25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14846

Dijerat KPK, Ditunggu Polri

JAKARTA-Nazaruddin bakal mendapat ‘kado istimewa’ jelang ulang tahunnya ke-33 pada 26 Agustus nanti. Setelah disidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi mantan bendahara umum Partai Demokrat itu akan dijerat oleh Bareskrim Polri dengan dua kasus. Yakni, kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan penyalahgunaan paspor atas nama M Syarifuddin.

“Dua kasus itu tetap jalan. Tentu teknis pemeriksaannya menunggu koordinasi dengan KPK,” ujar kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar kemarin (14/8). Untuk kasus pencemaran nama baik, Anas Urbaningrum sebagai pelapor sudah diperiksa.

Bahkan, Anas diperiksa penyidik di Blitar Jawa Timur karena saat itu posisi mantan Ketua Umum PB HMI itu sedang berada di kampung halamannya. Langkah penyidik ini menuai kritik keras. Akhirnya, Kabareskrim Komjen Sutarman menegur dua penyidik yang terbang ke Blitar.

Anas merasa Nazaruddin melakukan pembunuhan karakter dengan pernyataannya di berbagai media. Selain memeriksa Anas, penyidik juga sudah memeriksa saksi Amal Al Ghozali pengurus DPP Partai Demokrat dan seorang ahli bahasa Indonesia. “Kasus itu ditangani Bareskrim, sekarang masih tahap pemeriksaan pelapor dan saksi-saksi, status Nazar juga belum tersangka,” kata Boy.

Namun, tambahnya, status tersangka bisa saja segera disematkan ke mantan bendahara umum Partai Demokrat itu. “Nanti, kalau bukti-bukti cukup,” katanya. Anas melaporkjan Nazaruddin dengan pasal “27 ayat (3) juncto pasal” 45 ayat (1) UU ITE dan Pasal” 310 juncto” 311 KUHP.

Seperti diketahui, Nazaruddin kerap memberikan informasi terkait keterlibatan para elite Demokrat dalam kasus korupsi. Dia pernah menyebut pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pimpinan Partai Demokrat sudah bertemu dan menyepakati agar kasus Ketum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menerima uang Rp 50 miliar dari proyek Ambalang tidak diusut. Uang itu menurut Nazaruddin digunakan Anas untuk pemenangan dirinya saat kongres Partai Demokrat di Bandung beberapa waktu lalu dan persiapan menjadi calon Presiden.

Sedangkan untuk kasus penyalahgunaan paspor, polisi juga akan mendalami kesengajaan yang dilakukan Nazaruddin menggunakan paspor milik sepupunmya Syarifuddin. “Nanti, kita akan menunggu KPK selesai memeriksa yang bersangkutan. Sementara, kita antri lah,” kata Boy. Syarifuddin hingga kini masih menjadi orang bebas. Dia mengaku tidak tahu menahu paspornya dipakai Nazar. Dosen di Medan ini mengaku paspornya hilang.

Panggil Syarifuddin, Polda Tunggu Mabes

Polda Sumut masih menunggu informasi hasil pemeriksaan Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Partai Demokrat dari Markas Besar (Mabes) Polri. Polda juga masih menunggu permintaan koordinasi hasil pemeriksaan Syarifuddin, pemilik paspor yang digunakan Nazaruddin selama dalam pelarian di luar negeri.

“Ini kan kasus nasional, jadi kita menunggu informasi dan keterangan dari Mabes Polri. Sejauh ini, belum ada laporan Nazaruddin bersangkutan dengan Syarifuddin,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes R Heru Prakoso kepada Sumut Pos, Minggu (14/8).

Bila Polda Sumut menerima permintaan Mabes Polri, Polda akan secepatnya melakukan pemanggilan serta pemeriksaan ulang terhadap Syarifuddin. “Kalau nanti Mabes Polri meminta agar Syarifuddin dibawa ke Mabes, maka akan kita lakukan,” tegasnya.

Syarifuddin ditangkap Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Sumut di Jalan Al Falah Sisingamangaraja Medan, Selasa (9/8) pukul 16.30 WIB. Syarifuddin menjalani pemeriksaan hampir 1 X 24 jam, kemudian diperbolehkan pulang, Rabu (10/8).

Dalam pemeriksaan, Syarifuddin mengaku kehilangan paspor dari rumah pamannya, Yunus Rasyid, di Jalan Garu 1 Gang Jati Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Medan. “Keterangan selama ini paspor itu hilang di rumah pamannya,” kata Heru.(ari/rdl/iro/jpnn)

Beri Perhatian Khusus Bank Syariah

Sahur Bersama Dirut PT Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu

Sahur ke 14 di bulan Ramadan 1432 H, Tim Sumut Pos bertandang ke rumah Direktur Utama PT Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu di Blok LL Taman Setia Budi Indah (Tasbih). Banyak hal dibahas mulai masalah atlet hingga masa depan Sumut 2013 mendatang.

CHAIRIL HUDA, Medan

Minggu (14/8), Tim Sumut Pos berkumpul di Kantor Utama PT Bank Sumut di Jalan Imam Bonjol. Sekira pukul 03.30, tim Sumut Pos disambut Kepala Bidang Sekretariat PT Bank Sumut, Kalimonang Siregar.

Berbincang lima menit, Tim Sumut Pos bersama Kalimonang langsung menumpangi mobil Nissan Grand Livina menuju kediaman pribadi Gus Irawan. Mobil pun melaju membelah Jalan Imam Bonjol, Sudirman, Juanda Baru, Masdulhak, Mongonsidi,  Jamin Ginting, dr Mansyur, Setia Budi hingga bertemu kelokan-kelokan kompleks mewah Setia Budi.

Sesampainya di rumah mewah berasitektur Roma itu, Tim Sumut Pos disambut dua Security yang bertugas di rumah itu. Pintu pagar dibuka otomatis, berjalan di depan rumahnya ada dua unit mobil, Toyota Alphard warna hitam dan Daihatsu Terrios warna Hitam. Tak hanya itu, sejumlah sepeda motor bersusun di depan garasi.

Berjalan tepat di depan teras rumahnya dengan suara gemuruh kucuran air di kolam renang, ada dua unit ATV warna merah dan ATV Suzuki loreng militer. Sambil memegang-megang ATV, dua daun pintu setinggi dua meter dibuka pembantu rumah itu.
Tim dipersilahkan masuk, duduk di sofa kulit di ruang tamu yang penuh aksesoris bernuansa Mesir kuno. Pembicaraan pun mengalir. Persoalan pembunuhan seorang teller bank BRI Syariah, Wahyuni Simangunsong menjadi bahan pembicaraan awal.

Bagi Gus, pelaku pembunuhan yang melibatkan dua pasangan suami istri itu cukup unik dan sangat tragis. Apalagi, hal ini berkaitan dengan nama bank dan keamanan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

Pada kesempatan itu, dia mengimbau kepada para karyawan Bank Sumut untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan usai pulang dari kantor, jadikanlah persoalan yang telah ada ini menjadi pelajaran untuk lebih berhati-hati. Apalagi pada Ramadan ini jumlah transaksi meningkat, sehingga perlu masing-masing orang melakukan peningkatan pengamanan.

“Secara sistem kami lakukan pengamanan yang lebih baik lagi,” ujarnya. “Kasus ini bukan hanya kepada pelajaran bagi Bank Sumut, tapi bagi seluruh masyarakat,” imbuhnya.

Perbincangan pun sudah lebih dari 20 menit, tepat sekira pukul 04.25 Gus Irawan bersama Tim Sumut Pos menuju meja makan kayu yang memiliki anak kursi 8. Di meja yang jaraknya sekitar 15 meter dari ruang tamu, terhidang sejumlah menu makanan. Mulai ikan bawal, udang goreng, pergedel hingga makanan khas mandailing gulai kampung dan pakat.

Di Meja makan itu pula ditemui istri Gus Irawan, Asrida Murni Br Siregar bersama dua orang putranya, Putra Ahmad Syarif Irawan dan Fauzan Fariz Irawan. Dengan ramah, istri Gus Irawan mensilakan Tim Sumut Pos menikmati sahur di rumahnya.

“Ini ambil pakat, tanpa ada pakat saya susah makannya. Sama saya ini sebagai penyedap rasa,” ucapnya sambil menyendok nasi.

Tak hanya menu itu, tapi Murni menyebutkan ada menu lain dari tahun sebelumnya yakni gulai kampung. “Saya memang siapkan ini, karena ini juga salah satu kegemaran bapak,” sebutnya.

Usai menikmati makanan itu, Tim Sumut Pos disuguhi minuman jus jambu merah. “Ini jus asli, tanpa campuran. Supaya vitaminnya juga baik,” ujar Murni lagi.

Urusan makanan sahur sepertinya sudah usai, Gus Irawan kembali mengajak tim Sumut Pos duduk di kursi tamu yang sedari awal ada minuman teh tarik. Sambil menikmati minuman itu, perbincanangan kembali mengenai Bank Sumut.
“Sekarang ini Bank Sumut tidak lagi sepenuhnya APBD, tapi 75 persen nasabah umum dan 25 persen APBD, saya yakin ini bisa 80 persen umum dan 20 persen APBD,” ujarnya optimis.

Pada 2011 ini, paparnya selain target untuk meningkatkan jumlah nasabah, Bank Sumut terus mengejar untuk memperluas ekonomi syariah. Perluasan itu dilakukan karena Sumut memiliki peluang besar untuk perbankan syariah, bisa dilihat dari paparan nasional share untuk perbankan syariah masih di bawah 3 persen, tapi Sumut sudah bisa 3,28 persen. Khusus Bank Sumut jumlah share ke Bank Syariah mencapai 7 persen mengarah ke 8 persen. Tapi, targetnya pada 2011 ini bisa ke 10 persen.

“Pada 2011 ini saya beri perhatian khusus untuk Bank Sumut Syariah, karena memiliki peluang dan tetap saja bank konvensional tak ditinggalkan,” sebutnya.

Pembicaraan pun ketahapan selanjutnya, sebagai Dirut Bank Sumut, Gus Irawan sebagai pecinta sepak bola menginginkan PSMS tetap eksis, karena sebagai tim populer yang pernah ditakuti dijagat tanah air. Jadi semuanya harus memberikan perhatian positif untuk PSMS.

Tak hanya itu, Ketua KONI Sumut ini memaparkan, menjelang PON di Riau sudah disiapkan sejumlah atlet. Hal ini agar sejumlah atlet yang ada tak dijual. Karena apabila atlet sudah diperjual belikan maka dampaknya masa depan atau marwah daerah akan semakin menurun.

Di akhir pembicaraan itu, Sumut pada 2013 akan menggelar Pilgubsu, apakah tertarik dengan pembangunan Sumut mendatang? Gus Irawan menjawab dengan bahasa politis. Sekarang memang belum terlihat figur yang cocok. “Soal niat sama halnya ketika orang berpuasa, besok mau puasa, paginya berniat. Itu masih jauh,” sebutnya tersenyum. (*)

Ingin Cepat Pulang Kampung

Arien Wulandari Lubis

Bulan Ramadan selalu identik dengan suasana kebersamaan. Hal lain yang membuat Arien Wulandari Lubis sangat menyukai Ramadan, pulang kampung.

“Selalu pingin pulang kampung di Besitang, karena suasana kampung lebih terasa, pokoknya enak di kampung lah,” ujar finalis Miss Celebrity 2010 yang biasa disapa Arien ini.

Setiap Ramadan, Arien tak sabar menunggu puasa terakhir agar dapat kembali ke Besitang, kampung halamannya “Biasanya perginya bareng ortu,” ujarnya.

Suasana berpuasa di kampung sangat terasa saat sahur dan tarawih. Masjid akan ramai dikunjungi warga kampung, terutama anak-anak. “Selama perjalanan dari rumah ke masjid, ramai ocehan anak-anak, jadi seru apalagi ngelihat mereka bercanda,” ujar Arien.

Selain itu, istirahat di kampung juga lebih nyamana, tidak bising dengan suara kendaraan bermotor. “Kalau tidur saat puasa kan sunat, nah tidur di kampung lebih nyenyak karena tidak bising,” ucapnya.
Godaan puasa di kampung pun lebih ringan daripada di kota. Di sana tidak ada mal atau warung cepat saji yang sering menggelitik rasa laparnya. “Aku suka sama makanan cepat saji, jadi kalau lewat restorannya terasa banget godaannya,” ujar Arien.

Tetapi karena puasa, rasa laparnya harus ditahan dan sabar menahan godaannya. “Kalau puasa kan harus sabar dan ikhlas dalam menahan godaan, terutama makanan,” ujarnya sambil tertawa. (mag-9)

Tuntun Anak dan Remaja Berperilaku Positif

Lomba Baca Al Quran Sumut Pos 2011

MEDAN-Kegiatan positif seperti lomba membaca Al Quran sangat cocok digelar selama Ramadan. Seperti lomba membaca Al Quran tingkat anak-anak yang diselenggarakan Sumut Pos. Kegiatan ini akan langsung bersinggungan dengan peningkatan akhlak, iman serta taqwa. Camat Medan Helvetia Reza Hanafi mengatakan, kegiatan ini perlu dicontoh.

“Apalagi diselenggarakan pada bulan Ramadan, ini sangat baik dan positif. Namun, diharapkan kegiatan-kegiatan seperti ini dapat digelar kontinu, bukan hanya pada Ramadan,” ujarnya saat menyampaikan kata sambutan sekaligus membuka acara Lomba Baca Al Quran Anak-anak Sumut Pos 2011, di Lapangan Warga Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia, Minggu (14/8).

Reza juga mengatakan, remaja saat ini sangat banyak yang berprilaku menyimpang.

Seperti mengumpulkan uang lebaran dengan melakukan tindak kriminal. “Nah, diharapkan dengan kegiatan seperti ini remaja maupun anak-anak dapat memanfaatkan waktunya sebaik mungkin dalam kegiatan positif seperti ini,” tuturnya.
Kegiatan seperti ini juga bisa dijadikan tolok ukur mencari bakat dan bibit baru membaca Al Quran. “Ini bisa dijadikan ajang pencarian bakat, nantinya kita tak lagi susah payah mempersiapkan calon-calon atau wakil daerah untuk mengikuti MTQ atau kegiatan yang lebih besar,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Darwin Purba mengatakan, antusias masyarakat sangat tinggi terhadap kegiatan ini. Ini terbukti dari banyaknya peserta yang mendaftar. “Untuk di Medan Helvetia ini pesertanya mencapai 50 orang. Karena pendaftaran memang tak dibatasi serta tak dipungut biaya alias gratis,” ujarnya.

Menurutnya, acara serupa juga akan digelar di Kecamatan Medan Timur pada 21 Agustus dan di Medan Johor pada 25 Agustus mendatang. “Untuk masing-masing daerah, pendaftaran akan ditutup sehari sebelum acara di selenggarakan,” ungkapnya lagi.

Dalam kegiatan tersebut, terdapat surat pilihan yang dapat ditentukan peserta untuk dibaca. Yakni surat Ad Dhuha, At Tin, Al Alaq, Al Maun, Alam Nasyrah, Al Qadr, Al Qariah, At Takasur, Al Kafirun dan Al Zalzalah.

Juri dalam kegiatan tersebut yakni Kepala MDA Nurul Iman Nahwati Sinambela, Muchtar seorang Pensiunan PTPN II dan Qomariah Anwar Ama seorang PNS yang berprofesi sebagai guru Pendidikan Agama Islam.

Bagi para pemenang, panitia menyediakan hadiah uang pembinaan sebesar Rp1 juta untuk juara pertama, Rp750 ribu untuk juara kedua dan juara ketiga Rp500 ribu. Sedangkan juara harapan pertama hingga ketiga masing-masing diberikan uang pembinaan Rp250 ribu. “Masing-masing pemenang akan diberikan bingkisan dari Rabbani selaku sponsor acara. Dan mereka juga akan diberikan voucher berlangganan Sumut Pos gratis selama satu bulan,” jelas Darwin.

Pada kegiatan itu juga digelar lucky draw. Peserta berhak  mendapatkan voucher berlangganan Sumut Pos gratis satu bulan, kaus dan jam dinding cantik serta bingkisan menarik dari Rabbani.(saz)

6 Pengebom Bunuh Diri Ledakkan Gubernuran

Publik Inggris Nilai PM Gagal Atasi Masalah Sosial

LONDON – Perdana Menteri Inggris David Cameron harus kembali menerima pukulan telak. Belum kelar urusan skandal penyadapan telepon oleh tabloid News of the World yang melibatkan mantan juru bicaranya, Andy Coulson, kali ini pemerintahannya diguncang kerusuhan masal di jantung ibu kota. Kerusuhan berawal dari penembakan Mark Duggan hingga tewas oleh polisi di Tottenham, utara London itu malah meluas ke beberapa kota di Inggris.

Fakta lebih parah, kerusuhan disertai aksi penjarahan masal dan pembakaran sejumlah gedung. Sedikitnya, lima orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Sekitar 2.250 orang telah ditangkap. Lebih dari 700 di antaranya telah didakwa dan disidangkan di pengadilan.

Insiden selama empat hari itu merupakan kerusuhan terburuk di Inggris dalam satu dekade terakhir ini. Jurnalis dan kolumnis terkemuka Matthew d”Ancona pun menilai kerusuhan tersebut sebagai ujian terbesar atas keberanian dan kepemimpinan Cameron.

“Faktanya, langkah yang diambil Cameron selama ini lebih banyak diambil sebagai konsekuensi dari kalkulasi politik dibandingkan refleksi dari perasaan empatinya atas kecemasan masyarakat negeri ini,” tulis d”Ancona di koran London Evening Standard pada Rabu lalu (10/8).

Yang dimaksudkannya yakni, keputusan minta parlemen mengakhiri masa reses. Parlemen Inggris akhirnya memulai sidang kembali pada Kamis lalu (11/8) untuk membahas situasi di negeri tersebut.

Pemimpin Partai Konservatif itu terpaksa mengambil keputusan yang tidak populer pula menghadapi kerusuhan yang terus meluas dan tidak kunjung terbendung. Misalnya, dia mengizinkan polisi menggunakan meriam air (water cannon) dalam menghadapi para perusuh dan penjarah. Keputusan itu belum pernah diberlakukan dalam sejarah di negara Ratu Elizabeth II tersebut dalam menghadapi para demonstran. Polisi juga mulai melakukan penggerebekan ke rumah-rumah warga untuk menangkapi para penjarah dan perusuh.

Bahkan, pemerintahan Cameron akhirnya menerjunkan supercop untuk meredam kerusuhan yang meluas ke kota-kota seperti Manchester, Liverpool, Birmingham, West Bromwich, Nottingham, dan Leicester tersebut. Polisi super ala Inggris itu dilengkapi rompi anti penusukan, beberapa pelindung tubuh, helm, dan radio. Bahkan, mereka tidak hanya dipersenjatai perisai dan pentungan, tetapi memiliki pula senjata sengatan atau kejutan listrik.

Situasi di Inggris memang berhasil dikendalikan. Kota-kota yang sebelumnya dilanda kerusuhan mulai tenang dan pulih kembali kemarin (13/8). Polisi terus berpatroli di jalan-jalan pada Jumat malam lalu (12/8) hingga kemarin.
Tentu, bukan berarti persoalan selesai sama sekali. Sejumlah kalangan menilai pemerintahan Cameron tak cukup hanya mengerahkan supercop dan menangkap perusuh di negerinya.

“Polisi perlu bertindak dan bersikap lebih baik dalam mengatasi ketegangan rasial,” saran Bill Bratton, mantan komisaris polisi New York, kepada CBC kemarin.

Pemerintahan Cameron diminta segera mengatasi akar masalah sosial yang melatari kerusuhan dan penjarahan. Usul tersebut justru dilontarkan anggota kabinet Cameron, yakni Menteri Keuangan (Menkeu) George Osborne.
“Ada komunitas yang ditinggalkan di belakang sebagian warga negeri ini. Komunitas itu terputus aliran darah ekonomi,” tutur Osborne dikutip Reuters.

Belakangan ini, kebijakan Cameron menuai banyak kecaman. Koleganya di Partai Konservatif menilai dia terlalu keras dalam mengatasi kerusuhan. Dia mendapat serangan karena langkah-langkahnya mengatasi beban utang pemerintah Inggris. Cameron bersikukuh masalah ekonomi dan politik tak terkait dengan penjarahan dan kerusuhan di London .
Kenyataannya, pejabat kepolisian, anggota parlemen, dan wali kota London mengecam kebijakan Cameron. Terutama terkait keputusannya mengurangi jumlah personel polisi dan anggaran keamanan untuk kerusuhan. (bbs/cak/dwi/jpnn)

Isu KLB Demokrat Mencuat Lagi

JAKARTA- Kabar Kongres Luar Biasa (KLB) mencuat lagi setelah mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, M Nazaruddin diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Interpol. Hal ini dipicu tudingan Nazaruddin yang sebelumnya masih buron menyebut adanya uang yang mengalir ke beberapa petinggi Demokrat. Jika terbukti, bukan hal yang mustahil KLB akan digelar untuk merombak kepemimpinan Partai Demokrat saat ini.

Ketua DPP Partai Demokrat DKI Jakarta, Nacrowi Ramli mengakui KLB memang ada mekanisme. Kata dia, proses KLB akan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Partai Demokrat. “Saya tidak mau mengandai-andai. Karena itu (urusan) Dewan Kehormatan. Kita serahkan saja ke aparat penegak hukum,” kata Nachrowi di sela-sela acara penutupan Ramadan Fair Partai Demokrat di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu (14/8).

Terpisah, Ketua DPD Demokrat Sulawesi Selatan, Ilham Arief Sirajuddin mengatakan bukan hal yang tidak mungkin digelarnya KLB bila tudingan Nazaruddin terbukti karena masalah ini menyangkut nama baik partai.

“Kalau memang betul ada pelanggaran organisasi yang dilakukan oleh kader, tentu Dewan Kehormatan, Dewan Pertimbangan akan memberikan sanksi. Kalau terbukti benar (tudingan Nazaruddin) bisa saja mengarah ke kongres luar biasa,” kata Ketua DPP Partai Demokrat Sulawesi Selatan, Ilham Arief Sirajuddin di Jakarta. Makanya, Ilham Arief menginginkan agar Nazaruddin lebih baik dikonfrontir kepada petinggi Demokrat yang disebut menerima uang.
“Sebenarnya kuncinya ada pada Pak Nazaruddin, kemudian dikonfrontir kepada masing-masing yang disebut, kan selesai,” katanya.

Aco sendiri mengaku tidak yakin dengan tudingan Nazaruddin. Sebab, jika tuduhan itu benar, Anas sudah lama mengambil sikap. “Saya tahu betul sikap ketua umum (Anas Urbaningrum). Kalau dia merasa bersalah, dia akan gentle (mengundurkan diri),” tukasnya.

Apakah dengan nyanyian Nazaruddin bisa dijadikan dasar untuk menggelar KLB? Kata Aco, untuk saat ini belum ada alasan menggelar KLB. Karena kata dia, segala tuduhan harus dibuktikan terlebih dahulu.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua DPP Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra), Muh Endang. Kata dia, sebelum membicarakan KLB sebaiknya omongan Nazaruddin dibuktikan karena jangan sampai tudingan itu hanya fitnah. “Saya kira harus dibuka, kalau memang Nazaruddin memiliki bukti,” katanya.

Wacana KLB sempat berhembus kencang beberapa waktu lalu. Yaitu, seiring pelaksanaan Rakornas Partai Demokrat, yang dilaksanakan di Jakarta, pada akhir Juli 2011 lalu. Saat itu, berkembang isu kalau forum rakornas yang mendatangkan hampir seluruh pengurus DPC dan DPD seluruh Indonesia akan dijadikan ajang mendorong KLB.
Meski sampai akhir rakornas, wacana menggulirkan KLB tidak terealisasi, namun sejumlah pihak yakin bahwa wacana tersebut belum benar-benar mati. Setidaknya, hal itu terlihat dari salah satu hasil rakornas tentang pembentukan Komisi Pengawas yang akan lebih aktif mengusut pelanggaran etik kader.

Seperti diketahui, Nazaruddin telah menyeret nama sejumlah kader Demokrat terlibat dan ikut menikmari dana dugaan korupsi Wisma Atlet dan proyek Hambalang. Diantaranya, Ketua Umum Anas Urbaningrum, Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Sekretaris Dewan Pembina sekaligus Menpora Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Mirwan Amir, dan beberapa lagi lainnya. (awa/jpnn)

Lebih Berambisi Jadi Bill Gates

Chairul Tanjung

Pengusaha nasional Chairul Tanjung mengaku lebih berambisi menjadi seorang pengusaha yang besar dan mendunia ketimbang menjadi presiden. “Saya lebih berambisi untuk jadi seorang pengusaha yang mendunia. Ya seperti Bill Gates lah. Kalau jadi pengusaha seperti itu bisa dikenal seluruh dunia, kalau jadi presiden paling dikenal di Indonesia,” papar Chairul Tanjung yang juga Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) saat berbicara di hadapan pengusaha Jabar di Bandung, Sabtu (13/8).

Bos Para Grup ini berbicara pada Dialog Ekonomi “Prospek dan Tantangan Ekonomi Indonesia Dalam Menghadapi Persaingan Global” di Hotel Grand Panghegar, Jalan Merdeka Kota Bandung.

Pernyataannya Chairul Tanjung itu juga menanggapi rumor akan dipasangkan dengan Joko Suyanto pada Pilpres 2014. “Demi Allah, saya tidak pernah sedikit pun memiliki niat untuk mencalonkan diri pada Pilpres 2014 mendatang,” tandas pria kelahiran Jakarta 16 Juni 1962 itu. Ia menyatakan beberapa pihak yang menyebutkan dia akan maju pada Pilpres 2014, adalah pernyataan yang tidak bertanggungjawab. Dia tidak pernah bertemu dengan siapa pun untuk mencalonkan diri.(net/jpnn)

Pulang Outbound, 10 Jemaat GKJW Tewas

MOJOKERTO- Kegiatan Bibel Camp yang digelar Komisi Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa (KPPM) Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojokerto berakhir petaka. Truk yang ditumpangi sebanyak 60 orang dari jemaat GKJW wilayah Surabaya Barat (Mojokerto, Jombang, Kediri) celaka di Jalan Raya Ketapan Rame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, pukul 12.30 kemarin. Sebanyak 10 jemaat tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Truk bernopol AG 8076 UD itu awalnya menabrak dua tiang listrik dan terguling di tempat kejadian perkara, hingga akhirnya membuat bodi truk terbalik. Diduga, rem truk yang dikemudikan Ibnu Abas, warga Jalan Hayam Wuruk Desa Gondek, Kecamatan Mojowarno, Jombang itu ngeblong.

Saat itu juga, seluruh korban dibawa ke empat rumah sakit di Mojokerto. yakni RS Sumber Glagah, RSUD Prof dr Soekandar Mojosari, RS Reksa Waluyo Mojokerto dan RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo. Sebagian lainnya lantas dirujuk di RS Mojowarno Jombang dan RS Gatoel Mojokerto setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Prof Soekandar Mojosari Mojokerto.

Ke-10 korban meninggal dunia di TKP yakni Nugraha (17), Rio (20), Oky Simon (16), Cristiana Nugraeni (21). Kesemuanya warga sekaligus jemaat GKJW Mojowarno Jombang. Sedangkan korban tewas lainnya Mikro (34) warga Desa Penarip, Jetis Kabupaten Mojokerto, Aditiya (16) warga Dlanggu Kabupaten Mojokerto, Tiur (20) warga Windurejo Kutorejo Kabupaten Mojokerto, Debby Hermanto (belum diketahui usai dan tempat tinggal).
Kemudian Novi Retnosari (belum diketahui usia dan tempat tinggal). Serta satu orang lagi diketahui bernama Kristino Indra Pradika yang sebelumnya sempat tak diketahui identitasnya.

Kholis (28), seorang saksi mengatakan, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 12.30. Menurutnya, truk berwarna putih yang dikemudian Abas meluncur deras dari arah selatan (air terjun Dlundung). Mereka sepulang dari outbound di air terjun Dlundung.

Saat itu ada 155 peserta. Ada dua truk rombongan yang mengangkut 120 peserta, sementara sisanya naik motor. Mendadak di sekitar lokasi kejadian, truk berjalan tak terarah. Posisi truk yang dikemudikan Abas berada tepat di belakang truk rombongan yang sama. Tiba-tiba kecepatan truk AG 8076 UD menabrak bodi truk di depannya di bagian belakang kanan.

“Sebelum menabrak truk itu sempat berusaha membanting setir ke kanan,” kata Kholis yang warga Desa Ketapan Rame yang kebetulan berada di lokasi kejadian.

Setelah menabrak bodi truk di depannya, truk yang dikemudikan Abas ternyata tak berhenti. Namun terus nyelonong.
Sekitar 100 meter, truk itu kembali menabrak sebuah mobil pikap warna hitam Nopol W 8257 NE yang dikemudikan Kasman, 47 warga Desa Ketapan.

Meski begitu, truk yang dikemudikan Abas masih terus nyelonong. Truk terus berjalan dengan kecepatan tinggi dan akhirnya menabrak dua buah tiang listrik di sebelah kiri jalan.

Saking kerasnya benturan tersebut, bodi truk akhirnya terbalik. Ruang kemudi yang ditumpangi tiga orang termasuk Abas terbalik dengan posisi kemudi menghadap ke selatan (berbalik arah). Mendengar tiga kali benturan keras, warga lantas berhamburan keluar.

Di lokasi, warga melihat peristiwa yang mencengangkan. Hampir seluruh isi penumpang di atas truk tumpah dan terpelanting di jalan raya. Suara histeris para korban pun pecah. Bahkan beberapa diantaranya diketahui tergencet bodi truk, dalam keadaan tak bernyawa.

Tujuh diantaranya tewas di lokasi kejadian dengan bersimbah darah. Selain tergencet, korban tewas juga ditemukan warga tergeletak di selokan air tidak jauh dari lokasi kecelakaan. Dia diketahui terpental sekitar 10 meter.

Selang beberapa lama, warga dibantu petugas kepolisian dari Polsek Trawas dan Satlantas Polres Mojokerto mengevakuasi para korban tewas dan selamat. Meski demikian, penumpang yang selamat rata-rata mengalami luka-luka serius. Mereka penuh darah akibat luka berat di bagian kepala, kaki dan tangan.(ris/yr/jpnn)

Supir Jadi Tersangka

KAPOLRES Mojokerto AKBP Prasetijo Utomo membenarkan kecelakaan yang menewaskan 10 orang jemaat GKJW wilayah Surabaya Barat lantaran rem truk yang dikemudikan Ibnu Abas ngeblong. Atas kelalaian itu, Prasetijo langsung menetapkan supir kelahiran 1976 itu sebagai tersangka tunggal.

“Supir sudah kita amankan, sekarang sedang menjalani perawatan intensif di ICU RSUD dr Soekandar Mojosari,” kata Prasetijo ditemui di rumah sakit milik pemkab itu. Dia mengungkapkan, dari hasil olah TKP Satlantas Polres Mojokerto, sebelum terjadi kecelakaan, truk bernopol AG 8076 UD dalam kondisi tidak normal.

Terutama di bagian pengereman. Rem truk, lanjut Prasetijo tidak berfungsi dengan normal sehingga sulit dikendalikan oleh supir dan mengakibatkan kecelakaan maut.(ris/yr/jpnn)

HGU PTPN 2 Diperpanjang, Warga Resah

LUBUK PAKAM- Terbitnya Surat Keputusan (SK) perpanjangan HGU PTPN 2 No 42/HGU BPN 2002, sangat meresahkan warga. Pasalnya, tak hanya lokasi perkebunan yang masuk areal HGU, tapi perkampungan yang tidak pernah terdaftar di HGU PTPN 2, kini masuk ke peta perpanjangan HGU PTPN 2 No 42/HGU BPN 2002 tersebut.
“BPN pusat telah menciptakan keresahan bagi warga Deli Serdang. Masak diterbitkan SK HGU No 42 di Desa Bangun Sari. Padahal disana tidak pernah ada areal perkebunan,” ungkap Ketua Komisi A DPRD Deli Serdang Benhur Silitonga, kepada wartawan, di Lubuk Pakam, Minggu (14/8), menyikapi hasil pertemuan dengan Direktur SDM PTPN2 Tambak Karo-Karo, dikantor direksi PTPN 2 Tanjung Morawa, Jumat (12/8) silam.

Anehnya, sejumlah lahan yang dinyatakan masuk eks HGU, kini hampir seluruhnya sudah diperpanjang. Bahkan areal yang tidak pernah menjadi lahan perkebunan masuk dalam HGU. Ada sekira 5.873 hektar yang HGU-nya berakhir pada tahun 2.000 lalu, kini kembali masuk kedalam peta perpanjangan HGU.

Malah komisi A DPRD mendapat laporan dari PTPN 2, kalau areal perumahan Tamora Indah Tanjung Morawa yang dulunya perkampungan, kini terdaftar ke dalam perpanjangan HGU yang baru. ”SK No 42 menimbulan keresahan bagi warga dan Pemerintah daerah,” ungkap Benhur.

Masuknya Tamora Indah Tanjung Morawa ke dalam peta perpanjangan HGU, maka sekitar 300 kepala keluarga yang bermukim disana terancam diokupasi. Pasalnya, PTPN 2 akan mengamankan asetnya dengan melakukan pembersihan lahan untuk kepentingan replanting. Menanam tanaman baru di areal lahan perkebunan.

Dengan “menggilanya” SK No 42 HGU/BPN perkebunan plat merah itu, diduga saat pengusulan perpajanngan eks HGU ada permainan mafia pertanahan maupun mafia HGU demi memperkaya diri. Dengan adanya permasalahan itu, komisi A berencana bakal mengusulkan pembentukan Tim dan Panitia Khusus (pansus) pertanahan eks HGU.
”Ini harus diusut. Jangan dibiarkan ini terjadi. Pasalnya besok-besok seluruh wilayah Deli Serdang menjadi HGU PTPN 2,” pungkasnya.(btr)

Pelantikan, Banjir Ucapan Selamat

Modal Politik Bonaran-Sukran (1)

Catatan: Sutomo Samsu

Prosesi pelantikan Bonaran Situmeang-Sukran Tanjung sebagai bupati-wakil bupati Tapteng pada 9 Agustus 2011 lalu merupakan ajang yang mempertontonkan betapa besar modal politik yang sudah digenggam pasangan tersebut.
Semua lawan politik Bonaran-Sukran sudah pasti ciut nyali menghadapi tumpah ruah dukungan yang mengalir dari aras elit maupun massa akar rumput.

Mari kita sisir lagi, siapa saja yang menjadi bagian dari tumpukan modal politik Bonaran-Sukran. Pertama, begitu memasuki seluruh ruas jalan menuju lokasi pelantikan, entah berapa ribu karangan bunga ucapan selamat berderet. Persis di samping pintu masuk gedung, ada ucapan dari Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto. Wajar jika ada karangan dari DPP Partai Golkar, PDI Perjuangan, atau pun Hanura karena mereka adalah partai pengusung.

Yang mesti dimaknai sarat dengan urusan politik adalah ucapan selamat dari Partai Demokrat. Juga dari kalangan pejabat di Pemkab Tapteng, para pengacara ternama yang berkiprah di Jakarta, kelompok pemuda, dan elemen masyarakat. Dari pengalaman penulis yang kerap menghadiri acara pelantikan gubernur dan bupati/wali kota di sejumlah daerah, pelantikan Bonaran-Sukran paling fantastis. Karangan bunga selamat dari Tuani Lumbantobing di ujung jalan, juga sesuatu yang menarik untuk dicermati.

Kedua, kehadiran Wakil Ketum DPP Partai Demokrat Jhonny Allen Marbun, bersama Ketua DPP Demokrat Ruhut Sitompul, serta anggota DPR dari PD, Jhonny Buyung Saragih, sedikit banyak punya pengaruh bagi para anggota DPRD Tapteng asal partai penguasa itu. Begitu kencangnya perlawanan politik jelang dan saat pemilukada yang disajikan Dina Riana Samosir, istri Ketua DPC Demokrat Tapteng Tuani Lumbantobing, bisa jadi ke depan nanti tinggal bekas. Anggota dewan dari PD bakal sungkan merecoki Bonaran-Sukran. Bonaran-Sukran mengakumulasi kepercayaan diri yang melimpah.

Ketiga, membanjirnya duku ngan massa akar rumput ke lokasi pelantikan dengan ratusan truk ataupun angkutan umum, melengkapi modal politik Bonaran-Sukran. Ingat, bahwa massa merupakan hal penting dalam pergulatan politik. Perolehan suara pasangan BOSUR sebesar 62,10 persen, bisa jadi, memang berasal dari suara pemilih fanatik. Jika sekadarnya, barangkali mereka tak sudi berpanas-panasan di hari pelantikan. (Bersambung)

Dukungan Melimpah, Mau Diapakan?

Dengan modal politik yang besar itulah, penulis tidak kaget jika dalam hitungan hari Bonaran-Sukran berani menggeser jabatan Kadis PKAD, Kepala BKD, dan Kabag Humas Pemkab Tapteng. Bisa jadi, tidak lama lagi akan ada pencopotan-pencopotan jabatan lagi. Tepatkah langkah progresif Bonaran-Sukran itu?

Jika langkah pencopotan itu didasari keinginan untuk ‘lari cepat’ untuk membangun Tapteng, seperti dijanjikan Bonaran sebelum dilantik, itu sah-sah saja. Barangkali, Bonaran-Sukran ingin ‘larinya’ bisa diikuti jajaran pejabat Tapteng lainnya, yang diyakini punya visi dan misi yang sama dengannya.

Sebaliknya, jika ternyata pencopotan-pencopotan hanya semata bagian dari penyingkiran orang-orang yang sekubu dengan Tuani saat pemilukada, modal politik yang sudah digenggam bakal cepat menipis. Indikasi yang gampang dilihat rakyat adalah, jika pergantian jabatan tidak diikuti dengan kinerja yang profesional, pembangunan tetap ngadat, maka sesungguhnya pemilukada hanya momen memindahkan kekuasaan belaka, dari sekelompok elit ke kelompok elit lainnya. Jika itu nanti yang terjadi, ribuan rakyat akan menyesali diri menghadiri prosesi pengalihan kekuasaan, 9 Agustus 2011 lalu.

Dampak ikutannya, jika rakyat bawah meninggalkan dukungan, maka para elit politik akan mengikuti jejak itu. Yakinlah, Jhonny Allen yang terkenal jago merekrut kader andalan untuk digaet ke Partai Demokrat, sudah pasti melirik Bonaran untuk bergabung. Jhonny Allen yang datang ke pelantikan dengan pesawat carteran dari Medan, tidak akan menyia-nyiakan afiliasi politik Bonaran yang hingga kini masih ngambang. Begitu juga dengan Akbar Tanjung, yang sejak awal punya peran besar bagi pencalonan Bonaran-Sukran, naluri politiknya sudah pasti juga ingin menarik Bonaran masuk ke bawah rindangnya Pohon Beringin. Tapi, jika Bonaran salah langkah hingga mengecewakan rakyat Tapteng, Allen dan Akbar bisa langsung berubah pikiran.

Bonaran, mestinya, tetap bertahan dengan status politiknya sekarang ini. Tidak langsung loncat ke Demokrat, atau pun Golkar. Karena, memilih salah satunya bakal beresiko mengecewakan Akbar atau mengecewakan Allen. Di Tapteng pengaruh Akbar kuat, di dewan Tapteng kekuatan Demokrat dominan. Jika Bonaran lihai memenej posisinya yang dilirik Demokrat dan Golkar, maka pengaruhnya bakal tambah besar. Cukup dia di tengah, sehingga bisa leluasa memainkan bargaining politik.

Bonaran, yang belum banyak berpencak-silat di panggung politik, harus mulai mengasah kepekaan dampak dari setiap kebijakan yang diambil. Pemutasian sejumlah jabatan adalah langkah pertamanya membelanjakan modal politik. Jika itu memuaskan rakyat, modal politik itu akan bertambah. Jika sebaliknya, ya menyusut. Apabila Bonaran boros meneken SK-SK mutasi, rakyat yang akan langsung mengevaluasi. (soetomo samsu)