remaja yang masih menggelora. Sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya untuk kepentingan sekolah di masa sekarang dan yang akan datang.

“Kami sangat berbangga hati mendengar banyak alumni yang telah berhasil dan diharapkan memberikan masukan demi kemajuan sekolah methodist,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, ketua panitia reuni, Bernard Denis Harianja mengatakan, kegiatan reuni terinspirasi dari beberapa pertemuan sebelumnya.

Yang mana dalam acara temu kangen tersebut, sejumlah alumni berinisiatif membangun sebuah kegiatan alumni yang bisa direalisasikan lewat acara reuni.

“Tujuan dilaksanakannya acara ini yaitu untuk merajut kembali kenangan dan hubungan persaudaraan yang telah terjalin beberapa tahun silam. Ke depannya kita juga berencana membentuk ikatan alumni yang lebih mengarah kepada kegiatan sosial,” ungkapnya.

Bentuk sosial yang dimaksudkan Bernard, yakni seperti membuka badan usaha yang nantinya keuntungan akan diberikan untuk membantu para alumni, serta sekolah dalam upaya terus memajukan kualitas sekolah Methodist 1 Medan.

Dalam kesempatan acara reunian yang mengambil tema, “Aku, Kamu, dan Sekolah Kita Masih Ada” itu juga memberikan cendera mata untuk sejumlah guru yang pernah mengajar di era 1990 dan 1993.
Selain itu para alumni juga menyerahkan plakat terhadap sekolah Methodist 1 Medan, sekaligus menyerahkan cenderamata kepada seluruh undangan yang menghadiri acara reuni sekolah tersebut.(*/uma)