28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 14898

Dana Hibah tak Rasional Dievaluasi

Biro Binsos Perketat Penyaluran Bantuan

MEDAN- Guna meminimalisir terjadinya penyelewengan bantuan dana hibah, Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial (Binsos) Setdaprovsu melakukan evaluasi terhadap seluruh bantuan hibah yang nilainya tak rasional, kendatipun bantuan tersebut telah dianggarkan dalam APBD Sumut 2011.

Penegasan ini disampaikan Kabiro Binsos Setdaprovsu Sakhira Zandi kepada wartawan, Sabtu (6/8)n
Menurut Sakhira Zandi, secara umum dana hibah baru sedikit yang disalurkan. “Selebihnya, saat ini sedang kita evaluasi secara cermat sebelum diluncurkan, karena terindikasi ada sejumlah bantuan hibah yang masih perlu kita seleksi besaran dan kepatutannya termasuk beberapa aspek lainnya,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan, beberapa bantuan hibah yang tidak rasional tersebut misalnya terhadap satu yayasan pendidikan yang jumlahnya sangat signifikan mencapai Rp2,5 miliar termasuk beberapa hibah kepada pihak lainnya yang terindikasi telah berulang diberikan dalam jumlah yang perlu dipelajari kembali. “Dari sekitar Rp322 miliar dana bantuan hibah yang dianggarkan, hingga saat ini yang telah dicairkan baru sekitar Rp15 miliar atau 15 persen. Hal ini memang merupakan suatu permasalahan yang sedang kita benahi karena berkaitan dengan daya serap SKPD. Meski begitu, dalam mengejar pencapaian daya serap ini, kita tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan objektivitas, agar tidak menimbulkan permasalahan di belakang hari,” katanya lagi.

Selain adanya evaluasi dan seleksi, lanjutnya, masih rendahnya daya serap atau pencairan dana hibah ini akibat kelengkapan administrasi pihak penerima dana hibah banyak yang perlu dibenahi sesuai peraturan dan ketentuan berlaku. “Soal kelengkapan administrasi ini memang kita komit untuk tidak main-main karena ini sangat penting, terutama harus benar-benar sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumut (Pergub),” terang Sakhira.

Lebih lanjut Sakhira Zandi menegaskan, pihaknya sama sekali tidak mempersulit proses pencairan dana hibah ini, melainkan mendudukkan sesuai prosedur dan mekanisme yang berlaku. “Sepanjang administrasi lengkap dan persyaratan terpenuhi, tidak ada alasan bagi staf saya untuk tidak mencairkannya. Jadi tidak ada yang dipersulit sepanjang seluruhnya lengkap dan memenuhi ketentuan,” tegasnya.

Dia juga menegaskan komitmennya dalam memimpin biro ini bekerja secara profesional dan proporsional dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya byang berhubungan dengan dana-dana bantuan. “Jadi saya tidak mau ada transaksi-transaksi tertentu dalam pengaturan bantuan, tidak perlu ada ‘deal-deal’ dari awal ataupun semacam kesepakatan-kesepakatan tertentu. Jadi semuanya berlaku secara prosedural,” tutur Sakhira.

Evaluasi lainnya yang sedang dilakukan terhadap dana hibah, lanjutnya, yakni keterwakilan daerah. “Kita tidak ingin bantuan hibah ini hanya terkonsentrasi pada kabupaten atau kota tertentu karena Sumut terdiri dari 33 kabupaten dan kota. Ini yang kita evaluasi agar bantuan terdistribusi secara proporsional,” ujarnya lagi.

Tentang bantuan langsung atau yang sering disebut sebagai bantuan glondongan, diakuinya dalam APBD 2011 jumlahnya sangat sedikit dan menurun drastis dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini hanya dianggarkan Rp1,5 miliar dari Rp16 miliar pada tahun sebelumnya. “Dari Rp1,5 miliar bantuan langsung sudah tersalur sekitar Rp1,3 miliar atau 86 persen. Jadi sisanya sudah sangat sedikit. Ini kita harapkan mendapat tambahan pada P-APBD 2011,” ujarnya seraya mengakui bantuan sosial ini merupakan fungsi strategis karena langsung membantu masyarakat sehingga dia meminta aparatur yang terlibat dalam penyaluran hendaklah tanpa pamrih dan bekerja sungguh-sungguh jangan mengecewakan masyarakat. (saz)

H-4 Lebaran, Mobil Barang Dilarang Beroperasi

MEDAN- Untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan pada arus mudik mendatang, mobil barang diimbau n
agar tidak beroperasi pada H-4 Lembaran. Selain itu, kebijakan larangan untuk truk dengan berat 7.500 Kg ke atas menuju Berastagi, Tanah Karo, tetap diberlakukan pada Ramadan dan Lebaran.

“Kebiajakan ini diambil agar keberadaan mobil barang itu tidak memacetkan lalulintas pada arus mudik. Hal ini juga dilakukan karena keterbatasan ruas jalan yang akan digunakan masyarakat,” kata Kadis Perhubungan Pemprovsu Rajali melalui Kabid Perhubungan Darat Darwin Purba usai rapat koordinasi (Rakor) kesiapan angkutan Lebaran 2011 di Ruang Kenanga, Lantai 8, Kantor Gubsu, di Jalan Diponegoro Medan, akhir pekan lalu.

Lebih lanjut Darwin mengatakan, untuk memperlancar arus lalulintas menjelang Lebaran, Dinas Perhubungan akan menyiapkan berbagai sarana transportasi yang terdiri dari angkutan jalan, kereta api, ASDP, angkutan laut, dan angkutan udara.

Angkutan jalan terdiri dari angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dengan perincian 1.121 unit bus dan 1.712 unit mobil penumpang umum serta angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) sebanyak 1.094 unit. Kereta api yang disiapkan sebanyak 96 armada, ASDP tiga unit jurusan Sibolga-Gunung Sitoli dan 29 unit jurusan Ajibata-Tomok. Angkutan laut terdiri dari 33 armada tujuan domestik dan 10 armada tujuan luar negeri.

Sedangkan angkutan udara yang disiapkan sebanyak 47 armada yang disediakan 10 perusahaan penerbangan untuk tujuan domestik dan 18 armada yang disiapkan delapan perusahaan penerbangan untuk tujuan luar negeri.
Sementara itu, Asisten II Pemprovsu Djaili Azwar mengatakan, cukup banyak kesimpulan yang didapatkan dalam rapat koordinasi yang melibatkan Dirlantas Poldasu, Dishub dan Dinas Bina Marga Pemprovsu serta seluruh kabupaten/kota itu.

Ia mencontohkan, keharusan seluruh kabupaten/kota untuk menyiapkan posko untuk siaga memberikan bantuan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seluruh posko itu harus menyiapkan nomor kontak yang dapat dihubungi jika musibah terjadi. “Jangan ada yang buang badan, semua harus bertanggung jawab,” terangnya.
Dalam rapat itu, disepakati tentang adanya batas atas dalam penjualan tiket mudik. Contohnya tiket pesawat garuda untuk kelas ekenomi yang memiliki batas atas maksimal sekitar Rp1,9 juta. Jika melebihi itu, berarti tiket yang dijual calo.

Rapat juga memerintahkan Dinas Bina Marga, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk menyiagakan alat-alat berat jika terjadi musibah seperti longsor atau banjir terjadi. Sedangkan untuk Dishub, diperintahkan untuk menyiapkan jalur-jalur alternatif jika terjadi kemacetan lalulintas yang cukup parah di ruas jalan utama.(saz)

Keamanan Masih Terkendali

Rabu (3/8) malam lalu, tepatnya pukul 21.30 WIB di Taman Sri Deli Jalan Masjid Raya Medan. Even tahunan terbesar yang digelar Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Ramadhan Fair dibuka secaran resmi dan dihadiri Menteri Koperasi dan UMKM Syarif Hasan serta dimeriahkan artis ibu kota Ebiet G Ade. Lantas, sejauh mana kondisi keamanan yang ada di pagelaran tersebut. Berikut petikan wawancara wartawan Harian Sumut Pos Ari Sisworo dengan Kepala Kepolisian Sektor Kota (Kapolsekta) Medan Kota Kompol M Hari Sandy Sinurat SIk.

Secara umum, bagaimana kondisi keamanan di lokasi penyelenggaraan Ramadhan  Fair kali ini?
Secara umum dan secara kasat mata, penyelenggaraan Ramadhan Fair kali ini lebih tertib, lebih nyaman dan pastinya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Menu yang ditawarkan juga bervariasi dan menggugah selera warga Medan yang hendak berbuka puasa. Dan tidak salah bila, Ramadhan Fair kali ini benar-benar menjadi ikon Kota Medan, atau spesifiknya sebagai tempat wisata religi bagi umat Muslim yang sedang berpuasa di Medan. Dari sisi keamanan, semuanya berjalan lancar. Ada beberapa kasus kecil yang terjadi, namun bisa segera teratasi dan tidak mengganggu penyelenggaraan Ramadhan Fair.

Kejadian kecil seperti apa?
Semisal terjadinya penganiayaan, namun petugas kita langsung sigap untuk menangani hal itu. Kemudian, ada kasus penipuan yang terjadi terkait masalah lapak. Dan itu segera teratasi, antara korban dan pelaku sudah mau menyelesaikan secara kekeluargaan. Sejauh ini masih aman terkendali, dan diharapkan hingga akhir penyelenggaraan Ramadhan Fair tahun ini.

Jumlah Personel yang kita turunkan?
Setiap harinya, kita menyiagakan 25 personel. Dimulai pukul 17.00 WIB hingga tutupnya Ramadhan Fair. Personel-personel itu dimobilisasi untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), seperti keributan-keributan kecil dan lain sebagainya.

Saat kapan dibutuhkan bantuan personel dari Polresta Medan?
Untuk setiap harinya, personel kita bisa menghandle keamanan di lokasi penyelenggaraan. Namun, dalam penyelenggaraan Ramadhan Fair itu ada hari-hari yang dimeriahkan dengan kehadiran artis atau sebagainya. Seperti pada pembukaan Ramadhan Fair beberapa hari lalu, serta nanti pada 25 Agustus mendatang, Ramadhan Fair akan kedatangan Band Ungu. Dengan kondisi seperti itu, diprediksi pengunjung akan membludak. Maka Polsekta Medan Kota akan berkoordinasi dengan jajaran Polresta Medan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.(*)

Walau Ramai Lokasi Tetap Bersih

Sejak dibuka secara resmi oleh Wali Kota Medan, Ramadhan Fair di Taman Sri Deli selalu ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah, baik dari Kota Medan maupun luar Medan. Walaupun pengunjung cukup ramai, panitia tetap mengutamakan kebersihan agar para pengunjung tetap merasa aman dan nyaman.

Setiap saat petugas kebersihan akan datang ke stan-stan khususnya yang menjual berbagai macam makanan dan minuman untuk mengutip sampah. Bahkan tidak jarang para pertugas kebersihan yang biasanya terdiri dari tiga orang ini juga mengambil dan menyapu sampah yang bertebaran di sekitar tempat duduk para pengunjung.

“Kita biasanya datang setiap dua atau tiga jam sekali untuk mengambil sampah, sekalian juga menyapu sampah yang ada di sekitar pengunjung,” kata Rudi, seorang petugas kebersihan.

Karena kebersihan lokasi Ramadhan Fair terjaga, para pengunjung pun mengaku betah dan nyaman berada di lokasi Ramadhan Fair. “Kita ke Ramadhan Fair kan untuk makan, kalau makanan dan tempatnya tidak bersih, kita pasti jijik dan tak betah berlama–lama di sini,” ujar Umar, seorang pengunjung.

Menurutnya, kebersihan ini merupakan hal pokok yang paling harus dijaga pada setiap even Ramadan Fair. Jadi, walau ramai pengunjung, lokasi Ramadhan Fair tetap bersih. (mag-9)

Pemilik Rumah Sahur, Maling Gagal Beraksi

Bulan Ramadan benar-benar membawa berkah bagi Zikri (40), warga Jalan Yos Sudarso Km 7 Kecamatan Medan Deli. Pasalnya, gara-gara ingin sahur, dia berhasil mengagalkan aksi Alamsyah (29), warga Jalan Aluminium Raya, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Medan Deli yang ingin mencuri di rumahnya, Minggu (7/8) dini hari, pukul 03.00 WIB.

Saat itu, Alamsyah mengendap-enadap di samping rumah Zikri. Lantas, dia pun mulai mencongkel pintu belakang rumah tersebut. Namun naas, saat melakukan aksinya, pelaku kepergok pemilik rumah yang ingin sahur. Karena aksinya diketahui pemilik rumah, Alamsyah pun melarikan diri.

Zikri yang melihat pintu belakang rumahnya sudah rusak dicongkel pelaku langsung berteriak maling. Serontak, warga sekitar yang mendengar teriakannya langsung keluar dan menangkap pelaku. Pelaku yang mencoba untuk kabur langsung dipukuli oleh warga hingga bagian mukanya babak belur. Selanjutnya, warga membawanya ke Polsek Medan Labuhan untuk diproses secara hukum oleh pihak yang berwajib. (mag-11)

Perampok Bersajam Beraksi di KIM II

LABUHAN- Tommy Syaputra (25) warga Pulau Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Barat, dirampok pria bersenjata tajam saat pergi kerja di Kawasan KIM II, Minggu (7/8). Akibatnya, pria keturunan Tionghoa ini ditikam pelaku yang membawa kabur sepeda motor Supra BK 3330 GS milik korban.

Kejadian tersebut bermula saat Tommy mengendarai sepeda motornya menuju KIM II. Dalam perjalanan, dua kawanan perampok yang mengendarai sepeda motor Vega dilengkapi senjata tajam dengan ciri-ciri berbadan tegap dan memakai jaket, tiba-tiba menghadangnya.

Pelaku langsung mengancam dan mengarahkan pisau ke bagian pinggang Tommy. Korban mencoba melakukan perlawanan. Akibatnya, jari tangan Tommy terluka kena sabetan pisau.

Karena nyawanya terancam, Tommy menyelamatkan diri dan meninggalkan sepeda motornya. Dengan kondisi tangan kanan berlumuran darah, Tommy ditolong seorang Satpam.

Selanjutnya mereka mendatangi kembali lokasi perampokan tersebut, namun kawanan perampok tersebut sudah membawa kabur bersama sepeda motornya. Kemudian, kejadian yang dialaminya di laporkan ke Polsek Medan Labuhan. (mag-11)

GCC: TVI Ekspress Bukan Money Game

Kapolsek Percut: Penyidikan Ipda Megawaty Serahkan ke Poldasu

MEDAN- Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Percut Sei Tuan Kompol Maringan Simanjuntak menyerahkan sepenuhnya proses hukum terhadap anggotanya, Panit Lantas Polsek Percut Sei Tuan Ipda Megawaty yang disinyalir melakukan penipuan terhadap belasan nasabah dengan modus Multi Level Marketing (MLM) TV1 Ekspres kepada Polda Sumut.

“Saya tidak bisa mengomentari itu, karena masalahnya terlepas dari tugas yang bersangkutan. Dan laporannya ada di Polda Sumut. Jadi, kita serahkan semua proses penyidikannya ke Polda Sumut,” tegas Kompol Maringan Simanjuntak ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Minggu (7/8).

Sementara Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Muslim Muis SH yang dimintai pendapatnya mengenai masalah ini menegaskan, Ipda Megawaty harus segera diperiksa dan bila perlu ditahan jika dugaan sebagai pelaku penipuan kuat terhadapnya. “Kalau dugaannya kuat, yang diduga pelaku itu harus segera ditangkap dan ditahan serta diproses sesuai hukum yang berlaku,” tandasnya.

Dalam kasus ini, lanjutnya, proses penyidikan atau proses pidana terhadap Ipda Megawaty telah bertentangan dengan Pasal 6 huruf J serta Peraturan Pemerintah (PP) No 2/2003 tentang displin dan kode etik kepolisian. Dalam proses pemeriksaannya, Ipda Megawaty bisa dikenakan PP No 3/2003 tentang mekanisme peradilan pidana anggota polisi. “Dalam kasus ini pasal yang disangkakan adalah Pasal 372.378 KUHP tentang penipuan, dengan hokuman kurungan selama 4 tahun,” terangnya.

Diketahui, Ipda Megawaty dilaporkan belasan nasabah TVI Ekspres ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Sumut, Selasa (26/7) lalu, dengan bukti lapor No.STPL/494/VII/2011/SPK Poldasu tanggal 26 Juli 2011. Disinyalir, Ipda Megawaty melakukan penipuan tersebut dengan modus mengajak kerja sama bisnis, dengan keuntungan yang berlipat ganda di perusahaan TVI Ekspres.

Sementara, menanggapi isu yang berkembang belakangan ini, para member TVI Express Medan melalui Garuda Care Community (GCC) sebuah support edukasi untuk para member menegaskan, TVI Express bukanlah perusahaan money game atau penggandaan uang.

Menurut Benny Matondang, seorang leader TVI Express, saat ini banyak sekali oknum yang mengatasnamakan bisnis TVI Express dengan setor sejumlah uang tertetu dan menjanjikan, tanpa bekerja bisa dapat uang 10.000 dolar. Karenanya, bila ada yang menawarkan tanpa bekrja dapat uang segera lapor ke indonesia@tviexpress.com, sebutkan namanya: usernamenya, agar perusahaan TVI Express Indonesia bisa bertindak sesuai dengan Kode Etik perusahaan lanjut Benny Matondang, seorang leader TVI Express akhir pekan lalu dalam temu pers dengan wartawan.

Disebutkannya, GCC dan leader-leader TVI Expres di Medan, sangat setuju dan mendukung aparat kepolisian untuk menindak secara hukum terhadap oknum-oknum yang melakukan praktek money game dengan mengatasnamakan TVI Express. “Kami mengharapkan media massa dapat terus mengikuti dan melaporkan sesuai dengan kebenaran kepada masyarakat hasil pemeriksaan dari pihak ber wenang terhadap tersangka yang sebenarnya bukanlah Pimpinan (Bos) TVI Express namun telah melakukan praktek money game dengan mengatas namakan TVI Express,” katanya.

Untuk mendalami dan memahami tentang TVI Express, lanjutnya, masyarakat bisa mengikuti pertemuan, seminar dan pelatihan yang selalu dilakukan GCC secara periodik (mingguan dan bulanan). Untuk melihat jadwal pertemuan TVI Express Internatinal di seluruh dunia dapat dilihat di http://www.tviexpress.com/events.php.

Bagi masyarakat yang ingin memahami TVI Express lebih detil bisa datang lansung di Wadah GCC yang berlokasi di Ringroad Setiabudi Jalan Gagak Hitam No 40 Medan. Pada kesempatan itu, Benny juga mengatakan, GCC akan mengadakan acara buka puasa bersama sekaligus pemaparan TVI Expres hari ini, Senin (8/8) di Wong Solo Jalan Gajah Mada No 80 M Medan. Bagi masyarakat yang ingin memahami TVI Express bisa langsung datang ke tempat acara atau mendaftar pada Bapak Suriono (0812 6573 117), Bapk Puta (0852 6142 3495), Bapak Taber (0852 7063 5333), dan Bapak Sitinjak (0852 6281 0290). (ari)

Papan Reklame di Jalan AR Hakim Tumbang

MEDAN- Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Medan pada Sabtu (6/8) malam, mengakibatkan papan reklame di Jalan AR Hakim, tepatnya di simpang Jalan Halat/Megawati, tumbang. Akibatnya, arus lalulintas di kawasan tersebut macet hingga 500 meter.

Menurut Rudi (25), warga Jalan AR Hakim, Kelurahan Tegal Sari II, Medan Area, tumbangnya papan reklame tersebut karena dihantam angin kencang saat hujan deras mengguyur kawasan itu. “Saat itu saya sedang melintas tak jauh dari simpang Jalan AR Hakim dan Jalan Halat itu. Tiba-tiba terdengar suara benda berat terjatuh. Ternyata, papan reklame tumbang. Untungnya tak menimpa pengendara yang melintas di sana,” ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan warga lainnya, Anto. “Akibat angin kencang dan hujan deras, reklame produk rokok yang berdiri di pembatas jalan tepat di simpang AR Hakim dan Jalan Halat jatuh menimpa pohon yang berada di pinggir jalan itu,” bebernya.

Untungnya, kata Anto, saat papan reklame itu tumbang, tidak ada pengguna jalan yang melintas di bawah papan reklame tersebut. “Untungnya pas hujan deras, jalanan lengang, sehingga tidak mengenai masyarakat yang sedang melintas,” ungkapnya.(mag-7)

Mau Beli Sepeda Motor hingga Suruh Baca Al Quran

Tangisan keluarga tidak terbendung saat menerima kedatangan jenazah Wahyuni. Setelah disalatkan, jenazah kemudian dimakamkan sekitar pukul 14.30 WIB di pemakaman Muslim Gang Damai, Kampung Lalang, Sunggal, tidak begitu jauh dari rumah duka.

Ratusan pelayat termasuk rekan kerja Wahyuni berdatangan ke rumah duka yang berlokasi di Jalan Medan-Binjai, Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Jenazah Wahyuni tiba di kediamannya setelah diotopsi sekitar pukul 13.00 WIB. Jenazah Wahyuni langsung disemayamkan di ruang tengah sesaat setelah diturunkan dari ambulansn
Kepergian Wahyuni Simangunsong memang menyisakan duka mendalam bagi keluarga, sahabat dan para kerabat. Apalagi kepergian Wahyuni sangat tragis. Selain itu keluarga juga mengaku tidak merasakan adanya firasat buruk apapun sebelum kepergiannya menghadap Allah SWT.

“Sebelumnya tak ada firasat apa-apa kalau Ayu (sapaan akrab korban) akan pergi selamanya,” ungkap ibu korban, Chainidar Lubis di rumah duka, Sabtu (6/8).

Chainidar mengaku, sebelum kehilangan kontak dengan anaknya pada hari pertama puasa Senin (1/8) lalu, Ayu sempat menghubungi sang bunda melalui telepon selulernya. Dari penuturan sang ibu, Ayu sempat menanyakan mengenai menu masakan dalam menyambut hari pertama berbuka puasa di kediaman kedua orangtuanya, mengingat Ayu selama ini bermukim di Komplek Waikiki, Blok C VIII Nomor 13, Medan Tuntungan.

“Saat itu Ayu juga sempat nanya ke saya bukaannya hari ini (Senin) apa? Lalu saya bilang ke Ayu, kalau saya masak kolak. Ayu juga sempat berbicara dengan ayahnya, (Rusdianto Simangunsong, Red) dan sempat meminta sepeda motor Honda Scoopy karena sepeda motor miliknya sudah sering rusak. Waktu itu ayahnya juga memenuhi permintaan Ayu,” ungkap Chainidar dengan derai air mata.

Chainidar juga mengatakan jika Ayu berencana mengembalikan sepeda motornya yang lama, jika ayahnya sudah membelikannya sepeda motor baru nanti. Namun Tuhan berkehendak lain. Mereka belum sempat memenuhi permintaan Ayu karena Tuhan sudah memanggilnya. Chainidar harus merelakan kepergian sang buah hati untuk selamanya.

Direktur BRI Syariah Cabang Medan Ridwan mengatakan, jika Wahyuni sempat mengajak teman kerjanya membaca tafsir Alquran secara bersama untuk mendapatkan keberkahan saat bekerja.
“Senin (1/8) lalu merupakan hari terakhirnya bersama kami, setelah itu kami semua kehilangan kontak dan tidak mengetahui keberadannya,” ungkap Ridwan.

Sehari setelah dinyatakan hilang, bilang Ridwan, seluruh teman kerja korban sering memanjatkan dia dan membaca Surah Al Fatihah untuk keselamatannya. Ridwan mengatakan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian agar pelakunya segera bisa tertangkap.

Seorang kerabat korban yang enggan namanya ditulis mengaku, Wahyuni adalah sosok yang ramah. “Kami tidak menyangka Wahyuni meninggal dengan kondisi mengenaskan,” kata pria berbaju putih dan menggunakan kopiah putih itu. (uma/jon)

Pelaku Diduga Orang Dekat

Sebelum Hilang Wahyuni Diantar Supir ke Hotel Cambridge

MEDAN- Siapa pelaku yang tega membunuh Wahyuni Ningsih Simangungsong alias Ayu (25), teller BRI Syariah Cabang Jalan S Parman (bukan Jalan Putri Hijau, Red)? Masih dalam penelusuran polisi. Tapi, keluarga yakin pelaku kenal dan dekat dengan korban. Orangtua korban, Rusdianto Simangungsong saat ditemui di rumah paman korban di Jalan Binjai Km 10 Gang Dame, Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yang baru tiba dari Kisaran mengatakan, mencurigai kalau anaknya Ayu dirampok dan dibunuh oleh orang yang dikenal korban.

“Tapi begitupun kami serahkan penyelidikan kepada aparat kepolisian. Anak saya itu mengendarai mobil Kijang Innova BK 1356 JH. Informasinya sebelum hilang dan ditemukan tewas, mobilnya dirazia oleh para pelaku berpakaian polisi,” ujar Rusdianto.

Rusdianto juga mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari pihak keluarga sebelum korban tewas, uang dalam tabungan ATM BNI senilai Rp15 juta ditarik di ATM di daerah Kabanjahe. Sementara itu pihak keluarga mengetahui kalau korban diculik oleh pelaku berdasarkan pesan yang disampaikan korban di Blackberry Mesengger (BBM) dan Twitter.

Pesan yang disampaikan korban di BBM berbunyi, “Tolong!! Aku butuh pertolongan!!”

Keluarga bisa tahu bahwa korban ditilang polisi, karena up date status korban. Bahkan korban sempat disiksa. Korban ditangkap oleh oknum yang menyaru sebagai polisi di seputaran Bandara Polonia Medan. “Kami yakin orang dekat dengan korban pelakunya karena tahu tabungan milik anak saya,” katanya.

Rusdianto mengaku kecewa dengan pihak kepolisian yang dianggap kurang respon atas pengaduan yang disampaikan pihak keluarga. “Polisi kurang tanggap. Padahal kita telah melaporkan kehilangan anak kita sejak Selasa lalu,” ungkap Rusdianto Simangunsong.

Sementara polisi belum berani berspekulasi soal pelaku. Saat ditanyai wartawan apakah pelakukan orang dekat korban, Kasat Reskrim Polresta Medan AKP Yoris  Marzuki Sik membantah.

“Dia (korban) tidak punya pacar, sudah putus tiga bulan lalu. Aduh, jangan bawa-bawa pacarnya dululah, nanti jadi gamang  penyelidikan kita,” ujar Yoris.

Yoris mengatakan, belum bisa memastikan siapa pelakunya karena masih dalam penyelidikan. Hanya saja, katanya, indikasinya korban dirampok, diculik dan dibunuh karena mobil korban dan uang korban Rp1.002.000 juga hilang.
Hingga Sabtu (6/8) siang masih belum diketahui di mana mobil Toyota Innova warna hitam BK 1356 JH tersebut. Kuat dugaan mobil ini dilarikan pelaku pembunuhan tersebut. “Sampai saat ini mobil korban masih belum ditemukan,” kata Yoris Marzuki.

Polisi masih menyelidiki bagaimana penculikan terhadap korban bisa terjadi. Sejauh ini sejumlah kerabat maupun rekan korban sudah dimintai keterangannya.

Komunikasi korban dengan temannya melalui perangkat Blackberry menjadi salah satu petunjuk yang didalami polisi.
Komunikasi terakhir korban dengan rekannya diketahui pada Senin (1/8/2011) sore. Wahyuni menyatakan dia ditilang polisi di salah satu jalan di Medan. “Kita masih menelusuri informasi ini. Apalagi ada jeda selama 45 menit, korban menyatakan dirinya disekap,” kata Yorris.

Setelah komunikasi pada Senin lalu, tidak ada informasi apapun tentang korban. Keluarga kemudian melaporkan hilangnya korban ke Polresta Medan, dan pada Jumat (5/8) ditemukan tewas mengenaskan di bawah Jembatan Bintongar,Tele, Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.

Hingga kemarin petang, polisi sudah memeriksa sepuluh orang saksi. Sepuluh saksi itu masing-masing dari keluarga korban, teman kerja, dan teman sekitar rumah korban. Belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka.
Yoris Marzuki mengatakan pihaknya hingga saat ini masih terus mengembangkan penyelidikan. Semua informasi yang diperoleh diharapkan dapat mengarah pada penangkapan terhadap pelaku.

“Sudah sepuluh orang saksi yang diperiksa, itu berasal dari keluarga dan rekan kerja korban. Nanti juga akan diperiksa saksi yang lainnya, ada beberapa saksi,” kata Yoris.

Menurut Yoris, berdasarkan keterangan para saksi tersebut, Wahyuni saat ini tidak memiliki kekasih. Wahyuni hanya memiliki mantan pacar yang tidak berdomisili di Medan.
Polisi juga sudah mengumpulkan sejumlah bukti lainnya melalui otopsi mayat korban di RSU dr Pirngadi Medan. Tapi, Yoris belum bisa memastikan apakah korban diperkosa atau tidak. “Belum bisa kita pastikan, hasil otopsi baru bisa keluar hari Senin mendatang,” beber Yoris lagi.

Rekan kerja korban Ijal mengatakan, Senin (1/8) sore sekitar pukul 16.00 WIB tepatnya sepulang kerja, Ayu sempat meminta tolong kepada salah seorang rekannya, Sofyan (supir Bank BRI Syariah yang juga temannnya) untuk diantarkan ke Cambridge.

“Saat pulang kerja dia minta tolong ke Sofyan diantarkan ke Cambridge karena dia selalu parkir di sana,” ujar pria yang akrab disapa Ijal. Setelah mengantarkan korban, kata Ijal, selanjutnya Sofyan meninggalkan korban di depan gedung dan tidak mengetahui lagi kejadian setelah itu.

Beberapa jam setelah diantarkan ke Cambridge, korban sempat menghubungi rekan kerjanya, Ani melalaui telepon seluler. Kepada Ani, korban mengabarkan kalau dirinya ditilang oleh oknum yang mengaku polisi.
Ani yang juga memiliki teman petugas kepolisian selanjutnya menghubungi teman polisinya itu.

“Oknum polisi yang menilang Ayu bahkan sempat ngomong dengan petugas kepolisian yang merupakan teman si Ani. Namun apa isi pembicaraannya tidak disinggung,” ujar teman korban lainnya yang enggan identitasnya ditulis.
Bahkan beberapa jam setelah kejadian penilangan, Ayu sempat mengirimkan pesan singkat melalaui BlackBerry Massanger (BBM) kepada teman kerjanya Tri, yang berisikan, “Aku Butuh Pertolongan.”

Hanya saja, setelah menyampaikan pesan singkat itu, telepon seluler milik korban sudah tidak aktif saat coba dihubungi kembali. Dan keesokan harinya atau tepatnya Selasa (2/8) keluarga melaporkan kejadian itu ke polisi.

Dibunuh Sejak 3 Hari Lalu

Tim kedokteran forensik Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi selesai melakukan otopsi terhadap jenazah Wahyuni Simangunsong. Hasil otopsi menunjukkan, pada bagian kepala perempuan muda tersebut terdapat beberapa trauma benda tumpul.

Salah seorang dokter forensik yang melakukan otopsi, Surjit Singh menyatakan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan terhadap jenazah, ditemukan banyak trauma benda tumpul. Terutama di bagian wajah dan leher.
“Ada bekas benturan benda tumpul pada pipi kiri atas dan kanan atas, juga di sekitar bola mata kiri dan kanan. Ada tanda-tanda kekerasan juga pada leher sebelah kiri dan sebelah kanan,” kata Surjit Singh kepada wartawan di RSU dr Pirngadi Medan, Sabtu (6/8).

Selain itu, kata Surjit, ditemukan juga tanda-tanda perlawanan di bagian lengan korban. Dengan semua kondisi itu, diperkirakan korban sudah meninggal dunia dua atau tiga hari yang lalu. Namun Surjit menyatakan pihaknya tidak bisa menyampaikan informasi penyebab pasti kematian korban, karena hal itu menjadi kewenangan penyidik.
“Yang pasti, kematiannya memang tidak wajar,” kata Surjit Singh.

Surjit Singh juga menjelaskan, sejauh ini belum diketahui pasti mengenai tanda-tanda perkosaan. “Belum bisa kita pastikan tanda-tanda perkosaan karena masih kita lakukan pemeriksaan, apalagi hamil, tak ada. Kita masih melakukan pemeriksaan dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian,” ujarnya.

Proses otopsi yang dilakukan dokter forensik ini belum selesai secara keseluruhan, sebab ada beberapa jaringan tubuh yang harus diperiksa secara lebih teliti di bagian Patologi Anatomi. Pasalnya telah terjadi proses pembusukan terhadap tubuh korban.

Usai diotopsi, jenazah Wahyuni Simangunsong seterusnya dibawa ke rumah duka dengan menggunakan ambulans. Sejumlah keluarga korban mengiringi saat jenazah yang sudah dikafani dan diselubungi kain batik itu dinaikkan ke ambulans. (jon/rud/mag-7/rud/uma)

 Pacar Korban Bekerja di Bank Sumut

Hasil wawancara wartawan POSMETRO MEDAN (grup Sumut Pos) di tempat kerja korban di Jalan S Parman Medan dengan petugas sekuriti Nalda menceritakan, Wahyuni br Simangunsong bekerja di Bank BRI Syariah sejak tahun 2008 lalu.

“Ayu sudah bekerja sejak tahun 2008 lalu, pertama kerja dia sebagai teller, namun sejak 8 bulan lalu dia diangkat menjadi fanding officer (FO),”ucap pria bertubuh tinggi itu

Nalda mengatakan korban pernah mengaku mempunyai pacar yang bekerja di Bank Sumut.
“Ayu bercerita kepada teman-temannya, dia mempunyai pacar yang bekerja di Bank Sumut tapi tidak bekerja di Medan melainkan di luar kota,”ujarnya.

Nalda mengungkapkan walaupun korban mempunyai pacar, tapi korban tidak pernah membawa pacarnya dalam acara-acara pesta yang dilakukan oleh teman-temannya.

“Kalau kami melakukan kegiatan seperti karoke dan rekreasi seperti di pantai daerah Namorambe, dia tidak pernah membawa pacar, akan tepai hanya membawa adiknya.

Nalda mengaku korban orangnya selalu tertutup dan selalu memilih-milih teman dalam bergaul.
“Dia orangnya selalu memilih teman dalam bergaul, tidak sembarang orang yang mau ditemaninya,”tambahnya. (ris/smg)

Bukan Hipnotis

Pengamat Hukum Pidana Umum dan Kriminolog dari Fakultas Hukum UMSU Nursarini Simatupang kepada Sumut Pos mengatakan, kejadian yang dialami korban sangat sadis. Dia menduga korban dibunuh oleh orang dekat korban

Pelaku, katanya, hanya ingin menguasai harta korban seluruhnya.
“Saya melihat kejadian ini ada keganjilan dimana laju kendaraan korban sempat dihentikan saat ia pulang ke rumah dari kantor yang mengaku seorang polisi berpakaian preman serta meminta menunjukkan surat-surat kendaraan,” kata Nursarini.

Sedangkan jarak rumah dan kantor masih dalam kota yakni Kota Medan. “Mungkin itu yang menghadang pelakunya orang yang dikenalnya. Tidak mungkin ia mau menghentikan laju mobil yang tidak ia kenal apalagi mengaku oknum polisi,” ujarnya.

Ia berharap, polisi harus bisa mengungkap peristiwa pembunuhan ini karena pelaku sudah berpindah-pindah untuk menhindari pengejaran polisi dan menghilangkan sejumlah barang bukti.
“Trik pelaku pun cukup baik untuk melakukan siasat menghindari dari pengejaran polisi. Tapi saya sangat yakin 100 persen pelakunya adalah orang terdekat korban, bukan hipnotis atau oknum polisi,” pungkasnya. (mag-7/jon)