24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14622

Mantan Mensesneg Moerdiono Tutup Usia

JAKARTA- Mantan Menteri Sekretaris Negara di era Orde Baru, Moerdiono, pukul 18.40 WIB kemarin petang (7/10) meninggal di RS Gleneagles, Singapura. Bapak tiga anak yang dilahirkan di Banyuwangi pada 19 Agustus 1934 ini meninggal setelah sempat menjalani perawatan selama dua bulan.

“Beliau meninggal akibat komplikasi penyakit,” ujar mantan pengacara Moerdiono, Hendry Yosodiningrat ketika dihubungi tadi malam.

Selama 17 bulan terakhir, penerima Bintang Mahaputra Adipradana ini menurun kesehatannya akibat kanker paru-paru. Puncaknya, dua bulan lalu alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Malang ini koma sehingga dilarikan ke Singapura. Meski kondisinya sempat membaik, petang kemarin orang kepercayaan mantan Presiden Soeharto ini berpulang.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, Moerdiono memang terdeteksi kanker paru-paru stadium awal tahun lalu. Setelah menjalani proses kemoterapi, kondisinya sempat membaik.
“April lalu, beliau dengan lancar menjelaskan perannya dalam proses pembubaran PKI pasca keluarnya Supersemar 11 Maret 1966,” tutur Fadli.

Saat itu, Moerdiono adalah sekretaris pribadi Jenderal Basoeki Rahmat, salah satu dari tiga perwira yang mengantarkan surat perintah dari Presiden Soekarno pada Menpangab Jenderal Soeharto tersebut. “Pak Moerdiono yang mengkonsep surat pembubaran PKI,” ujar Fadli.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene menambahkan, jenazah disemayamkan semalam di KBRI Singapura sambil menunggu pengurusan dokumen pemulangan jenazah pada pukul 10.00 WIB pagi ini.  Hingga kini belum diketahui tempat jenazah akan disemayamkan sebelum sore nanti dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pasalnya, saat ini tengah terjadi sengketa hukum antara istri sirinya Poppy Dharsono yang menghendaki jenazah disemayamkan di Jalan Sriwijaya No 23, Kebayoran, Jakarta Selatan, dengan kubu putra-putri dari istri pertama, Marijati, yang menginginkan jenazah disemayamkan di Jalan Kertanegara.(pri/jpnn)

Sony Terdepak

JAKARTA-Sony Dwi Kuncoro akhirnya terpental dari tim bulu tangkis SEA Games XXVI/2011. Pasalnya, PB PBSI tidak menyertakan namanya dalam daftar nama pemain  yang akan diterjunkan dalam ajang yang digelar pada 11-22 November mendatang.

Keputusan pencoretan Sony itu berdasarkan beberapa kali rapat yang telah dilakukan oleh bidang pembinaan prestasi (Binpres) dan tim pelatih PB PBSI. Setelah mengevaluasi permainannya dalam dan Peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut dianggap menunjukkan tren negatif.

“Itu sudah menjadi keputusan PB PBSI. Dari 20 pemain yang kami berangkatkan, di tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putra yang dicoret dari tim bayangan,” kata manajer tim bulu tangkis SEA Games, Maria Fransisca, di Cipayung, kemarin (7/10). Langkah pencoretan PB PBSI itu memang sangat berdasar. Pasalnya, di beberapa turnamen terakhir Sony gagal meraih gelar.

Namun, setelah meraih prestasi tersebut dia langsung anjlok. Di Jepang terbuka dia gagal melewati babak pertama dan di Indonesia Gold Grand Prix pekan lalu, Sony lagi-lagi harus gugur di babak pertama.
Dengan keputusan itu, Sony dipastikan tak bisa memperbaiki raihannya di SEA Games Laos 2009 lalu. Saat itu, dia hanya meraih perak. Medali emas diraih oleh Simon Santoso. (news/jpnn)

Klub Belum Dapat Jadwal

JAKARTA-Komunikasi antara PT Liga Prima Indonesia dan PSSI payah. Pernyataan CEO PT Liga Prima Indonesia Widjajanto bahwa modul liga telah siap dan jadwal kompetisi dua model telah disebarkan ke klub peserta liga ternyata tidak benar.

Mengenai modul kompetisi, Exco PSSI La Nyalla Matalitti dengan tegas mengatakan bahwa pihak PT Liga Prima sampai saat ini belum ada pemaparan. Biasanya, modul kompetisi dan permasalahan jadwal tersebut dirapatkan dahulu dengan Exco sebelum disebar ke klub-klub peserta kompetisi.

“Kami Exco belum pernah diajak rapat tentang modul dan jadwal itu. Exco selama ini menunggu mengenai hal itu,” katanya saat dihubungi oleh Jawa Pos (Grup Sumut Pos) tadi malam.

Selain belum dirapatkan dengan Exco, Nyalla juga menyebut jika jadwal model pertandingan liga yang diutarakan oleh Widjajanto belum diterima oleh  klub-klub. Dia mengetahui itu setelah menanyakan kepada klub-klub mengenai hal itu.
“Mana ada jadwal yang disebarkan ke klub-klub. Saya sudah tanyakan ke beberapa klub di Jatim, Kalimantan, bahkan Pelita (Jaya) yang dekat dengan Jakarta juga belum mendapatkannya. Omongan itu tidak benar,” tegas lelaki berkacamata tersebut. Jika sikap PT Liga Prima tersebut terus dilakukan dan tidak meminta pertimbangan kepada Exco, Nyalla mengaku kondisi tersebut malah meringankan Exco. (aam/jpnn)

Hasil Kuliah di Harvard Harus Diterapkan

JAKARTA-Sebanyak 19 bupati/walikota yang mengikuti kuliah singkat di Harvard University akan mengakhiri perkualiahannya pada 12 Oktober mendatang. Kepala Badan Pendidikan dan Latihan (kaban Diklat) Kemendagri, Tarmizi A Karim mengatakan, begitu para kepala daerah pulang, maka mereka harus menularkan ilmunya kepada para anak buahnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dari 19 kabupaten/kota yang ikut ke Harvard, kata Tarmizi, juga harus menerapkan materi-materi kuliah itu begitu sampai ke daerah masing-masing.

Kepala Bappeda misalnya, dia harus mentransfer pemahaman materi-materi yang sudah didapat kepada para SKPD-SKPD. Materi kuliah tentang transparansi misalnya, sejauh mana nanti terakomodir mulai dari perencanaan hingga proses pembangunan di daerah,” ujar Tarmizi kepada wartawan di Kemendagri, Jumat (7/10).

Tarmizi sendiri sempat empat hari melihat langsung proses perkuliahan di universitas terkemuka itu. “Sangat bagus. Saat saya ke sana, subyek kuliahnya antara lain tentang demokrasi, transparansi,” ujarnya.

Para peserta, lanjutnya, juga dibebani materi kuliah yang sangat padat. Berkas materi kuliah berupa kasus-kasus diberikan untuk dipelajari sendiri malam hari. “Esok paginya didiskusikan, dengan tanya jawab, dengan profesor di sana,” ceritanya.

Kemendagri sendiri, lanjutnya, nantinya akan terus memantau perkembangan daerah yang bupati/walikotanya sudah belajar ke Harvard. “Nanti ada tindak lanjutnya. Setelah satu semester, nanti mereka kita panggil lagi, kita bikin workshop,” ujar pejabat asal Aceh itu.

Seperti diketahui, dari 19 bupati/walikota itu, Bupati Serdang Bedagai Erry Nuradi dan Bupati Samosir Mangindar Simbolon,ikut serta. Kepala Bappeda Pemkab Serdang Bedagai Taufik Batubara dan Kepala Bappeda Pemkab Samosir Hotraja Sitanggang juga ikut. Mereka akan kuliah singkat di universitas ternama itu selama tiga minggu. Mereka bisa berangkat ke Harvard hasil dari kerjasama kemendagri  dengan lembaga nirlaba Rajawali Foundation.(sam)

Bakrie Beli Klub Penyandang Juara Australia

JAKARTA-Ketika protes terkait format dan jumlah peserta kompetisi di Indonesia kian memanas, di saat itu pula keluarga Bakrie mengambil kebijakan yang penuh kontroversi.
Ini terkait dengan keputusan mereka membeli klub juara liga Australia, Brisbane Roar. Melalui PT Pelita Jaya Cronus disebutkan jika  Bakrie menguasai mayoritas saham Brisbane Roar sebesar 70 persen.

Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh FFA (Federasi Sepakbola Australia), Jumat (7/10), melalui chief executive-nya, Ben Buckley. FFA sendiri menjadi pemilik dari sisa 30 persen saham di klub yang menjuarai A-League (Liga Utama Australia) musim 2010/11 itu.

“Kami telah bekerja keras untuk menemukan investor yang tepat. Kami percaya sekarang sudah menemukan pemilik baru yang fantastis, yakni Bakrie Group,” ucap Buckley di AFP.

Sebagai chairman, Bakrie Group menunjuk Dali Tahir, yang selama ini menjadi orang Indonesia yang berada dalam anggota Komite Etik FIFA. Ini bukanlah pertama kalinya mereka menguasai saham mayoritas sebuah klub asing. Pada 15 April 2011, klub sepakbola Royal Cercle Sportif Vise (CS Vise) asal Belgia juga resmi dimiliki. Disebutkan ketika itu, lebih dari 50 persen saham Vise telah dikuasai PT Pelita Jaya Cronus.

Sementara itu, Presiden PT. Pelita Jaya Cronus Aga Bakrie, mengungkapkan bahwa kelompok usaha keluarganya bakal berkomitmen jangka panjang dengan Brisbane Roar.
“Ini adalah kesempatan besar. Bukan hanya untuk mengembangkan sepakbola di Brisbane, tetapi juga untuk mempererat hubungan Australia dan Indonesia,” tukas Aga.

Di tempat terpisah Rahim Soekasah, kerabat dekat keluarga Bakrie membeberkan jika negosiasi dengan kubu Brisbane telah berlangsung selama lima bulan.  “Waktu itu kita memang dapat tawaran dari FFA, federasi sepakbolanya Australia, bahwa kalau memang mau beli klub di sini, bagusnya beli Brisbane Roar saja, yang notabene merupakan juara Liga Australia,” bilang Rahim.

“Karena sudah ada green light seperti itu, kita jajaki. Apalagi mereka ‘kan klub juara. Saya bersama pak Dali Tahir (kini ditunjuk menjadi Chairman Brisbane Roar, red) sempat ikut meeting di Sidney,” kenangnya.

“Setelah beberapa kali ketemu, tiga atau empat kali, bolak-balik, mereka sempat ke Jakarta juga, akhirnya kita setujui. Tapi kita tak mau 100persen. Kita mau 70persen dulu. Kita ingin belajar dulu situasinya.” “Baru nanti kalau sudah tahu situasinya, kita pikirkan akan diapakan yang 30persen lagi. Apakah akan dijual kepada pengusaha lokal, atau akan kita beli sekalian,” tukas Rahim. (bbs/jpnn)

Kapolres ‘Garap’ 70 Ha Lahan Eks PTPN2

BINJAI- Meski konflik sengketa lahan PTPN II Sei Semayang Binjai mulai mereda, namun tersirat cerita menarik dibalik perebutan lahan eks HGU PTPN II tersebut.

Ditengah gencarnya pihak Polresta Binjai melakukan pengamanan aset negara tersebut, ternyata Kapolresta Binjai Dra Rina Sari Ginting, disebut-sebut memiliki jatah lahan seluas 70 hektare (Ha) di areal eks HGU tersebut.
Keterangan diperoleh wartawan Sumut Pos menyebutkan, lahan 70 Ha itu, sudah ditanami tanaman palawija seprti ubi. Lahan tersebut berada di Jalan Baru Ring Road (Megawati, Red), perbatasan Binjai-Deli Serdang. Bahkan, tanaman ubi tersebut, dikabarkan sudah dipanen.

Untuk mengetahui lebih jauh lahan PTPN 2 yang diduga milik Kapolres Binjai itu, wartawan Sumut Pos melihat lokasi dimaksud, Jumat (7/10). Di lokasi itu, masih terlihat pohon ubi berdiri tegak dan belum habis dipanen.

Seorang warga yang sedang mengembala lembunya di sekitar lahan ubi itu, kepada wartawan Sumut Pos membenarkan, kalau ubi yang berada di tengah-tengah perkebunan sawit tersebut milik Kapolres Binjai Rina Sari Ginting.

“Kebun ubi itu memang punya Kapolres. Sekarang Kapolres Binjai yang perempuan itu kan. Dia (Kapolres, Red) pernah datang kemari memakai mobil. Tapi, dia tidak menggunakan seragam polisi. Bahkan, dia sempat menyuruh anggotanya membubarkan balap liar di Jalan Baru ini,” cetus pengembala berambut putih tadi.

Selain itu, pria yang saat ditemui memakai kaus putih dan celana pendek tersebut, mengakui kalau lahan perkebunan di sekitar ladang Kapolres itu, juga ada milik orang lain.
“Bukan Kapolres aja yang punya lahan disitu, tapi pengusaha dari Langkat, dan Medan, juga ada menanam di lahan perkebunan ini,” ungkapnya.

Sementara, untuk menuju ke lokasi tanaman ubi yang disebut-sebut milik Kapolres Binjai itu, wartawan Sumut Pos harus berjalan sekitar 200 meter dari Jalan Baru. Setibanya di lokasi yang diamaksud, pohon ubi itu memang tampak jelas dan sudah bisa dipanen.

Kapolres Binjai AKBP Dra Sari Ginting, saat dikonfirmasi berulang kali menggunakan telpon selulernya tidak mengangkat. Begitu juga melalui SMS, dia enggan membalas. Sementara Edwar, selaku Manajer PTPN 2 Sei Semayang, ketika dikonfirmasi via selulernya mengaku, sedang berada di Jokja. “Maaf saya masih di Jokja. Bicara saja sama staf saya ya,” katanya singkatnya.

Tak lama berselang, Eka yang mengaku staf Edwar menelpon wartawan Sumut Pos. Dia mengaku, tidak tahu menahu masalah perkebunan itu.  Menurutnya, lahan tersebut merupakan lahan yang diurus oleh Manajer perkebunan sawit Tandam.

“Kita tidak tahu menahu masalah itu, karena lahan yang dimaksud bukan lagi wilayah PTPN 2 Sei Semayang, tetapi PTPN 2 Tandam. Makanya kami tidak tahu kalau soal lahan yang dimaksud. Memang, PTPN 2 Tandam masih dibawah naungan Direksi Tanjung Morawa. Hanya saja, Menajernya sudah berbeda,” jelasnya. (dan)

Seleksi PSDS Berlangsung Senin

LUBUK PAKAM-Tim PSDS Junior tak main-main dalam mempersiapkan tim menuju Piala Soeratin yang akan datang.
Ini dibuktikan dengan melimpahnya jumlah peserta yang akan mengikuti seleksi pembentukan tim PSDS Junior, yang pendaftarannya berlangsung kemarin (7/10).

Hingga kemarin, tak kurang 75 pemain kelahiran tahun 1994 telah mengambil formulir pendaftaran di Sekretariat PSDS Stadion Baharuddin Siregar, Lubuk Pakam.

Wakil Sekretaris Panitia Judiman mengugkapkan bahwa tingginya jumlah peserta yang akan mengikuti seleksi kali ini membuktikan jika klub-klub yang ada di Deli Serdang intensif melakukan pembinaan terhadap pemain usia dini.

Rencananya, pendaftaran peserta seleksi akan berlangsung hingga Minggu (9/10). “Bagi pemain yang sudah mengambil formuli bisa mengembalikannya pada Senin (10/10), saat berlangsungnya seleksi tahap pertama,” bilang Judiman.

Menurut Judiman, jumlah pemain yang akan mengikuti seleksi akan mencapai puncaknya pada Minggu (9/10). “Biasanya memang begitu. Semakin dekat batas penutupan, semakin bayak pula pemain yang ingin mengkuti seleksi ini,” bilang Judiman. (btr)

Gurning Berlabuh di Arema

MALANG – Batal menyumbangkan pengetahuannya di klub yang pernah membesarkan namanya PSMS, bukan berarti Abdul Rahman Gurning menjadi pengangguran.

Kemarin (7/10) didapat kabar jika Gurning berlabuh ke klub yang lebih mapan dibanding PSMS, yakni Arema. Di klub barunya itu Gurning menempati posisi sebagai asisten yang sebelumnya ditempati Joko “Getuk” Susilo.
Tak tanggung-tanggung orang yang menginginkan bergabungnya Gurning di Arema adalah pelatih Singo Edan, Milomir Seslija. “Kita sudah putuskan bahwa Abdurrahman Gurning menjadi asisten pelatih Arema musim depan,” kata media officer Arema, Noor Ramadhan, kemarin (6/10).

Ia mengatakan, penetapan nama mantan pelatih PSPS Pekanbaru itu memang sesuai dengan keinginan Milomir Seslija. Milo sendiri yang memilih dari sejumlah calon asisten pelatih yang disodorkan manajemen Arema. “Ternyata, Milo lebih sreg dengan Abdurrahman Gurning,” tegas alumnus STIBA ini.

Menurut Nunun (sapaan akrab Noor Ramadhan) satu hal yang paling mendasari ketertarikan Milo pada sosok Gurning adalah karena adanya kesamaan visi dan misi. “Baik Milo maupun Gurning sama-sama menyukai young guns (pemain muda),” kata dia.

Seperti diketahui, dari 22 nama pemain yang telah diikat kontrak, Arema memiliki banyak pemain muda di bawah usia 25 tahun di berbagai lini. Di antaranya Dede Sulaeman, Putut Waringin Jati, Herman Romansyah, dua kiper Kurnia Meiga dan Aji Saka, Johan Alfarisi, dan Irfan Raditya untuk lini belakang.

Di sektor gelandang, Arema punya darah muda seperti Eka Hera dan Herman Romansyah. Sementara di lini depan, Dendi Santoso dan Sunarto yang merupakan produk asli Akademi Arema masih berusia di bawah 23 tahun.
Selain minat terhadap young guns, dipilihnya Gurning juga atas dasar track record yang ditunjukkannya selama berkarir di persepakbolaan Indonesia. (jun/muf/ko/jpnn)

Pengurus Belum Kapok

Depak Pemain Tua, Datangkan Pemain Uzur  

MEDAN-Seakan tak kapok ketika Abdul Rahman Gurning menyatakan keengganannya melatih PSMS, disebabkan materi pemain Ayam Kinantan murni pilihan pengurus.

Kemarin (7/10) kembali didapat informasi bahwa Sekum PSMS Idris SE kembali menyodorkan satu nama pemain asing.
Ironisnya, jika beberapa hari lalu duet pelatih Suharto dan Roekinoy membeberkan jika terdepaknya dua legiun asing  Patricio Jimenez dan Pierre Njanka Beyaka karena umur yang sudah menua, kini pemain yang direkomendasi Idris pun setali tiga uang dengan kedua pemain yang tergusur tadi.

Adalah Bill Tchato, pemain asal Kamerun kelahiran 14 Mei 1975, oleh Idris dijamin posisinya menjadi bagian dari tim Ayam Kinantan musim ini.

“Bill Tchato akan bergabung dengan PSMS Medan pada Rabu (12/10) mendatang. Dia hanya mengikuti tes kesehatan saja. Jika lolos, maka dia akan dikontrak,” ujar Idris seakan telah melihat secara langsung kemampuan pemain tadi.
Bill Tchato yang kini berpaspor Prancis merupakan skuad Timnas Kamerun pada Piala Dunia 2000 lalu. Dan turut membela negaranya pada 2002 lalu.

Idris berharap, dengan mendatangkan pemain yang telah berpengalaman di kompetisi Eropa diharapkan dapat meningkatkan performa PSMS di kompetisi level atas.

“Apalagi, dari pemain asing  yang ada saat ini, Oyedepo George belum menunjukkan performa yang menonjol. Dari info yang saya dapat, performa George memang belum juga maksimal. Dan itu yang menjadi penyebab kenapa kami mendatangkan pemain berkualitas seperti Bill,” kilah Idris. (saz)

Paripurna Draft P-APBD Mundur

LANGKAT- Rapat paripurna penyampaian draft Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) 2010 yang dijadwalkan berlangsung, Jumat (7/10) siang, akhirnya dimundurkan hingga pekan depan. Disebut-sebut, eksekutif tidak siap mendokumenkan draft sehingga rapat batal dilaksanakan.

“Iya, jadwalnya dimundurkan hingga pekan depan. Pendokumenan berkas mungkin yang belum siap di jilid, makanya rapat tidak dapat dilangsungkan hari ini,” kata Kabag Hukum Sekretariat DPRD Langkat, Zurwansyah.
Pembatalan itu, singkat dia, disampaikan menjelang salat Jumatan sehingga agenda rapat yang semestinya dimulai pukul 14.00 WIB dimundurkan. Zurwansyah pun memilih bergegas, diduga sengeja mengelak menjawab eksekutif tidak siap dengan pengunduran jadwal itu.

Kabag Humas Pemkab Langkat, H Syahrizal, sedianya menyangkal mundurnya rapat paripurna penyampaian draft P-APBD disebabkan ketidaksiapan eksekutif. Namun, ketika disebutkan faktornya eksekutif belum siap menjilid atau membukukan berkas menjadi satu dokumen, mantan Camat Kutambaru ini seketika berjanji mencari tahu.

“Wah mana ada itu, mana mungkin kita (eksekutif) membatalkan rapat paripurna karena ketidaksiapan. Kalau persoalannya buku atau pendokumenan belum siap dikerjakan, maaf kita tidak tahu persis coba nanti kita informasikan lagi,” tutup Rizal. (mag-4)