28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 14729

Xtrim Indonesia Jaga Kekompakan

MEDAN-Klub olahraga otomotif Xpedition Trail Mania (Xtrim) Indonesia menggelar acara berbuka puasa bersama dan malam penggalangan dana pada Minggu (14/8) di sekretariat XTRIM Jalan Balam Medan.

Menurut Ketua Xtrim Indonesia Musa Idishah bahwa kegiatan yang digagas pihaknya ini memiliki makna ganda. Di satu sisi akan meningkatkan silaturrahim dan kekompakan di antara sesama anggota, sedang di sisi lainnya merupakan wujud kepedulian Extrim terhadap sesama.

“Kegiatan ini menjadi kalender resmi Extrim Indonesia. Semoga lewat kegiatan ini keberadaan Ekstrim Indonesia bermanafaat bagi masyarakat banyak,” bilang Musa Idishah, Ketua Extrim Indonesia.

Selanjutnya pria yang akrab di sapa Dodi itu menbeberkan bahwa bentuk kepedulian Extrim dengan menggelar malam pengumpulan dana mendapat sambutan yang antusias, bukan saja dari anggota Extrim, tapi juga dari para pejabat di daerah ini seperti Plt Gubsu Gatot Pujonugroho, Ketua KONI Sumut Gus Irawan Pasaribu, Ketua IMI Sumut Ijeck, Ketua KONI Medan Drs Zulhifzi Lubis, Kapolresta Kombes Pol Tagam Sinaga, Ketua MPW PP Sumut Anuar Shah serta para undangan lainnya.

“Sejauh ini kita berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp180 juta. Kita akan bagikan uang tersebut kepada yang membutuhkannya. Demikian juga halnya dengan hasil penjualan dari gelaran bakti sosial dalam bentuk pasar murah yang berlangsung pada akhir Ramadan nanti,” ungkap Dodi. (jun)

Pukulan yang Menjadi Dinar

Pada suatu hari Abu Nawas menghadap ke Istana. Ia pun bercakap-cakap dengan Sultan dengan riang gembira. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran di benak Sultan. “Bukankah ibu si Abu Nawas ini sudah meninggal? Aku ingin mencoba kepandaiannya sekali lagi, Aku ingin menyuruh dia membawa ibunya ke istanaku ini. Kalau berhasil akan aku beri hadiah seratus dinar.

“Hai, Abu Nawas,” titah Sultan, “Besok bawalah Ibu mu ke istanaku, nanti aku beri engkau hadiah seratus dinar.”
Abu Nawas kaget. “Bukankah beliau sudah tahu kalau ibuku sudah meninggal, tapi mengapa beliau memerintahkan itu,” pikirnya. “Baiklah, tuanku, esok pagi hamba akan bawa ibu hamba menghadap kemari,” jawabnya mantap. Setelah itu ia pun mohon diri.

Sesampai di rumah, setelah makan dan minum, ia pergi lagi. Dijelajahinya sudut-sudut negeri itu, menyusuri jalan, lorong dan kampung, untuk mencari seorang perempuan tua yang akan dijadikan sebagai ibu angkat. Rupanya tidak mudah menemukan sesosok perempuan tua. Setelah memeras tenaga mengayun langkah kesana kemari hingga jontor, barulah ia menemukan yang dicari. Perempuan itu adalah seorang pedagang kue apem di pinggir jalan yang sedang memasak kue-kue dagangannya. Dihampirinya perempuan tua itu. “Hai, ibu, bersediakah engkau kujadikan ibu angkat?” kata Abu Nawas. “Kenapa engkau berkata demikian?” tanya si Ibu tua itu. “Apa alasannya?”

Maka diceritakanlah perihal dirinya yang mendapat perintah dari Sultan agar membawa ibunya ke istana. Padahal ibunya sudah meninggal. Juga dijanjikan akan membagi dua hadiah dari Sultan yang akan diterimanya. “Uang itu dapat ibu simpan untuk bekal meninggal bila sewaktu-waktu dipanggil Tuhan,” kata Abu Nawas. “Baiklah kata si Ibu tua itu, aku sanggup memenuhi permintaanmu itu.”

Setelah itu Abu Nawas menyerahkan sebuah tasbih dengan pesan agar terus menghitung biji tasbih itu meskipun di depan Sultan, dan jangan menjawab pertanyaan yang diajukan. Sebelum meninggalkan perempuan itu, Abu Nawas wanti-wanti agar rencana ini tidak sampai gagal.

Keesokan harinya pagi-pagi sekali Abu Nawas sudah sampai di istana lalu memberikan salam kepada Sultan. “Waalaikumsalam, Abu Nawas,” jawab Sultan. Setelah itu Sultan memandang Abu Nawas. Bukan main terkejutnya Sultan melihat Abu Nawas menggendong seorang perempuan tua. “Siapa yang kamu gendong itu?” tanya Sultan. “Diakah ibumu?” tapi kenapa siang begini kamu baru sampai?” “Benar, tuanku, inilah ibu Patik, beliau sudah tua dan kakinya lemah dan tidak mampu berjalan kemari, padahal rumahnya sangat jauh. Itu sebabnya patik gendong ibu kemari,” kata Abu Nawas sambil mendudukkan ibu tua di hadapan Sultan.

Setelah duduk ibu tua itu pun memegang tasbih dan segera menghitung biji tasbih tanpa henti meski Sultan mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya.

Sembah Abu Nawas, “Ya tuanku Syah Alam, suami ibu Patik ini 99 banyaknya. Beliau sengaja menghafal nama-nama mereka satu persatu, dan tidak akan berhenti sebelum selesai semuanya.”

Demi mendengar ucapan Abu Nawas tadi perempuan tua itu pun melempar tasbih dan bersembah datang kepada Sultan. “Ya tuanku Syah Alam,” katanya, “Adapun Patik ini dari muda sampai tua begini hanya seorang suami hamba. Apabila sekarang ini berada di hadapan tuanku, itu adalah atas permintaan Abu Nawas. Dia berpesan agar Patik menghitung-hitung biji tasbih dan tidak menjawab pertanyaan tuanku. Nanti Abu Nawas akan membagi dua hadiah yang akan diterimanya dari tuanku.” Begitu mendengar ucapan perempuan tua itu Sultan tertawa dan menyuruh memukul Abu Nawas seratus kali. Ketika perintah itu akan dilaksanakan, Abu Nawas minta izin untuk dipertemukan dengan Sultan. “Ya tuanku, hukuman apakah yang akan tuanku jatuhkan kepada hamba ini?”

“Karena engkau berjanji kepadaku akan membawa ibumu kemari, akupun berjanji akan memberi hadiah uang seratus dinar, tapi karena kamu tidak bisa memenuhi janjimu, dapatlah engkau seratus kali pukulanku,” kata Sultan. “Ya tuanku, Syah Alam,” kata Abu Nawas, “Patik berjanji dengan perempuan tua ini akan membagi dua hadiah yang akan tuanku berikan kepada hamba, tetapi karena sekarang hamba mendapat dera, hadiah itu juga harus dibagi dua,” ”Setelah itu Sultan memberi lima puluh dinar kepada perempuan tua itu,”. Lalu Abu Nawas tidak dilupakan begitu saja.(net/jpnn)

Tiga Pemain PSMS Muda Masuk Timnas

MEDAN- Kabar gembira menyelimuti tim PSMS U-19. Tiga pemain mereka masing-masing penjaga gawang Supianto, gelandang Suherman dan pemain bertahan Ozi Teguh lolos seleksi lanjutan dan akan segera berkostum timnas merah putih.

Sayang, lolosnya ketiga pemain ini tidak mampu diikuti seorang pemain lainnya Patrizkan, yang kemarin dinyatakan gagal bersaing dengan para pemain yang berasal dari tim-tim asal Pulau Suamtera lainnya.
Lolosnya ketiga pemain ini menggenapkan 22 pemain timnas U-19 yang selama ini menggelar seleksi di Banda Aceh sejak awal bulan Juli. “Mereka memang layak berseragam timnas. Kami bersyukur ada pemain Medan yang terpilih masuk timnas. Semoga lolosnya mereka akan memotivasi pemain lainnya untuk lebih giat berlatih,” kata Roekinoy pelatih PSMS U-19 kemarin.

Khusus Supianto adalah nama terakhir yang ikut seleksi timnas.  Sebelumnya tiga nama pemain PSMS muda dipanggil mengikuti seleksi timnas sejak Sabtu (6/8) lalu sedangkan Supianto menyusul pada 8 Agustus lalu.
“Semoga kualitas  mereka mampu memenuhi harapan pelatih yang ingin menelurkan pemain muda untuk PSMS,” pungkas Kinoy. (ful)

PASI Tunggu Perlengkapan

JAKARTA-Salah satu penyebab lambatnya pencairan anggaran perlengkapan SEA Games XXVI/2011 untuk tiap cabang olahraga adalah Karen spesifikasi yang kurang sesuai dengan persyaratan. Namun, PB PASI menggap itu tidak benar.
“Saya juga kurang enak mendengar pernyataan itu. Siapa bilang kami kurang, kami bahkan sudah sebutkan se-spesifik mungkin, kalau ngomong lengkap ya sudah cukup lengkap,” kata manajer tim pelatnas atletik Paulus Lay.
Mengenai masalah spesifikasi , dia menyebut tak mungkin bermasalah. Karena, kebanyakan atlet yang ada saat ini mayoritas sama dengan tim yang berangkat pada SEA Games Laos 2009 dan Asian games 2010.

Untuk itu, proposal yang diajukan pun sebagian besar sama alias mirip dengan proposal yang diajukan pada kejuaraan sebelumnya. “Sebenarnya aneh juga saya mendengarnya. Lha, itu semua yang kami ajukan sudah diusahakan sama dengan sebelum-sebelumnya. Agar tidak ada kendala, kok masih ada kendala sampai sekarang,”  terang Paulus.
Menurut lelaki berkacamata tersebut, pihaknya bahkan sudah mengirimkan proposal pengadaan alat-alat pertandingan sampai lima kali. Itu disebabkan  beberapa kali pengajuan yang diberikan oleh tim atletik ternyata tak kunjung sampai ke meja bagian perlengkapan. (aam/jpnn)

Hiburan Malam Tetap Beroperasi

Tim Gabungan Sita Surat Izin Karaoke, Bola Biliar dan Amankan Tukang Kusuk

MEDAN- Instruksi Wali Kota Medan yang melarang hiburan malam beroperasi selama Bulan Ramadan ternyata diabaikan. Buktinya, masih ada beberapa lokasi hiburan malam yang beroperasi selama Bulan Ramadan.
Seperti pada Sabtu (13/8) malam lalu, tim gabungan Disbudpar, Polisi, Koramil dan Satpol PP menemukan ada beberapa tempat hiburan yang beroperasi. Seperti di Jalan Brigjen Katamso, tim gabungan menemukan tempat hiburan Mei Aiang milik Tiong Tel Mie yang memiliki izin karaoke dari Disbudpar, namun disulap menjadi tempat kost dan bar untuk minum bersama wanita penghibur.

Saat dirazia, tim menemukan beberapa minuman keras di atas meja beserta wanita penghibur dan kondom yang berserakan di kamar mandi.

Pengawas tempat hiburan tersebut menampik kalau mereka buka. Dia beralasan, mereka sedang kedatangan tamu dari kawan-kawan jauh.

“Kita sudah menerima surat edaran Wali Kota Medan itu untuk tidak membuka, tetapi terserahlah sama kalian. Yang jelas, ini ada izinnya hanya saja dijadikan tempat kost dan tempat minum-minum,” katanya kepada tim.

Menyikapi itu, tim gabungan menyita surat izin hiburan Mei Aiang beserta minuman keras untuk dijadikan bukti. “Izin tempat hiburan ini masih kita ragukan. Karenanya, kita sita dahulu izinnya untuk dilakukan pemeriksaan,” ujar Kadisbudpar Medan Busral Manan.

Selanjutnya, tim bergerak menuju Hotel Sibayak di Jalan Nibung Raya. Petugas curiga dengan ramainya pengunjung di hotel tersebut. Namun sayang, saat tim menggerebek hotel tersebut, para hidung belang dan wanita penghibur berhasil melarikan diri dari pintu belakang.

“Sudah berlarian semuanya dari pintu belakang, karena saat dicek ke atas, sebagian kamar ada yang terbuka dan televisinya masih hidup. Tidak lupa kita mengimbau kepada pemilik hotel untuk tidak buka selama Ramadan. Kami akan sering melakukan pengecekan,” ucap Busral manan.

Sedangkan untuk gelanggang permainan ketangkasan, seperti sanggar biliard di Jalan HM Jhoni, Medan Kota, pemilik tempat mencoba untuk mengelabuhi petugas dengan menutup pintu dan menahannya dengan lemari es. Tapi, tim tetap memaksa membukanya dan menemukan sejumlah orang sedang asyik bermain biliar dengan alunan musik.
“Kalau pelanggan tetap nggak dikasih main kan nggak enak, makanya kita izinkan. Saya hannya bilang jangan ribut, tapi saya berikan mereka musik. Jadi, kalau yang lain minta main nggak dikasihkan jadi nggak enak, makanya tak terkontrol,” kata pengawas lokasi biliar tersebut kepada petugas saat ditanya kenapa buka.

“Dengan begitu, tim tetap melakukan pemeriksaan terhadap pengawas dan membuat berita acara untuk menyita tiga bola nomor 6, 7, 8 untuk dijadikan bukti,” kata Busral.

Selanjutnya, tim gabungan ini juga melakukan pengecekan ke Diskotik Elite yang merupakan fasilitas Hotel Asean di Jalan Adam Malik Medan. Tim merasa curiga, kalau tamu yang datang ke diskotek tersebut merupakan tamu dari luar hotel.

“Semuanya tamu hotel kok. Kalau ada tamu yang datang bukan tamu hotel, kami sarankan untuk memesan kamar hotel,” kata seorang pria yang diduga sebagai pengawas diskotek tersebut kepada Busral Manan.

Usai melakukan pengecekan di beberapa tempat hiburan, tim kembali ke kantor dan rencananya pengecekan tersebut akan terus menerus dilakukan sebagai bentuk tindakan atas peraturan yang dikeluarkan Wali Kota Medan. “Untuk tindakan bagi pemilik tempat hiburan yang mempunyai izin akan dicabut izinnya serta akan disita seluruh barangnya. Kemudian, untuk pengurusan izinnya akan dipikirkan dahulu untuk kedepannya. Sedangkan untuk fasilitas hotel akan kita cek waktu pelakasnaanya yang dibatasi hingga pukul 02.00 WIB. Bila melanggar akan kita beri sanksi,” bebernya seraya menambahkan kalau tim di minggu kemarin berhasil mengamankan lima orang tukang kusuk dari oukup di Jalan Jamin Ginting, Medan yang diserahkan ke Kecamatan Medan Tuntungan untuk diproses. (adl)

1.733 Bus Disiagakan

MEDAN- Menghadapi mudik Lebaran, Dinas Perhubungan Kota Medan menyediakan 1.733 bus untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang dari dalam dan luar Kota Medan. Demikian dikatakan Kadishub Kota Medan Syarif Armansyah Lubis kepada wartawan koran ini, kemarin.

“Persiapan menjelang lebaran, kita menyediakan bus sebanyak 1733. Dengan kapasitas 110 bus siap pakai dan 111 bus untuk tiba ke terminal,” ujar Armansyah.

Dikatakannya, dari seluruh bus tersebut juga sudah disediakan untuk kapasitas penumpang yang pergi dan tiba. “Untuk yang tiba kita mempunyai kapasitasnya mencapai 3.250 dan yang pergi 3.336 penumpang,” ucapnya lagi seraya menambahkan, akan melakukan peninjauan kembali usai rapat bersama Dishub Provinsi.

Tidak lupa, Arman menjelaskan, selama persiapan dalam rangka mengamankan dan membuat terminal jadi nyaman, termasuk juga sebagai upaya mengurangi kemacetan dalam kota, pihaknya melakukan kosrdinasi di lapangan dengan petugas Satpol PP dan Satlantas guna penertiban bus liar dan terminal liar.

“Anggota sudah berkordinasi di tiap-tiap terminal bersama petugas dari kepolisian di lapangan. Karena Dishub untuk melakukan penindakan terhadap bus harus didampingi polisi sesuai UU Nomor 23 tahun 2009,” katanya lagi.
Sementara, kondisi Terminal Terpadu Amplas masih sangat memprihatinkan. Sejumlah sarana terlihat kupak-kapik, suasananya juga sangat menyemak. Padahal, fungsi terminal ini demikian strategis, lebih-lebih saat menjelang mudik Lebaran seperti saat ini.

Selain itu, kondisi sangat memperihatinkan juga terlihat dengan sejumlah infrastruktur yang sudah perlu pembenahan, seperti lampu penerangan jalan yang sebagian sudah tidak menyala, jalan yang sebagian berlubang.
Kondisi ini tentu saja butuh perhatian serius apalagi dibutuhkan persiapan pengamanan angkutan lebaran dalam rangka pelayanan kepada masyarakat yang masuk dan keluar dari terminal Amplas dan Terminal Pinang Baris.(adl)

Listrik Padam, PLN Tanggung Jawab

Farid Wajdi

Rentetan pemadaman listrik selama Ramadan, khususnya di Medan telah mengganggu kekhusyukan umat dalam menjalani ibadah puasa. Apalagi, listrik padam tak kenal kompromi. Bisa siang, sore, bahkan saat berbukan puasa dan sahur.

Terkait hal itu, berikut petikan wawancara wartawan Harian Sumut Pos Ari Sisworo dengan Direktur Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi, kemarin.

Bagaimana Anda menyikapi persoalan ini?
Pemadaman listrik selalu memunculkan pertanyaan mengenai tanggungjawab, komitmen dan sensitifitas PT PLN dalam masalah ini. Padahal, deretan peraturan perundang-undangan begitu banyak menyangkut kewajiban perusahaan plat merah ini.

Bisa Anda sebutkan peraturan dan UU yang mana?
Misalnya, UU No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (sebagai revisi atas UU No 15/1985), UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dan tentunya UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Secara tegas UU Ketenagalistrikan menyebutkan pemegang izin usaha ketenagalistrikan wajib menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar mutu dan keandalan secara terus-menerus, memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan memperhatikan hak-hak konsumen (Pasal 39).

Khusus UUPK menggariskan konsumen berhak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan saat menggunakan suatu barang dan atau jasa. Konsumen pun berhak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur (Pasal 4). Bahkan, UUPK juga mengamanatkan adanya kompensasi dan ganti rugi bagi konsumen atas ketidakpuasan/kerugian yang dialami saat menggunakan produk barang dan/atau jasa.

Akibat yang ditimbulkan dari persoalan ini?
Rasanya, dengan bersandar pada ketiga UU ini, sudah amat konkret hak-hak konsumen listrik diakomodasi. Tapi, sudahkah manajemen PT PLN dan pemerintah konsisten mengimplementasikan ketentuan tersebut? Itulah masalahnya.

Siapa yang harus bertanggungjawab?
Penanggungjawab utama ketenagalistrikan ini adalah PLN. Seyogianya manajemen PT PLN dan pemerintah mengambil langkah konkret, baik yang sifatnya preventif maupun kuratif. Tindakan preventif janganlah ada manipulasi data, fakta dan informasi kepada konsumen. Sodorkan informasi yang cerdas dan faktual kepada konsumen sehingga konsumen listrik turut berempati dengan permasalahan ini. Informasi yang manipulatif dan simpang siur, hanya akan membuat konsumen geregetan, bahkan bukan hal yang tidak mungkin melakukan tindakan anarkistis dan vandalistis terhadap infrastruktur PT PLN.

Apa yang harus dilakukan PT PLN?
Manajemen PT PLN juga seyogianya lebih berkomitmen dan sensitif serta tidak selalu menyalahkan faktor alam sebagai penyebab listrik padam. Listrik padam sudah terbukti sangat tidak adil bagi kepentingan konsumen. Bahkan, listrik padam itu secara diametral bertabrakan dengan peraturan yang ada. Manakala PT PLN terus saja membiarkan listrik padam, tidak memiliki komitmen yang lebih baik, maka tidak ada jalan lain kecuali melakukan gugatan hukum kepada PT PLN.

Seperti apa?
Kontrol pelayanan atas pelayanan perusahaan plat merah di bidang energi listrik dapat dilakukan lewat gugatan hukum. UU Perlindungan Konsumen juga membuka peluang gugatan hukum yang diajukan oleh sekelompok konsumen, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat dan pemerintah.

Maksudnya?
Maksudnya masyarakat baik secara individual (pribadi) maupun komunal (kelompok masyarakat) dapat mengajukan gugatan ganti kerugian pada manajemen PT. PLN (Persero). Prosedur gugatan dapat dilakukan melalui model gugatan konvensional (perdata biasa) maupun menggunakan class actions (gugatan perwakilan) atau hak gugat lembaga (legal standing NGO’s).(*)

Kadisbudpar Jamin tak Ada Pungli

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Busral Manan kembali menegaskan, parkir di lokasi Ramadhan Fair gratis.  Penegasan ini disampaikan Busral Manan menyikapi adanya tudingan, telah terjadi pungutan liar (pungli) kepada pemilik kendaraan roda dua dan empat yang berkunjung ke Ramadhan Fair.

“Ah, tidak ada pengutipan parkir di lokasi sekitar Ramadhan Fair. Kita sudah menyiapkan lokasi untuk pengunjung yang membawa kendaraan di tempat yang ditunjuk dan tidak dipungut biaya alias gratis,” ujar Busral Manan usai berbuka puasa bersama di Balai Kota bersama Wali Kota Medan, Rahudman Harahap dan seluruh PNS jajaran Pemko Medan, Jumat (12/8) malam.

Dikatakannya, Pemko Medan khususnya Disbudpar bersama panitia sudah membuat lokasi parkir untuk para pengunjung secara gratis. “Untuk tempatnya ada di dalam kawasan Kantor Perpustakaan, Medan. Kepada pengunjung yang memakai lahan parkir di lokasi tersebut tak dipungut biaya dan kendaraan pengunjung akan aman dengan memakai kunci tambahan untuk bisa memastikan kendaraannya aman,” ucapnya lagi.

Ketika disinggung tentang adanya petugas parkir di sekitar kawasan Ramadhan Fair yang memakai bet dari Disbudpar, Busral juga membantahnya. Dia menjelaskan kalau pengelolaan parkir di sekitar kawasan Ramadhan Fair adalah Dinas Perhubungan.

“Parkir tak dikelola Disbudpar, tapi sudah ada petugas yang menjalankan fungsinya masing-masing. Sekali lagi saya katakan perpakiran dikelola Dinas Perhubungan,” cetusnya lagi.

Menurutnya, kalau pun ada pengutipan terhadap pengunjung yang menaiki roda dua dan empat di sekitar Ramadhan Fair. Itu tanpa sepengetahuan dari panitia pelaksana. “Bisa saja, warga sekitar ataupun petugas parkir yang tak resmi melakukan pengutipan. Karena mereka mempunyai lahan untuk lokasi parkir kepada pengunjung Ramadhan Fair. Sampai saat ini belum ada pengunjung yang merasa resah dan keberatan,” ungkapnya lagi.

Mengenai adanya pramusaji di salah satu stan kuliner yang memakai busana tidak sopan, atau bisa dikatakan berpakaian seksi, Busral menjelaskan, hal itu bukan kesengajaan. Menurutnya, mungkin saja yang dimaksud berpakaian tidak sopan itu bukan pramusaji, melainkan juru masak di dapur yang kebetulan keluar dari stan untuk mencari udara segar.

Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Parkir Dinas Perhubungan Kota Medan Medan Fahmi Harahap mengaku kecewa dengan Disbudpar yang mengeluarkan bet bagi petugas parkir di Ramadhan Fair. Pasalnya, yang berhak mengeluarkan bet atau kartu identitas bagi petugas parkir hanya Dinas Perhubungan Kota Medan.

Pihaknya selaku pengelola Perpakiran sudah menanyakannya langsung ke Disbupdar melalui Kepala Bidang (Kabid) Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Riswan. “Jawaban dari Disbudpar, bet tersebut memang diberikan untuk petugas parkir resmi di Ramadan Fair oleh Disbudpar. Ini sudah tidak betul, karena bet tersebut di berikan kepada orang yang bukan petugas parkir. Kami minta bet tersebut ditarik,” tegasnya.

Dijelaskan Fahmi, dalam paparan yang dilakukannya bersama forum bersama sudah menyampaikan dan membahas keberatan atas kejadian ini dan meminta aparat keamanan untuk segera bertindak. “Kami sudah meminta kepada petugas polisi untuk menangkap bila ada yang melakukan pungli, karena sudah tak resmi. Sementara, polisi tak bisa melakukan penangkapan karena tak ada pengunjung yang keberatan,” kata Fahmi. (adl)

Bawa Janda Shopping, Nyaris Dimassa

Naas benar nasib Budi Sitinjak (24), warga Jalan Cendrawasih II, Perumnas Mandala. Bersama kedua temannya, Joni (28), dan Yopi (28) warga Pekanbaru, dia harus berusaha keras menyelamatkan diri dari amukan warga.

Pasalnya, saat mereka mengantar pulang Leni (30), warga Jalan Makmur Pasar VII Tembung, janda beranak dua yang baru diajaknya jalan-jalan.

Warga sekitar berang melihat ketiganya dan merusak mobil yang mereka kendarai, Jumat (12/8) malam pukul 23.50 WIB.

Informasi yang dihimpun, sekira pukul 22.00 WIB, ketiganya merental mobil Xenia Hitam BK 1823 KN untuk jalan-jalan. Lantaran Joni dan Yopi berlibur ke Medan. “Mereka dari Riau, kemari cuma mau liburan,” ujar Budi saat berada di Polsekta Percut Sei Tuan.

Selanjutnya, ketiganya pergi berbelanja ke salah pusat perbelanjaan ternama di Kota Medan. Di tengah perjalanan, sekira pukul 22.30 WIB, Budi ditelpon Leni untuk mengajak jalan-jalan. “Saya ditelpon Leni, udah sampai rumahnya, kami pergi beli buah di simpang jodoh. Saat itu Leni mengajak kawannya, Fenti. Sejam kemudian, orangtua Leni menelpon menyuruh pulang,” bebernya.

Disaat mengantarkan Leni dan Fenti pulang, lanjut Budi, warga sudah ramai menunggu kedatangan mereka. Bukannya disambut baik, tapi mereka malah mendapatkan bogem mentah. “Sudah ramai yang menunggu, waktu kami mau pulang, seorang pemuda mengetuk kaca mobil, kami disuruh keluar, tapi saat itu Joni yang keluar dari mobil. Tanpa banyak kata, pemuda itu langsung memukul Joni,” urainya.

Melihat dirinya terancam, Joni langsung masuk ke mobil, dan budi pun berinisiatif untuk kabur menyelamatkan diri. Naas, saat hendak keluar dari Jalan Makmur, beberapa pemuda lainnya telah menunggu di depan jalan tersebut dan diantaranya ada yang membawa balok.

Dalam kedaan panik, Budi yang tak tahu arah tancap gas. Sial, ternyata mereka memasuki jalan sempit  di Dusun IV Kampung Tapanuli dan menemui jalan buntu. “Nggak tahu lagi saya dimana itu, yang saya lihat di depan sudah buntu jalannya. Waktu mobil berhenti, Joni dan Yopi langsung kabur menyelamatkan diri entah kemana. Saya bersembunyi di kandang babi milik warga dan melihat lebih dari 10 orang pemuda mengejar saya dengan membawa balok,” ungkapnya. (mag-2)

Petugas Dishub Razia Mobil Pribadi

081264770xxx

Mohon perhatian pejabat terkait apa ada wewenang petugas dari Dinas Perhubungan menyetop dan memeriksa surat-surat kendaraan pribadi? Hal itu terjadi hari Jumat 12 Agustus 2011 sekira pukul  11.30 di Jalan Jamin Ginting (Simpang Pos), mohon penjelasan aparat terkait supaya masyarakat tidak salah mengerti.

Hanya Dibolehkan Razia Angkutan

Terima kasih informasinya, kami jelaskan sesuai aturannya Dinas Perhubungan bertugas membantu mengatur lalulintas di jalan raya, termasuk juga membantu saat polisi menggelar razia.

Petugas Dishub hanya dibolehkan memeriksa mobil angkutan seperti truk, bus dan angkutan umum lainnya, selanjutnya tak ada aturannya dibenarkan memeriksa mobil pribadi.

Namun, kalau didapatinya menaikkan dan menurunkan penumpang, itupun petugas dishub harus berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk memeriksanya.

Kami minta warga untuk menyampaikan siapa oknum petugas Dishub itu, selanjutnya berasal dari manakah oknum tersebut, mohon sampaikan kepada kami.

Khairul Buchari
Plt Kabag Humas
Pemko Medan