26 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 14893

Wali Kota Diminta Lantik Dirut PD Pasar

MEDAN- Ketua DPRD Kota Medan Amiruddin mendesak Wali Kota Medan Rahudman Harahap segera melantik Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (PD) Pasar yang definitif. Dia khawatir, jika kekosongan jabatan ini dibiarkan berlarut-larut dapat mempengaruhi kinerja manajemen PD Pasar secara keseluruhan.

“Kekosongan jabatan ini jangan dibiarkan terlalu lama, harus segera diisi oleh pejabat baru agar managementnya berjalan dengan baik,” kata Amiruddin kepada wartawan koran ini, Senin (8/8). Diharapkannya, dengan dilantiknya Dirut PD Pasar yang baru, dapat membawa angin segar untuk menghidupkan kembali citra BUMD. “Apalagi ini menjelang bulan Ramadan, Dirut PD Pasar harus bisa membahagiakan seluruh karyawan dengan memberikan THR atau bingkisan lebaran,” ungkapnya.

Saat hal ini dikonfirmasi kepada Sekda Kota Medan Syaiful Bahri, dia mengaku belum mengetahui kapan Dirut PD Pasar akan dilantik. “Untuk pelantikan masih dalam proses, itu semua tergantung keputusan Wali Kota Medan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Syaiful Bahri yang juga menjabat Plt Dirut PD Pasar mengungkapkan, saat ini kondisi manajemen PD Pasar sudah mulai membaik. Sejumlah permasalahan internal yang terjadi, secara berlahan sudah mulai terselesaikan.
“Untuk kondisi manajemennya sudah lumayan, demikian juga untuk kendala yang terjadi selama ini juga sudah membaik,” ujar Syaiful.

Dikatakannya, semangat kerja karyawan dan pencapaian target juga mulai tumbuh. “Dengan begitu, saya akan membagikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada seluruh karyawan PD Pasar sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku,” ucapnya.

Untuk pengelolaan, lanjut Sayiful, dia akan meninjau seluruh kebijakan yang dikeluarkan oleh Walikota Medan. “Kebijakan yang dilakukan agar seluruh pedagang dan pembeli betah untuk melakukan transaksi di pasar. Dengan begitu, kita tetap membenahi pasar agar tetap bersih,” cetusnya.

Sedangkan mengenai keluhan pedagang yang masih diberatkan dengan berbagai kutipan di luar retribusi resmi, Syaiful meminta kepada para pedagang untuk segera melaporkannya. “Laporkan saja langsung ke Direktur Operasi di PD Pasar bila ada pengutipan di luar retribusi yang resmi,” ungkapnya.(adl)

Warga Dituduh Lakukan Perusakan

Manajemen Nanyang Melapor ke Polsek Medan Baru

MEDAN- Manajemen Nanyang International School melaporkan seorang warga Jalan Tomat berinisial RP ke Polsek Medan Baru. Pasalnya, RP diduga telah melakukan perusakan saat mereka menggelar aksi di depan sekolah tersebut.
“Seorang warga kami berinisial RP dilaporkan ke Polsek Medan Baru. Namanya sengaja kami inisialkan, karena takut orangtuanya yang sudah uzur mengetahui masalah ini,” ujar Pelita, perwakilan warga Jalan Tomat, Kecamatan Medan Baru, saat dikonfirmasi wartawan koran ini, Senin (8/8).

Dikatakannya, pihak Nanyang melaporkan RP karena telah merusak kawat pagar sekolah tersebut hingga putus. Namun, sampai saat ini warga dan manajemen Nanyang masih akan menyelesaikan masalah ini secara musyawarah di Polsek Medan Baru serta akan dilakukan pemeriksaan terhadap RP sebagai saksi. “Yang dilaporkan belum menjadi tersangka, masih menjadi saksi,” ucapnya lagi.

Sementara, RP yang menghubungi wartawan koran ini melalui ponselnya meminta agar diliput saat diperiksan menjadi saksi di Polsek Medan Baru. “Tolong lah bang datang untuk melihat pemeriksaan saya sebagai saksi di Polsek Medan Baru, karena warga sudah dilaporkan oleh Nanyang karena dituduh melakukan pengrusakan,” kata RP melalui ponselnya.

Ditambahkannya, warga juga heran terhadap kinerja Polsek Medan Baru yang tidak menyikapi laporan warga yang terlebih dahulu ke Polsek Medan Baru. “Laporan warga sampai saat ini, belum ada ditindaklanjuti. Sedangkan laporan Nanyang terhadap warga langsung ditanggapi. Kami heran juga dengan hukum di negara ini,” ungkapnya.

Kapolsek Medan Baru AKP Doni Alexander yang dikonfirmasi tadi malam membenarkan pemeriksaan warga Jalan Tomat tersebut. “Pemeriksaannya masih sebatas saksi saja. Selain itu, kita juga melakukan pemeriksaan terhadap dokumentasi yang ada di lokasi. Kita tetap menerima semua laporan, karena itu merupakan tugas Polri,” ucap Doni.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Medan Muslim Maksum mengatakan kalau Nanyang harus objektif. Pasalnya, sumber masalah antara warga dengan Nanyang adalah bangunan sekolah Nanyang yang menyalahi perizinan.

“Saya sangat kecewa dengan Nanyang. Sudah mereka yang membuat masalah, kok dia pula yang membuat pengaduan. Dengan begitu, Pemko Medan harus bisa menyelesaikan masalah ini jangan sampai permasalahan ini semakin panjang,” tegasnya.

Sedangkan anggota Komisi A DPRD Medan, Parlindungan Sipahutar mengharapkan kepada pihak kepolisian jangan memihak kepada siapapun. Pasalnya, laporan warga ke polisi karena mereka resah dengan proyek pembangunan gedung sekolah tersebut.

“Polisi juga harus menanggapi laporan warga. Polisi harus berlaku adil jangan pilih kasih, penegakan hukum jangan sepihak saja karena ini inti yang akan dibangun,” bebernya.(adl)

Siswa Harus Kenal Budaya Lokal

Siswa harus lebih mengenal budaya lokal yang ada di daerahnya masing-masing demi tetap menjaga kelestarian aneka budaya tradisional bangsa. Nah, apa yang harus dilakukan pemerintah serta seluruh elemen masyarakatn
dalam mewujudkan hal ini? Berikut wawancara wartawan koran ini Rahmat Sazaly dengan Kepala Disdik Sumut Syaiful Syafri, Senin (8/8).

Seberapa penting siswa mempelajari budaya lokal?
Budaya lokal banyak mengandung kearifan lokal yang dapat memfilter generasi muda dari pengaruh buruk budaya global yang notabene saat ini semakin sulit untuk dibendung. Artinya, dengan lebih mengenal budaya lokal, siswa akan lebih banyak mengetahui kebesaran bangsanya sendiri.

Dengan apa kita bisa mengimplementasikan hal tersebut?
Untuk itulah, Disdik Sumut telah mengambil inisiatif untuk menerbitkan buku muatan lokal dengan tujuan agar siswa SD sampai SMA mengenal dan memahami keadaan sosial, budaya, sejarah dan geografis di lingkungan terdekat siswa.

Bisa Anda jabarkan siapa saja yang menghasilkan buku ini, sehingga bisa memberikan manfaat yang maksimal?
Buku muatan lokal ini disusun oleh berbagai ahli sesuai bidangnya masing-masing seperti tim perumus kurikulum, penulis dari akademisi, praktisi, budayawan dan sejarawan dari berbagai perguruan tinggi di Sumut.
Jumlah tim pembuat buku tersebut sebanyak 33 orang yang berasal dari USU, Unimed, UMSU, IAIN, USI, Pers, Polda, Ekosistem Danau Toba, Museum Sumut dan sebagainya. Dan ada 31 judul buku muatan lokal yang sudah selesai disusun.

Selain untuk menambah pengetahuan siswa tentang kearifan lokal, dapatkah buku ini dimanfaatkan untuk yang lain?
Buku ini memang tidak harus menjadi bahan ajar, namun juga bisa digunakan sebagai suplemen dalam pembelajaran dan sebagai bahan perpustakaan.

Buku muatan lokal yang menjadi suplemen dalam pelajaran nasional yakni riwayat hidup dan perjuangan tujuh pahlawan nasional asal Sumut, sejarah kesultanan dan budaya etnik-etnik di Sumut, penyebaran dan pengaruh Islam, Kristen dan Hindu-Budha di Sumut, seni budaya Sumut, sosiologi-ekonomi dan ekosistem Danau Toba.

Sedangkan buku muatan lokal yang berdiri sendiri yakni Situs-situs Sejarah di Sumut, Tertib Berlalu Lintas, Budi Pekerti Berbasis Budaya, Budi Pekerti Berbasis Agama, Matematika dan IPA Berbasis Budaya Lokal serta ditambah dengan buku pengembangan diri untuk SD, SMP dan SMA yaitu Lingkungan Sekolah Sehat dan Wisata.

Kapan rencananya, buku-buku ini mulai disalurkan?
Buku muatan lokal ini akan efektif digunakan di seluruh sekolah-sekolah yang ada di Sumut pada September 2011 ini, setelah libur Ramadan dan Idul Fitri.
Buku sebanyak 31 judul tersebut saat ini sudah siap dicetak mencapai 50 persen dan diperkirakan seluruhnya siap dicetak secepatnya, sehingga pada waktu efektif belajar nanti sudah bisa digunakan. (*)

Beli Bukaan, Dilempar Mercon

Petasan ambil korban lagi. Kali ini korbannya Desi Novita (15), pelajar SMP Negeri II. Akibat ulah pemuda jahil, lengan kiri Novita melepuh akibat terkena percikan petasan.

Ceritanya, sore itu Novita bersama tantenya Zilaikha Rizki Novita Putri (17) dengan menggunakan sepeda motor Mio warna hitam. Mereka berencana membeli sopn buah ke Jalan Marindal Ujung untuk minuman berbuka puasa. Belum lagi sampai membeli sop buah, sejumlah pemuda yang jahil melempari Novita dengan petasan yang berdaya ledak cukup tinggi.

Akibatnya, Novita dan Putri terjatuh dari sepeda motornya karena kehilangan kendali. Tidak hanya Novita, Putri juga mengalami luka bakar di lengan. Bahkan, stang sepeda motor yang mereka kendarai bengkok akibat terjatuh.
Kesal melihat pemuda yang memegang petasan, Putri sempat memanggil seorang pemuda yang terlihat melemparkan petasan tersebut kearah mereka. Bukannya ditanggapi ataupun mendapat pertolongan, para pemuda jahil tesebut malah menertawai mereka.

Dona (32), orangtua Novita yang tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu lantas mendatangai tempat tinggal seorang pelaku yang terlihat melemparkan petasan kepada putrinya. Pemuda tersebut belakangan diketahui bernama Abang (16), warga Jalan Besar Delitua Gang Seroja, Kelurahan Kedai Durian, Medan Johor.

Karena dinilai tak memiliki itikad baik, Dona bersama anaknya membuat laporan ke Polsekta Delitua, Minggu (7/8) siang pukul 12.30 WIB. “Mereka nggak ada itikat baik, padahal aku cuma mau perobatan Novita ditanggung sampai sembuh total. Ya, kulaporkan sajalah sekalian,” ujar Dona kesal.(mag-1/smg)

Lokasi Ngabuburit Alternatif

MEDAN- Warga Medan yang ingin mencari lokasi santai untuk berbuka puasa tidak perlu bingung lagi. Pasalnya, sudah ada lokasi ngabuburit yang ada di Kota Medan, yakni Ramadhan Fair  di samping Masjid Raya Medann
Ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, artinya menunggu saat berbuka puasa. Aktivitas ini dilakukan saat umat Muslim melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadan, karena kegiatan ini memang tujuannya agar tidak bosan menunggu waktu buka puasa.

Untuk itu, banyak kegiatan yang bisa dilakukan sebagai pengisi waktu di sore hari alias ngabuburit di Ramadhan Fair. Salah satunya misalnya, program tausyiah yang bertujuan agar pengunjung mendapat tambahan ilmu keagamaan.
Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati hidangan yang disediakan stan UKM yang juga dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Stan-stan tersebut juga menjual beragam pernak-pernik nuansa Islam serta pakaian muslim untuk pria dan wanita.

“Asyik juga ngabuburit di Ramadhan Fair, karena tidak selamanya harus di tempat mahal dan serba mewah. Rasanya nyaman dan penuh rasa kekeluargaan. Di sini semua jenis kuliner ada. Kita tinggal pesan saja,” kata Dika, seorang pengunjung Ramadhan Fair, kemarin sore.

Dikatakan Dika, Ramadhan Fair diharapkan menjadi tradisi setiap tahunnya dan menjadi ciri khas bagi Kota Medan dalam memeriahkan Bulan Suci Ramadan. “Tak sekadar menyajikan aneka ragam makanan dan minuman untuk berbuka, tetapi juga menjadi lokasi obyek wisata yang religius,” tambahnya.(adl)

Ipda Megawaty dan Pihak TVI Ekspres Segera Diperiksa

MEDAN- Dalam waktu dekat, Polda Sumut akan memanggil Panit Lantas Polsek Percut Sei Tuan Ipda Megawaty dan pihak PT TVI Ekspress guna dimintai keterangan. Pemeriksaan ini dilakukan, terkait dugaan penipuan yang dilaporkan belasan member TVI Ekspress beberapa waktu lalu.

“TV1 Ekspres akan segera kita panggil, untuk dimintai keterangan. Apakah benar ada kemungkinan penggandaan uang atau tidak. Begitu pula dengan Ipda Megawaty, juga akan kita panggil setelah sebelumnya penyidik memintai keterangan saksi-saksi,” ungkap Kabid Humas Polda Sumut Raden Heru Prakoso di Mapolda Sumut, Senin (8/9).

Dijelaskannya, sejauh ini telah ada 8 orang yang diperiksa sebagai saksi. Jika dari 8 saksi tersebut, kesemuanya menguatkan maka bukan tidak mungkin akan dilakukan penahanan terhadap Ipda Megawaty.
“Kita tidak peduli dia (Ipda Megawaty, red) personel polisi atau tidak. Kalau bersalah akan kita panggil dan kita periksa. Bila perlu ditahan, maka akan dilakukan penahanan dengan catatan dugaan tersebut kuat,” tegas mantan Wadir Lantas Polda Sumut ini.

Diketahui, Ipda Megawaty dilaporkan belasan nasabah TVI Ekspres ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumut, Selasa (26/7) lalu, dengan bukti laporan No.STPL/494/VII/2011/SPK Poldasu, tertanggal 26 Juli 2011. Dalam laporan itu, disinyalir Ipda Megawaty melakukan penipuan tersebut dengan modus mengajak kerja sama bisnis, dengan keuntungan yang berlipat ganda di perusahaan TVI Ekspres.(ari)

Copot Kepala Jembatan Timbang Tanjung Morawa II

MEDAN- Belasan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Pembaharuan (AMPP) mendesak Plt Gubsu untuk mencopot Kepala Jembatan Timbang Tanjung Morawa II. Pasalnya, pihak jembatan timbang Tanjung Morawa II kerap melakukan pungli terhadap supir.

“Kita menduga pihak Timbangan Tanjungmorawa II telah melakukan kutipan liar terhadap supir,” ungkap koordinator aksi Rahmad Hidayat di depan kantor DPRD Sumut, Senin (8/8).

Dalam aksi itu, massa membakar replika kotak suara pemilihan umum sebagai bukti kekecewaan mereka terhadap DPRD Sumut. Pasalnya, berbagai tuntutan dan aspirasi yang mereka suarakan tak kunjung ditindaklanjuti.
“Kami minta DPRD Sumut untuk meninjau ulang dan bila perlu mencabut Perda No 14 Tahun 2007 tentang Pengendalian Kelebihan Muatan Angkutan Barang. Karena Perda tersebut tak sesuai dengan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah,” tegas Rahmad.

Selain itu, massa juga meminta kepada Plt Gubsu untuk mencopot Kepala Dinas Bina Marga Sumut. AMPP juga meminta BPK-RI dan Kejaksaan Tinggi Sumut untuk melakukan audit dan pemeriksaan pembangunan rel kereta api Medan-Binjai. Dalam perencanaan tersebut, dialokasikan dana sekitar Rp2 miliar Tahun Anggaran 2009.
AMPP juga mendesak Kejaksaan tinggi Sumut agar mengusut tuntas penggunaan dana peningkatan dan pembangunan tubuh jalan kereta api Lintas Besitang-Watas Langkat sekitar Rp20 miliar. (saz)

Komisi B DPRDSU Minta Bakorluh Dibubarkan

MEDAN- Komisi B DPRD Kota Medan meminta agar Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumut dibubarkan. Pasalnya, Bakorluh ini dinilai hanya menghabiskan anggaran, tanpa menunjukkan kinerja yang maksimal.

“Jika Bakorluh ini hanya untuk koordinasi tanpa melakukan sesuatu yang ril terhadap masyarakat, lebih baik badan ini dibubarkan saja,” kata anggota Komisi B DPRD Sumut Layari Sinukaban dalam rapat dengar pendapat rapat dengan Bakorluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumut yang dipimpin Ketua Komisi B DPRD Sumut Bustami HS dan dihadiri Kepala Bakorluh Pulung Hutabarat di gedung dewan, Senin (8/8).

Dalam rapat dengar pendapat tersebut, Bakorluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumut sedikitpun tak dapat menyampaikan hasil kerjanya selama ini. Hal ini memicu kekecewaan anggota Komisi B yang hadir.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut Guntur Manurung menyesalkan sajian ekspos yang menurutnya tak layak untuk dibawakan dalam rapat. “Soalnya, dalam bahan ekspos tertera hanya berupa serapan anggaran yang tidak dirinci dengan detail. Tidak layak ini sebenarnya,” ujar Guntur.(saz)

Bandar Sabu-sabu Diamankan

MEDAN- Satauan Narkoba Polresta Medan meringkus M Syukur Mukhtar (28), warga Jalan Durung, Kelurahan Sidorejo, Medan Tembung, yang diduga sebagai bandar narkoba jenis sabu-sabu. Tersangka diamankan di kawasan Komplek Veteran Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Kamis (4/8) lalu.

Kasat Narkoba Polresta Medan Kompol Juli Agung Pranomo mengungkapkan, penangkapan M Syukur Mukhtar ini berkat pengembangan yang dilakukan setelah seorang pemakai sabu-sabu berinisial AB diringkus. “Dari AB lah kita coba kembangkan. Ternyata bandar sabu-sabu ini merupakan target operasi kita. Kita mengenalinya ketika tersangka AB melakukan transaksi dengan tersangka, kita lihat tangan kirinya cacat seperti ciri-ciri target yang kita cari selama ini,” ugkap Juli Agung Pramono, Senin (8/8) sore pukul 17.00 WIB.

Juli Agung juga mengungkapkan, dari tangan tersangka pihaknya mengamankan sabu-sabu kualitas nomor 1 di pasaran Kota Medan seberat 123 gram. Selain itu, polisi juga menyita satu helm warna hitam, satu unit sepeda motor dan satu unit handphone. (mag-7)

Kapolda Curiga Oknum Polisi Terlibat

Keluarkan Instruksi Pemeriksaan Internal Provost

MEDAN-Pelaku perampokan dan pembunuhan Wahyuni Simangunsong, funding officer (FO) Bank BRI Cabang S Parman masih belum ditemukan. Meski demikian, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Heru Prakoso mengeluarkan instruksi pemeriksaan internal.

Pemeriksaan dilakukan Provost dan Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumut. Hal ini dilakukan berkaitan dengan dugaan keterlibatan oknum polisi dalam peristiwa berdarah tersebut, sebab peristiwa itu berawal dari penilangan oleh polisi pada saat razia.

Heru Prakoso menambahkan, instruksi Kapolda tersebut telah disampaikan kepada seluruh jajaran dan Satuan Kerja (Satker) Polda Sumut untuk ditindaklanjuti.
“Kapolda menginstruksikan kepada Provost Propam untuk lakukan razia dan pengawasan serta pemeriksaan kartu anggota atau pun surat perintah terhadap anggota di lapangan,” ungkapnya.

Instruksi itu juga berlaku bagi Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut dan seluruh jajaran.
Dia mengatakan, penyelidikan terhadap polisi gadungan atau kemungkinan terlibatnya oknum polisi, harus tuntas dilakukan. Dalam hal ini, laporan masyarakat, terkait tindakan oknum polisi gadungan harus direspon segera. “Ini dilakukan secara tertutup. Serse diperintahkan selidiki polisi gadungan,” ujarnya.

Masyarakat juga diminta untuk aktif dan berani jika melihat kecurigaan dan keanehan terhadap polisi yang melakukan razia di jalanan. “Kalau masyarakat curiga, tanyakan kartu anggota atau surat perintah tugasnya. Kalau tidak ada, laporkan ke kantor polisi atau tinggalkan lokasi itu,” tandasnya.

Dalam perkembangan kasus ini, penyidik Kepolisian Resort Kota (Polresta) Medan telah memeriksa 12 saksi. Kendati demikian, polisi belum menemukan orang yang mengarah kepada penetapan tersangka.

Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga yang dikonfirmasi via seluler, Minggu (7/8) sore menegaskan kalau pihaknya telah membentuk lima tim dalam upaya membongkar dan menuntaskan kasus dugaan pembunuhan dan perampokan ini.

“Sudah 12 orang kita periksa, tapi memang belum ada yang kita tetapkan sebagai tersangka. Kita akan berkoordinasi dengan jajaran kepolisian lainnya,” ungkapnya.

Tak hanya bekerja sendiri, penyidik Polresta Medan menggandeng petugas dari Polres Samosir, Tanah Karo, dan Polda Sumut. Penyelidikan diawali di lokasi tempat jenazah korban ditemukan di Tele, Samosir.
Sementara itu, Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polresta Medan AKP Yoris Marzuki, yang juga dikonfirmasi, Minggu (7/8) sore menyatakan, hingga saat ini Polresta Medan belum menemui titik terang untuk mengungkap siapa pelaku perampok dam pembunuh mantan teller BRI Syariah Cabang S Parman Medan ini. “ Tapi kita masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus Wahyuni,” katanya.

Pihaknya akan kembali melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang mungkin mengetahui atau sempat berhubungan sebelum korban menghilang pada Senin (1/8) lalu. “Saksi-saksi yang sudah kita mintai keterangan, masih seputar ruang lingkup pekerjaan korban. Kita akan memeriksa saksi lain, baik itu dari keluarga maupun teman-teman korban lainnya,” paparnya.

Yoris mengakui, kasus pembunuhan seperti yang dialami Wahyuni merupakan pertama kali di Medan. Pihaknya tidak pernah mendapat laporan, ada korban yang seluruh wajahnya ditutup dengan lakban. “Tapi kita terus melakukan penyelidikan atas kasus ini,” tegasnya.

Kasubdit II/Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut, Kompol Andry Setiawan menuturkan, dalam pengungkapan kasus ini, pihaknya dilibatkan untuk bergabung dengan Polresta Medan, Polres Samosir dan Polres Tanah Karo. “Ada 15 orang yang kita turunkan untuk ungkap kasus ini,” ujarnya.
Ditambahkannya, pengungkapan kasus tersebut termasuk pula terhadap pengejaran pelaku pembunuhan. Saat ini, masih terus mendalami keterangan saksi-saksi di lingkup tetangga korban, teman korban dan sebagainya. “Ya pengejaran masih di Medan juga. Dan kita terus mengintensifkan dalam mengumpulkan keterangan dan sebagainya. Segala kemungkinan bisa saja, misalnya masalah percintaan dan sebagainya,” ungkap Andry singkat.

Peristiwa yang menggemparkan warga Kota Medan tersebut terjadi Jumat petang (5/8) lalu. Wahyuni ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan  di bawah jembatan kawasan Tele, Kabupaten Samosir. Sebelum ditemukan tewas, wanita berusia 26 tahun, yang tinggal Komplek Waikiki Blok E VIII No 13 Sunggal ini dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak  Senin pada 1 Agustus yang lalu.

Namun setelah 4 hari lamanya,  Karyawati BRI Syariah itu tak kunjung pulang. Kasat Reskrim Polresta Medan Yorris Marzuki mengatakan, ketika Wahyuni ingin pulang kerja, mobil jenis Toyota Innova hitam berplat polisi BK 1356 JH yang dipakai korban saat pulang kerja,  sampai sekarang juga belum ditemukan.

Sementara itu sejak Wahyuni alias Ayu menghilang, entah kemana uang Karyawati BRI cabang S Parman bagian teller ini terus berkurang dari rekeningnya selama lima hari.Karena uang milik almarhum terus berkurang maka pihak keluarga langsung memblokir rekening milik perempuan berparas cantik berjilbab ini.

“Uang Wahyuni yang berada di rekening setiap harinya sejak Selasa (2/8) hingga Kamis (4/8) berkurang hingga Rp 5 Juta. Karena curiga lalu rekeningnya pun kami blokir pada Jumat lalu ,ujar orang tua korban Rusdianto Simangunsong pada wartawan Minggu (6/8).Dia juga menambahkan, Wahyuni anak ke empat dari lima bersaudara ini adalah perempuan yang ramah. “Dia itu sudah kerja selama dua tahun di Bank BRI Syariah Jalan S. Parman Medan. Dia menghilangnya pulang kerja, Senin sore dan sudah dilaporkan ke polisi. Kami tidak menyangka Wahyuni meninggal dengan kondisi begitu,” tukas pria dengan berbaju putih dan menggunakan kopiah putih.

Wahyuni ditemukan sudah meninggal di bawah jembatan Bintongar Tele, Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Setelah dilakukan otopsi di RSU Pirngadi Medan, Sabtu (6/8) Jalan Binjai Km 10 Gang Dame Kecamatan Sunggal Deli Serdang No C2, dirumah kediaman pamannya.(ari/rud)