27 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 14874

PD Pasar Kucurkan Rp654 Juta untuk THR

Gaji Karyawan tak Naik-naik

MEDAN-Sekda Kota Medan, Saiful Bahri yang ditunjuk Wali Kota Medan sebagai Plt Direktur Utama PD Pasar menyarankan kepada seluruh karyawan, yang mengeluh terhadap biaya operasional di PD Pasar yang semakin tinggi sedangkan pendapatan karyawantak ada kenaikan, untuk bersabar.

“Untuk karyawan PD Pasar bersabar dahulu, masalah keluhannya dapat kita selesaikan setelah adanya direksi baru yang nantinya selesai Lebaran akan dilantik Wali Kota Medan,”ujar Syaiful Bahri, Kamis (11/8).

Syaiful tidak menampik kalau seluruh manajemen di PD Pasar belum sempat diurusnya, tetapi anggaran untuk pemberdayaan karyawan untuk Tunjangan Hari Raya (THR) sudah di intensifkan dan akan dibagikan kepada 700 karyaawan PD Pasar bersama tenaga harian lepas (THL).

“Anggaran sebesar Rp654 juta untuk THR sudah diintensifkan dan sudah saya teken dan akan kita berikan kepada 700 karyawan dan THL sebelum H-7 leba ran agar uang tersebut dapat digunakan dengan baik,” bebernyan
Sebelumnya, lanjut Syaiful, tiap tahun seluruh karyawan juga mendapat THR. Tetapi Syaiful tak membantah kalau dirinya menjabat sebagai Plt Dirut PD Pasar juga mendapat THR sama seperti karyawan dan THL PD Pasar.
“Saya dapat juga kok uang THR karena itu bukan natural. Jadi Senin (15/8) depan paling lambat THR akan dibagikan kepada karyawan,”cetusnya.

Selain itu, tambah Syaiful, uang kas di PD Pasar hingga Rp750 juta masih bisa membayar gaji secara terus menerus terhadap karyawan.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Medan, Jumadi berharap kepada Pemko Medan untuk segera melantik PD Pasar agar seluruh keluhan karyawan dapat ditanggulangi.

“Kita minta kepada Wali Kota Medan Rahudman Harahap agar segera melantik PD Pasar yang sudah cukup lama kosong. Sehingga keluhan seluruh karyawan bisa diatasi,” kata Jumadi.

Sebelumnya, karyawan PD Pasar mengeluh dengan pendapatan yang tidak naik. Padahal, biaya operasional di PD Pasar, seperti pengutipan retribusi parkir, kebersihan, keamanan sangat tinggi terhadap seluruh pedagang dan distributor yang masuk ke dalam kawasan pasar yang dikelola Pemko Medan.

“Sebenarnya kami mengeluh juga mengenai pendapatan kami yang segitu saja, tidak ada naiknya. Sementara, biaya operasional di pasar semakin tinggi. Lihatlah lah bang, retribusi untuk seluruh kegiatan,” kata karyawan PD Pasar yang meminta namanya tidak ditulis.

Dikatakannya, permasalahan untuk biaya operasional seluruh karyawan PD Pasar sudah dirasakan sejak tahun 2003, dengan melonjaknya seluruh harga kebutuhan bahan pokok dan bahan bangunan. Biaya operasional juga naik tinggi dari tahun sebelumnya.

“Bayangkan, dari tahun 2003 kebutuhan untuk operasional di pasar sudah naik, tetapi pendapatan segitu saja. Kenaikan itu dipicu dengan kenaikan seluruh bahan baku dari sembako dan bahan bangunan,”ucapnya.
Karyawan PD Pasar lainnya yang juga meminta namanya tak ditulis meminta kepada Wali Kota Medan agar gaji karyawan PD Pasar dinaikkan. “Kalau aku maunya gaji dinaikkanlah, sudah cukup kalilah dengan gaji yang pas-pasan. Sementara pendapatan di pasar semakin tinggi,” bebernya. (adl)

Penertiban Angkutan Belum Efektif

MEDAN-Kebijakan Pemerintah Kota Medan untuk melakukan penertiban terhadap bus AKAP dan AKDP agar masuk ke Terminal Amplas dan Terminal Pinang Baris ternyata belum sepenuhnya efektif. Buktinya, dari pantauan wartawan koran ini di Terminal Amplas masih seperti biasa tidak ada petugas yang melakukan penertiban terhadap terminal liar yang masih melakukan pengutipan di luar terminal.

“Belum efektif penertiban angkutannya, lihatlah petugasnya saja tidak ada. Seperti dari Satlantas dan Satpol PP, kalau Dinas Perhubungan memang setiap hari ada untuk melakukan pengawasan di sekitar terminal, jadi belum efektif. Coba lihatlah yang di Terminal Pinang Baris,” ujar Asli Peranginangin, Kepala Terminal Amplas, Kamis (11/8).

Tapi, Kadis Perhubungan Kota Medan, Armansyah Lubis membantah kalau penertiban tersebut belum efektif. “Sudah mulai anggota sudah di lokasi bersama personel gabungan dari Satlantas, Satpol PP dan Dinas Perhubungan,”katanya.
Dikatakan Arman, tugas dari dinas perhubungan adalah melakukan penertiban dan mengarahkan angkutan masuk ke dalam terminal. “Jadi sudah mulai kita melakukan penertiban,”ucapnya.

Ketika disinggung adanya bus angkutan yang masih membandel tidak masuk ke dalam Terminal Amplas dan petugas Dinas Perhubungan melakukan pengutipan di pinggir jalan, Arman malah menyalahkan polisi untuk memberikan tindakan terhadap angkutan tersebut.

“Itu tugas polisi untuk menangkapnya, jadi tugas kita hanya menyuruh angkutan masuk ke dalam terminal, bila ada yang membekingi angkutan untuk tidak masuk ke terminal itu adalah tugas polisi untuk menangkapnya,”cetusnya.
Arman menambahkan dinas perhubungan akan memberikan sanksi tilang bila angkutan tak memiliki speksi. Sedangkan polisi perlengkapan kendaraannya seperti STNK dan SIM.

“Dengan begitu dinas perhubungan tidak bisa kerja sendiri harus didampingi polisi. Sedangkan terhadap pengutipan di pinggir jalan yang dilakukan petugas dinas perhubungan yang masih berlangsung, kita minta kepada polisi untuk segera menangkapnya,”ungkapnya.

Dijelaskannya, sesuai dengan UU Nomor 23 tahun 2009, polisi harus mendampingi dinas perhubungan untuk melakukan penertiban dan penangkapan.

“Sebenarnya pengutipan tersebut dilakukan karena angkutan tak mau masuk ke dalam, sementara pengutipan terhadap angkutan itu wajib karena penghasilan PAD,”katanya.

Dengan begitu, menurut Arman, itu bukan pungli, tetapi karena angkutan malas masuk ke dalam terminal, makanya petugas melakukan pengutipan di pinggir jalan.

“Berdasarkan perintah Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga tidak boleh lagi ada pengutipan di pinggir jalan. Jadi polisi harus menangkap angkutan tersebut. Dinas perhubungan juga boleh menangkap asal didampingi polisi. Sedangkan untuk penertiban bus liar yang memakai plat hitam dan terminal liar di sekitar Terminal Amplas dan Pinang Baris akan diopersikan setelah Lebaran,” bebernya.(adl)

Ramadhan Fair Mabar Lancar

Even tahunan terbesar Ramadhan Fair yang digelar Pemko Medan di Lapangan Mabar dibuka secara resmi oleh Wali Kota Medan, Rahudman Harahap. Seperti apa? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Nopan Hidayat dengan Camat Medan Deli, Yusdarlina.

Bagaimana keberadaan Ramadhan Fair di Lapangan Mabar?
Secara umum saya melihat belum ada mengalami kendala yang berarti karena semua sudah berjalan dengan lancar sesuai jadwal yang ada. Walaupun ada kejadian yang sempat menjadi kendala namun bisa teratasi dan juga tidak mengganggu penyelenggaraan.

Kejadian apa?
Beberapa hari yang lalu saat Kota Medan diguyur hujan disertai angin kencang tenda-tenda yang ada di Ramadhan Fair bocor sehingga mengganggu para pengunjung, namun bisa langsung diatasi karena panitia dan pihak kecamatan langsung mematikan listrik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagaimana dengan keamanan?
Semuanya masih berjalan lancar dan aman. Kalau untuk keamanan sendiri pihak kecamatan bekerjasama dengan Polres Pelabuhan Belawan, Polsek Medan Labuhan, Satpol PP yang memang diturunkan untuk melakukan pengamanan di lokasi.

Berapa jumlah personel yang diturunkan?
Sejauh ini polisi yang diturunkan puluhan personel. Namun, pada saat ada penampilan Band Ungu jumlah personel akan ditambah untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. (*)

Ke Depan Makin Nyaman

MEDAN-Penyelengaraan Ramadhan Fair ke VIII di Taman Sri Deli Medan terus mendapatkan sambutan positif warga Kota Medan. Sejak dibuka Minggu (31/7) lalu, pengunjung dari siang sampai malam silih berganti berkunjung ke lokasi. Berbagai dagangan kerajinan UKM, kuliner hingga hiburan terus digelar.

Seorang warga Ahmad Rinaldi mengatakan, even yang dilaksanakan oleh Pemkon Medan itu sudah baik. tapi, katanya, ke depannya harus lebih memberikan kegiatan yang berbeda dari sebelumnya agar masyarakat di Kota Medan semakin senang dan bangga.

“Taman dan kolam yang sudah tertata rapi yang sudah diberi penerangan, ke depan penerangan jangan sampai tak ada lagi bila Ramadhan Fair sudah selesai,” ucapnya.

Menurutnya, Pemko Medan harus sering memperhatikan kegiatan Ramadhan Fair untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung. “Petugas jangan sampai tak ada di lokasi untuk membantu memberikan pelayanan kepada pengunjung agar tetap nyaman,” bebernya. (adl)

Penjambret Sial

Dio Prabowo benar-benar sial. Pria berusia 18 tahun yang tinggal di Jalan Sentosa Medan itu babak belur dihajar warga karena menjambret Jasmin (40) warga Jalan Sentosa Baru Medan, usai belanja peralatan keperluan sekolah untuk anaknya di sebuah supermarket di Jalan AR Hakim Medan, Rabu (10/8).

Bukan itu saja, Dio juga harus mendekam dalam tahanan Mapolsekta Medan Area untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dari tangan pelaku polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor Suzuki Shogun BK 4304 CR dan tas berisi peralatan sekolah.

Informasi yang dihimpun, di hari naas itu Jasmin keluar dari supermarket usai belanja. Begitu keluar tersangka Dio dan seorang temannya (masih buron) berboncengan mengendarai sepeda motor menghampiri Jasmin.

Tanpa basa-basi Dio menjambret tas Jasmin dan kabur mengendarai sepeda motor. Tahu dijambret Jasmin berteriak. Warga yang mendengar teriakan Jasmin spontan mengejar laju kendaraan pelaku. Kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Warga akhirnya berhasil menghentikan laju kendaraan Dio dan temannya. Tak pelak warga yang geram pun menghajar Dio. Beruntung temannya berhasil lolos dari kejaran warga.

Kanit Reskrim Polsek Medan Area AKP Jonser Banjarnahor saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. “Pelakunya telah kita amankan,” ujarnya. Dijelaskannya pada saat ini polisi masih memburu seorang rekannya yang berhasil meloloskan diri.(mag-7)

Pelajar Tewas Ditabrak Truk Gandeng

MEDAN- M Afrizal (15), siswa Kelas II SMP Patumbak, warga  Jalan SM Raja km 7,5 Medan, tewas dalam kecelakaan lalulintas di terminal Amplas, Kamis (11/8) siang.

Kejadian bermula saat M Afrizal, yang mengendarai sepeda motor bermaksud mengambil botol minuman mineral ke tempat langganannya. Namun truk gandeng yang membawa tanah merah dengan kecepatan tinggi, muncul dari arah belakang dan langsung menabrak korban.

“Biasanya langganan yang mengantar ke rumah tapi karena puasa, jadi dia yang mengambilnya ke tempat langganan. Pinggulnya hancur dan mengeluarkan banyak darah.

Saya dapat kabar dari adik ipar saya. Setelah itu saya langsung ke RS Estomihi, ternyata anak saya nggak ada di sana. Lalu saya langsung ke RSU dr Pirngadi, rupanya anak saya sudah meninggal,” ujar Arjai (34), ayah korban.

Sebelumnya, kata Arjai, tidak ada firasat buruk tentang meninggalnya M Afrizal yang merupakan anak pertama dari lima bersaudara. “Nggak ada tanda-tanda atau keanehan. Pagi itu, dia lagi tidur saat saya berangkat kerja,” ucapnya.

Sedangkan kernet truk, Yuda (15), warga Pertumbukan Galang mengatakan dirinya tidak tahu bagaimana persis kejadian itu. “Saat itu, aku lagi tidur. Mayatnya sempat ku lihat telungkup di jalan dan sepeda motornya hancur. Aku baru seminggu jadi kernet. Rencananya tanah merah ini akan kami bawa ke Jalan Pancing,” akunya.

Kasus itu masih dalam penyelidikan petugas Sat Lantas Polsek Patumbak. Sedangkan truk yang hancur dimassa berikut supirnya juga telah diamankan di kepolisian. (ari)

Pencuri Kendaraan Bermotor dan Pemakai Ganja Dibekuk

MEDAN- Dua tersangka pencuri kendaraan bermotor serta dan tiga pemakai ganja berhasil dibekuk jajaran Polsekta Medan Kota dari lokasi berbeda, Rabu (10/8) lalu.

Pelaku curanmor yang tertangkap tersebut adalah Bambang Hartono (29) asal Tebingtinggi. Dari Budi Hartono ini disita Supra X 125 BK 2296 AF yang dipakai untuk menjalankan aksi serta dua kunci letter T. Sementara rekannya berinisial Bu berhasil melarikan diri. Pelaku curanmor lainnya yakni, Juliyus Lase (21) penduduk Jalan Denai, Medan. Dari tersangka, disita sepeda motor Supra tanpa plat.

Menurut Kapolsekta Medan Kota Kompol Sandy Sinurat Sik, di Mapolsekta Medan Kota, Kamis (11/10), penangkapan tersebut berawal saat Bambang Hartono dan Bu mengendarai sepeda motor mencari kendaraan roda dua yang akan dicuri. Namun, di sekitar Jalan Asia kedua orang tersebut melihat Polisi yang menggelar razia. Spontan Budi Hartono dan rekannya berbalik arah coba melarikan diri.

Penangkapan terhadap pelaku curanmor lain Juliyus Lase (21) penduduk Jalan Denai, Medan berawal dari informasi masyarakat yang mengatakan, ada seseorang akan menjual sepeda motor hasil curian seharga Rp2 juta.

Sedangkan tiga pemakai ganja yakni Freddy Siregar (19) penduduk Jalan Sisingamangaraja, Medan, Ade Suwandi (17) dan Yudi Susanto (16) keduanya penduduk Jalan AR Hakim, Medan.

“Mereka ditangkap saat memakai ganja di suatu lokasi. Khusus Ade Suwandi, pada Maret lalu baru saja keluar dalam kasus yang sama,” terang Sandy.(ari)

PAD Dinas Pemadam Kebakaran tak Capai Target

Banyak Perusahaan Tunggak Retribusi Racun Api

MEDAN-Sejumlah perusahaan besar di Kota Medan mengutang retribusi racun api kepada Pemko Medan hingga ratusan juta rupiah. Akibatnya Dinas Pencegahan dan Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan tak mencapai target pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp2,1 miliar lebih.

“Kita sedikit kewalahan untuk mencapai target PAD Kota Medan P-APBD 2011 senilai Rp2,1 miliar rupiah lebih,” ujar Kepala Dinas P2K Kota Medan, M Tampubolon dihadapan Komisi D DPRD Kota Medan dalam  Rapat Dengar Pendapat (RDP) Pembahasan P-APBD 2011 di Gedung DPRD Kota Medan, Rabu (10/8).

Dijelaskannya,  perusahaan besar penghutang retribusi tersebut yakni PT Angkasa Pura (Bandara Polonia), PT Kawasan Industri Medan (KIM) serta Hotel Grand Aston serta ada beberapa perusahaan lainnya.

“Pengusaha beralasan karena usaha mereka belum beruntung, untuk PT Angkasa Pura tunggakan retibusinya mencapai puluhan juta rupiah dan terjadi hingga bertahun-tahun. Ini sudah kami sampaikan kepada pihak manajemen PT Angkasa Pura namun hingga saat ini belum dibayar oleh Angkasa Pura. Grand Aston dari pertama buka hingga saat ini belum pernah membayar retribusi itu dan untuk KIM alasannya mau bangkrut,” ungkap Tampubolon. Sedangkan untuk sanksi terhadap perusahaan yang menunggak, Tampubolon menjelaskan kalau untuk sanksi tidak ada, hanya tidak memberikan perpanjangan izin penggunaan racun api.

“Tidak ada sanksi berat karena tunggakan itu hanya retribusi bukan pajak dan sesuai perda nomor 16 tahun 2002 kita hanya bisa memberikan rekomendasi kepada BPPT untuk tidak memperpanjang izin penggunaan racun api sebelum menyelesaikan tunggakan retribusi tersebut,”cetusnya.

Menyikapi hal itu, Ketua Komisi D Parlaungan Simangunsong akan melakukan pemanggilan terhadap perusahaan penunggak retribusi tersebut. Termasuk Angkasa Pura dan jika membandel untuk tetap tidak membayar retribusi itu kita akan teruskan ke kementerian perhubungan. Seperti diketahui Pendapatan Sebelum P-APBD Rp1,1 milar setelah perubahan Rp2,1 miliar lebih, terealisasi masih Rp520 juta belanja langsung sebelum perubahan Rp8,5 miliar lebih. (adl)

Santuni 100 Anak Panti Asuhan

Buka Puasa Bersama IMI Sumut

MEDAN-Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia Sumatera Utara (Pengprov IMI Sumut) siap menjadi tuan rumah even otomotif bertaraf internasional. Untuk itu diharapkan tim oberservasi dapat segera bekerja. Hal itu disampaikan Ketua Pengprov IMI Sumut H Musa Rajeckshah pada Tausiyah Ramadan dan Berbuka Puasa Bersama IMI Sumut di Masjid Al Musannif Kompleks Cemara Asri, Kamis (11/8). “Kita harapkan tim oberservasi dari IAE secepatnya datang untuk memastikan kesiapan kita. Begitu pun IMI Sumut akan melanjutkan agenda kita untuk rally yang bertaraf nasional,” ucap pria yang akrab disapa Ijeck itu.

Sehubungan dengan itu, lanjut Ijeck, Pengprov IMI Sumut akan melanjutkan North Sumatera Rally Championship (NSRC) untuk serie III pada 28 Oktober mendatang. NSRC adalah agenda Pengprov IMI Sumut untuk cabang reli yang sudah digelar sejak Maret di Langkat. Berlanjut di serie II pada Juli lalu di Kota Medan, Serdang Bedagai, dan Deli Serdang.
Seperti biasanya, usai menggelar salat, Pengprov IMI Sumut menggelar kegiatan sosial dengan menyantuni 100 anak dari Panti Asuhan Percut Sei Tuan juga anggota masyarakat yang tidak mampu. Masing-masing anak mendapat cenderamata dan uang saku. Bantuan pun diserahkan langsung oleh Ijeck didampingi Ketua Harian Jhon Lubis dan Sekretaris Umum Drs H Zulhifzi Lubis.

“Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Pengprov IMI Sumut sebagai ajang berbagi bagi warga sekitar khususnya bagi warga kurang mampu. Sebelumnya kita juga sudah menggelar kegiatan bakti sosial di Batubara,” tuturnya.
Pada kesempatan itu Pengprov IMI Sumut turut menggelar temu silaturahmi dengan SIWO PWI Sumut sebagai mitra yang selama ini disebut turut mensukseskan program yang ada. “Semoga kerjasama yang sudah terjalin selama ini tetap ada. Karena kesuksesan kita tak lepas dari peran media,” pungkasnya. (jul)

Polisi: Andi dan Leni Pembunuh Wahyuni

MEDAN- Andi dan Leni yang menitipkan Kijang Innova hitam BK 1738 KM (dulunya BK 1356 JH) kepada Indra, penjaga kandang ayam di Dusun Tungkusan, Desa Tadukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Deli Sedang, jadi target utama perburuan polisi. Keduanya disinyalir merupakan pelaku utama pembunuh Sri Wahyuni Simangunsong, pegawai Bank BRI Syariah, Jalan S Parman yang ditemukan meninggal di bawah Jembatan Bintongar, Tele, Jumat (5/8).

Hal itu ditegaskan Kasubdit III/Umum Polda Sumut Kompol Andry Setiawan di depan ruang kerjanya di lantai II gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut, Rabu (10/8). “Dua orang itu kita curigai sebagai pelakunya,” katanya kepada Sumut Pos.

Kompol Andry pun menduga, nama Andi dan Leni bukan nama sebenarnya. “Kemungkinan besar itu nama samaran,” tuturnya.

Menurut Andry, Andi memiliki ciri-ciri berperawakan tinggi dan berwajah tampan. “Orangnya parlente,” bebernya.
Sayangnya Kompol Andry enggan menjelaskan ciri-ciri Leni. Kompol Andry juga belum bersedia mengungkapkan, apakah kedua orang yang dicurigai tersebut memiliki kedekatan hubungan dengan korban Sri Wahyuni Simangunsong. Soal upaya pencarian yang telah dan akan dilakukan Andry menjawab, tim gabungan baik dari Polda Sumut dan Polresta Medan akan menelusuri tempat yang dicurigai menjadi persembunyian kedua orang tersebut. “Pelaku kita perkirakan masih di kota ini (Medan, Red),” cetusnya.

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Satro yang ditanyai terkait ciri-ciri Andi dan Leni, tidak memberikan pernyataan tegas. “Semua info yang ada kita terima, dan itu akan diuji. Paling tidak sudah ada titik terang dalam kasus ini. Penyelidikan itu kan sulit,” tukasnya.

Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga yakin, pelaku pembunuh Sri Wahyuni dapat diketahui dari hasil penyelidikan temuan mobil milik korban. “Saya enggak banyak kemungkinan dan berandai-andai, tapi masih diupayakan untuk diungkap, karena anggota masih tetap kerja mengejar pelaku,” terangnya.

Dari penemuan mobil milik korban, lanjut Tagam, penyidik telah memeriksa dua warga yang menemukan mobil tersebut. “Jadi sudah 14 saksi yang diperiksa. Masih mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan dari saksi lagi,” ujarnya.

Sedangkan Kriminolog dari Fakultas Hukum UMSU Nursarini Simatupang menilai penyidik Polresta Medan sangat lambat menangani kasus penganiayaan dan pembunuhan Sri Wahyuni ini. “Saya melihatnya polisi sangat lambat mengungkap kasus ini. Bukannya pihak kepolisian sudah sering mengungkap kasus seperti ini,” ujarnya

Dari kaca mata Nursani, selain ingin menguasai harta korban berupa uang di ATM dan BlackBerry, kemungkinan ada motif sakit hati atau motif lainnya. “Nah, (motif) yang lain itu tugas polisi mengungkap secepatnya. Saya yakin polisi mampu secepatnya mengungkap kasus ini,” tandasnya. (ari/mag-7)