29 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 14757

Kenalkan Kampus, Jaga Kekompakan

371 Mahasiswa Baru Fakultas Keperawatan USU Ikuti Orientasi

MEDAN- Mahasiswa baru Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) selama tiga hari mengikuti orientasi. Kegiatan yang dimulai dari Kamis (9/9) itu diikuti  371 mahasiswa baru program S-1 dan S-2.

Dekan Fakultas Keperawatan USU,  dr Dedi Ardinata M Kes bersama Pembantu Dekan III Ikhsanuddin Ahmad Harahap SKp MNS mengatakan, meskipun orientasi mahasiwa baru ini diikuti program S-1 dan S-2, namun materi yang diberikan berbeda. Namun secara umum, orientasi  ini diarahkan untuk mengenal lingkungan kampus, mulai dari ruang kuliah, ruang praktik, pengenalan bagian akademik, hingga kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa.

Selain itu, lanjut Dedi mahasiswa baru khususnya program S-1 juga diberikan pengenalan sekilas tentang profesi perawat. Dengan demikian, sebelum mereka menimba ilmu lebih lanjut, mahasiswa Fakultas Keperawatan sudah tahu seperti apa kelak sasaran ilmu yang akan mereka dapatkan.

“Kami rasa pengenalan profesi ini perlu untuk menambah motivasi mahasiswa baru dalam belajar nantinya. Apalagi ke depan profesi perawat sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan,” ungkap Dedi.

Selain itu mahasiswa baru juga diperkenalkan dengan IT (informasi dan teknologi), perpustakaan kampus dan bimbingan konseling.  Namun yang tak kalah penting lagi lanjut Dedi, dalam orientasi mahasiswa baru ini seluruh mahasiswa ditanamkan rasa kekompakan antar sesama mahasiswa. Ini dibuktikan dari beragam kegiatan yang diselingi dengan game-game yang dapat menumbuhkan semangat kekompakan. “Kegiatan ini secara teknis kita serahkan kepada BEM Pema untuk membimbing mahasiswa baru. Kami dari fakultas sebagai pengarah saja dan Pembantu Dekan III bidang mahasiswa langsung sebagai penanggungjawab kegiatan,” ungkap Dedi.

PD  III  Ikhsanuddin Ahmad bersama Ketua Panitia Debby Anisa mengatakan, khusus di hari terakhir orientasi, mahasiswa baru dituntut untuk menunjukkan bakatnya masing-masing. Ini dibuktikan dengan aneka lomba yang digelar. Selain itu, kata Ikhsanuddin di malam hari penutupan orientasi mahasiswa baru diadakan acara durian party dan semangka party. (dra)

Dua Lagi Kasus Korupsi Menanti Gindo

Berkas Edi Zalman Cs Segera Dilimpahkan ke Jaksa

MEDAN- Setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat berat, mantan Kadis Bina Marga Medan Gindo Maraganti Hasibuan bakal kembali dijerat dengan dua kasus korupsi lainnya. Pasalnya, Gindo juga diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengaspalan dan pengerukan drainase yang penanganannya akan ditingkatkan ke penyidikan.

Dengan begitu, tak tertutup kemungkinan Gindo bakal menjadi tersangka dalam ketiga kasus dugaan korupsi tersebut. Hal ini dikatakan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Sumut Kombes Pol Sadono Budi Nugroho melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso yang dikonfirmasi Sumut Pos, Minggu (11/9).
“Untuk kasus alat berat, yang bersangkutan sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Sedangkan untuk kasus lainnya, seperti dugaan korupsi pengaspalan dan drainase, kasusnya akan ditingkatkan. Minggu ini akan kita layangkan panggilan, dan sepekan kemudian diharapkan yang bersangkutan kooperatif untuk hadir pada jadwal pemanggilan dan pemeriksaan itu,” ungkapnya.

Mengenai jadwal pemanggilan dan pemeriksaan tersebut, sayangnya Heru belum bisa memberikan informasi secara pasti.

Terkait dengan empat orang yang telah ditahan dalam kasus ini yakni, Ir Sudirman (Kuasa Pengguna Anggaran), Edy Zalman Syahputra ST MT (Ketua Panitia Lelang), Sangkot Siregar (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) dan Yursin Helmi Nasution (Sekretaris Panitia Lelang), sambung Heru, berkasnya sudah dinyatakan lengkap, dan akan segera diserahkan ke pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada pekan ini.

“Untuk empat orang yang telah kita tahan, berkasnya akan segera kita limpahkan ke jaksa minggu-minggu ini,” tegasnya.

Sebelumnya pada Jumat (9/9) lalu, Poldasu menetapkan mantan Kadis Bina Marga Medan Gindo Maraganti Hasibuan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat berat senilai Rp2 miliar tahun anggaran 2009. Penetapan Gindo sebagai tersangka, terungkap setelah dilakukannya gelar perkara kasus dugaan korupsi tersebut oleh Bagian Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sumut.
Sedangkan mengenai kemungkinan Gindo ditahan, Kasubbid PID Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, peluang ke arah sana terbuka. “Ya, kita lihat nanti. Bisa saja seperti itu,” katanya.
Ditambahkannya, Gindo juga merupakan orang yang diduga paling bertanggungjawab dalam kasus-kasus dugaan korupsi lainnya di salah satu dinas paling “basah” di Pemko Medan tersebut. Seperti kasus dugaan korupsi pengadaan aspal senilai Rp3,5 miliar dan dugaan korupsi proyek drainase senilai Rp38,8 miliar.(ari)

Developer dan Warga Sepakat Musyawarah

Tanah Timbun Perumahan Contempo Regency Berserakan

MEDAN- Masyarakat dan developer Perumahan Contempo Regency di Jalan Brigjen Zein Hamid Km 6,2, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor, sepakat melakukan musyawarah terkait material tanah timbun yang berserakan di jalan sehingga meresahkan warga.

Musyawarah tersebut rencananya akan digelar di proyek perumahan tersebut hari ini (12/9) sekira pukul 11.00 WIB.
“Dari aksi masyarakat yang terjadi kemarin, kita sudah mengambil hikmahnya. Kami selaku pengembang akan melakukan antisipasi berbagai keluhan warga. Kami akan melakukan musyawarah,” ujar Hasibuan, selaku pihak pengembang saat ditemui di lokasi proyek, Minggu (11/9) siang.

Dijelaskannya, tuntutan warga agar pihak pengembang membersihkan tanah timbun yang berceceran di jalan akan disikapi, sehingga keluhan warga tersebut tidak terjadi lagi.

“Tuntutan warga sudah kita antisipasi dengan melakukan pembersihan di sekitar jalan yang dipenuhi tumpahan tanah,” katanya.

Menurutnya, rencananya di lahan yang masih dalam tahap penimbunan itu akan dibangun 100 unit rumah pertokoan (ruko) dan saat ini izin pembangunannya sedang dalam pengurusan.

Sementara Zulfan, warga setempat mengatakan, mereka tetap menagih janji pihak pengembang yang akan melakukan musyawarah untuk mengantisipasi dampak polusi udara serta kecelakaan yang sering dialami pengendara roda dua. “Kami tidak ada masalah dengan bagian dalamnya, yang kami permasalahkan adalah bagian luar. Kalau tidak juga diantisipasi, kami mengancam akan turun kembali melakukan aksi meminta agar pembangunan perumahan tersebut dihentikan,” kata Zulfan.

Warga lainnya, Rifai menambahkan, tumpahan tanah tersebut sudah membuat polusi udara di sekitar tempat tinggalnya. “Kami melakukan aksi bukan untuk meminta duit, tapi kami minta agar kondisi jalan yang dipenuhi tumpahan tanah kuning ini dibersihkan,” ungkapnya saat berada di warung tempatnya berjualan.

Akibat penimbunan ini, lanjut Rifai, selain debu yang beterbangan, juga mengakibatkan jalan rusak dan bergelombang. “Sudah sebulan kami alami kondisi seperti ini. Kalau musim kemarau debu-debu beterbangan dan sangat menggangu kesehatan kami. Sementara kalau musim hujan, badan jalan menjadi licin karena tanah timbun tersebut berserakan di jalan. Pengguna sepeda motor harus berhati-hati agar tidak terjatuh akibat jalanan licin,” ungkapnya.

Menurutnya, aksi warga yang dilakukan pada Sabtu lalu merupakan puncak kekesalan mereka yang telah dipendam selama sebulan. Karena tak ada kepedulian pihak pengembang terhadap kondisi warga sekitar, akhirnya mereka melakukan aksi. “Setelah warga berunjuk rasa dengan mengamuk, baru pihak pengembang berjanji akan menyelesaikannya,” ungkapnya lagi.

Sementara Dadang, perwakilan warga yang ditemui saat berada di lokasi, mengaku sangat menyambut positif rencana musyawarah yang akan dilakukan hari ini. “Ya, katanya pihak pengembang bersedia bermusyawarah dengan warga,” ungkapnya.

Pantauan wartawan koran ini di lokasi, pengerjaan penimbunan lahan belum berjalan akibat ricuh Sabtu malam lalu. Sedangkan para supir alat angkutan berat untuk meratakan tanah hannya bisa membersihkan kendaraannya selama tidak berfungsi.

Sedangkan untuk tumpahan tanah yang berada di badan jalan terlihat sedang dibersihakn dua pekerja yang menyiramnya dengan air. Kemudian tanah tersebut disekop dan disapu dengan sapu lidi agar sisa tanah tidak berserakan di jalan.(adl)

Sosialisasi e-KTP Harus Proaktif

Untuk mendukung lounching e-KTP di Kota Medan, Kecamatan Medan Helvetia sangat berharap adanya dukungan penuh dari seluruh Lurah dan Kepling di Helvetia untuk membantu sosialisasi e-KTP kepada seluruh masyarakat yang bermukim di Kecamatan Helvetia. Seperti apa? Berikut wawancara wartawan koran ini Adlansyah Nasution dengan Camat Medan Helvetia, Muhammad Reza Hanafi, akhir pekan lalu.

Apakah perangkat e-KTP dari pusat sudah diterima?
Ya kita sudah menerima perangkat e-KTP tersebut dan kini sedang dalam perakitan.

Lantas, apa yang dilakukan agar program e-KTP ini berlangsung sukses?
Untuk mensukseskan program e-KTP ini, saya berharap seluruh lurah dan kepala lingkungan di Kecamatan Medan Helvetia proaktif membantu melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara luas.

Mengapa lurah dan kepling yang harus proaktif mendukung program ini?
Sebagaimana kita ketahui, lurah dan kepling merupakan ujung tombak pemerintah dan merekalah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Jadi, dengan adanya dukungan penuh dari lurah dan kepling, program e-KTP nantinya dapat diketahui masyarakat secara luas. Dimana, sosialisasi e-KTP ini bila didukung penuh, akan dapat berjalan dengan baik.

Agar masyarakat tahu, sebenarnya apa kegunaan e-KTP?
Sebenarnya kegunaannya sama dengan KTP yang lama yakni sebagai identitas diri, tapi bedanya, e-KTP dapat terkoneksi secara nasional. e-KTP merupakan kartu identitas dengan teknologi canggih, karena sudah dilengkapi sidik jari, retina mata yang semuanya akan langsung terkoneksi dan menjadi satu identitas tunggal.

Bagaimana dengan KTP yang lama, apakah masih berlaku?
Selama e-KTP belum diluncurkan, KTP yang lama atau manual masih bisa digunakan sebagai kartu identitas diri. Karenanya, saya mengimbau kepada masyarakat agar jangan membuang KTP manualnya, karena masih bisa digunakan. Bila e-KTP sudah selesai barulah KTP manual yang ada tidak berlaku lagi.(*)

Ditipu Pegawai Bank Gadungan

Maria boru Hutagalung (21), warga Jalan Agenda, Kel Sei Putih Barat Medan Petisah, kaget bukan kepalang begitu mengetahui saldo di rekeningnya tinggal Rp57 ribu. Dia mencoba komplain kepada pegawai BRI Capem Jalan Gatot Subroto, namun apa daya, ternyata uang di rekeningnya senilai Rp7,5 jutan telah dikuras dua pemuda yang mengaku pegawai BRI.

Saat itu, Maria hendak mengambil uang Rp300 ribu di mesin ATM BRI di Jalan Gatot Subroto tak jauh dari simpang Ayahanda Medan. Setelah uang pecahan Rp50 ribu sebanyak enam lembar keluar dari mesin ATM, dia pun menekan tombol enter untuk mengeluarkan kartu ATM miliknya.

Namun setelah ditekan tombol enter beberapa kali, kartu ATM miliknya tak kunjung keluar. Hampir 20 menit Maria berusah mengeluarkan kartu ATM nya dengan cara mengutak-atik mesin ATM itu. Karena tetap tak berhasil, Maria pun keluar dari bilik ATM dan melihat ada stiker yang tertera nomor Call Center bank tersebut.

Maria pun menghubungi nomor itu. Seorang lelaki menjawab telepon Maria dan mengatakan akan segera meluncur ke lokasi. Sekira 15 menit kemudian, dua lelaki yang mengaku teknisi mesin ATM BRI menghampiri Maria. Seorang lelaki yang mengaku bernama Anto langsung mengajak Maria masuk ke bilik ATM.

Lantas Anto meminta Maria menyebutkan nomor PIN ATM tersebut. Awalnya, Maria enggan memberitahukan nomor PIN tersebut. Namun akhirnya, dia menyebutkan juga nomor PIN itu. Setelah itu, Maria diminta menunggu di luar.
Sekira 20 menit di dalam mesin ATM, kedua lelaki ini pun keluar dan menyerahkan kartu ATM milik Maria. Setelah itu, mereka pergi mengendarai sepeda motor matic. Maria lantas kembali masuk ke kamar ATM dan mencoba kartu ATM nya. Betapa kagetnya dia, karena kartu ATM nya tak bisa dibuka. Ternyata, PIN ATM tersebut telah diganti oleh kedua lelaki tersebut.

Maria langsung pulang mengambil buku tabunganya dan mendatangi BRI Capem Jalan Gatot Subroto, untuk mengecek saldo rekeningnya. Maria terkejut bukan kepalang saat petugas BRI menunjukkan di layar komputernya, bahwa saldo di rekening Maria hanya tinggal Rp57 ribu.
Kecewa dengan apa yang dialaminya, Maria langsung membuat pengaduan ke Polresta Medan, Sabtu (10/9) siang. Wanita yang mengaku masih kuliah di universitas swasta di Medan ini yakin, uangnya dikuras oleh kedua lelaki yang mengaku petugas BRI yang dihubungi itu. “Aku yakin kedua orang itu yang ambil uangku itu Bang,” ujar Maria, sembari memasuki ruangan juper di Lantai II Mapolsekta Medan Baru.(mag-7)

Poldasu Bidik Rekanan

Kasus Dugaan Korupsi di Polmed

MEDAN- Terkait kasus dugaan korupsi penyelewengan dana pengadaan alat peraga laboratorium Teknik Elektro senilai Rp2,1 miliar di Politenik Medan (Polmed), Poldasu akan segera menetapkan seorang calon tersangka. Hal itu dikemukakan Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso saat dikonfirmasi Sumut Pos, Minggu (11/9).
“Dalam kasus dugaan korupsi ini, kita tengah melakukan pemberkasan. Dan ada satu nama yang telah dijadikan sebagai calon tersangka yakni berinisial DK selaku Direktur CV Medika Karya. Untuk yang bersangkutan itu, masih akan didalami pemeriksaannya,” terangnya.

DK ini, lanjut Heru, merupakan rekanan dalam proyek pengadaan alat peraga laboratorium Teknik Elektro Politeknik Negeri Medan. “Yang bersangkutan merupakan rekanan dari proyek tersebut,” tambahnya
Dalam kasus ini, Tipikor Polda Sumut telah melakukan penyitaan barang bukti berupa satu paket alat peraga masing-masing, tiga item robot, mikrowelle, network analyzer (untuk menangkap sinyal) serta sejumlah dokumen yang berkaitan dengan kasus itu.

Berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sumut pada kasus dugaan korupsi ini menyatakan, proyek itu mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp2,1 miliar dari total anggaran Rp4,5 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2010.

Untuk diketahui, pemenang tender pengadaan alat laboratorium, pendidikan bengkel jurusan Elektro Polmed pada 1 Oktober 2010 Herman Taher dari PT Astasari Sartika, kemudian membuat surat kerjasama dengan Thomas Sembiring dari PT Get untuk pembelian dua set sistem kontrol mistor dan sensor robot, dua set robot sistem empat roda dan urasonic serta dua set factory pneumetic robot trainner.(ari)

Kasus Ipda Megawaty Terus Didalami

MEDAN- Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Sumut terus melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan penipuan yang melibatkan Panit Lantas Polsek Percut Sei Tuan Ipda Megawaty. Hingga kini, sudah 7 orang saksi korban dan tiga orang member TV1 Ekspres diperiksa terkait kasus tersebut.

“Kasus ini masih lidik. Sejauh ini sudah diperiksa sebanyak 7 saksi korban. Pihak member TV 1 Ekspress sebanyak 3 orang atas nama Ipda Megawaty, Ade Sandrawati Purba SH dan Johan. Kasus akan terus dikembangkan,” ungkap Kasubbid PID Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, Minggu (11/9).

Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap beberapa saksi dan member TVI Ekspres tersebut, uang yang diterima Ipda Megawaty secara kontan dari 7 orang korban telah dibelikan voucher wisata masing-masing Rp2,6 juta.
“Cara main adalah member get member (MGM) seperti, Ipda Megawaty harus mencari member di bawahnya (7 orang korban tersebut, red). Begitu selanjutnya, 7 orang korban tersebut mencari member lain di bawahnya. Sedangkan di atas Ipda Megawaty adalah Ade Sandrawati Purba SH dan di atasnya lagi Johan,” terang MP Nainggolan.
Kendati demikian, tetap saja pihak Ditreskrimum Polda Sumut akan terus mendalami kasus ini. “Kasus ini akan terus didalami dan diselidiki,” tegasnya.

Diketahui, Ipda Megawaty dilaporkan belasan nasabah TV1 Ekspres ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Sumut, Selasa (26/7) lalu, dengan bukti lapor No.STPL/494/VII/2011/SPK Poldasu tanggal 26 Juli 2011.
Disinyalir, Ipda Megawaty melakukan penipuan tersebut dengan modus mengajak kerja sama bisnis, dengan keuntungan yang berlipat ganda di perusahaan TV1 Ekspres.

Diketahui, para korbannya diminta menyetorkan uang jutaan rupiah sejak Februari 2011 lalu, dan dijanjikan tiga bulan selanjutnya sudah akan mendapatkan keuntungan. Modal pertama yang mereka setor Rp2,6 juta. Namun ada juga yang menyetor hingga puluhan juta rupiah.(ari)

Hari Ini, PD Pasar Tunggu P3TM Sukaramai

MEDAN- PD Pasar Kota Medan siap menampung dan mencari solusi semua permasalahan yang terjadi antara pedagang dengan pengurus Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Medan (P3TM) Pasar Sukaramai. Hal ini berkaitan dengan akan dilakukannya pertemuan antara pedagang dengan pengurus P3TM Pasar Sukarame di kantor PD Pasar hari ini, Senin (11/9).

“Senin, PD Pasar menunggu kehadiran P3TM untuk mendengar, mengecek dan mengklarifikasi permasalahan yang ada di Pasar Sukaramai,” kata Plt Direktur Operasional PD Pasar Kota Medan Irwan Ritonga, Minggu (11/9) siang.
Dijelaskannya, PD Pasar akan berlaku adil untuk pedagang dengan langsung mengkonfirmasi kepada P3TM. “Seluruh pandangan dari P3TM akan kita jembatani kepada pedagang. Untuk itu, sekali lagi diharapkan kehadiran P3TM yang sudah dua kali diundang tak juga hadir,” ucapnya.

Sementara, Ketua Komisi C DPRD Medan, Jumadi mengatakan kalau para pedagang Sukaramai belum mau menyampaikan seluruh permasalahan yang dihadapinya. Hal itu terbukti ketika Komisi C DPRD Kota Medan melakukan kunjungan ke Pasar Sukaramai untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pedagang.

“Dari hasil kunjungan Dewan ke Pasar Sukaramai. Pedagang belum mau menyampaikan semua permalahan yang mereka hadapi,” kata Jumadi. Dia juga menamabahkan, Dewan tetap menunggu kehadiran pedagang untuk didengarkan seluruh keluhannya.

Sebelumnya, untuk memfasilitasi seluruh permasalahan yang terjadi antara pedagang dengan P3TM, PD Pasar juga sudah mengundang perwakilan pedagang dan pengurus P3TM. Namun, pengurus P3TM tak hadir sehingga pertemuan tersebut ditunda. “Kita sudah mengundang mereka untuk hadir ke PD Pasar. Tetapi undangan kita tidak juga direspon mereka. Bila nantinya undangan kedua mereka juga tak datang, kami akan langsung datang ke Pasar Sukaramai untuk mempertanyakannya ke P3TM,” bebernya.(adl)

Bayi Korban Gempa Mulai Pulih

MEDAN- Staf Khusus Menko Kesra Leo Nababan bersama anggota DPRD Sumut dari Fraksi Golkar Richard Lingga menjenguk bayi korban gempa Erel Daniel Sabar yang dirawat di RSUP H Adam Malik Medan, Sabtu (10/9).
“Kita ingin melihat langsung keadaan bayi korban gempa ini dan merupakan arahan langsung dari Menko Kesra. Karena kita mendengar pelayanan yang diberikan RSUP H Adam Malik  dinilai tidak sepenuh hati, makanya kita datang ke rumah sakit ini,” ujar Richard.

Menurutnya, pihak RSUP H Adam Malik Medan harus mengutamakan pelayanan terutama bagi warga miskin dan korban bencana alam mengingat rumah sakit milik pemerintah ini merupakan rumah sakit rujukan. RSUP H Adam Malik juga diharapkan tidak semata-mata mementingkan bisnis saja.

“Utamakan pelayanan kepada pasien, apalagi pasien itu korban gempa termasuk bayi ini. Bayi ini juga korban gempa dan untuk biaya administrasi bisa belakangan. Jangan biarkan masyarakat menunggu karena pasien ini perlu penanganan yang cepat dan optimal. Eerel dibawa ke Adam Malik karena jarak tempuhnya  yang dekat dari Sidikalang dan Eerel harus di scaning untuk memastikan benturan dikepalanya apakah membahayakan atau tidak,” tambahnya.
Ditambahkannya dalam kunjungan itu, pihaknya sekaligus memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai. Selain itu, kondisi Eerel saat ini semakin membaik. Namun, Richard membantah adanya unsur politik dalam bantuan kemanusiaan itu. “Saya kecewa dengan Adam Malik karena menurut informasi bayi ini sempat lama ditangani. Saya harap kejadian ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

Direktur Medik dan Keperawatan, dr Lukman Nurhakim SpK mengaku, Erel mengalami benturan dibagian kepala. Diterangkannya, beruntung benturan itu tidak begitu parah dan Erel hanya mengalami luka memar. “Kondisi bayi korban gempa kini sudah sehat dan ia sudah kuat minum susu. Tidak ada dijumpai kelainan pada pasien dan beruntung lukanya tidak parah. Tapi kita masih harus memantau kesehatannya. Jika sudah betul-betul pulih baru pasien diizinkan pulang,” ungkapnya.

Sekadar mengingat, sebelumnya, gempa berkekuatan 6,7 SR yang terjadi pada pukul 00.55 WIB, Selasa lalu (6/9), menyebabkan ibu dari Erel meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan bangunan. Namun, Erel dapat diselamatkan karena berada dalam posisi dekapan ibunya. Lalu, Erel dibawa ke RSU Sidikalang. Setelah dua hari dirawat di rumah sakit itu, keadaan Erel semakin memburuk dikarenakan peralatan medis yang kurang memadai. Selanjutnya Eerel pun dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan. (jon)

Medan-Jakarta Rp1,8 Juta

Foto: Triadi Wibowo/sumut pos Puluhan calon penumpang antre di loket Bandara Polonia Medan, September tahun lalu. Mulai 1 Marte, loket penjualan tiket ditutup di bandara Kualanamu.

Tiket Pesawat Mendadak Habis

MEDAN-Tiket pesawat terbang dari berbagai penerbangan jurusan Medan-Jakarta untuk penerbangan Minggu (11/9) hari ini, di loket-loket Bandara Udara Polonia Medan mendadak habis. Akibatnya, harga tiket untuk jurusan Medan-Jakarta mencapai Rp1,8 juta itupun tiket penumpang yang batal berangkat dan adanya di tangan calo tiket.

Pantauan wartawan Sumut Pos di Bandara Udara Polonia Medan, Sabtu (10/9) calon penumpang sempat antre di loket-loket berbagai penerbangan. Namun, warga terpaksa balik kanan karena tiket sudah habis. Habisnya tiket untuk keberangkatan Minggu (11/9) jurusan Medan-Jakarta juga tertera di website (tiket online) milik maskapai Lion Air, Sriwijaya, Batavia, Garuda dan lainnya. Disitus tertera kalau kursi pesawat habis terjual atau terisi penuh untuk semua kelas. Sedangkan untuk kelas ekonomi dengan harga tertinggi ekonomi di atas Rp1.000.000-Rp1.800.000.
Endah, salah satu pegawai loket Garuda mengatakan, tiket pesawat terbang untuk Minggu (11/9) tujuan Medan-Jakarta sudah habis terjual dan yang sisa tinggal tiket kelas bisnis. “Tiket untuk kelas ekonomi sudah habis dan yang ada itu tinggal tiket kelas bisnisn

Kalau harga tiket bisnis Rp4.401.200,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan petugas loket Lion Air. “Tiket untuk tujuan berangkat ke Jakarta besok (Minggu, Red) sudah habis terjual,” ujar Linda.

“Tiket untuk tujuan Jakarta sudah habis. Kalau masih ada buat apa saya menahannya. Memang sudah habis terjual,” sambung petugas loket Sriwijaya Air.

Hal yang sama juga terjadi di Batavia Air. “Tiket sudah habis. Harga tiketnya Rp1.703.000,” pungkas Reni Sidabutar, petugas loket Batavia Air.

Direktur Umum Lion Air, Edward mengatakan, tiket memang sudah habis terjual. “Tiket memang sudah habis terjual karena besok (hari ini, Red) banyak warga yang balik menuju ke Jakarta. Masyarakat balik ke Jakarta karena masa liburan mereka berakhir,” katanya.

Lebih lanjut Edward menuturkan, harga tiket sekitar Rp1.000.000 masih di batas atas. “Harga Rp1.000.000 itu merupakan harga batas atas dan kita menjual tidak melebihi harga batas atas yang ditentukan,” pungkasnya.
Tapi, di tangan calo tiket masih ada? “Kalau pun tiket di calo masih ada, itu tidak sesuai dengan nama yang tertera di tiket,” tegas Edward.

Roi Situmorang (28), warga Medan  mengaku, sempat bingung. “Saya bingung sendiri karena tiket habis. Saya beli tiket untuk adik saya karena dia harus balik ke Jakarta untuk prajabatan. Adik saya pulang ke Medan karena ibu kami meninggal,” katanya saat berada di depan loket Batavia Air.

Hal senada juga diucapkan Rahmat (40). Dia mengaku harus kembali ke Jakarta. “Tiket untuk besok (Minggu, Red) sudah habis terjual. Yang ada tiket di Batavia Air untuk berangkat sore sementara saya pagi harus sudah sampai. Kalau Garuda masih ada tapi tinggal kelas bisnis, manalah saya mau,” ungkapnya.

Salah seorang calo tiket yang enggan namanya ditulis mengaku, tiket yang berada di tangan mereka itu mereka beli Sabtu (10/9) pagi. “Saya belinya tadi pagi dan mana saya tahu kalau orang banyak yang pulang sekarang. Harga tiket memang sekitar Rp1.700.000-an dan saya jual hanya untung Rp100.000 saja,” ucapnya. (jon/ila)